Sampai ke Bandung, Sejarah Virus Hanta Bermula dari Perang Dunia 1

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Kamis 19 Jun 2025, 13:32 WIB
Petugas medis Rusia saat mengobati tentara Jerman di front timur Perang Dunia I. (Sumber: Wikimedia)

Petugas medis Rusia saat mengobati tentara Jerman di front timur Perang Dunia I. (Sumber: Wikimedia)

AYOBANDUNG.ID - Satu kasus infeksi virus Hanta terkonfirmasi di Kabupaten Bandung Barat, menimpa seorang buruh bangunan berusia 52 tahun berinisial O, warga Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah. Meski tergolong langka di Indonesia, kasus ini menarik perhatian otoritas kesehatan karena dugaan kuat penularan berasal dari gigitan tikus saat pasien tengah bekerja di proyek bangunan di kawasan Ciwidey.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, Ridwan Abdullah Putra, menjelaskan bahwa gejala awal muncul pada 2 Mei 2025. “Pasien mengaku sempat digigit tikus saat bekerja di proyek bangunan tersebut,” ujarnya.

Setelah mengalami demam, nyeri lambung, dan muntah, pasien sempat menjalani pengobatan di beberapa fasilitas kesehatan sebelum dirujuk ke RS Hasan Sadikin, Bandung. Dugaan awal mengarah pada leptospirosis, tapi hasil uji laboratorium dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan menunjukkan positif virus Hanta.

Usai diagnosis terkonfirmasi, Tim Surveilans Puskesmas Ngamprah langsung bergerak melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap lingkungan rumah pasien dan anggota keluarganya.

“Kasus menjadi pengingat penting tentang kesiapsiagaan menghadapi penyakit langka,” kata Ridwan. Tidak ditemukan warga sekitar yang mengalami gejala serupa, dan tindakan cepat ini menjadi kunci utama mencegah penyebaran.

Langkah lanjutan dilakukan oleh tim gabungan dari Dinkes Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dan Kemenkes. Mereka melakukan pengambilan sampel tikus dan celurut dari sekitar pemukiman pasien.

“Pihak Dinkes kerjasama dengan Dinkes Pemprov Jabar dan Kemenkes sudah mengambil beberapa sampel pengerat,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes KBB, Nurul Rasihan.

Dia berkata Kemenkes juga mengadakan edukasi dan sosialisasi bagi petugas kesehatan setempat guna memastikan penanganan lebih dini di kemudian hari. Kabar baiknya, pasien O telah dinyatakan sembuh sepenuhnya.

Lebih Dekat dengan Virus Hanta

Virus Hanta, menurut Kementerian Kesehatan, adalah penyakit yang ditularkan hewan ke manusia (zoonosis). Virus ini ditularkan melalui paparan air liur, urin, atau kotoran hewan pengerat, terutama tikus.

Virus Hanta termasuk dalam kelompok Orthohantavirus. Tikus dan celurut menjadi pembawa utamanya (reservoir). Di Indonesia, jenis tikus yang terkonfirmasi membawa virus ini mencakup Rattus norvegicus (tikus got), R. tanezumi (tikus rumah), R. argentiventer (tikus sawah), hingga Mus musculus (mencit rumah). Tikus-tikus ini tersebar luas di rumah, ladang, hingga hutan.

Penularan terjadi ketika manusia terpapar urin, feses, atau air liur tikus yang mengandung virus—baik melalui kontak langsung dengan kulit yang luka atau membran mukosa (mata, mulut, hidung), maupun lewat partikel debu yang terhirup. Satu hal yang patut dicatat: hingga kini belum ada bukti penularan antar manusia.

Tikus got bisa jadi penyebab virus Hanta. (Sumber: Freepik)
Tikus got bisa jadi penyebab virus Hanta. (Sumber: Freepik)

Virus Hanta bisa menyebabkan dua jenis penyakit utama: Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) dan Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS). HFRS lebih banyak ditemukan di Asia dan Eropa, termasuk Indonesia. Gejalanya bisa muncul 1–2 minggu setelah terpapar. Penderita biasanya mengalami demam, sakit kepala, nyeri punggung atau perut, mual, serta ruam. Dalam kasus berat, dapat terjadi gagal ginjal, pendarahan dalam, dan penurunan tekanan darah.

Varian Seoul virus (SEOV) menjadi yang paling sering ditemukan di Indonesia. Strain ini umumnya menyebabkan gejala sedang, namun tetap bisa berujung fatal jika tidak tertangani. Angka kematian akibat HFRS secara global berkisar antara 5–15%.

Sementara itu, HPS yang banyak ditemukan di Amerika, menyerang paru-paru. Gejala awalnya menyerupai flu: demam, nyeri otot, mual, dan lemas. Namun dalam waktu beberapa hari, penderita bisa mengalami sesak napas parah akibat paru-paru terisi cairan. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat (AS) menyebut sekitar 38% kasus HPS berujung pada kematian. CDC menulis bahwa pasien bisa merasakan sesak seolah “dada dikencangkan saat paru-paru terisi cairan.”

Walaupun kasus virus Hanta pada manusia di Indonesia belum banyak dilaporkan, keberadaan tikus pembawa virus di berbagai wilayah menunjukkan bahwa potensi penyebarannya nyata. Pencegahan pun menjadi kunci.

Beberapa langkah yang disarankan Kementerian Kesehatan adalah menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan alat pelindung saat membersihkan area yang pernah dilewati tikus, dan mengelola sampah dengan baik. Tak kalah penting, hindari menyentuh tikus secara langsung.

Virus Hanta mungkin belum masuk radar penyakit mematikan di Indonesia. Tapi jika dibiarkan tanpa pengendalian, tikus-tikus di sekitar kita bisa jadi pemicu wabah berikutnya.

Sejarah Virus Hanta Ditemukan Sejak 1913

Sejarah virus Hanta bermula bukan di laboratorium, melainkan di medan perang. Risalah Hantaviruses: History and Overview (2001) mencatat virus ini pertama kali diidentifikasi secara ilmiah pada era Perang Korea, awal 1950-an. Sekitar 3.000 tentara AS dan pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengalami gejala berat yang belum dikenali saat itu: demam tinggi, nyeri otot, pendarahan, hingga gagal ginjal.

Tentara Amerika saat Perang Korea. (Sumber: Getarchive)
Tentara Amerika saat Perang Korea. (Sumber: Getarchive)

Belakangan diketahui mereka mengidap HFRS, dan virus penyebabnya diberi nama Hantaan yang mengacu pada Sungai Hantaan di Korea, tempat virus tersebut pertama kali ditemukan.

Walau teridentifikasi di Perang Korea, jejak virus Hanta sebenarnya jauh lebih tua. Sejak 1913, catatan medis di Rusia timur sudah menggambarkan penyakit dengan gejala khas HFRS. “Field nephritis” yang menyerang tentara Sekutu dan Jerman di Flanders pada Perang Dunia I diduga kuat merupakan infeksi Hanta.

Pada dekade 1930-an, tentara Jepang di Manchuria dan tentara Finlandia serta Jerman di Perang Dunia II juga menghadapi penyakit serupa. Bahkan, ada pula dugaan literatur medis Tiongkok abad ke-10 yang boleh jadi menggambarkan bentuk awal penyakit ini.

Terlepas dari banyaknya laporan gejala serupa, virus Hantaan baru berhasil diisolasi pada 1976 dari tikus liar jenis Apodemus agrarius. Hewan ini menjadi reservoir alami, membawa virus tanpa menunjukkan gejala, dan menyebarkannya melalui urin dan feses. Pada 1993, muncul HPS yang menyerang paru-paru secara akut.

Perjalanan virus Hanta tidak berhenti di Asia. Pada 1993, dunia dikejutkan oleh kemunculan HPS yang menyerang paru-paru secara akut di AS. Serangkaian kematian mendadak di wilayah Four Corners akhirnya ditelusuri berasal dari kontak dengan tikus deer mouse. Ini menandai pergeseran perhatian ilmiah terhadap hantavirus dari penyakit ginjal ke infeksi paru mematikan.

Di Indonesia, risalah peneliti Kementerian Kesehatan menyebut keberadaan virus Hanta mulai ditelusuri sejak pertengahan 1980-an lewat survei tikus di pelabuhan Padang dan Semarang. Kasus HFRS pada manusia pertama kali dilaporkan di Yogyakarta pada 1989. Penelitian rumah sakit di Jakarta dan Makassar tahun 2004 menemukan beberapa pasien positif virus Seoul.

Hingga kini, hantavirus tetap menjadi zoonosis yang terlupakan meskipun nyata. Tikus-tikus yang selama ini dianggap hama biasa ternyata bisa membawa virus dengan sejarah panjang—dari perang dunia hingga gang tikus belakang rumah.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Redaksi
Redaksi
Editor
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 21 Sep 2025, 19:16 WIB

Sky Tree dan Fenomena Kafe Estetik di Bandung: Lebih dari Sekadar Tempat Ngopi

Bandung terus melahirkan destinasi baru yang memanjakan mata dan lidah, terutama lewat tren kafe estetik yang kini menjamur di berbagai sudut kota.
Sky Tree Coffee & Eatery. (Sumber: instagram.com/skytreecoffee.bdg)
Ayo Netizen 21 Sep 2025, 19:09 WIB

'Berfoto bersama Idola', Tren Penggunaan Generative AI yang Melanggar Batas Privasi

Tren berfoto bersama idola bukan lagi fantasi fans tapi sudah masuk dalam kategori kekerasan gender berbasis online (KGBO).
Trend Menggunakan Generative AI dengan Idola. (Sumber: Kolase Instagram)
Ayo Biz 21 Sep 2025, 17:16 WIB

Kecantikan Berkelanjutan: Mengapa Skin Quality Kini Jadi Prioritas Utama

Kini masyarakat mulai memahami bahwa mempertahankan kualitas kulit yang sehat dan alami jauh lebih penting untuk jangka panjang.
dr. Marlina, owner Emglow Aesthetic Centre Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 21 Sep 2025, 16:35 WIB

Bandung dan Jazz: Sepuluh Tahun Menjaga Napas Musik yang Merangkul

Di Bandung, musik jazz bukan sekadar genre, namun juga napas yang mengalir di antara lorong-lorong kota, tumbuh bersama komunitas, dan terus berevolusi sebagai bagian dari identitas budaya.
Di tengah arus musik populer dan digitalisasi industri hiburan, komunitas jazz Bandung tetap eksis dan adaptif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 21 Sep 2025, 16:07 WIB

Jejak Sejarah Kelahiran Partai Faisis Indonesia di Bandung, Supremasi ala Pribumi yang Bikin Heboh Wangsa Kolonial

Bandung pernah jadi tempat lahir partai yang menyebut diri fasis. Tapi lebih cepat bubar daripada sempat bikin rapat akbar. Bagaimana ceritanya?
Kongres kedua Partai Indonesia Raya (Parindra) yang berhaluan fasis di Bandung tahun 1939. (Sumber: KITLV)
Beranda 21 Sep 2025, 15:32 WIB

Pengalaman Pemuda Asal Cimahi, dari Telur Rebus di Kawah Tangkubanparahu Hingga Menjejakkan Kaki di Puncak Everest

Pendaki asal Cimahi ini berhasil menorehkan namanya dalam sejarah pendakian Indonesia sebagai salah satu dari sepuluh orang yang menaklukkan 7 Summits.
Sofyan Arif Fesa dan ketiga temannya di Camp III Gunung Everest di ketinggian 7.300 meter di atas permukaan laut. (Sumber: Dokumen pribadi Sofyan Arif Fesa.)
Ayo Netizen 21 Sep 2025, 12:04 WIB

Laboratorium Gunung Api Purba Nglanggeran

Proses terbentuknya Gunung Api Purba Nglanggeran dimulai dari gunung api dasar laut yang terangkat.
Gunungapi purba Nglanggeran dibentuk oleh endapan aglomerat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Beranda 21 Sep 2025, 10:58 WIB

Di Antara Macet dan Ongkos Mahal, Warga Kota Bandung Rindu Transportasi Umum yang Manusiawi

Di balik keluh kesah terjebak macet, ada harapan yang sama-sama disuarakan warga Kota Bandung: transportasi umum yang murah, nyaman, dan bisa diandalkan.
Kota Bandung disebut kota termacet se-Indonesia pada 2024 oleh lembaga riset internasional yang berkantor di Belanda, TomTom. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Netizen 21 Sep 2025, 10:32 WIB

Ijazah, Penting atau Tidak Penting Tergantung dengan Konteksnya

Apabila engkau bukan anak raja atau putra ulama besar maka menulislah. Jika kamu tau ijazah tidak begitu penting di Indonesia maka menulislah juga.
Ijazah sebagai Legalisasi Mahasiswa Baik di Dunia Kerja atau Pendidikan (Sumber: pexels)
Ayo Netizen 21 Sep 2025, 08:06 WIB

Hompimpa, Endog-endogan, Punten Mangga

Semua itu menjadi tanda penting untuk mencegah salah paham, mempererat kekerabatan dan persaudaraan, serta iktiar merawat tradisi dan menjaga harmoni dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mengikuti kegiatan permainan tradisional di SDN 164 Karangpawulang, Jalan Karawitan, Kota Bandung, Kamis 5 Desember 2024. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 20 Sep 2025, 20:11 WIB

Kiat Sukses Manfaatkan Platform Digital untuk Dongkrak Pendapatan UMKM

Pemanfaatan platform digital terbukti menjadi kunci kesuksesan bagi banyak pelaku UMKM di Bandung. Tiga brand lokal, yakni NVSR, ASNH, dan Hoops, menjadi contoh nyata bagaimana keberanian berinovasi
Staf NVSR sedang melakukan Live Streaming produk di platform digital. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 20 Sep 2025, 10:36 WIB

Risol Bandung, Cemilan Paling Hits dan Bikin Ketagihan

Bicara soal jajanan di Kota Kembang memang tak ada habisnya. Salah satu camilan yang selalu punya tempat di hati warganya adalah risol. Camilan berkulit tipis dengan tekstur renyah ini kini hadir deng
Ilustrasi Risol (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 20 Sep 2025, 09:22 WIB

Toko Jamu Babah Kuya, Warisan Obat Herbal Sejak Abad 19

Di balik kesibukan kawasan Pasar Baru, berdiri sebuah toko tua yang masih setia menjaga tradisi pengobatan herbal. Cat kuning di bangunannya menjadi penanda keberadaan Toko Jamu Babah Kuya, yang sudah
Toko Jamu Babah Kuya (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 21:25 WIB

Budaya Overworked di Kalangan Milenial dan Gen Z: Fleksibilitas yang Menyamar Jadi Tekanan

Teknologi yang semestinya memudahkan menjadi sumber tekanan baru. Email, WhatsApp, dan platform kerja digital membuat batas antara jam kerja dan waktu pribadi menjadi kabur.
Fenomena overworked alias bekerja melebihi jam kerja normal kian marak, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang mendominasi industri kreatif dan digital. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 20:14 WIB

Duo Bandung Kembali ‘Mengguncang’ China

Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, diharapkan mampu menunjukkan aksi brilian lagi di China.
Fajar Alfian (depan) Muhammad Shohibul Fikri (belakang). (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 19:57 WIB

Cashless dan Cita Rasa, Ketika UMKM Kuliner Menyatu dengan Teknologi

FKB menjadi panggung kolosal bagi ratusan UMKM kuliner sekaligus laboratorium hidup bagi transformasi digital yang semakin meresap ke sendi-sendi ekonomi lokal.
Fenomena cashless di FKB bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga soal inklusi. Banyak pelaku UMKM yang sebelumnya mengandalkan transaksi tunai kini mulai terbiasa dengan sistem digital.
Ayo Jelajah 19 Sep 2025, 19:17 WIB

Jejak sejarah Perlawanan Rakyat Bandung terhadap Kerja Paksa Koi Era Kolonial

VOC mengubah kopi jadi kewajiban paksa. Bagaimana rakyat Bandung dan Priangan menemukan cara cerdas hingga getir untuk melawan penindasan?
Potret pribumi pekerja kopi di Jawa tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 19:06 WIB

Ledakan Klinik Estetik di Bandung: Antara Tren, Teknologi, dan Filosofi Cantik Bertanggung Jawab

Geliat klinik estetik di Bandung menunjukkan pertumbuhan signifikan, menjawab kebutuhan masyarakat urban yang semakin sadar akan pentingnya perawatan kulit.
Geliat klinik estetik di Bandung menunjukkan pertumbuhan signifikan, menjawab kebutuhan masyarakat urban yang semakin sadar akan pentingnya perawatan kulit. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 18:21 WIB

Menelusuri Keresahan Hati Seniman lewat Karya Selasar Sunaryo Art Space

Keresahan bisa dituangkan dalam bentuk apa pun, salah satunya adalah lukisan dan pahatan yang bertemu di Selasar Sunaryo Art Space.
Sejuta Mata Karya Sunaryo (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 16:25 WIB

3 Kunci Penting Jika Ingin Nyemplung ke Bisnis Fashion

Perjalanan sebuah usaha kecil menengah (UMKM) kerap diwarnai oleh cerita jatuh bangun. Dari keterbatasan modal, tekanan persaingan, hingga tantangan teknologi, semua menjadi bagian dari proses
Produk NVSR (Foto: Instagram NVSR)