Politik Minta Maaf Berhasil Melegalkan Kesalahan para Pemangku Kebijakan

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Selasa 26 Agu 2025, 08:38 WIB
Bupati Pati, Sudewo (tengah). (Sumber: Humas Kabupaten Pati)

Bupati Pati, Sudewo (tengah). (Sumber: Humas Kabupaten Pati)

Kata "Maaf" tidak lagi sakral ketika maknanya justru diperkosa secara gila-gilaan. Bukan hanya digunakan oleh kalangan selebritas, influencer, selebgram tapi oleh mereka para pemangku kebijakan.

Karakteristik masyarakat Indonesia yang mudah memaafkan justru dengan mudah diperalat oleh berbagai macam orang yang memiliki kepentingan. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia pun mudah sekali untuk menghujat sosok yang sebelumnya justru di puja-puja bak dewa alam semesta.

Kelabilan tersebut justru membuat masyarakat Indonesia mudah untuk terombang-ambing, mudah untuk dimanfaatkan dan mudah pula untuk diadu-dombakan.

Meminta maaf dan membuat klarifikasi seolah menjadi jalan damai setelah mengobrak-abrik suatu kebijakan atau nilai sosial hingga agama. Maaf bukan lagi ungkapan tulus untuk mengakui sebuah kesalahan tapi dilontarkan untuk menjaga citra dan jabatan tetap aman. Kata maaf diucapkan lidah bahkan mendahului otak, jadinya yang penting terucap, soal solusi dipikirkan belakangan.

Akuntabilitas menjadi hilang dan yang tersisa hanya jumpa pers dengan senyum tersungging sambil klarifikasi tipis-tipis. Kata maaf menjadi turun kelas karena yang terucap belum tentu dimaknai secara batin. Kata maaf seolah hanya menjadi mantra sakti bagi mereka para pejabat.

Tidak heran ketika kata maaf menjadi tiket murah bagi para pejabat untuk terbebas dari tekanan publik. Cukup dengan satu kata maaf, semua kesalahan yang terucap dilupakan dan dianggap selesai. Maaf seolah menjadi kata ajaib yang dapat mereset semua kesalahan, ketidakadilan dan kejahatan yang merugikan hajat hidup orang banyak. Masihkan kata maaf memiliki nilai kesakralan ?

Permintaan Maaf Nusron Wahid

Beberapa waktu yang lalu pernyataan Nusron Wahid selaku menteri APR BPN sempat membuat geger masyarakat perihal tanah masyarakat yang terlantar akan masuk ke bank tanah sebagai cadangan untuk negara termasuk untuk reforma agraria.

Tapi perlu diketahui ya, tanah itu tidak ada yang memiliki, yang memiliki tanah itu negara, orang itu hanya menguasai. Negara kemudian memberikan hak kepemilikan kepada mereka. Jadi ga ada istilah tanah kalau belum ada SHMnya itu yang memiliki ga ada. Saya mau tanya emang mbahmu, leluhurmu dulu bisa membuat tanah, gak bisa membuat tanah.

Permintaan maaf secara template dengan menghadirkan 40 awak media sambil klarifikasi tipis-tipis ini katanya hanya "BERCANDA". Di tengah kehidupan masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja, justru guyonan tersebut membuat masyarakat semakin resah. Guyonan tersebut nyatanya tidak membuat rakyat tertawa tapi tercengang sampai mengelus dada.

Permintaan Maaf Bahlil Lahadaila terhadap Kasus Kelangkaan LPG 3 Kg

Awal tahun baru 2025 pemerintah mengeluarkan kebijakan perihal pengaturan distribusi gas pada tingkat pengecer. Hal tersebut membuat ketersediaan gas langka di pasaran sehingga banyak masyarakat antri karena hal tersebut. Tujuan mulia itu justru berakhir ricuh ketika ada seorang warga yang meninggal diduga kelelahan karena harus menunggu berjam-jam. Menteri ESDM Bahlil Lahadaila meminta maaf atas nama pemerintah.

Ya kami pemerintah pertama memohon maaf kalau memang betul itu terjadi karena semata-mata kami lakukan demi penataan. Yang kedua kita melakukan perbaikan dan apa yang kita lakukan pagi ini adalah sebagai bentuk respon agar rakyat kita mendapat LPG dengan baik dan gampang

Bebasnya Setya Novanto karena Dianggap Telah Berkelakuan Baik

Setya Novanto baru-baru ini menyita perhatian karena sehari sebelum Indonesia memperingati kemerdekaan yang ke-80, ia mendapatkan privilege bebas bersyarat dengan merujuk pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang pemasyarakatan.

Berdasarkan aturan tersebut narapidana berhak mendapatkan bebas bersyarat sesuai dengan pasal 13 ayat 1. Selanjutnya pada pasal 13 ayat 2 dengan syarat narapidana telah berkelakuan baik, aktif mengikuti program pembinaan dan telah menunjukan penurunan tingkat resiko dan sekurang-kurangnya sudah menjalani 2/3 masa tahanan.

Lagi dan lagi "berkelakuan baik" menjadi alasan seseorang yang sudah membuat kerugian besar terhadap negara dan berdampak pada masyarakat bisa mendapat remisi hukum dengan mudah. Mengambil kutipan judul film komedi satir yang dibuat oleh Deddy Mizwar yaitu "Alangkah Lucunya Negeri Ini"

Batalnya Aksi Demo Pati Jilid 2

Sudewo dan Risma Ardhi Chandra, Bupati dan Wakil Bupati Pati. (Sumber: Instagram.com/@sudewoofficial)
Sudewo dan Risma Ardhi Chandra, Bupati dan Wakil Bupati Pati. (Sumber: Instagram.com/@sudewoofficial)

Bupati Sudewo akhir-akhir menjadi pembicaraan publik berkat kebijakannya menaikan pajak PBB-P2 sebesar 250 persen yang berujung protes keras dari masyarakat. Aksi ini dilatarbelakangi karena adanya tantangan Bupati Sudewo terhadap masyarakat Pati.

Jangan hanya 5000 orang, 50.000 orang suruh kerahkan, saya tidak akan gentar, saya tidak akan merubah keputusan. Dan saya instruksikan semua aparatur pemerintah kabupaten pati tidak boleh ada bargaining apapun. Silahkan kalau ada pihak-pihak yang mau demo silahkan

Janji hanya sekedar janji, Sudewo nampaknya lupa pernah berjanji pada kampanyenya sebelum terpilih sebagai pemimpin kota Pati.

Kalau peningkatan pendapatan asli daerah bertitik tumpu kepada sektor pajak dan retribusi itu sangat kasihan kepada rakyat kabupaten pati. Harus ada upaya-upaya atau skenario yang elegan untuk meningkatkan pendapatan daerah

Bahkan sebelum aksi demo di mulai pada tanggal 13 Agustus 2025, masyarakat Pati berbondong-bondong menyiapkan donasi air mineral sebagai amunisi bagi para demonstran. Aksi ini juga tak lepas dari upaya satpol pp yang ikut menertibkan hingga nyaris terjadi sebuah kericuhan. Meski Sudewo sudah meminta maaf tapi tidak menyulutkan masyarakat untuk tetap turun ke jalanan meminta keadilan di depan gedung kantor bupati.

Awalnya masyarakat hanya menuntut kebijakan kenaikan pajak namun malah berujung pada wacana penglengseran jabatan. Demo Pati digadang-gadang masyarakat sebagai pelopor pertama yang akan menginisiasi kota lain untuk menentang kebijakan para pejabat dengan cara turun ke lapangan. Hal ini terbukti ketika masyarakat Bone Sulawesi Selatan juga melakukan hal yang sama untuk menentang kenaikan pajak PBB-P2.

Dalam aksi demo Pati tersebut ada sosok yang mencuri perhatian yaitu salah satu inisiator demo bernama Ahmad Husein yang dengan gagah berani berbicara dihadapan wajah Sudewo dengan lantang menyampaikan aspirasi masyarakat. Desakan inilah yang membuat Sudewo lagi dan lagi meminta maaf ditengah aksi demo yang berujung ricuh dengan lemparan botol dan sandal.

Bismillahirohmanirrohim ,Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, saya akan berbuat yang lebih baik, terimakasih.

Setelah demo berkahir ricuh dengan penyemprotan gas air mata oleh para aparat. Upaya pemakzulan tersebut mengakibatkan 11 pendemo diamankan petugas kepolisian, bentrokan juga menyebabkan 7 anggota kepolisian terluka akibat lemparan berbagai macam material, sementara 34 pendemo mengalami sesak nafas setelah terdampak gas air mata.

Demo Pati Jilid ke 2 akan dilanjutkan pada tanggal 25 Agustus 2025 untuk menuntut pelengseran bupati karena disinyalir Sudewo tidak berkenan mundur dari jabatannya. Namun tiba-tiba berita mengejutkan datang dari inisiator demo bernama Ahmad Husein yang memutuskan mundur dalam aksi Pati jilid 2 karena sudah berdamai dengan Bupati Sudewo.

Berdasarkan rekaman wawancara yang dilakukan Redaksi Pikiran Rakyat dengan Ahmad Husein yang sudah di posting melalui instagram pada Kamis, 21 Agustus 2025. Dirinya mengaku telah mundur dari aksi demo Pati jilid 2 karena dirinya merasa demo selanjutnya akan ditunggangi politik.

Ahmad juga menuturkan sudah melakukan video call dengan Sudewo dan aspirasi-aspirasinya sudah diterima oleh bupati untuk memaksimalkan pembangunan desa. Sehingga Ahmad mengaku bahwa Sudowe tidak perlu dilengserkan karena sudah menjadi pemimpin yang bisa merangkul masyarakat.

Yang intinya mohon maaf ya mas. Masyarakat Pati Timur Bersatu menyatakan tanggal 25 itu batal. Dan aliansi Warga Pati Bersatu dan saya yang pertama kali buat gak ikut-ikutan masalah hak angket

Pertemuan Ahmad dengan Bupati Sudewo inilah yang membuat masyarakat berspekulasi negatif. Ahmad juga mengungkapkan tidak keberatan jika ada pihak-pihak yang menuduh dirinya menerima suap atau pencairan dana dari Sudewo,

Namun foto yang tersebar antara Ahmad dengan Sudewo terlihat sangat akrab dengan menunjukan kedua ibu jari kehadapan kamera seolah menambah keyakinan masyarakat kalau ada sesuatu dibalik pembatalan aksi demo Pati jilid ke 2.

Kalau kata maaf itu ada harganya, maka penjara pasti penuh, karena permintaan maaf seharusnya tidak cukup untuk mengganti kerugian atau menyelesaikan masalah yang terjadi.

Segala perbuatan semestinya ada konsekuensinya. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 26 Agu 2025, 20:06 WIB

Blunder Pratikno sambil Cengengesan: Saya Agak Ngantuk

Gaya Bahasa Para Pemangku Kebijakan seringkali menjadi sorotan masyarakat.
Menteri Kemenko PMK, Pratikno. (Sumber: Kemenko PMK)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 18:16 WIB

Dari Tradisi ke Prestasi, Long Qing dan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya

Bertahan dengan seni tradisional, kelompok barongsai Long Qing membuktikan bahwa budaya bisa jadi fondasi bisnis yang berkelanjutan dan berdampak luas.
Bertahan dengan seni tradisional, kelompok barongsai Long Qing membuktikan bahwa budaya bisa jadi fondasi bisnis yang berkelanjutan dan berdampak luas. (Sumber: dok. kelompok barongsai Long Qing)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 18:01 WIB

Raya, Bukti Nyata Potret Buram Penanganan Kesehatan di Negeri Ini

Raya seorang balita berusia 4 tahun asal Kabupaten Sukabumi menjadi bukti nyata potret buram bagaimana penanganan kesehatan di negeri ini
Raya, balita di Sukabumi yang meninggal akibat cacingat akut. (Sumber: Screenshoot Video Rumah Teduh)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 17:07 WIB

Bayar Seikhlasnya Tak Selalu Mulus, Pelajaran dari Me Time Cafe

Membawa semangat inklusif, eksperimen berani Me Time Cafe untuk menerapkan sistem “bayar seikhlasnya” jadi batu sandungan dalam merintis bisnis kuliner.
Membawa semangat inklusif, eksperimen berani Me Time Cafe untuk menerapkan sistem “bayar seikhlasnya” jadi batu sandungan dalam merintis bisnis kuliner. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 16:00 WIB

Jati Kasilih ku Junti: Nasib Kebudayaan Sunda dari Krisis Pangan

Sebuah refleksi tentang kebudayaan Sunda yang lahir dari ladang kini tergerus.
Ilustrasi orang Sunda. (Sumber: Unsplash/Mahmur Marganti)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 15:30 WIB

Batik Tulis Kaki dan Ayu Tri Handayani, Menenun Harapan Lewat Canting di Ujung Kaki

Ayu membuktikan bahwa kreativitas dan ketekunan mampu menembus batas fisik, bahkan melahirkan karya seni yang memikat hati banyak orang.
Ketika sebagian orang melihat keterbatasan sebagai penghalang, Ayu Tri Handayani menjadikannya sebagai titik awal untuk berkarya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 14:13 WIB

Bolu Pisang Bu Wita, Oleh-Oleh Legendaris yang Jadi Buruan Pelancong di Bandung

Bandung punya banyak oleh-oleh yang selalu jadi buruan pelancong. Salah satunya adalah Bolu Pisang Bu Wita, kue berbahan dasar pisang yang kini menjadi ikon oleh-oleh khas kota kembang.
Bolu Pisang Bu Wita (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 12:11 WIB

Demi Keamanan, Jangan Asal Pilih Sepatu Gunung

Sepatu gunung berfungsi melindungi kaki sekaligus menunjang keselamatan saat mendaki atau berjalan di medan berat. Dibuat dengan material yang lebih tebal dan kuat, sepatu ini mampu melindungi kaki da
Ilustrasi Foto Sepatu Gunung. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 10:46 WIB

Mamata, Tas Handmade Cantik dari Limbah Kain

Bermula dari hobi merajut, Ondang Dahlia mendirikan Mamata, sebuah UMKM yang memproduksi tas ramah lingkungan berbahan kain sisa. Nama Mamata sendiri diambil dari singkatan 'mamahnya Ata', putri semat
Tas Mamata. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 10:21 WIB

63 Tahun TVRI: Antara Nostalgia dan Tantangan Relevansi

Dulu sekali, saat satu-satunya tontonan adalah TVRI, maka setiap rumah memutarnya.
Televisi Republik Indonesia (TVRI). (Sumber: TVRI)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 08:38 WIB

Politik Minta Maaf Berhasil Melegalkan Kesalahan para Pemangku Kebijakan

Kata maaf seolah menjadi mantra sakti bagi para pejabat yang salah berucap atau membuat kebijakan secara asal-asalan.
Bupati Pati, Sudewo (tengah). (Sumber: Humas Kabupaten Pati)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 20:20 WIB

Menyikapi Rasa Sepi yang Berujung Haus Validasi lewat Film 'Tinggal Meninggal'

Film Tinggal Meninggal menjadi repesentasi dari fenomena manusia di zaman ini.
Film Tinggal Meninggal (Sumber: Imajinari Pictures)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 18:15 WIB

Menanam Bisnis dari Tanah Kosong: Komunitas 1.000 Kebun dan Ekonomi Hijau di Bandung

Dari hasil panen, komunitas ini membangun Warung 1.000 Kebun, ruang transaksi yang menjual produk organik langsung dari tangan petani kota kepada konsumen.
Komunitas 1.000 Kebun lahir dari keresahan akan gaya hidup urban yang semakin jauh dari alam. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 17:17 WIB

Myloc Coffee & Cafe: Ketika Warna, Musik, dan Rasa Menyatu di Jantung Braga

Bandung memang kota kuliner tapi Myloc menunjukkan bahwa kuliner bukan hanya soal rasa tapi juga medium ekspresi hingga ruang nostalgia.
Bandung memang kota kuliner tapi Myloc menunjukkan bahwa kuliner bukan hanya soal rasa tapi juga medium ekspresi hingga ruang nostalgia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 15:30 WIB

Dari Serum ke Klinik, Adeeva dan Gelombang Baru Bisnis Kecantikan di Bandung

Di tengah geliat industri kecantikan yang terus berkembang, Kota Bandung menjelma menjadi salah satu pusat tren perawatan kulit di Indonesia.
Di tengah geliat industri kecantikan yang terus berkembang, Kota Bandung menjelma menjadi salah satu pusat tren perawatan kulit di Indonesia. (Sumber: dok. Adeeva Aesthetic Clinic)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 15:29 WIB

Diajar Biantara, Ngarasa Reueus Bahasa Sunda

Sabtu Lalu perlombaan Biantara Putra (Pidato Bahasa Sunda) dalam ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Kecamatan Cileunyi kelar digelar.
Poster Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang berlangsung di berbagai daerah. (Sumber: Youtube/Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 14:34 WIB

Menilik Kasus Pernikahan Anak KDM: Hukum Tajam ke Bawah dan Tumpul ke Atas?

Kasus hajatan Gubernur KDM yang memakan korban menggantung. Tak jelas seperti apa penyidikannya. Situasi akan beda jika rakyat biasa yang alaminya.
Tangkapan layar kekacauan pesta pernikahan anak KDM di Garut. (Sumber: Istimewa)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 13:02 WIB

Lumpia Basah Bandung, Kuliner yang Sulit Ditemukan di Kota Lain

Bandung terkenal dengan jajanan tradisional yang selalu dirindukan. Salah satunya adalah lumpia basah, kudapan sederhana dengan isian bengkuang, tauge, dan telur, dibalut kulit lembut lalu disiram sau
Ilustrasi Foto Lumpia Basah (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 11:44 WIB

Ngopi Sambil Menikmati Suasana Vintage di Roemah Sangrai Tua

Di tengah ramainya Dago, Bandung, ada sebuah kedai kopi baru yang sedang jadi perbincangan. Bukan semata karena racikan kopinya, melainkan suasana yang membuat siapa pun serasa melangkah mundur ke mas
Kopi di Rumah Sangrai Tua (Foto: Dok. Rumah Sangrai tua)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 09:48 WIB

Kritik Sosial Pram terhadap Kondisi Indonesia Era 50-an

Keterbatasan di balik jeruji dan pengasingan justru membuat Pram banyak melahirkan karya luar biasa yang bisa dinikmati.
Midah Si Gadis Bergigi Emas (Sumber: Dinas Arsip dan Perpustakaan Bandung)