Belakangan ini sering terdengar gaya komunikasi para pejabat publik di era kepemimpinan Prabowo Subianto yang tak luput dari kontroversi, lantaran pernyataan tersebut seringkali blunder.
Di awal tahun 2025 misalnya, ketika #KaburAjaDulu menjadi ramai kembali setelah Wamenaker Noel Ebenezer menanggapi fenomena tersebut dengan mengatakan"Kabur Aja Jangan Balik Lagi". Sepertinya Noel tidak paham konteks kabur aja dulu yang disuarakan rakyat, ini bukan berarti benar-benar datang dari hati. #KaburAjaDulu merupakan bentuk protes bagi pemerintah yang kian tidak memberikan solusi bagi pengangguran di Indonesia.
Sementara itu berdasarkan wawancara yang dilakukan pihak tempo.com, Juru Bicara PDIP, Guntur Romli menilai bahwa komen wamenaker tidak mencerminkan pejabat melainkan sekelas dengan buzzer, seharusnya Noel bisa lebih bijak dalam merespon aspirasi masyarakat. Menurut Guntur #KaburAjaDulu merupakan bentuk kekecewaan dan kritik dari WNI terkait permasalahan di dalam negeri.
Pada kasus lain justru wamenag melegalkan budaya preman berkedok ormas dengan menanggapi pernyataan terkait dengan THR seperti demikian "Sudah Budaya Lebaran". Sangat disayangkan ketika ucapan tersebut keluar dari staff Kementrian Agama. Terlebih di Indonesia sendiri agama masih menjadi suatu pegangan teguh yang menjadi prinsip hidup.
Wamenag Raden Muhammad Syafi'i justru menilai bahwa fenomena THR merupakan budaya yang lumrah terjadi di Indonesia dan bukan suatu hal yang perlu dipersoalkan. Seorang pengamat kebijakan publik dari Interest Group Agus Pambagio justru menilai bahwa fenomena THR berakar dari permasalahan ekonomi.
Menurutnya fenomena ini terjadi karena banyak masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Hal ini juga diperparah dengan adanya PHK. Agus sangat menyayangkan pernyataan tersebut keluar dari seorang wamenag yang justru seolah merendahkan bangsa ini.
Hal konyol lain datang dari pernyataan Kepala Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi mengenai teror kepala babi yang dikirm ke Redaksi Tempo. Awalnya seorang jurnalis tempo bernama Francisca Christy Rosana alias Cica mendapatkan sebuah paket yang langsung diterima oleh sekuriti gedung. Kepala babi dengan telinga yang terpotong dan penuh darah dengan aroma yang busuk , terpampang nyata setelah Cica membuka bungkusan stirofoam.

Lucunya Hasan Nasbi merespons teror tersebut dengan nirempati sehingga pernyataannya menuai sorotan dari berbagai. Hasbi justru menanggapi dengan ucapan penuh komedi "Sudah dimasak Saja".
Eks Menteri Susi Pudjiastuti menanggapi cuitan tersebut lewan akun x nya.
"Ignorance !!!!!, he has to stop represent goverment talking in public" sambil tag akun Prabowo Subianto.
Teranyar adalah cara Menteri Kemenko PMK Pratikno dalam menanggapi pertanyaan wartawan ketika diminta pandangannya terhadap kasus raya, balita 4 tahun asal Sukabumi yang baru saja meninggal karena infeksi TBC dan cacing gelang.
Nahasnya Pratikno menanggapi situasi duka dengan ucapan yang jauh dari rasa empati
"Tapi detailnya nanti di Kemenkes ya. Mba kan lihat Saya Ini Agak Ngantuk, Ha...Ha..Haa."
Pernyataan yang dianggap cengengesan tersebut langsung menjadi sorotan netizen pada setiap kolom komentar yang ada di media sosial.
Komentar lainnya datang dari netizen yang menunjukkan bagaimana suatu pandangan harusnya disampaikan.

Komentar di atas justru dipandang lebih bertika dibandingkan yang dituturkan oleh Pratikno.
Jadi sebetulnya siapa yang jadi Pejabat di negeri ini ?
Jangan-jangan selama ini, sebetulnya "Pejabat yang Tertukar", karena realitasnya seringkali rakyat sedikit lebih berpikir jernih dan tau kapan harus berempati dibandingkan dengan para pemangku kebijakan. (*)