Tiga Puluh menit dari kabupaten Bandung terdapat sebuah kafe dengan pemandangan asri. Sawah-sawah hijau luas sepanjang mata memandang. Lalu tiba-tiba bisa menguning ketika masa panen akan datang. Gemercik air terdengar di tengah sepi, saat sepanjang aliran sungai bernama Cisangkuy memancarkan keeksotisannya.
La Cabin Cafe & Resto, merupakan sebuah kafe dengan pemandangan alam yang masih asri. Berlokasi di Jl. Babakan Cianjur Rt.02 Rw.03, Malasari, Kec. Cimaung, Kab. Bandung Jawa Barat.
Sepanjang perjalanan menuju lokasi ini akan melewati pemukiman warga, pesawahan juga beberapa pohon yang menjulang cukup tinggi. Akses jalan sebagian besar sudah terbuat dari aspal, meski masih ada beberapa berlubang dan tak kunjung mendapat perbaikan.
Di pintu masuk terdapat gapura mirip dengan ornamen khas Ubud Bali. Di tengah terdapat ruangan kaca untuk pemesanan. Berdampingan dengan undakan panggung kecil yang sepertinya digunakan untuk live musik.
Ada beberapa spot yang bisa dipilih saat berkunjung kemari. Lantai dua dengan ornamen kayu yang cocok untuk private dan acara keluarga. Sementara pada bagian bawah terdapat meja dengan konsep lesehan beralaskan rumput sintesis.
Sambil menunggu makanan berat, saya memesan tempe mendoan dengan sambal kecap dan potongan cabe rawit. Ditemani segarnya es kuwut khas bali. Tiga puluh menit kemudian satu piring Nasi Goreng La Cabin dengan bumbu segar dari cikur juga rasa gurih dari bumbu rahasia cukup memanjakan lidah.
Sambil sesekali memandang hijaunya sawah, membuat diri merenung dan mensyukuri kehidupan yang diberikan sampai detik ini. Ditutup dengan dessert manis ala La Cabin bernama "La Cabin Coconute, berisi beberapa potongan buah segar dan manis, varian rasa dari ice cream juga dipercantik dengan sprinkle berwarna-warni.

Makan di sini cukup menyenangkan, suasana yang tenang, alunan musik yang membuat rileks dan pemandangan yang begitu memanjakan mata.
Sayangnya ketika makan terdapat cukup banyak lalat yang beterbangan. Kondisi ini cukup mengganggu karena makan terasa buru-buru. Mungkin kedepannya kafe bisa menyediakan lilin di tengah meja hidangan untuk meminimalisir jumlah lalat yang ada.
Serunya berkunjung ke La Cabin adalah bisa menyapa warga sekitar yang sedang bertani. Melihat anak-anak kecil yang bermain air disekitaran sungai, rasanya seperti pulang ke kampung halaman.
Berada di bawah jembatan tak kalah seru, rasanya seperti nonton film Si Bolang (Si Bocah Petualang). Bisa blusukan tapi bukan ke gorong-gorong seperti para birokrat.
Blusukan kali ini cukup sederhana, hanya ingin menyapa rerumputan kering di pinggir jalan yang membawa akses menuju pinggir sungai. Bukan untuk mencari atensi warga sekitar tapi murni hanya ingin menikmati alam yang sudah disuguhkan oleh Tuhan.

Mengambil sebuah pose di Jembatan Jagabaya menjadi sebuah kenangan yang patut untuk di coba. Jembatan ini dibuat untuk menghubungkan Desa Jagabaya dengan Desa Mulyasari.
Berdasarkan informasi dari warga setempat jembatan ini sangat berguna sebagai aksesibilitas masyarakat untuk menuju lahan pertanian, sekolah, pesantren dan kegiatan muamalah berupa komoditas sayuran antar desa. (*)