Hati-Hati dengan Lisan, Jangan Ngasal

Encep Dulwahab
Ditulis oleh Encep Dulwahab diterbitkan Minggu 31 Agu 2025, 11:20 WIB
Pengunjuk rasa melempari gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung saat melakukan unjuk rasa pada Jumat, 29 Agustus 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Pengunjuk rasa melempari gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung saat melakukan unjuk rasa pada Jumat, 29 Agustus 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Indonesia kembali ternoda. Kali ini dinodai oleh segelintir wakil rakyat dengan lisannya. Noda ini membuat rakyat kecewa dan marah. Jangan salahkan rakyat kalau memberikan pelajaran dengan cara rakyat.

Rakyat ingin mengajarkan cara komunikasi  para wakil yang kepadanya rakyat banyak berharap. Berbagai kritik lunak dan santun sudah rakyat sampaikan, namun rupanya tidak ada perubahan, maka kekerasan pun menjadi solusi alternatif yang rakyat pilih. 

Bukan tidak alasan rakyat geram dan marah besar. Rakyat sudah menerima dengan lapang atas berbagai kebijakan dan program. Rakyat sudah bersabar melihat berbagai tindak korupsi yang dilakukan para wakilnya.

Namun ketika hati dan nuraninya tersakiti terus terusan dengan perkataan dari para wakil—yang notabene sudah dibantu untuk duduk di parlemen untuk menyuarakan suara rakyat—maka rakyat pun tidak segan untuk memberi pelajaran cara berkomunikasi yang baik tanpa harus menyakiti. 

Para wakil dan para pejabat yang tidak bisa menjaga ucapannya harusnya belajar dari berbagai kasus. Siapa pun yang tidak menjaga lidahnya, maka kehancurannya tinggal menunggu waktu. Tidak hanya kehancuran untuk dirinya sendiri, akan tetapi kehancuran pada yang lain, sebagai imbas dari perkataan yang tidak pantas. 

Saat ini kita bisa menyaksikan bagaimana kekuatan perkataan yang bisa mengubah situasi yang tentram menjadi situasi yang tidak terkendali. Berawal dari ucapan beberapa wakil rakyat yang merespon kritikan rakyat, yang akhirnya memicu amarah rakyat.

Anggota dewan yang dikritik karena joget-joget setelah mendapatkan kenaikan pendapatan di tengah rakyat yang kehilangan pekerjaan. Beberapa wakil rakyat itu malah seenaknya merespons, yang bahkan respons yang diberikannya membuat hubungan wakil dengan rakyat semakin runcing.

Seperti ucapan, “Jangan bandingkan gaji DPR dengan rakyat jelata, itu sesat logika". Ada juga pernyataan “Orang yang ingin membubarkan DPR adalah orang yang tolol sedunia”. 

Akibat dari asal ucap, atau ucapan yang tidak terkontrol karena arogansi kekuasaan, rakyat pun sadar rupanya harus dengan kekuatan untuk mengingatkannya. Tidak segan rakyat pun menggeruduk gedung DPR RI dan DPRD.

Dampaknya konflik antara pendemo dengan brimob, bahkan ada ojol yang meninggal, dan katanya ada juga anggota brimob yang sakit dan kritis akibat amukan massa. Konflik pun melebar, yang awalnya ke DPR, jadi meluas ke Brimob, Polri dan sebagainya. 

Anggota dewan pusat ataupun di daerah mana, sudah seharusnya menyadari kalau bicara jangan asal bunyi dan seenaknya. Sebaiknya saring sebelum sharing. Pikir matang sebelum dikeluarkan. Karena kalau sudah dikeluarkan, bisa menjadi viral dan menjadi alat bukti sewaktu-waktu bisa menjadi bumerang.

Jangan lupa diri dan mentang-mentang memiliki alat kekuasaan, kalau rakyat sudah berkehendak maka tidak akan ada kekuasaan yang bisa mengalahkannya. 

Bukan kali ini, beberapa periode sebelumnya membuktikan bagaimana kekuasaan bisa dikalahkan oleh kekuatan rakyat, karena rakyat ternoda dengan pernyataannya yang asal ucap.

Aksi solidaritas atau unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat kian memanas menjelang petang. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Aksi solidaritas atau unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat kian memanas menjelang petang. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Seperti Arteria Dahlan (Anggota DPR) tahun 2022, yang pernyataan soal penggunaan bahasa Sunda dalam rapat resmi kejaksaan yang dianggap tidak pantas. Arteria Dahlan pun dikecam masyarakat Sunda, dan didesak untuk meminta maaf sampai diminta untuk dipecat dari anggota DPR nya.

Kemudian Basuki Tjahaja Purnama atau yang populer dengan sebutan Ahok, yang waktu itu sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 2016, yang pernyataannya membuat umat muslim marah tentang Surat Al-Maidah 51. Dampaknya Ahok dilaporkan ke polisi dengan tuduhan telah menistakan agama Islam. Gara-gara pernyatannya yang kontroversi, Ahok pun dipenjara. Dan masih ada beberapa kasus lainnya yang tergelincir oleh ucapannya sendiri.  

Siapa pun, menurut Johannesen, Valde, dan Whedbee (2008) ketika berkomunikasi harus melihat komunikasi etisnya,  yang mengedepankan respek pada orang lain. Jangan menganggap orang lain remeh atau rendah,  bodoh, apalagi tolol.

Dalam berbicara kita harus mempertimbangkan konsekuensi moral dari pesan yang kita sampaikan. Pernyataan kita itu adalah cerminan mental, watak, dan akhlak kita. 

Alberti dan Emmons (2008) berpesan pada kita untuk berkomunikasi dengan melibatkan perasaan, pikiran secara terbuka dan tanpa melanggar hak orang lain. Betapa pentingnya kita ketika berbicara dengan hati-hati, dan tidak menyakiti orang yang diajak bicara. Betapa pentingnya pengendalian diri dalam berkomunikasi.

Oleh karenanya, ketika emosi sedang menguasai pikiran, sebaiknya diam saja dulu, baru ketika pikiran sudah menguasai emosi kita bisa bicara. Kalau bicaranya terus-terusan menyakiti perasaan rakyat, jangan berharap didengar dan didukung oleh rakyat, malah masa depannya akan kiamat. Wakil rakyat dipilih oleh rakyat, maka baik-baiklah berkomunikasi dengan para pemilik gedung DPR dan DPRD. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Encep Dulwahab
Dosen Ilmu Komunikasi UIN Bandung
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 19 Okt 2025, 13:59 WIB

Hikayat Kasus Pembunuhan Grutterink, Landraad Bandung jadi Saksi Lunturnya Hegemoni Kolonial

Kisah tragis Karel Grutterink dan Nyai Anah di Bandung tahun 1922 mengguncang Hindia Belanda, mengungkap ketegangan kolonial dan awal kesadaran pribumi.
De Preanger-bode 24 Desember 1922
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 13:19 WIB

Si 'Ganteng Kalem' Itu Bernama Jonatan Christie

Jojo pun tak segan memuji lawannya yang tampil baik.
Jonatan Christie. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 12:15 WIB

Harapan Baru Prestasi Bulu Tangkis Indonesia

Kita percaya PBSI, bahwa pemain yang bisa masuk Cipayung memang layak dengan prestasi yang ditunjukan secara objektif.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:47 WIB

Bandung dan Tantangan Berkelanjutan

Dari 71 partisipan UI GreenCityMetric, hanya segelintir daerah yang dianggap berhasil menunjukan arah pembangunan yang berpihak pada keberlanjutan.
Berperahu di sungai Citarum (Foto: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:00 WIB

Menyoal Gagalnya Bandung Raya dalam Indeks Kota Hijau

Dalam dua dekade terakhir, kawasan metropolitan Bandung Raya tumbuh dengan kecepatan yang tidak diimbangi oleh kendali tata ruang yang kuat.
Sampah masih menjadi salah satu masalah besar di Kawasan Bandung Raya. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdallah)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 08:41 WIB

Bandung, Pandawara, dan Kesadaran Masyarakat yang Harus Bersinergi

Untuk Bandung yang maju dan berkelanjutan perlu peran bersama untuk bersinergi melakukan perubahan.
Aksi Pembersihan salah satu sungai oleh Pandawara Group (Sumber: Instagram | Pandawaragroup)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 19:38 WIB

Antrean iPhone 17 di Bandung: Tren Gaya Hidup atau Tekanan Sosial?

Peluncuran iPhone 17 di Indonesia kembali memunculkan fenomena sosial yang tak asing, yakni antrean panjang, euforia unboxing, dan dorongan untuk menjadi yang pertama.
Peluncuran iPhone 17 di Indonesia kembali memunculkan fenomena sosial yang tak asing, yakni antrean panjang, euforia unboxing, dan dorongan untuk menjadi yang pertama. (Foto: Dok. Blibli)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 18:47 WIB

Sportainment di Pusat Perbelanjaan Bandung, Strategi Baru Menarik Wisatawan dan Mendorong Ekonomi Kreatif

Pusat perbelanjaan kini bertransformasi menjadi ruang multifungsi yang menggabungkan belanja, rekreasi, dan olahraga dalam satu pengalaman terpadu.
Pusat perbelanjaan kini bertransformasi menjadi ruang multifungsi yang menggabungkan belanja, rekreasi, dan olahraga dalam satu pengalaman terpadu. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 17:31 WIB

Dapur Kolektif dan Semangat Komunal, Potret Kearifan Kuliner Ibu-Ibu Jawa Barat

Majalaya, sebuah kota industri di Jawa Barat, baru-baru ini menjadi panggung bagi kompetisi memasak yang melibatkan ibu-ibu PKK dari berbagai daerah di Bandung.
Majalaya, sebuah kota industri di Jawa Barat, baru-baru ini menjadi panggung bagi kompetisi memasak yang melibatkan ibu-ibu PKK dari berbagai daerah di Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 20:21 WIB

'Bila Esok Ibu Tiada': Menangis karena Judul, Kecewa karena Alur

Ulasan film "Bila Esok Ibu Telah Tiada" (2024). Film yang minim kejutan, tapi menjadi pengingat yang berharga.
Poster film "Bila Esok Ibu Telah Tiada". (Sumber: Leo Pictures)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 19:36 WIB

Balakecrakan Menghidupkan Kembali Rasa dan Kebersamaan dalam Tradisi Makan Bersama

Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa.
Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 18:10 WIB

Gen Z Mengubah Musik Menjadi Gerakan Digital yang Tak Terbendung

Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati.
Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati. (Sumber: Freepik)
Ayo Jelajah 17 Okt 2025, 17:36 WIB

Sejarah Panjang Hotel Preanger Bandung, Saksi Bisu Perubahan Zaman di Jatung Kota

Grand Hotel Preanger menjadi saksi sejarah kolonial, revolusi, hingga kemerdekaan di Bandung. Dari pesanggrahan kecil hingga ikon berusia seabad.
Hotel Preanger tahun 1930-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 17:15 WIB

Lengkong Bergerak dari Kampung Kreatif Menuju Destinasi Wisata Urban

Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya.
Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:33 WIB

Tunjangan Rumah Gagal Naik, Dana Reses DPR RI Justru Melambung Tinggi

Tunjangan rumah yang gagal dinaikkan ternyata hanya dilakukan untuk meredam kemarahan masyarakat tapi ujungnya tetap sama.
Gedung DPR RI. (Sumber: Unsplash/Dino Januarsa)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:04 WIB

Lagi! Otak-atik Ganda Putra, Pasangan Baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat Bikin BL Malaysia Marah

PBSI melalui coach Antonius memasangkan formula pasangan baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: PBSI)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:38 WIB

Meneropong 7 Program Pendidikan yang Berdampak Positif

Pendidikan yang bermutu harus ditunjang dengan program-program yang berkualitas.
Anak sekolah di Indonesia. (Sumber: indonesia.go.id)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:13 WIB

Hantu Perempuan di Indonesia adalah Refleksi dari Diskriminasi

Sejauh ini sebagian perempuan masih hidup dengan penderitaan yang sama, luka yang sama, dan selalu mengulang diskriminasi yang sama.
Perempuan dihidupkan kembali dalam cerita tapi bukan sebagai pahlawan melainkan sebagai teror. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:55 WIB

Cikandé, Cekungan seperti Karung

Toponimi Cikandé langsung populer ketika kasus pencemaran zat radioaktif Cesium-137 terungkap.
Citra satelit Kampung Cikandé, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:20 WIB

Braga dan Kopi Legenda

Sejarah kopi di Jalan Braga Bandung erat kaitannya dengan sejarah Jalan Braga itu sendiri pada era kolonial Belanda.
Warung Kopi Purnama di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com)