Dampak Kemarau Basah pada Potensi Produksi Pangan

Suparna
Ditulis oleh Suparna diterbitkan Senin 08 Sep 2025, 15:15 WIB
Ilustrasi kemarau di masa panen. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

Ilustrasi kemarau di masa panen. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

Badan Pusat Statistik (BPS) awal September ini merilis bahwa produksi padi sepanjang Januari-Juli 2025 mencapai 38,07 juta ton, atau setara dengan 21,93 juta ton beras.

BPS juga memperkirakan produksi padi mencapai 15,80 juta ton pada Agustus–Oktober 2025 mendatang (9,11 juta ton beras). Namun, perkiraan tersebut dihadapkan pada tantangan baru yaitu fenomena kemarau basah.

Hal ini tentu akan berpengaruh pada potensi produksi pangan sebagai upaya mencapai program kemandirian atau swasembada pangan di Indonesia.

Dalam rangka mencapai kemandirian pangan nasional, Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah menetapkan program utama berupa peningkatan hasil produksi padi. Proyeksi produksi beras pada tahun 2025 ditetapkan sebesar 32,83 juta ton.

Pencapaian target tersebut didukung melalui berbagai program strategis lainnya, meliputi maksimalisasi area persawahan eksisting dan pembukaan areal persawahan baru, persiapan varietas benih berkualitas tinggi, pengadaan peralatan serta mesin pertanian untuk tahap prapanen, distribusi pupuk bersubsidi, dan pengembangan sistem pertanian modern melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia petani.

Meski demikian, implementasi di lapangan seringkali tidak selaras bahkan dapat menyimpang jauh dari kalkulasi matematis dalam perencanaan. Kondisi cuaca dan iklim menjadi tantangan utama selain gangguan organisme pengganggu tanaman dan penyakit.

Fenomena kemarau basah yang terjadi tidak hanya meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, namun juga memberikan dampak signifikan pada sektor pertanian, khususnya kegagalan masa tanam dan panen.

Prediksi BMKG menunjukkan bahwa kemarau basah akan berlanjut sampai Oktober 2024. Sejumlah petani mengalami kerugian finansial akibat kesalahan prediksi. Mereka memperkirakan intensitas hujan akan berkurang sesuai pola normal, namun kenyataannya menghadapi curah hujan intensif yang mengakibatkan genangan di lahan pertanian.

Konsekuensinya, banyak petani merasa ragu untuk memulai penanaman atau bahkan mengalami gagal panen total. Walaupun begitu, kemarau basah memberikan kesempatan positif bagi wilayah yang selama ini mengalami defisit air. Di kawasan yang bergantung pada air hujan, intensitas curah hujan yang tinggi dapat mendukung ketersediaan air untuk aktivitas pertanian.

Meskipun demikian para petani diharapkan tetap merasakan manfaat dari kondisi kemarau basah yang terjadi sejak awal Juni. Meskipun masuk musim kemarau, curah hujan ringan yang masih turun dianggap membantu menjaga kelembapan tanah serta memperlancar pertumbuhan tanaman.

Fenomena ini tidak hanya mengurangi beban biaya irigasi, tetapi juga berpotensi meningkatkan hasil panen di beberapa komoditas tertentu. Kondisi ini menjadi peluang penting untuk mengejar target produksi yang hingga pertengahan tahun ini masih tertinggal.

Ilustrasi kemarau di masa panen. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ilustrasi kemarau di masa panen. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

Curah hujan ringan mampu menjaga struktur tanah tetap ideal untuk proses pemupukan dan pertumbuhan akar, serta membantu menjaga daun tetap segar dan mencegah kerontokan calon buah. Kondisi tersebut mendorong petani untuk tetap menanam dan mempercepat siklus tanam tanpa menunggu datangnya musim hujan berikutnya.

Untuk mengantisipasi dampak negatif kemarau basah, kita perlu mendorong sejumlah langkah strategis.

Pertama, pentingnya sistem prediksi cuaca yang lebih detail hingga wilayah administrasi terkecil, agar petani bisa mengambil keputusan yang tepat.

Kedua, edukasi yang masif kepada masyarakat, khususnya petani, terkait penyesuaian diri terhadap anomali iklim. Penyuluh pertanian sangati berperan krusial untuk menyampaikan informasi ini secara berkelanjutan.

Ketiga, perlu adanya skema perlindungan seperti asuransi pertanian untuk menekan kerugian akibat gagal panen.

Keempat, kesiapan infrastruktur pendukung seperti pompa untuk irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan kuarter untuk menjamin ketersediaan air bila curah hujan minim, serta penggunaan benih tahan genangan seperti varietas Inpara atau Inpari juga penting dikedepankan.

Kelima, terkait kebijakan jangka panjang, strategi mitigasi dan perlindungan petani dari pemerintah yang menyentuh langsung kondisi petani di lapangan. Penting juga sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga dan menjamin upaya peningkatan produksi beras.

Semoga kemarau basah tahun ini tetap bisa menjadi keuntungan positif bagi pertanian di Indonesia, sehingga capaian surplus stok beras tetap terjaga atau bahkan bisa ditingkatkan lagi sampai akhir tahun ini.

Oleh karena itu, stok Perum Bulog sebaiknya sebagian segera dilepas ke pasar guna menjaga ketersediaan pasokan, menghindari penumpukan di gudang, menjaga kestabilan harga beras, serta mengurangi risiko penurunan mutu beras yang dapat membebani Bulog. Stok beras nasional saat ini mencapai 4 juta ton, tertinggi dalam 57 tahun terakhir.

Ketahanan pangan memegang peranan vital tidak hanya untuk kemandirian suatu bangsa, namun juga memberikan pengaruh signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan kontrol laju inflasi.

Data inflasi Indonesia menunjukkan angka 2,31 persen (year-on-year) pada Agustus 2025, walaupun mengalami penurunan dibandingkan periode Juli 2025. Statistik ini mengindikasikan bahwa tingkat harga cenderung stabil, namun komoditas pangan terutama beras, bawang merah, dan cabai merah masih menunjukkan indikasi kenaikan harga. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Suparna
Tentang Suparna
@ayobandung
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 01 Nov 2025, 12:51 WIB

Menanam Masa Depan, Mustika Arsri dan Revolusi Teknologi di Ladang Petani Muda

Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur.
Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur. (Sumber: dok Habibi Garden)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 21:42 WIB

Hikayat Skandal Kavling Gate, Korupsi Uang Kadeudeuh yang Guncang DPRD Jawa Barat

Saat uang kadeudeuh jadi bencana politik. Skandal Kavling Gate membuka borok korupsi berjamaah di DPRD Jawa Barat awal 2000-an.
Gedung DPRD Jawa Barat.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 20:26 WIB

Berkunjung ke Perpustakaan Jusuf Kalla di Kota Depok

Perpustakaan Jusuf Kalla bisa menjadi alternatif bagi wargi Bandung yang sedang berkunjung ke luar kota.
Perpustakaan Jusuf Kalla di Kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia Kota Depok (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 31 Okt 2025, 19:03 WIB

Energi Selamatkan Nyawa: Gas Alam Pertamina Terangi Rumah Sakit di Hiruk Pikuk Kota

PGN sebagai subholding gas Pertamina terus memperluas pemanfaatan gas bumi melalui berbagai inovasi, salah satunya skema beyond pipeline menggunakan CNG.
Instalasi Gizi RSUP Hasan Sadikin. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 18:22 WIB

Gunung Puntang, Surga Sejuk di Bandung Selatan yang Sarat Cerita

Gunung Puntang menjadi salah satu destinasi wisata alam yang paling populer di Bandung Selatan.
Suasana senja di kawasan Gunung Puntang, Bandung Selatan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Naila Salsa Bila)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 17:00 WIB

Kehangatan dalam Secangkir Cerita di Kedai Kopi Athar

Kedai Yang suka dikunjungi mahasiswa UIN SGD 2, tempat refresing otak sehabis belajar.
Kedai Kopi Athar, tempat refresing otak Mahasiswa UIN SGD kampus 2. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fikri Syahrul Mubarok)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:17 WIB

Berhenti Jadi People Pleaser, Yuk Belajar Sayang sama Diri Sendiri!

Jika Anda hidup untuk menyenangkan orang lain, semua orang akan mencintai Anda, kecuali diri Anda sendiri. (Paulo Coelho)
Buku "Sayangi Dirimu, Berhentilah Menyenangkan Semua Orang" (Foto: Penulis)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:01 WIB

Santri Jangan Cuma Dirayakan, tapi Dihidupkan

Hari Santri bukan sekadar seremoni. Ia seharusnya menjadi momentum bagi para santri untuk kembali menyalakan ruh perjuangan.
Santri di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Muhammad Azzam)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:50 WIB

Sarapan, 'Ritual' yang Sering Terlupakan oleh Mahasiswa Kos

Sarapan yang sering terlupakan bagi anak kos, padahal penting banget buat energi dan fokus kuliah.
Bubur ayam sering jadi menu sarapan umum di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Zaky Hadi)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:01 WIB

Balqis Rumaisha, Hafidzah Cilik yang Berprestasi

Sebuah feature yang menceritakan seorang siswi SMP QLP Rabbani yang berjuang untuk menghafal dan menjaga Al-Qur'an.
Balqis Rumaisha saat wawancara di SMP QLP Rabbani (Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis | Foto: Salsabiil Firdaus)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 13:01 WIB

Antara Kebebasan Berpendapat dan Pengawasan Digital: Refleksi atas Kasus TikTok di Indonesia

Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital.
Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 11:12 WIB

Self-Care ala Korea: dari Rutinitas Skincare ke Gaya Hidup Positif

Glowing bukan cuma dari skincare, tapi juga dari hati yang tenang.
Penggunaan skincare rutin sebagai bentuk mencintai diri sendiri. (Sumber: Pexels/Rheza Aulia)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 09:46 WIB

Hikayat Pembubaran Diskusi Ultimus, Jejak Paranoia Kiri di Bandung

Kilas balik pembubaran diskusi buku di Toko Buku Ultimus Bandung tahun 2006, simbol ketegangan antara kebebasan berpikir dan paranoia anti-komunis.
Ilustrasi pembubaran diskusi di Ultimus Bandung.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 09:39 WIB

Kala Cinta Tak Secepat Jadwal Keluarga, Realita Film 'Jodoh 3 Bujang'

Kisah tiga bersaudara yang harus menikah bersamaan demi tradisi.
Salah satu adegan di film 'Jodoh 3 Bujang'. (Sumber: Instagram/Jodoh 3 Bujang)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 08:38 WIB

Hikayat Janggal Pembunuhan Brutal Wanita Jepang Istri Pengacara di Bandung

Polisi menemukan jasadnya dengan pisau masih menancap. Tapi siapa pembunuhnya? Dua dekade berlalu, jawabannya hilang.
Ilustrasi (Sumber: Shutterstock)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 07:50 WIB

Menepi Sejenak Menikmati Sore di Bandung Utara

Kamakarsa Garden adalah salah satu tempat yang bisa dikunjungi di daerah Bandung Utara untuk sejenak menepi dari hingar-bingar perkotaan.
Kamakarsa Garden (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 19:42 WIB

Perempuan Pemuka Agama, Kenapa Tidak?

Namun sejarah dan bahkan tradisi suci sendiri, tidak sepenuhnya kering dari figur perempuan suci.
Dalam Islam, Fatimah az-Zahra, putri Nabi, berdiri sebagai teladan kesetiaan, keberanian, dan pengetahuan. (Sumber: Pexels/Mohamed Zarandah)
Beranda 30 Okt 2025, 19:40 WIB

Konservasi Saninten, Benteng Hidup di Bandung Utara

Hilangnya habitat asli spesies ini diperkirakan telah menyebabkan penurunan populasi setidaknya 50% selama tiga generasi terakhir.
Leni Suswati menunjukkan pohon saninten. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 17:33 WIB

Mental Mengemis sebagai Budaya, Bandung dan Jalan Panjang Menuju Kesadaran Sosial

Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan.
Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan. (Sumber: Pexels)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 17:24 WIB

Review Non-Spoiler Shutter versi Indonesia: Horor lewat Kamera yang Tidak Biasa

Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004).
Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004). (Sumber: Falcon)