Bandung Sudah Beken, Tinggal Dibikin Keren

Djoko Subinarto
Ditulis oleh Djoko Subinarto diterbitkan Minggu 14 Sep 2025, 08:45 WIB
Salah satu proyek yang berlangsung di kota Bandung, beberapa waktu lalu. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Salah satu proyek yang berlangsung di kota Bandung, beberapa waktu lalu. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

DARI zaman baheula, Bandung sudah punya reputasi sebagai pusat kreativitas. Dari era kolonial sampai sekarang, namanya selalu menggema di telinga banyak orang, baik di dalam negeri maupun di manca negara.

Dari sisi ekonomi kreatif, Bandung punya fesyen, musik, desain, sampai kuliner yang bisa diangkat. Banyak brand lokal lahir dari kota ini. Kalau ekosistem bisnis kreatif diperkuat, Bandung bisa menjadi benchmark nasional, bahkan regional.

Meski begitu, kreativitas memerlukan fondasi kota yang tertata. Persoalan klasik seperti kemacetan, banjir, dan tata kota yang masih semrawut bisa menjadi batu sandungan. Tanpa pembenahan serius terkait fondasi kota, sulit membayangkan ekosistem bisnis kreatif bisa berkembang optimal dan sekaligus menjadikan Bandung benar-benar keren.

Perlu dirawat

Teori Richard Florida tentang creative class menyebutkan bahwa kota akan berkembang pesat jika bisa menarik orang-orang kreatif. Kuncinya yakni ada pada lingkungan yang toleran, teknologi yang mendukung, dan talent yang tumbuh subur. Nah, Bandung sendiri sebenarnya telah punya semua itu, dan tinggal terus dirawat.

Modal toleransi, misalnya, sudah ada. Warga Bandung dikenal someah dan terbuka terhadap perbedaan. Ini adalah aset sosial yang tak ternilai. Namun, di era polarisasi sosial yang kian mengeras, modal itu harus terus dijaga dengan ruang dialog yang hidup, agar keterbukaan tidak terkikis.

Dari sisi teknologi, Bandung pernah digadang-gadang sebagai smart city. Ide ini bagus, tapi penerapannya perlu lebih konsisten. Teknologi seharusnya tidak berhenti pada aplikasi digital, melainkan menyentuh infrastruktur dasar yang membuat hidup warga lebih mudah, mulai dari transportasi yang efisien, layanan publik cepat, hingga sistem pengelolaan lingkungan yang tangguh.

Soal talent, Bandung tak perlu diragukan. Setiap tahun ribuan mahasiswa dari berbagai daerah datang untuk menimba ilmu. Pertanyaan pentingnya adalah: setelah lulus, apakah mereka memilih menetap dan membangun Bandung, atau justru hijrah ke kota lain? Jika talenta muda hanya menjadikan Bandung sebagai batu loncatan, kota ini akan kehilangan energi kreatif jangka panjang.

Perlu pula narasi

Selain modal tersebut, Bandung juga punya kekuatan besar di bidang pariwisata. Kota ini menjadi primadona saat liburan, terutama bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Namun, wisata tidak cukup hanya mengandalkan kuliner dan panorama alam. 

Perlu narasi yang kuat agar orang merasa punya ikatan emosional. Paris membangun narasi cinta, Kyoto dengan tradisi, Seoul dengan kombinasi modernitas dan budaya pop. Nah, Bandung ingin dikenal dengan narasi apa?

Iustrasi orang Sunda. (Sumber: Unsplash/Zulfikar Arifuzzaki)
Iustrasi orang Sunda. (Sumber: Unsplash/Zulfikar Arifuzzaki)

Musik mungkin bisa jadi salah satu jawabannya. Dari era rock n roll hingga gelombang indie pop, Bandung selalu melahirkan musisi-musisi berpengaruh. Namun, narasi tidak boleh berhenti pada romantisme masa lalu. Ia harus ditopang kebijakan nyata agar kota ini benar-benar layak huni.

Coba bayangkan Bandung dengan transportasi publik yang efisien, bebas macet, dan ramah lingkungan. Bukan hanya wisatawan yang merasa nyaman, tetapi juga warga lokal yang beraktivitas sehari-hari. Kota yang keren seharusnya lebih dulu ramah bagi penghuninya, baru kemudian menarik bagi pendatang.

Peran generasi muda

Ruang hijau juga krusial. Bandung sudah lama beken sebagai Kota Kembang. Tapi, belakangan bunga kalah oleh beton. Kalau citra Kota Kembang mau terus dipertahankan, maka perlu ada keberanian untuk memperbanyak taman, kebun kota, dan jalur hijau. Di sinilah generasi muda bisa mengambil peran, bukan hanya sebagai penikmat ruang publik, tetapi juga sebagai penggerak berbagai inisiatif hijau.

Artinya, generasi muda Bandung punya peran besar dalam turut menjadikan kota ini benar-benar keren. Mereka bukan hanya konsumen tren, tetapi juga produsen gagasan. Komunitas seni, musik, literasi, olahraga, hingga gerakan lingkungan adalah motor perubahan.

Pemerintah kota perlu mendengar suara komunitas ini, sebab pendekatan top-down sering gagal karena tidak nyambung dengan realitas anak muda, sementara kolaborasi justru membuka jalan keluar yang segar.

Kekuatan generasi muda inilah yang seharusnya menjadi ruh dari branding kota Bandung. Sebuah kota keren tidak boleh hanya meledak saat festival besar lalu meredup kembali. Branding harus hadir dalam keseharian. Ia terlihat dari vibe yang menyenangkan, ruang publik yang hidup, dan kreativitas yang mengalir tanpa putus.

Seoul mungkin bisa menjadi cermin. Kota ini berhasil menggabungkan tradisi dan modernitas. Bandung pun punya peluang serupa, dengan memadukan tradisi Sunda, warisan kolonial, dan elemen-elemen modernitas. Namun, jebakan komersialisasi berlebihan harus diwaspadai. Jangan sampai Bandung kehilangan jati diri karena yang mengemuka hanya ruang-ruang konsumtif.

Cerita positif menyebar

Pada akhirnya, yang membuat Bandung keren bukan sekadar gedung tinggi atau mural warna-warni, tapi cara warganya hidup, berinteraksi, dan mencipta. Citra keren akan kuat kalau warga sendiri merasa nyaman dan bangga tinggal di kotanya. Dari situlah cerita positif menyebar ke luar.

Jadi, kalau ditanya, "Apakah Bandung sudah beken?" Jawabannya iya. Tapi kalau ditanya, "Apakah Bandung sudah keren?" Jawabannya adalah sedang dalam perjalanan ke sana.

Keren itu bukan hasil instan. Ia proses panjang yang melibatkan kerja bersama. Bandung punya semua modalnya. Tinggal mau atau tidak menjadikannya nyata. Karena kota ini, sejatinya, bukan hanya milik generasi sekarang, tapi juga warisan untuk generasi masa depan. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Djoko Subinarto
Penulis lepas, blogger
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 14 Sep 2025, 19:35 WIB

Sejarah Kegagalan Program Pembersihan Sungai Citarum, dari Orde Baru sampai Era Jokowi

Dari Prokasih sampai Citarum Harum, puluhan tahun janji bersih Sungai Citarum tak kunjung terwujud.
Sungai Citarum lautan sampah. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 14 Sep 2025, 17:52 WIB

Jejak Rasa di Pinggir Jalan: 5 Kuliner Kaki Lima Legendaris Bandung yang Tak Lekang Zaman

Di balik gemerlap kafe estetik dan restoran kekinian, kuliner kaki lima tetap menjadi denyut nadi yang menghidupkan Bandung sebagai surga wisata kuliner.
Di balik gemerlap kafe estetik dan restoran kekinian, kuliner kaki lima tetap menjadi denyut nadi yang menghidupkan Bandung sebagai surga wisata kuliner. (Sumber: Cireng Cipaganti)
Ayo Biz 14 Sep 2025, 16:43 WIB

Menakar Ulang Daya Tarik Bandung: Inovasi Wisata di Era Digital

Wisatawan kini lebih tertarik pada pengalaman yang menyatu dengan alam dan cita rasa lokal yang autentik.
Wisatawan kini lebih tertarik pada pengalaman yang menyatu dengan alam dan cita rasa lokal yang autentik. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 14 Sep 2025, 14:35 WIB

Melestarikan dengan Irama, Kasada dan Seni yang Bertahan

Kasada lahir dari kegelisahan para pemerhati budaya terhadap lunturnya nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi.
Kasada lahir dari kegelisahan para pemerhati budaya terhadap lunturnya nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 14 Sep 2025, 13:26 WIB

Melihat Kemegahan Gunung-gemunung dari Puncak Telomoyo

Watu Tlatar itu aliran lava yang merupakan bukti tak terbantahkan bahwa Gunung Telomoyo semula gunung api aktif.
Citra satelit memperlihatkan jalan yang berkelok-kelok menuju puncak gunung. Di sisi timur terlihat cekungan, itulah kawah Gunung Telomoyo. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Netizen 14 Sep 2025, 10:29 WIB

Bandung Coret

Bandung Coret, pengingat bagiku untuk terus bertanya, "Apakah ini benar-benar penting? Apakah ini sungguh bermakna?".
Indahnya Gedung Sate (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 14 Sep 2025, 08:54 WIB

Jejak Panjang Sejarah Cianjur, Kota Santri di Kaki Gunung Gede

Dari batu-batu megalitik hingga kolonial Belanda, sejarah Cianjur kaya lapisan, sebelum akhirnya dikenal sebagai Kota Santri.
Pemandangan Danau Sindanglaya Cianjur di kaki Gunung Gede tahun 1900-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 14 Sep 2025, 08:45 WIB

Bandung Sudah Beken, Tinggal Dibikin Keren

Yang membuat Bandung keren bukan sekadar gedung tinggi atau mural warna-warni, tapi cara warganya hidup, berinteraksi, dan mencipta.
Salah satu proyek yang berlangsung di kota Bandung, beberapa waktu lalu. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 13 Sep 2025, 09:40 WIB

Kue Bandros, Cemilan Klasik Favorit Warga Bandung

Bandros merupakan jajanan tradisional khas Bandung yang hingga kini tetap eksis. Kue berbahan dasar tepung beras dan kelapa parut ini dikenal dengan tekstur lembut di bagian dalam serta sedikit garing
Ilustrasi Kue Bandros. (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 13 Sep 2025, 08:57 WIB

Awug Cibeunying, Jajanan Tradisional Sunda yang Melegenda

Beras tidak hanya menjadi bahan utama nasi, tetapi juga dapat diolah menjadi berbagai sajian tradisional Nusantara yaitu Awug
Kue Awug atau dodongkal. (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 12 Sep 2025, 20:25 WIB

Harapan Masa Depan Dunia Pencak Silat Majalengka

Siswa SMPN 1 Kasokandel sukses raih Juara 3 O2SN Pencak Silat tingkat Kabupaten Majalengka Tahun 2025.
Muhammad Vikri Hermansyah: Juara 3 Pencak Silat O2SN Tingkat Kabupaten Majalengka. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhammad Assegaf)
Ayo Netizen 12 Sep 2025, 18:18 WIB

Bandung Melayani: Menghidupkan Pesan tentang Cinta, Hormat, dan Harapan

Membangun peradaban kota melalui pelayanan publik berintegritas,. Upaya strategis menghidupkan pesan tentang cinta, hormat, dan harapan.
Suasana Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Biz 12 Sep 2025, 17:52 WIB

Satu Delapan Selfie & Eatery Merancang Ruang yang Menyentuh Psikologi Pengunjung

Dalam era digital yang serba visual, pengunjung kafe tak lagi hanya mencari rasa, tapi juga suasana yang bisa mereka abadikan dan bagikan.
Dalam era digital yang serba visual, pengunjung kafe tak lagi hanya mencari rasa, tapi juga suasana yang bisa mereka abadikan dan bagikan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 12 Sep 2025, 17:14 WIB

Jejak Sejarah Ujungberung, Kota Lama dan Kiblat Skena Underground di Timur Bandung

Sejarah Ujungberung menyatukan mitos Dayang Sumbi, sejarah kolonial, hingga dentuman gitar cadas Ujungberung Rebels di Bandung Timur.
Peta peta topografi Lembar Ujungberung tahun 1910. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 12 Sep 2025, 16:11 WIB

Dari Gang Tamim ke Cibaduyut: Jejak Belanja Rakyat di Kota Kreatif Bandung

Di balik gemerlap Factory Outlet dan mall modern, tersembunyi jejak sejarah pusat belanja rakyat di kota kreatif Bandung yang tetap eksis hingga kini.
Pasar Cibaduyut telah lama dikenal sebagai sentra sepatu kulit berkualitas sejak 1920-an. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 12 Sep 2025, 15:19 WIB

Street Season Wajah Kolektif Skena Bandung yang Tak Pernah Diam

Dari mural di gang sempit hingga dentuman musik indie di panggung terbuka, Bandung hidup dari semangat komunitas yang tak pernah padam.
Dari mural di gang sempit hingga dentuman musik indie di panggung terbuka, Bandung hidup dari semangat komunitas yang tak pernah padam. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Sep 2025, 15:10 WIB

Dakwah Gaya Baru lewat Lari dan Gaya Hidup Sehat

Bagi Mizan, seorang influencer dakwah, olahraga tidak hanya untuk menjaga kesehatan secara fisik tapi juga bisa menunjang semangat beribadah.
Mizan Zundulloh. (Sumber: Instagram/Mizan Zundulloh)
Ayo Jelajah 12 Sep 2025, 14:44 WIB

Tragedi Tanjakan Emen Subang 2018, Rem Blong yang Renggut Kehidupan Puluhan Ibu

Turunan Cicenang Subang populer disebut Tanjakan Emen. Tahun 2018, rem blong bus rombongan Tangsel bikin tragedi tewaskan puluhan nyawa.
Ilustrasi tragedi kecelakaan Tanjakan emen di Subang pada 2018 lalu.
Ayo Netizen 12 Sep 2025, 13:53 WIB

Tidak Hanya Jogja, Bandung Punya Sejarah Panjang Juga dengan Indonesia

Yogyakarta jadi ibu kota RI saat masa genting, sementara Bandung tampil sebagai simbol perlawanan lewat Bandung Lautan Api.
Ilustrasi Kota Bandung (Sumber: Foto: Pemerintahan Kota Bandung)
Ayo Biz 12 Sep 2025, 12:39 WIB

Dari Motif Oncom hingga Wajit Cililin, Semuanya Ada di Rumah Batik Lembang

Batik sudah lama menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia. Jika dahulu batik hanya dianggap sebagai hasil karya tangan dari beberapa daerah, kini posisinya telah naik kelas menjadi produk bernilai
Rumah Batik Lembang. (Foto: GMAPS)