Benarkah Novel 'Teruslah Bodoh Jangan Pintar' adalah Gambaran Pertambangan Indonesia di Masa Depan?

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Rabu 29 Okt 2025, 13:04 WIB
Belajar Realitas dari Novel Teruslah Bodoh jangan Pintar (Sumber: Instagram | bukune_simbok)

Belajar Realitas dari Novel Teruslah Bodoh jangan Pintar (Sumber: Instagram | bukune_simbok)

Saat hukum dan kekuasaan dipegang oleh serigala-serigala buas berbulu domba. Saat seluruh negeri di kangkangi orang-orang jualan secara sederhana tapi sejatinya serakah. Apakah kalian akan tutup mata, tutup mulut, tidak peduli dengan apa yang terjadi?Atau kalian akan mengepalkan tangan ke udara, LAWAN!

Menurut saya buku-buku Tere Liye banyak diantaranya yang menyinggung isu-isu politik yang ada di Indonesia. Tere Liye adalah penulis yang sangat cerdas dalam mengemas isu-isu berat melalui tulisan fiksi. Saya pribadi pun mulai tertarik dengan isu-isu politik setelah membaca buku Tere Liye yang berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar, Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk.

Indonesia memang sangat kaya dengan sumber daya alam yang melimpah, salah satunya hasil bumi dari pertambangan. Membicarakan pertambangan memang menjadi polemik sekaligus isu krusial yang sering terjadi di negeri ini.

Pertambangan yang dibuka oleh pemerintah sering dinarasikan demi kepentingan rakyat dan negara. Namun pada praktiknya justru kegiatan dan hasil pertambangan menguntungkan sejumlah elite dan keuntungan para pejabat. Bahkan masyarakat sekitar justru tidak jarang yang merugi atas keberadaan pertambangan. Masyarakat setempat berada dalam garis kemiskinan, beberapa penyakit baru muncul dan diderita oleh generasi penerus, bahkan lahan yang digunakan bekas penambangan bisa membuat ancaman bagi masyarakat terutama anak-anak kecil.

Teruslah Bodoh Jangan Pintar bukan berarti Tere Liye meminta kita sebagai pembaca untuk membiarkan kebodohan dan menolak kepintaran. Judul ini termasuk dalam sarkasme bahwa dalam situasi tertentu bersikap "bodoh" (menolak keserakahan, ambisi berlebihan, dan meraih keuntungan semata) justru lebih baik dan bijak dibandingkan dengan bersikap"pintar" yang digunakan untuk membodohi, menyengsarakan, membuat kerusakan serta meraup keuntungan sebesar-besarnya demi keuntungan pribadi.

Kita seolah diajak untuk kembali merenungi makna dibalik Teruslah Bodoh Jangan Pintar di tengah kondisi sosial dan politik yang sering dipenuhi dengan ketidakadilan.

Buku ini sedikitnya menceritakan proses persidangan pengadilan atas konsensus pertambangan. Pengadilan dalam novel ini menjadi representasi bagaimana sebuah tambang bisa dilanjutkan atau tidak bergantung pada keputusan hakim. Para aktivis lingkungan sangat mengecam karena aktivitas pertambangan sudah terbukti membuat kerusakan. Sementara pihak pertambangan ingin terus melegalkan hingga membayar pengacara besar untuk membela kasusnya.

Sebetulnya saya kagum dengan sosok pengacara yang ada dalam pihak para pemilik pertambangan. Bukan karena Hotma *** berusaha untuk memenangkan kasus tapi atas kepintaran dan argumennya yang sulit terbantahkan. Hanya saja sangat disayangkan pengacara sepotensial itu berdiri di pihak yang tidak tepat.

Membaca tiap halaman dalam novel ini membuat saya sering menjeda dan coba menghubungkannya melalui realitas yang terjadi di Indonesia. Begitu banyak kengerian yang diterima oleh masyarakat yang tinggal di sekitar pertambangan.

Tidak hanya mata pencaharian hilang karena pencemaran air. Mereka juga hidup dalam bayang-bayang ketakutan akan ancaman ketika memberontak. Setiap saat bekas-bekas lahan pertambangan bisa saja merenggut nyawa seorang anak. Setiap ibu yang hamil menghawatirkan bayi-bayinya terlahir cacat karena efek residu hasil pertambangan. Menjadi refleksi bagi kita semua yang hidup sedikit lebih baik dan nyaman di Pulau Jawa untuk membantu masyarakat Timur dalam menyuarakan hak-hak hidup mereka yang dirampas secara membabi-buta.

Para pejabat kita sangat penting membaca karya fiksi untuk menyentuh rasa empati mereka sebelum merealisasikan kebijakannya di lapangan. Bagi saya buku ini menjadi bahan perenungan bersama untuk kita manusia bisa hidup lebih baik dengan bijak terhadap penggunaan hasil bumi.

Lantas apakah buku ini menjadi peramal bagi masa depan bagaimana gambaran pertambangan di Indonesia? bisa saja iya jika bumi ini terus-menerus di eksploitasi tapi bisa saja tidak jika pemerintah dan pengusaha yang terafiliasi dalam industri pertambangan bisa berbenah.

Membacalah untuk peradaban dan berbagilah terus melalui apapun yang kalian bisa demi kebaikan. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 18 Des 2025, 11:04 WIB

Manusia dan Tebing Citatah Bandung

Mari kita bicarakan tentang Citatah.
Salah satu tebing di wilayah Citatah. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 10:06 WIB

Satu Tangan Terakhir: Kisah Abah Alek, Pembuat Sikat Tradisional

Kampung Gudang Sikat tidak selalu identik dengan kerajinan sikat. Dahulu, kampung ini hanyalah hamparan kebun.
Abah Alek memotong papan kayu menggunakan gergaji tangan, proses awal pembuatan sikat. (Foto: Lamya Fatimatuzzahro)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 09:52 WIB

Wargi Bandung Sudah Tahu? Nomor Resmi Layanan Aduan 112

Nomor resmi aduan warga Bandung adalah 112. Layanan ini solusi cepat dan tepat hadapi situasi darurat.
Gambaran warga yang menunjukkan rasa frustasi mereka saat menunggu jawaban dari Call Center Pemkot Bandung yang tak kunjung direspons (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 07:15 WIB

Akhir Tahun di Bandung: Saat Emas bagi Industri Resort dan Pariwisata Kreatif

Menjelang Natal dan Tahun Baru 2026, lonjakan kunjungan ke Kota Bandung serta tren wisata tematik di resort membuat akhir tahun menjadi momentum emas bagi pertumbuhan industri resort dan pariwisata.
Salah satu faktor yang memperkuat posisi Bandung sebagai destinasi akhir tahun adalah kemunculan resort-resort dengan konsep menarik (Sumber: Instagram @chanaya.bandung)
Beranda 18 Des 2025, 07:09 WIB

Rumah Seni Ropiah: Bukan Hanya Tempat Memamerkan Karya Seni, tapi Ruang Hidup Nilai, Budaya, dan Sejarah Keluarga

Galeri seni lukis yang berlokasi di Jalan Braga, Kota Bandung ini menampilkan karya-karya seni yang seluruhnya merupakan hasil ciptaan keluarga besar Rumah Seni Ropih sendiri.
Puluhan lukisan yang dipamerkan dan untuk dijual di Rumah Seni Ropih di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 21:48 WIB

Dari Bunderan Cibiru hingga Cileunyi Macet Parah, Solusi Selalu Menguap di Udara

Kemacetan di Bunderan Cibiru harus segera ditangani oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.
Pengendara Mengalami Kemacetan di Bunderan Cibiru, Kota Bandung, (1/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Sufia Putrani)
Beranda 17 Des 2025, 20:27 WIB

Pemkot Bandung Klarifikasi Isu Lambatnya Respons Call Center, Tegaskan Nomor Darurat Resmi 112 Aktif 24 Jam dan Gratis

Koordinator Bandung Command Center, Yusuf Cahyadi, menegaskan bahwa layanan kegawatdaruratan resmi Pemerintah Kota Bandung adalah Call Center 112.
Layanan kegawatdaruratan resmi Pemerintah Kota Bandung adalah Call Center 112
Ayo Netizen 17 Des 2025, 20:04 WIB

Jembatan Penyebrangan Usang Satu-satunya Harus Melayani Jalan Terpanjang di Kota Bandung

Jembatan penyeberangan tunggal di Jalan Soekarno-Hatta yang seharusnya menjadi penyelamat, kini rapuh dan berkarat.
Jembatan penyebrangan Soekarno-Hatta Bandung. Soekarno-Hatta Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu Kota Bandung (26/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Azzahra Nadhira)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 18:55 WIB

Petugas Kesal Banyak Pembuang Sampah Sembarangan di Kawasan Pasar Kiaracondong

Maraknya sampah ilegal di Pasar Kiaracondong, meskipun pengelolaan sampah sudah rutin berjalan.
Tumpukan sampah yang berada di TPS. Pasar Kiaracondong, Bandung, Sabtu 29/11/2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nasywa Hanifah Alya' Al-Muchlisin)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 17:41 WIB

Dari Keikhlasan Bu Mun, Nasi Pecel 10 Ribu Hasilkan Omzet 5 Juta Sehari

Munjayanah (49) membuka warung usaha nasi pecel setelah 4 cabang warung pecel lelenya tutup, hanya tersisa satu cabang. Kini penghasilannya hingga 5jt per hari.
Bu Mun tengah menyiapkan menu nasi pecel dengan penuh cinta. (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Annisa Fitri Ramadhani)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 17:08 WIB

Revitalisasi Teras Cihampelas: Selalu Dinanti Entah Kapan Ditepati, Mending Perbaiki yang Lain Saja!

Pemenuhan janji revitalisasi Teras Cihampelas oleh Wali Kota Bandung yang kurang dirasakan warga. Lebih baik, perbaiki yang fasilitas lainnya saja.
Pengunjung Teras Cihampelas di hari kerja pukul 09.30 pada hari Senin (1/12/2025) (Foto: Ammara Ziska)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 16:06 WIB

Mendaki Jadi Tren Anak Muda Bandung

Pendaki Muda Bandung
Para anak muda yang gemar mendaki gunung di Bandung. (Sumber: Dok. pribadi | Foto: Mila Aulia)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 13:58 WIB

Keluhan Mahasiswa di Jalan Soekarno Hatta Soal Pengendara Motor yang Merokok di Jalan

Artikel ini menjelaskan tentang keluhan seorang mahasiswa di Jalan Soekarno Hatta soal pengendara motor yang merokok di jalan.
Seorang pengendara terlihat merokok saat berhenti di tengah kepadatan lalu lintas di kawasan Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Selasa (02/12/2025), (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Farid Ahmad Faruqi)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 13:13 WIB

Yth. Wali Kota Bandung: Akses Pejalan Kaki dari Kacamata Perantau

Minimnya trotoar dan rendahnya rasa aman menjadi catatan penting bagi penataan kota yang inklusif.
Akses pejalan kaki di Bandung (Sumber: Dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 12:34 WIB

Ruang Nongkrong 24 Jam yang Menjadi Ikon Baru Bandung Timur

Relatif Kopi sebuah tempat yang pelan-pelan tapi pasti menjadi ikon nongkrong di daerah Bandung Timur.
Di balik cahaya biru yang sederhana, Relatif selalu punya cara buat bikin malam terasa lebih nyaman. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 11:51 WIB

Ketika Kebudayaan Diminta Selalu Kondusif

Kebudayaan yang sepenuhnya rapi, senyap, dan patuh bukanlah tanda kesehatan, melainkan gejala domestikasi.
Gedung Pusat Kebudayaan Jalan Naripan Bandung. (Foto: Abah Omtris)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 09:56 WIB

Rekomendasi Kuliner di Taman Saparua Bandung

Kawasan yang dikenal sebagai ruang publik hijau ini bukan hanya tempat olahraga dan rekreasi, tetapi juga titik pertemuan ragam kuliner khas yang sayang dilewatkan.
SOR Saparua Bandung. (Sumber: Ayobandung.com)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 08:58 WIB

Melepas Penat di Bandung Timur, Spot Terbaik untuk Bersepeda Santai

Salah satu tempat yang kini jadi favorit pesepeda di Bandung Timur adalah Summarecon Bandung.
Warga yang sedang bersepeda santai di kawasan Bandung Timur sebagai cara sederhana melepas penat dan menjaga kebugaran. (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 20:46 WIB

Bandung Dikepung Awan Gelap: Mengapa Banjir Kilat dan Angin Ekstrem Kini Sering Terjadi?

Mengkaji peningkatan banjir kilat dan angin ekstrem di Bandung akibat dinamika cuaca, perubahan iklim, dan perubahan tata guna lahan.
Warga memanfaatkan delman untuk melintasi jalan permukiman yang terendam banjir, saat akses kendaraan bermotor terganggu akibat genangan air. (Sumber: Dokumentasi Warga | Foto: Dokumentasi Warga)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 20:23 WIB

Siklus Tahunan yang Tak Kunjung Diakhiri di Kota Bandung

Kerusakan infrastruktur dan salah kelola lingkungan picu banjir tahunan di Bandung.
Banjir yang terjadi akibat tersumbatnya saluran air di Gang Nangkasuni, (07/03/2025). (Sumber: Irene Sinta)