Pasar Literasi tahun ini akhirnya berkunjung ke Kota Bandung tepatnya di Kings Mall Bandung. Event ini berlangsung dari tanggal 2 November hingga 16 November 2025.
Pasar Literasi sendiri merupakan pameran buku dalam skala besar yang biasanya berlokasi di pusat perbelanjaan atau pusat keramaian dengan menawarkan harga dan diskon buku yang besar-besaran.
Saya pribadi selalu senang ketika event ini hadir di tengah-tengah masyarakat karena secara tidak langsung bisa menarik perhatian pengunjung yang sedang bermain ke Mall. Hadirnya event seperti ini semoga bisa menjembatani generasi muda untuk terlibat lebih jauh dan dalam dengan dunia literasi.
Buku yang dihadirkan pun cukup beragam mulai dari buku anak-anak, buku-buku kontroversional seperti madilog, novel, buku-buku self help dan self improvment, novel romansa dan beberapa buku luar negeri yang sudah diterjamahkan.
Harga yang dipatok juga beragam mulai dari 100K (baca: Rp100 ribu) untuk 3 buku, 120K (3 buku) hingga 200K (3 buku). Sementara buku lainnya ada yang dijual dengan harga yang tercantum dalam buku, kisaran 50K-200K rupiah.
Hunting buku merupakan salah satu kegiatan yang sangat seru untuk dilakukan. Selain bisa update beberapa buku baru atau whistlist yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Hunting buku juga bisa menjadi ajang cuci mata untuk menghilangkan penat dalam kehidupan sehari-hari.
Saya sangat senang karena bisa menemukan buku Sok-Hogie Zaman Peralihan dengan harga 70K dari harga aslinya. Buku ini bercerita tentang kumpulan cerita yang merekam dan memberikan kesaksian mengenai peralihan orde lama kepada orde baru.
Selanjutnya saya juga menemukan buku Gorge Orwell 1984 dengan harga 120K. Buku ini menarik perhatian saya karena sudah sejak lama sering muncul di FYP media sosial, mengingatkan saya akan whistlist buku yang ingin dibeli sebelum tahun 2026. Berdasarkan sinopsis yang berada di belakang buku menggambarkan mengenai dunia yang dikuasai oleh Big Brother mengenai berbagai aspek seperti polisi pikiran dan teleskrin.
Sementara buku ketiga berjudul Max-Havelaar yang menggambarkan kisah Max Havelaar seorang Belanda yang menentang sistem tanam paksa yang memperjuangkan hak-hak petani yang dieksploitasi oleh kolonialisme. Buku ini menjadi kritikan pedas yang menyoroti ketidakadilan dan keserakahan.
Mengunjungi Pasar Literasi menjadi kegiatan yang bisa kamu lakukan di akhir pekan. Selain bisa mendapatkan buku-buku murah, banyak buku yang rasanya sangat dekat dengan isu-isu sosial hari ini dalam dunia digital. (*)
