Muhammad Farhan: Kota Bandung Darurat Sampah!

Ikbal Tawakal
Ditulis oleh Ikbal Tawakal diterbitkan Sabtu 08 Nov 2025, 19:30 WIB
"Gunung"sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Dakota di Jl. Gunung Batu, Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung pada Jumat, 7 November 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)

"Gunung"sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Dakota di Jl. Gunung Batu, Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung pada Jumat, 7 November 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)

AYOBANDUNG.ID - Tumpukan sampah terlihat menggunung di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Dakota, Jalan Gunung Batu, Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, pada Jumat, 7 November 2025. Bau menyengat tercium kuat menjelang siang saat tumpukan sampah berbagai jenis itu tersengat terik matahari.

Pantauan di lokasi memperlihatkan enam petugas kebersihan membongkar gerobak sampah, lalu menumpuk isinya ke area TPS yang volumenya sudah hampir mencapai lima meter dan sedikit meluber ke badan jalan.

Selain bau, warga sekitar yang bertetangga atau beraktivitas di sekitar TPS ini juga khawatir tumpukan sampah tersebut bisa longsor, bahkan meledak jika terus dibiarkan.

Heni (50), pemilik warung nasi yang berjarak tak jauh dari gunung sampah TPS Dakota, mengeluhkan banyaknya lalat dan aroma tak sedap.

“Bau kalau siang terus jadi banyak lalat,” ucapnya.

Meski sudah ada perhatian dari pemerintah setempat, menurutnya, tumpukan sampah yang sudah hampir lima bulan itu tidak berkurang secara signifikan.

“Sempet beberapa hari lalu orang kecamatan datang. Diangkut satu truk, terus selang beberapa hari baru diangkut lagi. Kalau cuman satu truk sehari mah enggak keliatan berkurangnya,” tuturnya.

Senada dengan Heni, Fitri (25), seorang pengendara motor, juga mengeluhkan gunungan sampah di TPS Dakota yang menimbulkan bau menyengat, banyaknya lalat, serta risiko kecelakaan bila sewaktu-waktu ada karung sampah yang jatuh ke jalan raya.

“Cukup terganggu sih, apalagi setiap hari saya lewat sini untuk berangkat kerja. Bau dan banyak lalat, selain itu khawatir gunungan sampahnya longsor ke jalan, itu bahaya bisa menimbulkan kecelakaan,” katanya.

“Masalah sampah di Kota Bandung kayaknya gak selesai-selesai, tapi kalau udah ada tumpukan sampah yang menggunung kayak gini harusnya lebih diperhatikan. Apalagi lokasinya yang dekat dengan aktivitas orang banyak,” tutupnya.

Sumber sampah di Kota Bandung didominasi oleh rumah tangga sebanyak 60 persen atau setara 897 ton per hari. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Sumber sampah di Kota Bandung didominasi oleh rumah tangga sebanyak 60 persen atau setara 897 ton per hari. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)

Sementara itu, Rafi (43), petugas TPS Dakota, mengatakan penumpukan sampah terjadi lantaran TPA Sarimukti sudah kehabisan kuota angkut untuk wilayah Kota Bandung. Akibatnya, sampah yang diangkut menjadi terbatas, sementara pasokan sampah terus berdatangan setiap hari.

“Katanya kuota pembuangan sampah untuk Kota Bandung sudah habis dari TPA Sarimukti, penerimaan di sana terbatas. Makanya jadi numpuk di sini,” katanya.

Setiap hari, menurut dia, tidak sedikit warga yang membuang sampah ke TPS Dakota. Ia mengaku khawatir penumpukan yang berlebihan dapat menimbulkan kecelakaan bagi pengguna jalan.

“Saya setiap hari jaga sampai sore takutnya ada yang buang sampah nyimpennya enggak bener. Kalau hujan atau malah sih enggak ke kontrol, makanya agak khawatir kalau terus dibiarkan bertumpuk,” katanya.

Kota Bandung Darurat Sampah

Kondisi TPS Dakota itu kini menjadi potret kecil dari krisis besar yang tengah dihadapi Kota Bandung. Dalam forum Bandung Sustainability Summit yang digelar di Aula Barat ITB pada hari yang sama, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan secara terbuka menyatakan bahwa Kota Bandung darurat sampah.

Farhan menjelaskan, berdasarkan data terakhir, sumber timbulan sampah di Kota Bandung didominasi oleh rumah tangga sebanyak 60 persen atau setara 897 ton per hari, sementara sisanya 40 persen berasal dari non-rumah tangga dengan volume 599 ton per hari. Total keseluruhan mencapai 1.496 ton sampah setiap hari atau setara 262 rit pengangkutan.

Jumah keseluruhan sampah dari berbagai TPA di Kota Bandung mencapai 1.496 ton setiap hari atau setara 262 rit pengangkutan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Jumah keseluruhan sampah dari berbagai TPA di Kota Bandung mencapai 1.496 ton setiap hari atau setara 262 rit pengangkutan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)

Situasi ini kian pelik setelah terbitnya Surat Edaran Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Nomor 6174/PBLS.04/DLH tertanggal 1 Agustus 2025. Kebijakan tersebut mulai berlaku efektif sejak 1 September 2025 dan membatasi volume sampah yang boleh dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat.

Pembatasan ini secara langsung berdampak pada sistem pengangkutan sampah di Kota Bandung. Jika sebelumnya pembuangan diatur berdasarkan jumlah ritase, kini berubah menjadi hitungan tonase.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menjelaskan bahwa aturan baru tersebut memangkas kapasitas buang Kota Bandung dari sekitar 140 rit per hari atau setara 1.200 ton, menjadi hanya 981 ton per hari.

“Surat edaran dari Sekda Jawa Barat menyebutkan bahwa untuk Kota Bandung yang awalnya sehari 1.200 ton, sekarang dikurangi menjadi 980 ton. Artinya, ada pengurangan sekitar 220 ton per hari. Itu kendala pertama yang kita hadapi,” ujar Erwin di Balai Kota Bandung, Selasa, 30 September 2025.

Selain itu, TPA Sarimukti kini tidak lagi beroperasi pada hari Minggu. Kebijakan ini menimbulkan efek domino berupa penumpukan sampah di TPS seperti yang terjadi di Dakota dan wilayah lainnya.

“Kalau TPA libur hari Minggu, otomatis terjadi penumpukan. Jadi warga Bandung perlu tahu, kami sekarang bekerja ekstra keras untuk mengatasi kebijakan ini,” jelas Erwin.

Ia menambahkan, berdasarkan perhitungan, pengurangan kuota 220 ton per hari ditambah penutupan TPA di hari Minggu dapat menimbulkan penumpukan sampah hingga lebih dari 1.700 ton. Kondisi tersebut berpotensi menambah beban kerja petugas kebersihan serta memperparah tumpukan sampah di berbagai titik kota.

Untuk menyiasati keterbatasan itu, Pemkot Bandung mendorong partisipasi masyarakat dalam mengurangi timbulan sampah sejak dari sumbernya. Salah satunya melalui gerakan Kawasan Bebas Sampah (KBS) yang dikelola di tingkat Rukun Warga (RW).

“Kami menekankan kepada para ketua RW untuk bisa membentuk RW yang KBS, agar pengurangan sampah bisa signifikan sejak dari rumah,” ucapnya.

Selain itu, Pemkot Bandung juga berupaya memaksimalkan pengoperasian mesin insinerator di beberapa Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan menjalin kerja sama dengan pihak ketiga.

“Mau tidak mau kita harus bekerja sama dengan pihak ketiga, tentu dengan mekanisme yang jelas, termasuk sistem pembayaran dengan tipping fee,” tambahnya.

Menurut Erwin, komunikasi intensif antara Wali Kota Bandung dengan Gubernur Jawa Barat menjadi kunci untuk mencari solusi jangka panjang atas krisis ini.

“Kami berharap Pak Wali bisa berkomunikasi langsung dengan Pak Gubernur agar ada kelonggaran atau solusi yang bisa mengurangi dampak kebijakan ini,” katanya.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 13:34 WIB

Hikayat Kasus Reynhard Sinaga, Jejak Dosa 3,29 Terabita Predator Seksual Paling Keji dalam Sejarah Inggris

Kasus Reynhard Sinaga mengguncang dunia. Pria asal Depok itu menyimpan rahasia kelam. Di penjara Wakefield, ia menua bersama 3,29 terabita dosa yang tak bisa dikompresi.
Reynhard Sinaga.
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 12:45 WIB

Menyelami Makna di Balik Mereka(h), Wisata Rasa dan Imajinasi di Tengah Ruang Seni

Tak hanya untuk pecinta seni, Grey Art Gallery mengundang siapa pun yang ingin menikmati keindahan.
Suasana pengunjung Grey Art Gallery yang menjadi bagian dari cerita mereka yang perlahan merekah, 4 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Mutiara Khailla Gyanissa Putri)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:44 WIB

West Java Festival, Konser Musik atau Acara Budaya?

West Java Festival 2025 tak lagi sekadar konser. Mengusung tema 'Gapura Panca Waluya'.
West Java Festival 2025 (Foto: Demas Reyhan Adritama)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:06 WIB

Burayot, Camilan Legit Khas Priangan yang Tersimpan Rahasia Kuliner Sunda

Bagi orang Sunda, burayot bukan sekadar pengisi perut. Ia adalah bagian dari kehidupan sosial.
Burayot. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:45 WIB

Tak Pernah Takut Coba Hal Baru: Saskia Nuraini Sang Pemborong 3 Piala Nasional

Saskia Nuraini An Nazwa adalah siswi berprestasi tingkat Nasional yang menginspirasi banyak temannya dengan kata-kata.
Saskia Nuraini An Nazwa, Juara 2 lomba Baca Puisi, Juara 3 lomba unjuk bakat, juara terbaik lomba menulis puisi tingkat SMA/SMK tingkat Nasional oleh Lomba Seni sastra Indonesia dengan Tema BEBAS Jakarta. (Sumber: SMK Bakti Nusantara 666)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:24 WIB

Bandung Macet, Udara Sesak: Bahaya Asap Kendaraan yang Kian Mengancam

Bandung yang dulu dikenal sejuk kini semakin diselimuti kabut polusi.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:47 WIB

Ketika Integritas Diuji

Refleksi moral atas pemeriksaan Wakil Wali Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:36 WIB

Perpaduan Kenyal dan Lembut dari Donat Moci Viral di Bandung

Setiap gigitan Mave Douchi terasa lembut, manisnya tidak giung, tapi tetap memanjakan lidah.
Donat mochi lembut khas Mave Douchi dengan tekstur kenyal yang jadi favorit pelanggan (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 08:39 WIB

Sejarah Letusan Krakatau 1883, Kiamat Kecil yang Guncang Iklim Bumi

Sejarah letusan Krakatau 1883 yang menewaskan puluhan ribu jiwa, mengubah iklim global, dan menorehkan bab baru sejarah bumi.
Erupsi Gunung Krakatau 1883. (Sumber: Dea Picture Library)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 21:04 WIB

Mama Inspiratif dan Perjuangan Kolektif Mengembalikan Sentuhan Nyata dalam Pengasuhan

Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar.
Ilustrasi. Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar. (Foto: Freepik)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 18:39 WIB

Dari Studio Kecil hingga Panggung Nasional, Bandung Bangkit Lewat Nada yang Tak Pernah Padam

Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an.
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 11 Nov 2025, 17:22 WIB

Hikayat Buahbatu, Gerbang Kunci Penghubung Bandung Selatan dan Utara

Pernah jadi simpul logistik kolonial dan medan tempur revolusi, Buahbatu kini menjelma gerbang vital Bandung Raya.
Suasana Buahbatu zaman baheula. (Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 17:00 WIB

Proyeksi Ekonomi Jawa Barat 2025: Menakar Potensi dan Risiko Struktural

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 15:20 WIB

Bakmi Tjo Kin Braga Jadi Ikon Kuliner yang Tak Lekang Waktu

Sejak 1920 Bakmi Tjo Kin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Bandung, sebuah warung tua yang bernuansa klasik ini terletak di Jalan Braga No. 20
Tampak Depan Warung Bakmi Tjo Kin (Foto: Desy Windayani Budi Artik)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:38 WIB

Bandung, Antara Heritage dan Hype

Bangunan heritage makin estetik, tapi maknanya makin pudar. Budaya Sunda tersisih di tengah tren kafe dan glamping.
Salah satu gedung terbengkalai di pusat Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Muhamad Firdaus)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:21 WIB

Mengintip Cara Pengobatan Hikmah Therapy yang 'Nyentrik' di Bandung

Praktik pijat organ dalam di Bandung yang memadukan sentuhan, doa, dan ramuan herbal sebagai jalan pemulihan tubuh dan hati.
Ibu Mumut berada di ruang depan tempat praktik Hikmah Therapy. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Fira Amarin)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:00 WIB

Potret Inspiratif Cipadung Kidul dari Sales Keliling hingga Kepala Seksi Kelurahan

Budi Angga Mulya, Kepala Seksi Pemerintahan Cipadung Kidul, memaknai pekerjaannya sebagai bentuk pengabdian.
Kepala Seksi Pemerintah Kelurahan Cipadung Kidul, Budi Angga Mulya (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 13:05 WIB

Menapak Jejak Pandemi dalam Galeri Arsip Covid-19 Dispusipda Jawa Barat

Dispusipda Jawa Barat menghadirkan Galeri Arsip Covid-19 sebagai ruang refleksi dan edukasi bagi masyarakat.
Koleksi Manekin Alat Pelindung Diri (APD) dikenal dengan nama baju Hazmat yang mengenakan tenaga kesehatan dalam menangani Covid 19 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fereel Muhamad Irsyad A)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 11:25 WIB

ASN Frugal Living, Jalan Selamat ASN dari Jerat Cicilan dan Inflasi?

Dengan frugal living, ASN dapat menjaga integritas dan stabilitas keuanganny
Ilustrasi ASN. (Sumber: Pexels/Junior Developer)