Dibalik senyum manis disertai sikap ramah dan tutur katanya yang lembut, tersimpan semangat besar dari seorang siswi kelas 11 Jurusan Animasi SMK Bakti Nusantara 666 yang bernama Saskia Nuraini An Nazwa.
Di usianya yang masih terbilang muda, gadis yang sering disapa Saski itu berhasil meraih prestasi membanggakan sampai ke tingkat nasional yaitu Juara 1 Lomba baca puisi, juara 2 lomba unjuk bakat, dan penulis Puisi terbaik ke-2 tingkat SMA/SMK tingkat Nasional oleh Lomba Seni sastra Indonesia dengan Tema BEBAS Jakarta Pada Jumat, (23/10/2025).
Tiga piala sekaligus berhasil ia bawa pulang yang tentunya menjadi pencapaian luar biasa bagu siswi yang dikenal rendah hati dan tekun belajar ini.
Saskia lahir pada 21 Agustus 2009. Sejak kecil, ia memang sudah gemar membaca puisi.
Aku mulai suka baca puisi dari kelas tiga SD
Ujarnya sambil tersenyum.
Namun, bakat menulis puisi justru baru muncul saat ia duduk di bangku SMK.
Awalnya cuma pengin nyoba, waktu libur aku nulis di netbook, terus aku kirim. Eh, Alhamdulillah langsung dapet juara
katanya, masih terdengar seperti tak percaya dengan pencapaiannya.
Meski dari jurusan animasi, Saskia tak membatasi diri untuk terus berkarya di bidang lain. Selain memiliki hobi menggambar, ia juga suka sastra katanya. Ia menganggap bahwa dunia seni adalah ruang luas tanpa batas yang bisa ia jelajahi.
Sebelum menggapai kesuksesan dengan borongan 3 pialanya, Saskia tentunya hanyalah manusia biasa yang penah mengalami kegagalan. Ia pernah gagal mendapatkan juara pada perlombaan tingkat provinsi di Jawa Barat. Ia merasa tak puas dengan apa yang telah ditampilkan diatas panggung. Pada saat itu, Saskia tidak mendapatkan juara. Namun, Saskia tak berkecil hati, kegagalan tersebut justru ia jadikan sebagai tolak ukurnya didalam intropeksi diri dan mengambil pelajaran untuk tidak menyerah.
Bagi Saskia, kegagalan bukan alasan untuk berhenti, melainkan bahan untuk berusaha lebih keras. Ia berlatih setiap hari sepulang sekolah, membagi waktu antara belajar dan Latihan baca puisi.
Aku sering tanya ke guru, ini intonasinya gimana, gerakannya gimana,
ujarnya. Sosok Bu Ajeng, guru Bahasa Indonesia-nya, menjadi orang yang sangat berperan dalam perjalanan prestasinya.
Tak hanya guru, teman-teman di sekolah juga menjaddi sumber semangat bagi Saskia.
Mereka sering nyemangatin aku. Waktu aku minder, mereka bilang, ‘Aku bangga punya teman kayak kamu, Saski pasti menang!
katanya dengan mata berbinar. Dukungan itu membuatnya tak pernah merasa berjalan sendirian.
Salah satu kalimat yang paling melekat dari Saskia adalah pesannya untuk teman-temannya:
Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru.
Kalimat itu lahir dari pengalamannya sendiri yang awalnya ragu menulis puisi karena merasa belum bisa.
Aku punya teman yang minder padahal dia bisa. Aku bilang ke dia: jangan pernah takut untuk mencoba hal baru. Dia sampai terharu,
Pesan sederhana itu menjadi cerminan filosofi hidup Saskia: bahwa keberanian untuk mencoba lebih penting daripada hasil akhir.
Puisi yang membawanya menjadi penulis puisi terbaik ke-2 nasional berjudul “Bangkit dari Senja”. Puisi itu menceritakan perjalanan dirinya yang sempat kalah, kecewa, tapi akhirnya bangkit kembali untuk meraih impian.
Itu tentang perjalanan aku
Uarnya singkat namun penuh makna.
Kini, Saskia masih terus menulis puisi dan berlatih membaca di sela-sela kegiatan sekolahnya. Meski belum berencana menulis buku, ia berharap bisa terus ikut lomba dan menginspirasi banyak orang.
Saskia Nuraini An Nazwa bukan sekedar siswi berprestasi, ia adalah bukti bahwa keberanian untuk melangkahkeluar dari zona nyaman bisa mengantarkan seseorang menuju ouncak prestasi. Karena bagi Saskia, “Tak pernah takut mencoba hal baru’” bukan hanya sekedar pesan, tapi juga cara hidup. (*)
