Mewujudkan Asa Bandung Teknopolis 

Totok Siswantara
Ditulis oleh Totok Siswantara diterbitkan Jumat 05 Des 2025, 21:20 WIB
Hangar machining Pudak Group di kawasan industri Gedebage Bandung yang memproduksi komponen pesawat terbang pesanan Airbus dan Boeing (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)

Hangar machining Pudak Group di kawasan industri Gedebage Bandung yang memproduksi komponen pesawat terbang pesanan Airbus dan Boeing (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)

Walikota Bandung Muhammad Farhan telah menjalani jam kerjanya sepanjang sepuluh bulan. Ada sederet asa yang perlu diwujudkan untuk menjadikan Bandung sesuai dengan kondisi obyektif dan potensinya. Salah satunya adalah mewujudkan Bandung sebagai teknopolis.

Menjadikan Bandung sebagai kota teknopolis dalam kondisi negeri yang disana-sini tampak diwarnai dengan gejala deindustrialisasi oleh sementara pihak dianggap sebagai hal yang bombastis. Karena di negeri ini telah mulai terjadi deindustrialisasi untuk klaster industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Menyebabkan industri ini banyak yang tutup dan terjadi PHK massal terhadap pekerjanya.

Inisiatif Bandung Teknopolis sudah ada sejak dekade 80-an. Sudah ada rencana untuk Kota Bandung menjadi seperti Silicon Valley di Amerika Serikat. Sebenarnya di Bandung raya telah memiliki basis produksi untuk menuju teknopolis. Sebagai contoh produk elektronika dan manufacturing lainya. Namun beberapa kluster industri elektronika beberapa diantaranya telah tutup. Padahal kluster tersebut pernah menjadi kebanggaan sebagai kluster industri elektronika nasional subsektor industri perangkat telekomunikasi dan subsektor industri komponen.

Penulis bersama Hendro Wangsanegara pendiri Pudak Group (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)
Penulis bersama Hendro Wangsanegara pendiri Pudak Group (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)

Walikota Farhan tidak perlu berkecil hati, ternyata masih ada klaster industri yang padat teknologi tinggi masih eksis dan berkembang dengan baik. Di kawasan industri Gedebage ada entitas industri yang masih memberikan asa Bandung teknopolis. Bahkan perusahaan itu telah menggenggam kepercayaan dari raksasa industri penerbangan di Eropa dan Amerika untuk membuat beberapa komponen pesawat terbang. Itulah Pudak Group, selain membuat komponen pesawat terbang dan komponen alutsiswa, ternyata selama ini melegenda sebagai industri peralatan sekolah dan kantor, alat peraga pendidikan dan laboratorium,handmade glassware dan roasting machine.

Kumpul dan ngopi bareng para insinyur di Pudak (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)
Kumpul dan ngopi bareng para insinyur di Pudak (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)

Kumpul dan Ngopi Bareng Insinyur

Akhir pekan di kawasan industri Gedebage saya merasa bersyukur karena sejak pagi hingga sore bisa kumpul dan ngopi bareng para Insinyur.  Tuan rumahnya adalah Pak Hendro Wangsanegara, beliau pendiri dan pemilik Pudak Group. Yang hadir para insinyur lulusan ITB, ITI, Delft Belanda, Waseda Jepang, OHIO University.

Diawali tepat pukul sembilan pagi dengan perkenalan, diskusi pembuka,  lalu field trip di semua fasilitas dan unit produksi Pudak. Membahas tentang mesin-mesin CNC yang kini sedang getol mengerjakan kontrak aircraft part pesanan Airbus dan Boeing, hingga fasilitas produksi lain untuk membuat alat pendidikan, alat laboratorium, alat vokasi hingga produk-produk handmade glassware eksotik dan roasting machine berlabel SUJI.

Field trip sambil diskusi di antara mesin-mesin CNC milik Pudak (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)
Field trip sambil diskusi di antara mesin-mesin CNC milik Pudak (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)

Setelah makan siang, dilanjut dengan FGD terkait masalah SMK, khususnya SMK go Global yang merupakan program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Program ini “dipangku” oleh Menko Pemberdayaan Masyarakat yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar. Bertujuan untuk mengatasi masalah laten lulusan SMK yang saat ini menurut BPS memiliki angka pengangguran yang cukup tinggi. 

Akar masalah SMK dibahas menurut kacamata dunia industri dan keinsinyuran. Masing-masing hadirin mengemukakan pengalaman dan pemikiran tentang masalah SMK.

Mulai dari adanya krisis Guru Produktif, masalah kualitas rata-rata lulusan SMK dilihat dari kebutuhan sektor industri, masalah kurangnya peralatan dan workshop dan beberapa alternatif dan solusi yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan.

Kapabilitas mesin CNC Pudak yang memproduksi komponen pesawat terbang (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)
Kapabilitas mesin CNC Pudak yang memproduksi komponen pesawat terbang (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)

Saya bersyukur, hari itu berdiskusi dan curah pikir dengan sejawat insinyur yakni Rinaldi Malimin, Ani Dwi Octavia, Agus Hasyim Prawira, Budi Atmoko Widodo, Stanley Wangsanegara, Ganesa Purwanto dan Pak Hendro Wangsanegara.

Mereka semua memiliki pengalaman industri yang komplit, praktek keinsinyuran nya luar biasa, praktik negosiasi yang hebat, profesionalisme dan etika yang dijunjung tinggi serta memiliki ilmu komunikasi yang jempolan.  Kalau boleh, semua itu saya berikan nilai A plus.

Budi Atmoko yang pakar Aerodinamika lulusan Teknik Mesin dan Penerbangan ITB menyatakan bahwa sekarang sedang terjadi krisis guru dan peralatan praktek di SMK. Terutama di SMK penerbangan. Perlu segera mencari solusi agar siswa tidak semakin frustrasi.

Teknisi Pudak sedang bekerja dengan mesin CNC (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)
Teknisi Pudak sedang bekerja dengan mesin CNC (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)

 Kemampuan Engineering Tinggi

Pudak berhasil meraih sertifikasi internasional seperti AS9100 Rev. D, ISO 9001:2015, dan NADCAP, yang menjamin kualitas produknya. PT Pudak juga memiliki fasilitas produksi yang luas, dengan area seluas 3,2 hektare dan bangunan seluas 12.000 m2

Dalam acara field trip itu saya merasa kagum dengan Ani Dwi Octavia yang merupakan ikon lulusan SMK yang sukses. Saat ini berhasil memimpin perusahaan di bidang alat ukur dan instrumentasi. Wanita yang memiliki sebutan Iron Lady itu adalah lulusan Institut Teknologi Indonesia (ITI). Ani sangat intens diskusi terkait teknologi industri yang menjadi profesinya. Pikirannya mengalir deras saat diskusi dan curah pikir di Pudak.

Ani pernah terlibat langsung dalam program nasional energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga angin (wind power), jadi kalau ada netizen Ayo Bandung yang ingin daerahnya "memanen" angin, silahkan diskusi dengan dia. Wanita yang juga ketua cabor bola volley di Tangsel ini paham sekali mengukur angin dan urusan dengan instrumentasi dan bermacam sensor canggih.

Ani Dwi Octavia sedang berdiskusi dengan Pak Hendro Wangsanegara tentang produktivitas (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)
Ani Dwi Octavia sedang berdiskusi dengan Pak Hendro Wangsanegara tentang produktivitas (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)

Setelah field trip di seluruh hangar produksi Pudak, Rinaldi Malimin lulusan Waseda University Jepang memberikan pendapat bahwa Pudak sangat memahami prinsip-prinsip dasar produksi dan kemampuan engineeringnya tinggi.

Sebagai pensiunan karyawan PT Dirgantara Indonesia, penulis melihat bahwa kapabilitas produksi Pudak tidak kalah dengan industri yang didirikan oleh BJ.Habibie itu. Kondisi aktual machining shop di Pudak untuk  part manufacturing sangat bagus. Sequence operation dari hanggar Cell A hingga Cell terakhir sangat baik sesuai dengan standar global.

Beberapa kali mengunjungi Pudak, penulis melihat ada asa yang mencerahkan bahwa Pudak dan beberapa perusahaan lain di Kota Bandung yang selama ini mampu bersaing secara global merupakan salah satu pilar untuk mewujudkan impian teknopolis. Apalagi Kawasan Gedebage kini telah berkembang pesat dengan infrastruktur kereta cepat Whoosh dan juga kawasan Summarecon yang telah menjadi pusat bisnis, pengembangan Iptek dan startup, semakin meneguhkan Bandung ke arah teknopolis. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Totok Siswantara
Penulis lepas, pemulia tanaman, lulusan Program Profesi Insinyur
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

In Memoriam Alvaro

Ayo Netizen 05 Des 2025, 18:15 WIB
In Memoriam Alvaro

News Update

Ayo Netizen 08 Des 2025, 15:44 WIB

Banjir Cibaduyut Bandung: Kegagalan Pemkot Bandung dalam Pengelolaan Drainase

Kritik dan opini kepada Wali Kota Bandung mengenai banjir Cibaduyut Bandung.
Genangan air menghambat arus lalu lintas di Jalan Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Sabtu 29 November 2025 (Sumber: Novrandi Aqilah | Foto: Novrandi Aqilah)
Ayo Biz 08 Des 2025, 15:30 WIB

Gulapadi Menjaga Tradisi Kuliner Jawa Barat di Tengah Modernisasi

Gulapadi membawa filosofi sederhana namun mendalam yaitu makanan tradisional bukan hanya soal perut kenyang, melainkan tentang memori, identitas, dan kebersamaan.
Gulapadi membawa filosofi sederhana namun mendalam yaitu makanan tradisional bukan hanya soal perut kenyang, melainkan tentang memori, identitas, dan kebersamaan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 15:09 WIB

Antara Branding dan Kenyataan: Pemerataan Fasilitas Publik masih Jauh

Bandung dikenal sebagai kota inklusif, namun ketimpangan akses masih terlihat. Pemerataan fasilitas menjadi kunci agar setiap warga merasa setara.
Salah satu keadaan guiding block yang terputus, rusak bahkan tertutup pohon di trotoar Jl. Gudang Utara, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung (3/12/25) (Foto: Fasha Nadira Syakir)
Ayo Jelajah 08 Des 2025, 14:21 WIB

Sejarah Cicalengka, Gudang Kopi Kompeni dengan Sejuta Cerita di Ujung Timur Bandung

Sejarah Cicalengka sejak era VOC, kejayaan Preangerstelsel, pembangunan stasiun, hingga jejak tokoh besar yang tumbuh di wilayah timur Bandung ini.
Suasana jalan Cicalengka menuju Nagreg tahun 1880-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 13:46 WIB

Taman Menjadi Kolam Retensi, Dampak Baik dan Buruk untuk Warga di Bandung

Kolam retensi di Margahayu Raya yang dibangun untuk mendukung pengendalian banjir dinilai belum optimal.
Kolam retensi Margahayu Raya  | Kamis (4/12/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fatimah Waliya Matin)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 12:37 WIB

Sampah Plastik di Bandung: Ancaman Sunyi yang Kita Ciptakan Setiap Hari

Kita terbiasa berpikir bahwa sampah adalah urusan pemerintah, truk pengangkut, atau petugas kebersihan.
Tumpukan sampah di sekitar Pasar Cicadas, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 11:56 WIB

Kolaborasi Kampung Film Black Team dan Telkom University Hadirkan Pameran Pemutaran Film Nusantara

Kampung Film Black Team menggelar Program Inovasi Seni Nusantara berupa pameran dan pemutaran film pada Sabtu malam.
Foto bersama Gumilar Sayidul Akbar (Pendiri KFBT) dan komunitas Free Film Production (Sumber: Free Film Production | Foto: Free Film Production)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 11:15 WIB

Eksplorasi Aneka Ragam Biji Kopi di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung

Merasakan kemurnian dari biji kopi di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung.
kios coffe & tea preanger (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 10:18 WIB

Ramai Diburu Saat Hujan, DAWA Minuman Rempah Jadi Idola Baru di Bandung

DAWA Minuman Rempah di Jl. Martanegara jadi primadona baru.
Dawa minuman rempah yang enak dinikmati saat musim hujan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Naimatus Sa'diyyah)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 09:47 WIB

Kondisi Taman Tegallega Sangat Memprihatinkan, Warga Kritik Sistem Tata Kelola Kebersihan Pemkot Bandung

Taman Tegallega seharusnya menghadirkan suasana rindang dengan pepohonan yang menyejukan mata.
Gambar 1.1 Kondisi Lingkungan di Kawasan Taman Tegalega Kota Bandung (30/11/2025) (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Izzatul Syahiidah Nuraini Badar)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 09:24 WIB

Trotoar di Bandung Semrawut: Dari Jalur Aman Menjadi Arena Berebut Ruang

Opini untuk Wali Kota Bandung Muhammad Farhan terkait kurangnya perhatian dan pengawasan terkait trotoar.
Kondisi trotoar di Bandung menjadi tidak layak digunakan oleh pejalan kaki pada pukul 19.28 hari Selasa (2/12/2025) (Foto: Riri Pamungkas)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 08:32 WIB

Menangkal Bencana Hoaks

Dari bencana inilah kita belajar ihwal pemimpin sejati bukanlah mereka yang tampil paling menonjol di layar.
Komisaris Bio Farma, Relly Reagen menyerahkan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana di Padang, Sumatera Barat. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Arif Budianto)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:40 WIB

Sisi ‘Gelap’ Bandung di Batununggal

Keresahan masyarakat atas minimnya penerangan di area Jalan Batununggal, Kota Bandung.
Kondisi jalanan di Batununggal saat malam hari pada Rabu (3/12/25). (Sumber: Penulis | Foto: Adventia)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:22 WIB

Farhan Vs. KDM

Banyak kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berseberangan dengan Wali Kota dan Bupati Bandung.
Banyak kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berseberangan dengan Wali Kota dan Bupati Bandung. (Sumber: Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:15 WIB

Catatan Warga untuk Wali Kota Farhan: Lubang Jalan, Lubang Kepercayaan Publik

Masyarakat selalu dihantui oleh satu masalah paling klise yang tak ada habisnya yaitu jalan berlubang dimana-mana. 
Salah Satu titik jalan berlubang di Jl. Lombok, Merdeka, Kec.Sumur Bandung, Kota Bandung.(3/12/2025) (Sumber: Nabila Putri Wiritanaya)
Ayo Biz 07 Des 2025, 20:13 WIB

Bandung Menjadi Pusat Inovasi Hotel Ramah Lingkungan Bertaraf Internasional

Bandung kini menegaskan dirinya bukan hanya sebagai kota kreatif dan kuliner, tetapi juga sebagai laboratorium hidup bagi praktik keberlanjutan di sektor pariwisata.
The Gaia Hotel Bandung membuktikan bahwa komitmen terhadap keberlanjutan dapat menjadi sumber daya saing, peluang investasi, dan jalan menuju pariwisata yang lebih inklusif dan berdaya tahan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:07 WIB

Halte Bus Bandung: Wajah Buram Transportasi Publik

Halte menjadi salah satu fasilitas umum yang sangat terabaikan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Kondisi halte yang basah dan minim pencahayaan pada malam hari di Halte Tegalgea, Jl. Moch. Toha, Kec. Regol, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tsaqifa Dhiyaul Hawa)
Ayo Jelajah 07 Des 2025, 19:54 WIB

Gunung Burangrang, Eksotisme Kaldera Tropis dalam Imajinasi Wisata Kolonial Priangan

Catatan kolonial menggambarkan Gunung Burangrang sebagai lanskap eksotik Priangan yang harus dipetakan dan ditaklukkan lewat wisata alam.
Gunung Burangrang.
Ayo Netizen 07 Des 2025, 19:46 WIB

Di Antara Ombak Buatan dan Tawa Keluarga di Bandung Barat

Wahoo Waterworld, taman air modern yang seru di Bandung Barat.
Area masuk Wahoo Waterworld yang menampilkan ikon roda kemudi besar di kawasan Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung Barat, Senin (10/11/2025). (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Adifa Arsyad)
Beranda 07 Des 2025, 19:44 WIB

Bencana Alam Itu Tidak Jauh, Sudah di Depan Hidung Kita

Data bencana alam BNPB tahun 2024 menyatakan Jawa Barat sebagai provinsi yang paling sering mengalami bencana, yakni sebanyak 461 kejadian.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)