Selamatkan Surga Terakhir Indonesia dari Griya Kehausan Sesaat

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Minggu 08 Jun 2025, 08:57 WIB
Pemandangan Piaynemo Raja Ampat. (Pixabay)

Pemandangan Piaynemo Raja Ampat. (Pixabay)

Meski belum pernah menginjakkan kaki secara langsung di kawasan yang terkenal sebagai Surga Terakhir Indonesia tapi rasanya hati pilu saat mendengar bahwa Raja Ampat terancam rusak oleh aktivitas tambang nikel.

Sepenggal surga di Timur Indonesia ini merupakan rangkaian pulau tropis yang memesona. Perairan yang kaya dengan biota laut, bentangan karst yang megah juga dilingkupi oleh hutan yang masih rapat dan asri.

Hal ini membuat Indonesia mendapat julukan “ The Last Paradise on Earth”. Kawasan yang terletak di Papua Barat Daya ini bahkan sudah menjadi situs warisan yang diakui oleh UNESCO.

Sebagaimana yang dilansir situs greenpeace.org “ Raja Ampat merupakan tempat berlibur yang sempurna bagi wisatawan. Bagi penggiat konservasi, Raja Ampat adalah jantung dari segitiga terumbu karang dan pusat keanekaragaman hayati baik di darat maupun di lautan. Sementara bagi masyarakat setempat , Raja Ampat bukan sekedar memberikan keindahan alam tapi juga memberi sumber kehidupan".

Setelah hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia telah rusak oleh pembangunan negeri ini. Apakah sebagai warga negara Indonesia masih tutup mata dengan terancamnya surga terakhir yang dimiliki negeri ini. Betapa hal ini menjadi fenomena yang sangat miris.

Terlebih Indonesia merupakan sebuah negara yang dikenal dengan keindahan alam dan sumber daya yang tiada tara. Bukankah seharusnya anugerah ini bisa diberdayakan dengan baik semungkin. Sebagai bentuk timbal balik seorang manusia kepada alam yang sudah memberikan keseimbangan terhadap sebuah kehidupan.

Satu hal yang mesti disadari bahwa Raja Ampat tidak hanya tempat bernaung bagi warga Papua tapi tempat hidup juga untuk berbagai jenis mahluk hidup yang berada di dasar laut, flora dan fauna yang juga berada di hutan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Poltak Partogi Nainggolan berjudul "Keamanan Sosial dan Keamanan Lingkungan di Pulau Terluar Indonesia: Studi Kabupaten Kepulauan Raja Ampat" menyatakan bahwa Ibukota Kabupaten Raja Ampat yaitu Waisai terletak di Pulai Waigeo memiliki 537 jenis terumbu karang yang sangat menakjubkan dan mewakili 75% yang ada di dunia.

Di wilayah perairan terdapat 1.074 jenis ikan dan tumbuhan endemik serta ribuan penyu. Beberapa jenis ikan seperti ikan kuwe, kakap, kerapu, hiu karang, napoleon, wrase, barracuda dan tuna merupakan kekayaan alam yang dimiliki perairan di Papua.

Jika penambangan nikel tetap dilanjutkan maka Raja Ampat akan berpotensi kehilangan spesies endemik seperti biawak Waigeo, undang mantis merak, hiu karpet berbintik dan masih banyak jenis yang lainnya. Selain itu ada Ikan Pari Manta (Manta Rays) yang dilindungi dari kepunahan.

Kemudian 75% berbagai jenis terumbu karang yang akan kehilangan rumahnya. Lebih dari 2500 spesies ikan, 47 spesies mamalia dan 274 burung juga terancam punah. Lebih dari 8775 hektar hutan terancam dibabat untuk kebutuhan pertambangan nikel. Ada lebih dari ratusan pulau kecil yang menjadi daya tarik akan rusak. Kegiatan ekowisata masyarakat sekitar, sumber kehidupan tidak kalah terkena dampak.

Fauna Endemik Raja Ampat (Sumber: greenpeace.org)
Fauna Endemik Raja Ampat (Sumber: greenpeace.org)

Potensi terbesar Raja Ampat bukan ada di dalam tanah tapi berada tepat di atasnya. Laut yang kaya, hutan yang lestari dan keindahan alam yang luar biasa. Sudah sepatutnya seluruh warga Indonesia mendukung diberhentikannya aktivitas tambang yang akan menghancurkan semua potensi alam. Selama ini Raja Ampat punya cara tersendiri untuk maju lewat kegiatan pariwisata, perikanan dan pertanian yang berkelanjutan.

Seluruh warga Indonesia bertanggungjawab untuk berdiri bersama dengan masyarakat Papua. Jangan diam dan menutup mata, jangan diam sampai semuanya rusak baru hadir kepedulian.

Sekarang waktunya seluruh warga Indonesia bersuara untuk menolak ekspansi tambang di Raja Ampat demi membela masyarakat, menjaga alamnya dan juga masa depannya. Selamatkan Surga Terakhir Indonesia dari Griya Kehausan Sesaat. (*) 

#SaveRajaAmpat#JagaBumiHutanLautku

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 06 Nov 2025, 20:05 WIB

Jawa Barat Melawan Scam, Inklusi Keuangan Jadi Senjata Baru

Jawa Barat masih berhadapan dengan kenyataan pahit, di mana tingginya laporan penipuan finansial, maraknya praktik keuangan ilegal, dan kesenjangan akses terhadap layanan keuangan formal.
Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 menjadi ruang interaktif masyarakat dengan lembaga keuangan, dalam membuka wawasan, membangun kepercayaan, dan melindungi hak konsumen. (Sumber: OJK)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 19:24 WIB

Bopet Bagindo: Sarapan Khas Minang di Bandung dengan Cita Rasa Otentik

Bopet Bagindo dikenal sebagai tempat sarapan murah tapi tetap mengenyangkan.
 (Sumber: Akun Tiktok @lidyahw)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 18:50 WIB

Pengasuhan Anak di Era Digital

Menuntun generasi, bukan sekadar mengawasi.
Ilustrasi anak-anak Indonesia. (Sumber: Pexels/Teguh Dewanto)
Ayo Biz 06 Nov 2025, 18:41 WIB

Bandung dan Tumbler, Ketika Gaya Hidup Sehat Menjadi Identitas Sosial

Di taman kota, ruang kerja, hingga jalur lari pagi, tumbler bukan lagi sekadar wadah air minum, tapi jadi penanda gaya hidup yang aktif, sadar lingkungan, dan estetis.
Di taman kota, ruang kerja, hingga jalur lari pagi, tumbler bukan lagi sekadar wadah air minum, tapi jadi penanda gaya hidup yang aktif, sadar lingkungan, dan estetis. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 18:24 WIB

Gerakan Muhammadiyah dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muhammadiyah telah merespons krisis iklim global dengan pendekatan yang sistematis, holistik, dan terinstitusionalisasi.
Krisis iklim global menerpa kampung/kota di Indonesia (Sumber: https://muhammadiyah.or.id/2023/08/atasi-krisis-iklim-muhammadiyah-digandeng-klhk-bangun-20-ribu-kampung-iklim-di-seluruh-indonesia/)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 18:12 WIB

Icip Bakso Solo Samrat yang Sedang Happening

Bakso Solo Samrat merupakan salah satu Bakso yang sedang happening di kalangan konten kreator atau masyarakat umum.
Bakso Keju Lumer dan Es Kacang Brenebon (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 06 Nov 2025, 17:41 WIB

Eksistensi HvB di Bandung, Komunitas yang Menghidupkan Sejarah Lewat Tubuh dan Teater

Historia van Bandung (HvB), komunitas ini menjadikan tubuh, kostum, dan aksi teatrikal sebagai medium untuk menghidupkan kembali masa perjuangan Indonesia.
Historia van Bandung (HvB), komunitas ini menjadikan tubuh, kostum, dan aksi teatrikal sebagai medium untuk menghidupkan kembali masa perjuangan Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 17:10 WIB

Warung Viral di Bandung yang Jadi Tempat Nongkrong Favorit Anak Muda

Meski awalnya dikenal karena popularitas film, warung Bi Eem kini telah melangkah lebih jauh.
Meski awalnya dikenal karena popularitas film, warung Bi Eem kini telah melangkah lebih jauh. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Jelajah 06 Nov 2025, 17:00 WIB

Hikayat Kiaracondong, Tujuan Urbanisasi Kaum Pekerja Zaman Baheula

Kisah Kiaracondong yang bermula dari sebatang pohon miring hingga jadi kawasan industri, stasiun besar, dan simpul macet abadi Bandung.
Para buruh pekerja Artillerie Constructie Winkel (ACW) di Kiaracondong yang merupakan cikal bakal PT Pindad. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 16:50 WIB

Literasi Digital Sejak Dini, Bekal Anak Masa Kini

Literasi digital sejak dini bukan untuk menjauhkan anak dari teknologi.
Ilustrasi teknologi digital di sekitar anak-anak saat ini. (Sumber: Pexels/Ron Lach)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 16:19 WIB

Tembok Demokrasi dalam Keadilan Buku-Buku Cetak

Kenapa buku dan suara rakyat harus dipenggal?
Ilustrasi buku cetak. (Sumber: Pexels/Element5 Digital)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 15:16 WIB

Persib: Kami di Asia, Kamu di Mana?

Persib Bandung, dijadwalkan bertanding melawan Selangor FC Malaysia di ajang AFC Champions League Two (ACL Two).
Persib Bandung saat berhasil menang 2-0 atas Selangor FC. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 13:54 WIB

Opini dan Fakta dari Perspektif Jurnalistik

Tsunami fakta, kebanjiran fakta, hujan fakta. Mungkin kita pernah melihat dan membaca komentar seperti itu ketika menjelajahi media sosial.
Pengetahuan tentang opini dan fakta penting untuk semua orang. (Sumber: PEXELS | Foto: Judit Peter)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 12:09 WIB

Perjuangan Seorang Santri Menebarkan Ilmu Melalui Kitab Kuning

Di balik kesederhanaan seorang santri di Madrasah Aliyah Sukamiskin, tersimpan kisah yang begitu hangat dan menginspirasi.
Defan, seorang pemuda asal Bandung yang menjadikan kitab kuning bukan sekadar bacaan, tetapi jalan untuk menempa karakter dan memperkuat keyakinan hidupnya. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 09:12 WIB

Mimpi UMKM Lokal di Panggung Livin’ Fest 2025

Livin’ Fest 2025 jadi panggung bagi UMKM muda menunjukkan karya dan cerita mereka.
Antusias Pengunjung Livin' Market 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis| Foto: Firqotu Naajiyah)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 07:42 WIB

Perspektif Lain Sejarah Indonesia lewat Buku Dalih Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa

Buku Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa merupakan buku yang menyajikan perspektif lain dari sejarah yang selama ini kita yakini.
Buku Dalih Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa (Sumber: Instagram | Katalisbook)
Ayo Netizen 05 Nov 2025, 20:12 WIB

Keringat yang Bercerita, Potret Gaya Hidup Sehat di Perkotaan

Melalui feature ini pembaca diajak menyelami suasana pagi yang penuh semangat di tengah denyut kehidupan masyarakat perkotaan.
Ilustrasi olahraga lari. (Sumber: Pexels/Ketut Subiyanto)
Mayantara 05 Nov 2025, 19:29 WIB

Budaya Scrolling: Cermin dari Logika Zaman

Di banyak ruang sunyi hari ini, kita melihat pemandangan yang sama, seseorang menunduk menatap layar, menggulir tanpa henti.
Kita menyebutnya scrolling, para peneliti menyebutnya sebagai ritual baru zaman digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 05 Nov 2025, 18:38 WIB

Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus, antara Keresahan Orang Tua dan Tantangan Penerimaan

Selain faktor akses, stigma sosial menjadi penghalang besar. Tidak sedikit orang tua yang enggan memeriksakan anak karena takut dicap atau dikucilkan.
Ilustrasi. Deteksi dini anak berkebutuhan khusus masih menjadi isu mendesak di Indonesia. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 05 Nov 2025, 17:21 WIB

10 Penulis Terpilih Oktober 2025: Kritik Tajam untuk Bandung yang 'Tidak Hijau'

Inilah 10 penulis terbaik yang berhasil menorehkan karya-karya berkualitas di kanal AYO NETIZEN sepanjang Oktober 2025.
Banjir di Kampung Bojong Asih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, pada Minggu, 9 Maret 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)