Transformasi Minyak Jelantah Jadi Biodiesel, Solusi Berkelanjutan untuk Energi Ramah Lingkungan

 Naya Veda
Ditulis oleh Naya Veda diterbitkan Senin 16 Jun 2025, 14:31 WIB
Bahan bakar biodiesel yang berasal dari minyak jelantah merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. (Sumber: Flickr/Oregon Department of Agriculture)

Bahan bakar biodiesel yang berasal dari minyak jelantah merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. (Sumber: Flickr/Oregon Department of Agriculture)

Minyak jelantah merupakan limbah yang jarang dipilah dan biasanya dibuang langsung tanpa adanya proses pemilahan. Jika diabaikan terus-menerus maka akan menyebabkan kerusakan lingkungan sekitar. Minyak jelantah memiliki potensi energi yang tinggi untuk diolah menjadi bahan baku biodiesel.

Bahan bakar biodiesel yang berasal dari minyak jelantah merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Tidak hanya membantu dalam pengurangan limbah, tetapi juga dalam pengurangan ketergantungan pada bahan baku solar (minyak bumi) yang tak terbarukan. Awal dari pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel adalah pemisahan minyak jelantah dengan baik lalu dikumpulkan ke badan tertentu agar dapat diolah. Maka minyak jelantah di daerah Cidadap wajib dikumpulkan sebagai penghasil bahan baku biodiesel.

Pengelolaan dengan mengumpulkan limbah minyak jelantah secara tepat dapat mengurangi pencemaran lingkungan, terutama dalam menjaga kebersihan saluran air dan ekosistem pada wilaya Cidadap.

Minyak jelantah dapat diolah dan digunakan secara maksimal sebagai alternatif bahan baku untuk sintesis biodiesel. Pun minyak goreng bekas memiliki potensi untuk pembuatan biodiesel, karena mengandung trigliserida serta asam lemak bebas (Papagaya, Lapu, & Suriani, 2024). Jika minyak jelantah tidak dikumpulkan tetapi dibuang sembarangan akan berdampak buruk pada saluran air.

Saluran air akan tercemar dan tersumbat kalua sudah tercemar maka kualitas air akan menurun. Dengan begitu juga ekosistem yang ada pada air akan rusak dan kesehatan manusia terancam. Dengan wajibnya pengumpulan limbah minyak jelantah maka akan meminimalisir kerusakan bagi lingkungan maupun bagi manusia yang akan terkena dampaknya.

Baca Juga: Entrok: Representasi Perempuan, Pendidikan, dan Masa Kelam Orde Baru

Biodiesel yang diperoleh dari minyak jelantah merupakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar dari minyak bumi. (Sumber: Wikimedia Commons/SATELIT BM)
Biodiesel yang diperoleh dari minyak jelantah merupakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar dari minyak bumi. (Sumber: Wikimedia Commons/SATELIT BM)

Dari pengumpulan minyak jelantah dapat diolah menjadi bahan baku biodiesel yang dapat berpotensi dalam mengurangi pencemaran. Minyak jelantah disebut juga minyak goreng bekas merupakan limbah organik. Limbah organik dapat diolah menjadi bahan baku biodiesel dengan berbagai metode yang dapat digunakan.

Minyak jelantah merupakan minyak nabati yang terbarukan. Minyak nabati dapat diubah menjadi bahan biodiesel melalui reaksi transferifikasi dengan bantuan katalisator seperti alcohol rantai pendek (Wulandari, et al., 2023). Transferifikasi trigliserida yang telah diurai terlebih dahulu menjadi asam lemak bebas, setelah itu dilanjutkan dengan alkohol. Dari proses tersebut minyak jelantah akan menghasilkan nilai guna yang tinggi. Dengan proses perubahan minyak jelantah menjadi bahan baku biodiesel dapat berdampak positif pada lingkungan di daerah Cidadap.

Biodiesel yang diperoleh dari minyak jelantah merupakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar dari minyak bumi. Selain itu, biodiesel dari limbah minyak goreng memiliki sifat biodegradable dan non-toxic. Ini menjadi salah satu pilihan yang baik dalam memenuhi kebutuhan energi. Penggunaan bahan bakar yang berasal dari minyak jelantah dapat mengurangi penghasil emisi gas rumah kaca. Minyak jelantah akan terus dihasilkan setiap hari, sumber terbarukan dan tidak akan habis dipakai. Dibandingkan dengan minyak bumi yang memerlukan jutaan tahun untuk terbentuk, minyak jelantah siap diolah dalam hitungan jam setelah digunakan. Daripada dibuang atau mengotori saluran air, mending jadikan biodiesel untuk kendaraan yang akan menghasilkan sedikit emisi gas karbon.

Baca Juga: Konser Lebih Penting dari KPR? Ini Realita Finansial Generasi Z

Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel membuktikan bahwa limbah rumah tangga sebenarnya menyimpan energi yang terbarukan, mampu mengurangi tumpukan sampah sekaligus menekan ketergantungan pada solar minyak bumi. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mewajibkan dan memfasilitasi pengumpulan minyak jelantah di tingkat RT/RW Cidadap, lalu menyalurkannya ke sentra pengolahan biodiesel lokal.

Dengan menerapkan proses transesterifikasi dengan mengubah trigliserida menjadi ester metil atau etil kita dapat menghasilkan bahan bakar nabati yang biodegradable dan minim emisi gas rumah kaca. Selain itu, edukasi masyarakat tentang pemilahan limbah organik ini akan menjaga kebersihan saluran air dan memelihara ekosistem setempat. Pada akhirnya, pendekatan terpadu antara regulasi, teknologi pengolahan, dan partisipasi warga akan mewujudkan solusi energi berkelanjutan sekaligus perlindungan lingkungan. (*)

Daftar Pustaka

  • Papagaya, J., Lapu, P., & Suriani, S. (2024). EDUKASI DAN PRAKTEK PEMBUATAN BIODIESEL DARI LIMBAH MINYAK JELANTAH BAGI IBU-IBU MAJELIS TA’LIM AL-HIJRAH DUSUN AIR ALI NEGERI RUMAH TIGA KECAMATAN TELUK AMBON KOTA AMBON. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2).
  • Wulandari, D. A., Wardoyo, Syaefuddin, E. A., Indrawan, A. D., Sholehudin, F., Dhiyaulhaq, N. R., . . . Melando, E. (2023). PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

 Naya Veda
Tentang Naya Veda
Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 03 Nov 2025, 20:51 WIB

Tawas, Bahan Sederhana dengan Khasiat Luar Biasa untuk Atasi Bau Badan

Si bening sederhana bernama tawas punya manfaat luar biasa.
Sejak lama, tawas digunakan dalam berbagai keperluan. (Sumber: Wikimedia Commons/Maxim Bilovitskiy)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 19:47 WIB

Fesyen sebagai Cerminan Kepribadian: Lebih dari Sekadar Gaya

Fashion tidak hanya berbicara tentang pakaian yang indah atau tren terkini, tetapi juga menjadi cara seseorang mengekspresikan diri.
Setiap pilihan busana, warna, hingga aksesori yang dikenakan seseorang menyimpan cerita tentang siapa dirinya (Sumber: Pexels/PNW Production)
Ayo Biz 03 Nov 2025, 19:40 WIB

Tempo vs Menteri Pertanian, AJI Tegaskan Sengketa Pers Bukan Urusan Pengadilan

Sengketa pers antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan Tempo bermula dari aduan terhadap pemberitaan Tempo berjudul “Poles-Poles Beras Busuk”.
Sengketa pers antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan Tempo bermula dari aduan terhadap pemberitaan Tempo berjudul “Poles-Poles Beras Busuk” yang tayang di akun X dan Instagram Tempo. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 03 Nov 2025, 19:24 WIB

Pusat Perbelanjaan Bandung di Era Digital, Bertahan atau Bertransformasi?

Bandung, kota yang dikenal sebagai Paris van Java, tak hanya memikat lewat pesona alam dan kulinernya, tetapi juga lewat denyut bisnis ritelnya yang dinamis.
Bandung, kota yang dikenal sebagai Paris van Java, tak hanya memikat lewat pesona alam dan kulinernya, tetapi juga lewat denyut bisnis ritelnya yang dinamis. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Jelajah 03 Nov 2025, 18:54 WIB

Sejarah Flyover Pasupati Bandung, Gagasan Kolonial yang Dieksekusi Setelah Reformasi

Flyover Pasupati Bandung menyimpan sejarah panjang, dari ide Thomas Karsten di era kolonial hingga menjadi simbol kemajuan urban modern Jawa Barat.
Flyover Pasupati Bandung. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Jelajah 03 Nov 2025, 18:39 WIB

Hikayat Tragedi Lumpur Lapindo, Bencana Besar yang Tenggelamkan Belasan Desa di Sidoarjo

Sejarah amukan lumpur Lapindo telan 16 desa dan 60 ribu jiwa, tapi yang tenggelam bukan cuma rumah, juga nurani dan keadilan negeri ini.
Lumpur Lapindo. (Sumber: Shutterstock)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 17:54 WIB

Perundungan Dunia Maya (Cyberbullying), Siswa SMAN 25 Bandung Diajak Lebih Bijak di Dunia Digital

Mahasiswa Telkom University mengedukasi siswa SMAN 25 Bandung tentang bahaya cyberbullying melalui kegiatan sosialisasi dan diskusi interaktif.
Dokumentasi Pribadi, sosialisasi "Perundungan Dunia Maya (cyberbullying)" SMAN 25 Bandung, 27 oktober 2025.
Ayo Biz 03 Nov 2025, 16:56 WIB

Fesyen Sunda dan Anak Muda Bandung: Warisan atau Wawasan yang Tergerus?

Sejak satu dekade terakhir, anak-anak muda mulai tampil dengan pangsi hitam, iket Sunda, atau aksara kuno yang menghiasi kaus mereka, simbol dari pencarian identitas budaya yang lama terpinggirkan.
[ilustrasi]Sejak satu dekade terakhir, anak-anak muda mulai tampil dengan pangsi hitam, iket Sunda, atau aksara kuno yang menghiasi kaus mereka, simbol dari pencarian identitas budaya yang lama terpinggirkan. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 15:41 WIB

Bandung dan Krisis Nurani Ekologis

Pemerintah kota Bandung tampak lebih sibuk memoles citra daripada memelihara kehidupan.
Sungai Cikapundung Kampung Cibarani Kota Bandung (Foto: Dokumen River Clean up)
Ayo Biz 03 Nov 2025, 14:56 WIB

Milenial dan Generasi Z Tak Lagi Beli Barang, Mereka Beli Nilai

Di tangan generasi milenial dan Gen Z, konsep Keberlanjutan menjelma menjadi gaya hidup yang menuntut transparansi, nilai, dan tanggung jawab sosial.
Produk upcycle, yang mengolah limbah menjadi barang bernilai, kini menjadi simbol perubahan yang digerakkan oleh kesadaran kolektif. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 14:46 WIB

‘Galgah’, Antonim Baru dari ‘Haus’ yang Resmi Masuk KBBI

Kata baru “galgah” sedang jadi sorotan warganet!
Kata "galgah" menunjukkan seseorang sudah tidak lagi haus. (Sumber: Pexels/Karola G)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 14:10 WIB

Cahaya di Tengah Luka: Ketulusan Ibu Timothy Anugerah yang Mengampuni dan Merangkul

Kehilangan seorang anak adalah duka yang tak terbayangkan. Namun, Ibu dari almarhum Timothy Anugerah memilih jalan yang tak biasa.
Ketulusan hati ibu Timothy Anugerah (Sumber: https://share.google/StTZP2teeh7VKZtTl)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 13:15 WIB

Diskusi Buku 'Berani Tidak Disukai' bersama Salman Reading Corner

Membaca adalah cara kita untuk menyelami pemikiran orang lain. Sementara berdiskusi adalah cara kita mengetahui berbagai macam perspektif.
Diskusi Buku Bersama Salman Reading Corner, Sabtu, 01 November 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 11:32 WIB

Menyalakan Kembali Lentera Peradaban

Refleksi Milad ke-113 Muhammadiyah.
Lentera dengan karya seni Islam. (Sumber: Pexels/Ahmed Aqtai)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 10:01 WIB

Perutku, Makanan, dan Rasa Lapar yang Sia-sia

Perut adalah salah satu inti kehidupan manusia. Dari sanalah segalanya bermula, dan juga sering berakhir.
Para pengungsi. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 08:12 WIB

Mati Kelaparan di Negeri para Bedebah

Membunuh memang tidak selamanya melukai tubuh seseorang dengan senjata.
Ilustrasi Meninggal karena kelaparan (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 20:37 WIB

Mengapa Tidur Cukup Sangat Penting? Begini Cara Mencapainya

Sering begadang? Hati-hati, kurang tidur bisa merusak kesehatan tubuh dan pikiranmu!
Ilustrasi tidur. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 17:53 WIB

Inspirasi Sosok yang Teguh Mengabdi di Cipadung Wetan

Sosok lurah di Cipadung Wetan yang memiliki dedikasi tinggi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Lurah Cipadung Wetan, Bapak Tarsujono S. Sos, M,. M,. (Sumber: Mila Aulia / dok. pribadi | Foto: Mila Aulia)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 15:14 WIB

Peran Orang Tua di Tengah Tantangan Pendidikan Modern

Perkembangan teknologi dan perubahan gaya belajar membuat pendidikan modern tidak lagi sama seperti dulu.
Orang tua dan anaknya. (Sumber: Pexels/Lgh_9)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 14:01 WIB

Ketika Kampus Tak Lagi Aman: Belajar dari Kasus Timothy Anugerah di Universitas Udayana

Kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana, membuka mata kita tentang bahaya perundungan di lingkungan kampus.
Korban perundungan, Timothy Anugerah. (Tiktok/apaajaboleh2012)