Knalpot Racing Sudah Jadi Gaya Hidup yang Meresahkan

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Rabu 02 Jul 2025, 16:43 WIB
Knalpot racing. (Sumber: Pixabay)

Knalpot racing. (Sumber: Pixabay)

Sangat menjengkelkan, ketika sedang bersantai ataupun berkegiatan, lewatlah motor yang sudah dimodifikasi dengan knalpot racing. Suaranya memekikan telinga, membuyarkan fokus yang ada, menaikan tensi dalam darah, pun sebagian lagi, asapnya menyesakkan dada.

Motor racing, umumnya digunakan pada sirkuit balap atau lintasan yang memang sudah dirancang khusus untuk digunakan dalam kegiatan otomotif. Penggunaan yang dilakukan di jalan raya atau pemukiman padat penduduk menjadi sebuah bentuk pelanggaran dan menyebabkan kebisingan.

Hari ini knalpot modifikasi ini sudah banyak digunakan oleh kalangan masyarakat rentang usia remaja hingga menjelang manula, dari perkotaan hingga pelosok perdesaan.

Banyak bengkel-bengkel kecil pinggir jalan yang mengerjakan proyek ini dan seringkali untuk melakukan pengecekan, kalangan ini hilir-mudik menggaungkan gasnya, jelas tanpa rasa malu apalagi bersalah.

Motor sendiri merupakan salah satu transportasi yang penggunaannya untuk kebutuhan mobilitas masyarakat. Hadirnya motor tentu membantu berbagai kalangan untuk menempuh tujuan yang tidak mampu jika ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan sepedah.

Namun seiring berjalannya waktu motor pun mengalami beberapa perubahan fungsi di masyarakat.

Motor Sebagai Gaya Hidup Masyarakat

Menilik sedikit ke berbagai negara maju seperti Amerika, Jepang, Korea dan beberapa negara maju lainnya, penggunaan motor sangat terbatas sekali jumlahnya.

Negara tersebut memaksimalkan transportasi umum seperti kereta dan busway untuk melakukan kegiatan sehari- hari seperti sekolah, bekerja bahkan berwisata. Adapun secara pribadi, biasanya penggunaan sepedah menjadi alternatif utama selain jalan kaki.

Meskipun Indonesia sebagai negara berkembang, menempati posisi ke tiga sebanyak 85% setelah Thailand dan Vietnam sebagai pengguna motor tertinggi di dunia.

Fenomena ini tentu menimbulkan beberapa dampak lain, misalnya kebiasaan masyarakat Indonesia yang seringkali menggunakan motor, padahal jarak tempuh ke tujuan tidak lebih dari 500 meter. Kondisi ini tentu menjadi penyumbang angka tertinggi bagi penyakit diabetes.

Sebagian besar makanan pokok indonesia yang berupa karbohidrat akan sulit terbakar tanpa adanya kegiatan yang bisa mengurai bahan tersebut menjadi sebuah energi. Kebiasaan malas ini yang membuat gaya hidup masyarakat menjadi kurang sehat.

Selain itu, motor juga menjadi alat yang digunakan untuk menunjukkan status sosial seseorang, dari masyarakat mapan, hingga menengah ke bawah pun dipastikan memiliki satu buah motor.

Bagi masyarakat mapan, motor mewah keluaran Ducati, Kawasaki atau Harley-Davidson menjadi sebuah alat untuk menunjukkan kemewahan.

Motor juga menjadi alat flexing yang digunakan untuk menguatkan branding suatu usaha scam berkedok investasi, seperti sebuah kasus yang pernah terjadi di Indonesia beberapa tahun silam. Pada beberapa waktu bahkan komunitas ini turun ke jalanan yang merasa paling menguasai medan.

Lampu merah di terobos, pengawalan aparat untuk menengadahi masyarakat yang berontak, semua pengguna jalan harus melipir ke samping untuk memberikan akses bagi mereka yang bak seperti seorang raja.

Bagi masyarakat menengah dengan gaji yang pas-pasan, motor seringkali menjadi sebuah kebutuhan tapi tidak terlepas juga untuk memenuhi gaya hidup. Kantor leasing yang semakin berjamur di Indonesia pun turun serta menyumbang kehadiran motor di masyarakat.

Biaya Down Payment (DP) yang memikat serta cicilan dalam jangka waktu yang panjang, membuat masyarakat berlomba-lomba memiliki motor. Masalahnya motor bukan lagi menjadi kebutuhan primer tapi sudah menjadi sekunder.

Jika diperhatikan setiap rumah dan anggota keluarganya memiliki motor masing-masing, ibu, ayah dan anak yang bahkan belum layak memiliki SIM, sudah diberikan motor oleh orangtuanya. Belum lagi ketika angsuran kredit yang terhambat tentu membuat masalah baru dalam sisi ekonomi.

Berlanjut pada modus oknum leasing yang seringkali menghampiri calon korban dengan mengitimidasi bahwasannya motor belum lunas dan akan ditarik secara paksa. Hal ini menimbulkan efek domino dari sebuah motor yang penggunannya telah berubah menjadi gaya hidup.

Selain itu, motor juga sudah merubah beberapa kalangan masyarakat untuk menunjukan eksistensi sebuah komunitas. Sebagian pengguna motor dengan modifikasi knalpot racing, umumnya terafiliasi dalam sebuah perkumpulan.

Antara satu kelompok dan kelompok lainnya saling adu performa di jalanan sempit dan tak jarang menimbulkan perkelahian, entah dengan pengendara normal atau antar komunitas yang lain. Seringkali masalah ini memang menggangu kenyamanan.

Namun terkadang masyarakat pun sudah muak untuk menegur dan memilih skeptis juga apatis terhadap kalangan tersebut.

Dampak Penggunaan Knalpot Racing

Knalpot racing. (Sumber: Pixabay/Hans)
Knalpot racing. (Sumber: Pixabay/Hans)

Selain mengganggu telinga, penggunaan knalpot racing juga bisa meningkatkan pembuangan gas emisi. Modifikasi motor berarti mengubah stelan pabrik terhadap suatu knalpot dari bagian mufler tip hingga header sebagai penahan gas emisi.

Kondisi pembuangan emisi gas yang tinggi ini dapat menurunkan kualitas udara yang dihirup oleh paru-paru. Knalpot racing juga menyumbang polusi suara bagi pendegarnya. Kondisi jalan yang macet, diperparah dengan suara bising knalpot tentu semakin membuat jengkel dan mengganggu gendang telinga.

Sebetulnya sudah ada undang-undang yang mengatur knalpot racing sebagai sebuah pelangaran peraturan lalu lintas. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2009 mengenai ambang batas kebisingan kendaraan bermotor tipe baru. Namun tentu dalam pelaksanaanya tidak mudah diaplikasikan di masyarakat.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Kota Aceh yang ditulis oleh Setiawan Jodi, dkk dalam judul "Low Enforcement Againts Motor Vehicles Using Racing Mufflers in Banda Aceh City".

Hasil penelitian menunjukkan sanksi hukum terhadap pelanggar yang menggunakan kendaraan bermotor dengan knalpot racing terjadi karena beberapa faktor diantaranya kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kesadaran yang lemah terhadap standar penggunaan motor racing, kurangnya pemahaman terhadap dampak penggunaan knalpot racing, serta maraknya pembuatan knalpot racing yang lengah dari pengawasan.

Sementara dalam penelitian lain yang dilakukan di Kota Jakarta yang ditulis ole Achmad Gilang Safrudin berjudul "Analisis Penegakan Hukum Terhadap Penggunaan Knalpot Racing Pada Kendaraan Bermotor Di Polres Metro Jakarta Selatan", disebutkan hambatan yang dialami aparat penegak hukum adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam mentaati peraturan serta kurangnya petugas yang melakukan operasi penegakan hukum.

Sedangkan menurut pengamatan penulis, maraknya penggunaan knalpot racing ini akibat dari masyarakat yang abai dengan perasaan orang lain. Pelaku merasa bahwasannya apa yang dilakukan sama sekali tidak mengganggu orang lain karena tidak ada yang menegur aktivitas mereka.

Adapun ketika ada pihak yang menegur, pelaku seringkali tidak terima dan ujungnya mengakibatkan pertengkaran. Selain itu juga sumber daya manusia yang sulit diatur menjadikan penegakan hukum berjalan alot atau tidak berkesinambungan.

Peraturan yang ada seolah menjadi sebuah ajakan untuk dilanggar, bahkan meski sudah di denda, pelaku akan mengulangi hal yang sama. Tentu Knalpot racing bukan lagi digunakan untuk kepentingan olahraga di sirkuit tapi sudah menjelma menjadi gaya hidup yang meresahkan. (*)

Jangan Lewatkan Podcast AyoTalk:

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:02 WIB

Mewujudkan Kota Bandung yang Ramah bagi Wisata Pedestrian

Trotoar-trotoar yang seharusnya diperuntukkan bagi pedestrian beralih fungsi menjadi tempat parkir kendaraan, khususnya roda dua.
Pengerjaan revitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Lombok Kota Bandung pada Jumat, 26 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:43 WIB

Sanghyang Kenit: Surga Wisata Alam Bandung Barat, Tawarkan Banyak Wahana dalam Satu Destinasi

Salah satu destinasi yang semakin populer adalah Sanghyang Kenit, sebuah kawasan wisata alam yang terletak di Cisameng, Kecamatan Cipatat.
tebing batu unik di Sanghyang Kenit yang dialiri arus sungai deras, menciptakan pemandangan alam yang khas dan menarik perhatian pengunjung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Nada Ratu Nazzala)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)