Nilai Penting Pembakuan Eksonim Negara

Kamis 15 Mei 2025, 11:46 WIB
Banyak nama Negara yang disebut oleh penutur bahasa lain (eksonim) seperti Maladewa, yang berbeda dengan nama di Negaranya (endonim) yaitu Maldives. (Sumber: Pexels/Asad Photo Maldives)

Banyak nama Negara yang disebut oleh penutur bahasa lain (eksonim) seperti Maladewa, yang berbeda dengan nama di Negaranya (endonim) yaitu Maldives. (Sumber: Pexels/Asad Photo Maldives)

Ditulis oleh T. Bachtiar

AYOBANDUNG.ID Sesungguhnya, masyarakat di suatu daerah ada yang sudah mempunyai sebutan untuk Negara asing (eksonim), terutama yang mempunyai kedekatan sosial. 

Seperti nama Negara asing yang biasa disebutkan oleh masyarakat di Desa Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Desa ini jaraknya sekitar 84 km dari Kota Garut, dan 150 km dari Kota Kota Bandung. 

Setidaknya sampai tahun 1970-an, masyarakat di sana sudah terbiasa menyebut Nagri Walanda atau Walanda untuk Koninkrijk der Nederlanden. 

Oleh orang Inggris, nama itu diterjemahkan menjadi The Kingdom of the Netherlands yang disingkat menjadi The Netherlands. Menyebut Nipong atau Jepang untuk Nihhon, menyebut Mekah, Saudi, Tanah Suci, atau Harom untuk Uni Emirat Arab, dan menyebut Ostrali atau Ustrali untuk Australia. 

Sangat mungkin, nama-nama Negara asing itu terdengar (bunyinya) berbeda dengan ejaan yang sulit dilafalkan oleh penutur bahasa di luar Negara itu. 

Inilah yang menyebabkan banyak nama Negara yang disebut oleh penutur bahasa lain (eksonim), yang berbeda dengan nama di Negaranya (endonim). 

Secara sederhana, eksonim itu nama geografis, seperti nama Negara, yang tidak digunakan oleh orang yang berada di Negara itu, tetapi digunakan oleh orang lain di luar Negara itu.

Jauh sebelum itu, antara abad ke-16 sampai abad ke-17, nama geografis, seperti nama Negara yang digunakan dalam bahasa Sunda (kuno) di Kerajaan Sunda yang terletak di luar kawasan tempat bahasa tersebut digunakan (eksonim), yang bisa jadi berbeda dengan nama yang digunakan dalam bahasa resmi di suatu kawasan atau di suatu Negara (endonim).

Kerajaan Sunda mempunyai sebutan resmi untuk nama-nama Negara asing (eksonim) yang banyak berhubungan dengan Kerajaan Sunda untuk beragaman kepentingan, seperti perdagangan, politik, dan diplomasi. 

Nama-nama Negara asing itu terdapat dalam naskah Sunda kuno, seperti yang ditulis dalam naskah Sewaka Darma, naskah Sanghyang Siksakandang, dan naskah Amanat Galunggung, yang ditranskripsi dan diterjemahkan oleh Saleh Danasasmita, Ayatrohaedi, Tien Wartini, dan Undang Ahmad Darsa (1987). 

Naskah Sewaka Darma menuliskan nama barang, kain, nama tumbuhan, nama binatang, yang berasal dari Negara lain, seperti dari Cina, dari Cempa, dan dari Keling. Naskah Sanghyang Siksakandang menuliskan nama-nama Negara asing Cina, Keling, Parsi, Banggala, Pahang, Kelantan, Nagara Dekan, Madinah, dan Cempa. Dan dalam naskah Amanat Galunggung dituliskan nama Cina. 

Eksonim yang ada dalam naskah Bujangga Manik dan naskah Pendakian Sri Ajnyana, terdapat dalam buku Tiga Pesona Sunda Kuna karya J Noorduyn – A Teeuw (2009). Dalam naskah Bujangga Manik, kata Cina dituliskan beberapa kali untuk menyebutkan Negara, orang, dan barang yang didatangkan dari Cina, seperti: nusa (Negeri) Cina, urang (orang) Cina, sutera Cina, ebun (kotak) Cina, kenur (tali) Cina, kaca Cina, omas (emas) Cina, dan parada (prada) Cina. Begitu pun Keling, ditulis beberapa kali, seperti: kamudi (kemudi) Keling (India), nusa Keling (Negara India), dan sutra Keling, Jambudipa untuk menyebut India, dan Malaka untuk menyebut Malaka. 

Baca Juga: Ledakan Amunisi di Garut dan Sistem Logistik Militer

Ada lima kata Cina yang ditulis dalam naskah Pendakian Sri Ajnyana, yang menunjukkan nama-nama barang yang didatangkan dari Cina, seperti: pirak (perak) Cina, omas (emas Cina), beusi (besi) Cina), laka (kain) Cina, dan tambaga (tembaga) Cina. 

Nama barang dan nama tumbuhan yang berasal dari Negara Keling yaitu: beusi (besi) Keling, laka (kain) Keling, omas (emas) Keling, salaka (perak) Keling, dan nama-nama bunga: pacar Keling, sarunang/saruni (seruni) Keling.

Dalam naskah Kawih Pangeuyeukan, diteliti oleh Mamat Ruhimat, Aditia Gunawan, dan Tien Wartini (2014), dituliskan kata Cina untuk Negeri Cina. Demikian juga dalam naskah Carita Ratu Pakuan (Atja, 1970), terdapat nama barang yang berasal dari Cina, seperti kaca Cina.

Bila eksonim Negara sudah dibakukan, iklan pariwisata ini akan mencantumkan eksonim Negara, yaitu Maladewa, selain endonimnya Maldives. (Sumber: Dok. T. Bachtiar.)

Pascakemerdekaan, Negara Republik Indonesia sudah meletakkan dasar membakukan eksonim untuk beberapa Negara, seperti Papua Nugini, Belanda, Maladewa, dan lain. Namun belum semua Negara dibakukan secara resmi Negara.

Pada tahun 2025, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menyelenggarakan Sidang Pembakuan Eksonim Negara yang dilaksanakan di Cisarua, Kabupaten Bogor (5-9 Mei 2025). Dalam sidang itu diusulkan eksonim untuk 194 nama Negara dan kaidah pembentukan eksonimnya. Dengan harapan ke depan, dapat dibakukan juga eksonim nama-nama Ibu Kota Negara, dan nama-nama kota penting lainnya.

Pembakuan eksonim ini dapat meningkatkan kualitas data informasi geografis, terjaminnya konsistensi, keseragaman, dan efisiensi administrasi dalam penulisan eksonim Negara yang baku dan tunggal, tertib administrasi dalam penulisan ekonomi Negara di dalam pangkalan data, untuk mempermudah komunikasi dan kerjasama. 

Baca Juga: Merawat Tradisi Roda Perdamaian

Pembakuan eksonim Negara asing itu tidak sekedar membakukan nama Negara asing menurut Negara Indonesia, tetapi untuk menunjukkan kedaulatan, martabat, dan kemandirian bahasa Indonesia. 

Walaupun begitu, dalam pembakuan eksonim Negara masih ada pertimbangan-pertimbangan khusus di luar kebahasaan, sejarah, dan sudah lazim diucapkan oleh masyarakat, tapi ada pertimbangan politik, yang biasanya jauh lebih kuat. 

Mengingat pentingnya eksonim Negara itu, sangat beralasan bila semua yang sudah dibakukan itu dimasukan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) - daring, sehingga masyarakat yang sedang mengadakan pencarian nama Negara dapat dengan mudah mendapatkan layanan yang benar.

Selain masuk ke dalam KBBI, sangat penting artinya, terutama bagi dunia pendidikan dan masyarakat umum, eksonim Negara yang sudah baku itu dituliskan dalam peta, dalam atlas, sehingga pembakuan itu mendapatkan penguatan karena sudah ditulis dalam peta dalam atlas dunia yang diterbitkan di Indonesia.

Eksonim Negara yang sudah menjadi dokumen Negara, sudah masuk ke dalam KBBI, dan ditulis dalam peta dan atlas, akan menjadi pedoman utama dalam penulisan dokumen Pemerintahan, perdagangan, ekspor, impor, kerjasama, bantuan kemanusiaan, media massa, berita, film, media sosial, pendidikan, buku, pembelajaran, pariwisata dan perjalanan, ibadah, iklan pariwisata, dan dokumen keseharian. Semoga terwujud. (*)

T. Bachtiar, Anggota Masyarakat Geografi Nasional Indonesia

Berita Terkait

Identitas Persib

Ayo Netizen 10 Mei 2025, 09:59 WIB
Identitas Persib

News Update

Ayo Jelajah 16 Mei 2025, 15:07 WIB

Banjir dan Longsor Terjang Lembang: Hulu Saja Dilanda Bencana, Hilir Bagaimana!

Kawasan hulu seperti Lembang dilanda banjir. Bagaimana nasib wilayah hilir seperti Baleendah dan Dayeuhkolot?
Tangkapan layar CCTV banjir Lembang.
Ayo Netizen 15 Mei 2025, 19:53 WIB

Mengatasi Masalah Agraria, Perlu Ada Sinergi Pemkot Bandung dan Badan Bank Tanah

Wali Kota Bandung dan Badan Bank Tanah memiliki peran penting dalam pengelolaan tanah di Kota Bandung.
Menanggapi sengketa lahan di kawasan Dago Elos, Wali Kota Bandung menyampaikan komitmen Pemerintah Kota untuk melindungi hak warga. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 15 Mei 2025, 18:42 WIB

Estetika Dulu, Infrastruktur Belakangan: Wajah Kontras Kampung Pelangi Lembur Katumbiri

Kampung Pelangi Lembur Katumbiri cantik di Instagram dan TikTok, tapi warganya masih kesulitan air bersih dan akses toilet layak.
Suasana di Lembur Katumbiri (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Mei 2025, 18:35 WIB

Belajar Tanpa Lampu Sorot dan Menghargai Proses yang Tak Terlihat

Kalau kamu termasuk orang yang diam, dan kadang merasa tertinggal karena tidak punya banyak pencapaian di dunia digital, tak perlu khawatir.
Di kampus, kita terbiasa dengan ritme yang ribut. Event ini, seminar itu, deadline sana, posting-an sini. Kita dibuat percaya bahwa sibuk adalah bukti kesuksesan. (Sumber: Pexels/Timotej Nagy)
Ayo Jelajah 15 Mei 2025, 16:49 WIB

Terulang Lagi, Pimpinan Ponpes di Bandung Diduga Lecehkan Santri

Kasus RR di Soreang kembali mengingatkan publik pada tragedi Herry Wirawan yang memerkosa belasan santri dan divonis mati pada 2022.
Ilustrasi pelecehan seksual (Sumber: iStock)
Ayo Netizen 15 Mei 2025, 15:50 WIB

Baik Buruknya AI dari Pernyataan Gibran Rakabuming, Daya Kritis Dipertaruhkan

Gibran Rakabuming menyatakan bahwa manusia yang tidak memakai AI akan kalah dengan manusia yang memakai AI.
Gibran Rakabuming. (Sumber: Youtube/Gibran Rakabuming)
Ayo Jelajah 15 Mei 2025, 15:08 WIB

Drama Ormas Berbalas Operasi Polisi, Ratusan Preman Diringkus di Jabar

Operasi premanisme di Jabar digelar usai Hercules dari GRIB Jaya keluarkan ancaman ke Gubernur Dedi Mulyadi.
Puluhan orang diamankan Polrestabes Bandung karena diduga melakukan tindak premanisme.
Ayo Netizen 15 Mei 2025, 14:46 WIB

Melewatkan Siang antara Pasar Rakyat dan Istana Cipanas yang Penuh Kontras

Di sisi selatan Pasar Cipanas, yang bertingkat itu, saya melihat tak ada trotoar. Warga terpaksa berjalan di bahu jalan.
Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Netizen 15 Mei 2025, 11:46 WIB

Nilai Penting Pembakuan Eksonim Negara

Banyak nama Negara yang disebut oleh penutur bahasa lain (eksonim), yang berbeda dengan nama di Negaranya (endonim). 
Banyak nama Negara yang disebut oleh penutur bahasa lain (eksonim) seperti Maladewa, yang berbeda dengan nama di Negaranya (endonim) yaitu Maldives. (Sumber: Pexels/Asad Photo Maldives)
Ayo Netizen 14 Mei 2025, 20:44 WIB

Bicara tentang Disrupsi AI, Ayobandung.id Rangkul Mahasiswa Unpad Menulis Otentik

Di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Ayobandung.id menyulut semangat menulis orisinal kepada para mahasiswa.
Tak kurang dari 108 mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah hadir dalam berbagi cerita jurnalistik yang digelar pada Rabu, 14 Mei 2025. (Sumber: Istimewa)
Ayo Jelajah 14 Mei 2025, 18:51 WIB

Ledakan Garut Tambah Panjang Kecelakaan Eksplosi Senjata dalam 2 Dekade

Ledakan maut di Garut menewaskan 13 orang saat disposal amunisi. Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan serupa di Indonesia.
Ilustrasi ledakan (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 14 Mei 2025, 15:49 WIB

Ledakan Amunisi di Garut dan Sistem Logistik Militer

Ledakan di Garut tentunya bertemali dengan masalah mendasar yakni tentang tata kelola logistik militer.
Ledakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.
Ayo Netizen 13 Mei 2025, 20:36 WIB

Ketika Self-Love Jadi Tameng untuk Menghindari Realita

Konsepnya cukup sederhana: cintai dirimu sendiri, terimalah dirimu apa adanya, dan utamakan kebahagiaan pribadi. 
Konsepnya cukup sederhana: cintai dirimu sendiri, terimalah dirimu apa adanya, dan utamakan kebahagiaan pribadi. (Sumber: Pexels/Juan Pablo Serrano)
Ayo Jelajah 13 Mei 2025, 14:16 WIB

Mengenal Sesar Cirata: Ancaman Gempa Tersembunyi di Bandung Barat-Purwakarta dan Pusat Pembangkit Listrik

Peneliti dan PVMBG sebut Sesar Cirata belum dipetakan resmi. Jalur evakuasi dan penanda sesar belum tersedia.
Waduk Cirata yang berada di area Sesar Cirata diyakini menjadi penyebab beberapa gempa tektonik. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Netizen 13 Mei 2025, 11:52 WIB

Syahdunya Kafe ala Nuansa Ghibli di Cimenyan

Untuk para pembaca yang ingin nostalgia film-film Ghibli, salah satu kafe dengan konsep yang serupa bisa menghidupkan kembali ingatan.
Suasana Hidden Farm di siang hari Senin, 12 Mei 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 13 Mei 2025, 10:47 WIB

Merawat Tradisi Roda Perdamaian

Umat Buddhis meyakini berkah terdalam dari adanya peringatan Waisak itu kebahagiaan sejati melalui jalan kedamaian yang telah dicontohkan oleh sang Buddha.
Umat Buddhis meyakini berkah terdalam dari adanya peringatan Waisak itu kebahagiaan sejati melalui jalan kedamaian yang telah dicontohkan oleh sang Buddha. (Sumber: Pexels/Afif Ramdhasuma)
Beranda 12 Mei 2025, 11:23 WIB

Meme Mahasiswa ITB Tak Lulus Sensor Kekuasaan

Mahasiswia ITB ditahan karena meme satir. Kasus ini memicu reaksi dari mahasiswa, kampus, dan publik soal demokrasi dan sensor.
Ilustrasi sensor kebebasan berekspresi (Sumber: iStock)
Ayo Jelajah 11 Mei 2025, 15:16 WIB

Benarkah Bandung Sudah Overtourism?

Lonjakan wisatawan di Bandung picu debat publik soal ruang dan kenyamanan. Apakah Bandung benar-benar alami overtourism?
Wisatawan tumplek di kawasan Alun-alun Bandung (Sumber: Ayobandung)
Beranda 10 Mei 2025, 14:27 WIB

Tak Ingin, Tapi Tak Mampu Pergi: Warga Cisaladah Menghirup Asap dan Debu Penggilingan Batu Kapur Setiap Hari

Tak hanya debu putih halus, cakrawala kampung itu kerap diselimuti asap hitam pekat dari tungku raksasa pembakar hasil tambang batu gamping.
Asap pekat dan debu akibat dari aktivitas pembakaran batu kapur di Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 10 Mei 2025, 09:59 WIB

Identitas Persib

Persib memiliki daya magis yang luar biasa untuk menarik rasa cinta
Cinta para penggemar Persib tidak didasarkan pada hasil. Meskipun Persib tidak juara, tetap ada dukungan yang mengalir. Ini membuktikan kalau cintanya tidak terbatas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Arif Rahman)