Merawat Tradisi Roda Perdamaian

Ibn Ghifarie
Ditulis oleh Ibn Ghifarie diterbitkan Selasa 13 Mei 2025, 10:47 WIB
Umat Buddhis meyakini berkah terdalam dari adanya peringatan Waisak itu kebahagiaan sejati melalui jalan kedamaian yang telah dicontohkan oleh sang Buddha. (Sumber: Pexels/Afif Ramdhasuma)

Umat Buddhis meyakini berkah terdalam dari adanya peringatan Waisak itu kebahagiaan sejati melalui jalan kedamaian yang telah dicontohkan oleh sang Buddha. (Sumber: Pexels/Afif Ramdhasuma)

Momentum Waisak 2569 BE yang jatuh pada tanggal 12 Mei 2025 pukul 23.55.29 WIB ini tidak hanya sekedar merayakan Tri Suci Waisak Puja (kelahiran, pencapaian penerangan sempurna, dan parinirwana; meninggal dunia), tapi harus ikut andil dalam menciptakan misi perdamaian atas konflik yang terjadi di Gaza Palestina dengan cara belajar mengendalian diri untuk tidak melakukan tindakan kekerasan, yang berujung pada peperangan atas nama agama.

Umat Buddhis meyakini berkah terdalam dari adanya peringatan Waisak itu kebahagiaan sejati melalui jalan kedamaian yang telah dicontohkan oleh sang Buddha.

Teladan yang Menginspirasi 

Ketika Buddha masih hidup, ada seorang murid bernama Sariputta, yang telah menjadi teladan tata laku bagi biku Radha. Keteladanan Sariputta mendapatkan pujian dari Buddha, dengan ungkapan, seseorang hendaknya dianggap seperti penunjuk harta karun bila ia menunjukkan sesuatu yang harus dihindari serta memberikan dorongan terhadap sesuatu yang harus dilakukan. Begitulah seorang bijaksana yang patut diteladani, sungguh baik dan tidak tercela meneladani orang bijaksana.

Jotidhammo Mahathera, Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia menjelaskan, keteladanan itu sangat diperlukan bagi setiap peran, tugas jabatan, ataupun kedudukan, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun bangsa. Apalagi keteladanan yang diberikan oleh pemimpin agama sangat diperlukan agar umat beragama menjadi tahu jelas tentang konsep ajaran telah menjadi laku hidup yang nyata. 

Buddha mengatakan, biarpun seseorang banyak membaca kitab suci, tetapi tidak mempunyai tingkah laku sesuai ajaran, orang yang lengah itu sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain. 

Tentunya, tidak akan memperoleh manfaat dari kehidupan yang luhur ini. Memang keteladanan itu memerlukan pembenahan sikap diri terlebih dulu, sebelum seseorang pantas menjadi panutan. 

Pembenahan sikap diri sangat dianjurkan Gautama. Seseorang yang arif tidak berbuat jahat, tidak pula menginginkan anak, kekayaan, pangkat, keberhasilan dengan cara tidak benar. Orang seperti itulah yang sesungguhnya luhur, bijaksana, dan berbudi.

Jika seseorang hidup seratus tahun, tetapi malas dan tidak bersemangat, sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari dari orang yang berjuang dengan penuh semangat. Keteladanan dalam menghindari dan tidak melakukan perbuatan tidak benar (jahat), hidup berjuang penuh semangat, sangat dibutuhkan dalam kehidupan dewasa ini. (Kompas, 24 Mei 2013).

Pesan Tri Suci

Untuk perayaan Hari Waisak 2025, 2569 Buddhis Era. Bhikkhu Dhammavuddho Thera, perwakilan umat Buddha Indonesia dari WALUBI, menyampaikan pesan damai kepada umat Buddha dan seluruh masyarakat Indonesia.

“Kami perwakilan umat Buddha Indonesia, Walubi, mengucapkan Selamat Hari Waisak 2025, 2569 Buddhis Era. Dalam perayaan Waisak, kita senantiasa merenungkan pengorbanan dari Siddharta Gautama, yang meninggalkan surga Tusita demi membawa pesan perdamaian bagi dunia,” ujar Bhante Dhammavuddho Thera.

Tema Waisak tahun ini “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan untuk Mewujudkan Perdamaian Dunia” dengan sub tema, “Bersatu Mewujudkan Damai Waisak untuk Kebahagiaan Semua Makhluk”.

Bhante menekankan pentingnya pengendalian diri sebagai langkah awal menuju kedamaian. Ingat, bahwa sosok sejati dan bijak adalah mereka yang mampu menaklukkan dirinya sendiri, sejalan dengan sabda Sang Buddha. “Bagaimana cara menaklukkan diri? Dengan pengendalian diri. Misalnya, menjauhkan diri dari perbuatan korupsi, tindakan asusila, dan segala hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain,” jelasnya.

Baca Juga: Ayobandung.id Berikan Total Hadiah Rp1,5 Juta Setiap Bulan, Kirim Tulisan Orisinal Tanpa AI

Selain pengendalian diri, kebijaksanaan menjadi pilar penting dalam menghadapi kegelapan batin (avijja) yang merupakan sumber penderitaan manusia. 

Pasalnya kebijaksanaan dapat ditumbuhkan melalui tiga cara: rajin membaca literatur Dharma, merenungkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta mempraktikkan ajaran Sang Buddha. “Kalau kita ingin hidup damai, maka kita harus memberi kedamaian kepada orang lain. Sama seperti jika kita ingin bahagia, kita pun harus menebar kebahagiaan,” tuturnya.

Bhante mengajak seluruh umat dan masyarakat untuk menjaga perdamaian dunia sebagai bentuk tanggung jawab bersama atas bumi yang menjadi tempat tinggal semua makhluk. (Media Indonesia, 8 Mei 2025)

Jejak Roda Dharma

Buddha mengatakan, biarpun seseorang banyak membaca kitab suci, tetapi tidak mempunyai tingkah laku sesuai ajaran, orang yang lengah itu sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain. (Sumber: Pexels/Afif Ramdhasuma)

Bagi Christopher S. Queen, menguraikan tradisi agama Buddha sering kali dipuji karena ajaran perdamaian dan rekor menentang kekerasan yang lar biasa dalam masyarakat Buddhis. Dengan memberikan warisan berharga dalam usahanya untuk menciptakan perdamaian dan menumbuhkembangkan sikap antikekerasan.

Salah satu diantara manifesto dasarnya, empat kebenaran mulia yang menawarkan pembebasan sebab-sebab penderitaan manusia; kaidah (perintah) moralnya yang pokok adalah menjauhi tindakan menyakiti makhluk hidup (ahimsa); praktek-praktek kelemahlembutan belas kasih, kegembiraan yang penuh simpati dan ketenangan hati (brahmaviharas); ajaran-ajaran tentang perilaku yang menjauhi sikap egoisme (anatta), ketergantungan satu sama lain (paticcasamuppada) dan sikap non-dualisme (sunyata); paradigma makhluk yang mengalami pencerahan (bodhisattavas) yang mempergunakan upaya-upaya mahir untuk membebaskan orang lain dari penderitaan; citra "pemutar roda” (cakravartin) yang hebat serta pemimpin moral (dhammaraja) yang menaklukkan hati dan budi, bukan musuh dan daerah dengan kebijaksanaan dan kebaikan hati mereka yang luar biasa. 

Ajaran-ajaran ini melahirkan pemimpin yang penuh semangat di setiap kebudayaan yang disentuh oleh dharma Buddhis, terutama yang berasal dari India, Sri Lanka, Cina, Tibet, Korea dan Jepang. Dalam dunia moderan dewasa ini, perjuangan menentang kekerasan untuk menegakkan hak-hak asasi manusia dan keadilan social melahirkan pendukung-pendukung Buddhis di Asia dan di Barat, dengan melahirkan keterlibatan baru aktivisme Buddhis. 

Ini diakui oleh O.H. Wijesekera, seorang cendekiawan Sri Lanka, “Mempelajari sastra Buddhis kuno menyingkap fakta, konsep perdamaian muncul sebagai inti pokok dalam sistem etika social agama Buddha” 

Ketika Buddha memutar Roda dharma setelah menerima pencerahan di bawah pohon Bodhi, Ia menerangkan Empat Kebenaran Mulia; seluruh kehidupan diganggu oleh perasaan-perasaan tidak puas dan menderita (dukkha); timbulnya (samudaya) penyakit ini disebabkan oleh ketidaktahuan akan sifat kehidupan yang tidak tetap dan senantiasa meniginginkan kenyamanan dan keamanan; tidak mustahil mencapai musuhnya (nirodha) faktor-faktor mental itu dan menemukan kedamaian nirvana; jalan rangkap delapan (magga) untuk mencapai tujuan itu mencakup pandangan, cita-cita, tindakan, penuturan, penghidupan, usaha, kepedulian dan pemusatan perhatian yang benar. 

Baca Juga: Tak Perlu AI, 4 Alat Ulik Bahasa agar Kamu Jago Menulis

Di mata Donald K. Swearer, tradisi roda perdamaian ditekankan sebagai aliran utama ideologi kerajaan—agama sipil yang kuat dan merasuk. Sesuai dengan pemerintahan paradigmatis Asoka Maurya: “Perlindungan raja atas tarekat hidup mebiara Buddhis ditanggapi dengan kesetiaan lembagawi dan pembangunan kosmologi dan mitologi keagamaan yang menjunjung tinggai raja sebagai penyebar agama Buddha (sasana) dan sebagai kunci untuk mewujudkan keselarasan yang penuh kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta.” (Daniel L. Smith-Chistopher Editor, 2005:41-42, 46 dan 56-57).

Sudah saatnya kita belajar untuk mengendalikan diri, mengatasi segala bentuk keinginan, nafsu (untuk tidak melakukan balas dendam, mencai-maki, melakukan tindakan pengrusakan rumah Ibadah atas tergedi kemanusiaan yang menimpa Gaza) sebagai cara melenyapkan penderitaan. 

Mari kita renungkan petuah Buddha Gotama ini hanya keinginan yang berdasarkan pada kesadaran, kearifan, kebijaksaan yang akan menjadi sumber kebahagiaan dan kedamaian bagi semua kehidupan ini. 

Rupanya lagu Selamat Hari Waisak karya Joky pun harus kita peraktikan, “Selamat Hari Suci Waisak/ Selamat slamat berbahagia/Pancarkan cinta bagi semua/Dalam kasih mulia Sang Buddha/Selamat Hari Suci Waisak/Selamat slamat berbahagia/Suka cita bagi semua/Damai Waisak bagi dunia/Selamat Hari Suci Waisak/Salam damai dan sejahtera/Berkah Waisak bagi dunia/Semoga semua berbahagia”.

Baca Juga: AI Bukan Ghost Writer dan AYO NETIZEN Siap Menampung Tulisanmu yang Tidak Sempurna

Dengan demikian, Waisak 2569 BE ini tidak hanya penting untuk diperingati dan direfleksikan secara bersama-sama, tetapi harus dijadikan momentum yang tetap untuk menciptakan arti pentingnya perdamaian di dunia ini dengan cara memberikan teladan yang menginspirasi supaya  terus melakukan perbauatan baik dan menyebarluaskan ajaran agama yang melarang umatnya melakukan tindakan kekerasan, (peperang) dalam setiap menyelesaikan segala persoalan. 

Selamat Hari Raya Waisak 2569 BE. Sabbe satta bhavantu sukhitatta, semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu, sadhu, sadhu. (*)

Ibn Ghifarie
Tentang Ibn Ghifarie
Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Identitas Persib

Ayo Netizen 10 Mei 2025, 09:59 WIB
Identitas Persib

News Update

Ayo Biz 02 Jul 2025, 10:54 WIB

Kuliner Unik di Waduk Saguling: Menikmati Nikmatnya Liwet di Atas Perahu

Ingin menikmati nasi liwet sunda sambil bersantai di atas perahu tanpa harus ke pantai atau laut? Datang saja ke kawasan Waduk Saguling di Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Bara
Nasi liwet Ciminyak, sensasi makan di atas perahu. (Foto: Ist)
Ayo Biz 02 Jul 2025, 09:51 WIB

Menepi ke Mie Kocok Persib yang Jadi Legenda Kuliner Kota Bandung Sejak 1963

Di tengah hiruk-pikuk Kota Bandung, ada satu sajian khas yang tak pernah kehilangan penggemarnya, yaitu mie kocok. Namun, di antara sekian banyak penjaja mie kocok, nama Mie Kocok Persib sudah menjadi
Mie Kocok Persib kuliner legenda Bandung (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 02 Jul 2025, 08:56 WIB

Satu Video, Ribuan Citra Polisi Ambruk

Citra Polri ke-79 di publik terus diuji zaman, dipertaruhkan waktu. Tantangan yang dihadapi tidak mudah ketika warganet dan algoritma bergerak liar, lincah, dan konsisten.
Kapolri (kiri) dan Presiden Prabowo dalam HUT Bhayangkara ke-79, kemarin (Sumber: Setneg | Foto: Setneg)
Beranda 01 Jul 2025, 18:49 WIB

DPRD Bandung Barat Pasang Badan untuk Tambang, Logika Ekonomi Pinggirkan Ekologi

Berbeda dengan Dedi Mulyadi yang ingin gebuk tambang ilegal, DPRD Bandung Barat justru membelanya. Alasannya? Demi ekonomi.
Penambangan batu menggunakan alat berat di kawasan Gunung Pabeasan yang termasuk ke dalam Karst Citatah, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 17:55 WIB

Saat Ramen Masuk ke Pasar, Inovasi Galih Membongkar Pakem Lewat Rameninpo

Rameninpo, cerita tentang keberanian meracik identitas, memadukan budaya, dan membangun ruang baru bagi kreativitas anak muda di tengah pasar tradisional.
Rameninpo, cerita tentang keberanian meracik identitas, memadukan budaya, dan membangun ruang baru bagi kreativitas anak muda di tengah pasar tradisional. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 17:06 WIB

Dari Wali Kota Medsos ke Wapres Republik: Gibran dan Masa Depan Politik Personalistik

Gibran Rakabuming adalah bentuk terkini gaya kepemimpinan di tanah air. Dengan kemampuan komunikasi digital, plus garis keturunan menguntungkan, loncatan karir super eksponensial berhasil dia cetak.
Wapres RI Gibran Rakabuming (Sumber: Setneg | Foto: Website Setneg)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 16:00 WIB

Terbanglah yang Tinggi Tanpa Menjatuhkan Orang Lain

Setiap orang berhak untuk memiliki impian atau cita-cita setinggi-tingginya.
Mengapa sebagian orang berhasil menggapai cita-citanya, sementara sebagian yang lain gagal dalam mewujudkan impiannya? (Sumber: Pexels/Rakicevic Nenad)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 15:33 WIB

Rajut Ulang Harapan di Binong Jati, Proses Bertahan Hidup Perajut Bandung di Tengah Dinamika Zaman

Sentra Rajut Binong Jati bukan sekadar pusat industri kecil, tetapi lembar-lembar kisah tentang jatuh bangun para perajut Kota Bandung.
Sentra Rajut Binong Jati bukan sekadar pusat industri kecil, tetapi lembar-lembar kisah tentang jatuh bangun para perajut Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 15:04 WIB

Kampung Randukurung, Sentra Tusuk Sate Tersembunyi di Bandung Selatan

Jarang yag tahu bahwa ada sentra tusuk sate yang tersembunyi di pelosok Kabupaten Bandung. Di wilayah Desa Kutawaringin dan sekitarnya, terutama di Kampung Randukurung, tusuk sate menjadi bagian dari
Sentra Kerajinan Tusuk Sate di Kampung Randukurung, Kabupaten Bandung. (Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 14:01 WIB

Cantik Itu Filterable? Representasi dan Realitas di Era Instagram

Representasi di era digital tetap banyak mereproduksi pola-pola lama tentang tubuh, kecantikan, dan identitas. Sehingga diperlukan kesadaran kritis dalam menciptakan makna yang lebih adil dan beragam.
Di media sosial, kita memang punya kontrol lebih terhadap citra diri, termasuk untuk kecantikan wajah. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 13:32 WIB

Nekat Berhenti Berkarir Demi Anak, Dina Berhasil Kembangkan Bisnis Kuliner Pempek Jeol

Di balik kesuksesan Pempek Jeol dan Batagor Priangan ada kisah tentang ketekunan Dina Rahayuningsih. Perjalanannya dimulai bukan dari dapur atau meja produksi, tetapi dari keputusan besar meninggalka
Owner Pempek Jeol Dina Rahayuningsih. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 01 Jul 2025, 12:08 WIB

Sesar Baru di Sekitar Gunung Tangkubanparahu, Tambah Daftar Patahan Gempa Bandung Raya

Gempa Magnitudo 2,7 yang mengguncang Cimahi dan sekitarnya pada akhir Juni lalu menyisakan satu pertanyaan: kalau bukan Sesar Lembang, lantas siapa pelakunya?
Gunung Tangkubanparahu (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 10:31 WIB

Obor Tradisi, Api Selebrasi

Di setiap nyala api, ada cerita yang diwariskan. Inilah wajah Tahun Baru Hijriah di Cibiru Hilir bak selebrasi yang terus menyala, demi tradisi agar tetap terjaga dan terawat.
Peserta melakukan pawai obor pada peringatan Bandung Lautan Api 2019 saat melintas di Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, Sabtu (23/3/2019). (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Alfaritsi)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 08:56 WIB

Tjetjep Heryana, Jago Balap Bandung Jadi Raja Sirkuit Cililitan 1957

Tjetjep Heryana mengharumkan nama Bandung dalam kejuaraan balap motor level nasional di Jakarta pada 1957.
Tiga pebalap Bandung yakni Grashuis, Tjetjep, dan Bartels naik podium seusai melakoni balapan kelas 250 cc A yang berlangsung 12 putaran. Tjetjep yang berdiri di tengah menjadi juara dalam kelas tersebut. (Foto: Aneka) (Sumber: Aneka | Foto: Aneka)
Ayo Biz 30 Jun 2025, 17:58 WIB

Soto Sedari, Kisah Reza dan Mimpi dari Semangkuk Soto

Perjalanan Soto Sedari bukan hanya tentang membuka kedai dan menjual makanan, tapi juga menjunjung warisan kuliner Indonesia dan misi menduniakan soto.
Perjalanan Soto Sedari bukan hanya tentang membuka kedai dan menjual makanan, tapi juga menjunjung warisan kuliner Indonesia dan misi menduniakan soto lewat sebuah inovasi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 30 Jun 2025, 15:39 WIB

Hikayat Sungai Cikapundung, Pernah Jernih Sebelum Diratap dalam Syair

Dulu mengalirkan listrik dan ikan, kini hanya mengalirkan limbah dan keluhan. Cikapundung menyimpan kisah ironi kota Bandung.
Sungai Cikapundung yang dijadikan waduk pembangkit listrik zaman baheula pada masa Hindia Belanda. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 30 Jun 2025, 15:03 WIB

Meliza dan Stik Keju Sayurannya: Dari Dapur Rumah ke Pasar Camilan Sehat

Meliza Snack, cheese stick yang dipadukan dengan sayuran seperti bayam, wortel, dan bawang, menghadirkan camilan unik sekaligus bergizi.
Meliza Snack, cheese stick yang dipadukan dengan sayuran seperti bayam, wortel, dan bawang, menghadirkan camilan unik sekaligus bergizi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 30 Jun 2025, 14:43 WIB

Fadli Zon Harus Mundur

Aktivis 98 Kota Bandung, meminta dengan tegas, agar Fadli Zon mundur sebagai Menteri Kebudayaan.
Surya dan Hema, Aktivis 98 Kota Bandung, meminta dengan tegas, agar Fadli Zon mundur sebagai Menteri Kebudayaan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Matdon)
Ayo Biz 30 Jun 2025, 13:47 WIB

Mengunjungi Desa Cipada, Sentra Pertanian Penghasil Labu Siam di Kaki Burangrang

Di lereng Gunung Burangrang, terdapat sebuah desa yang menggantungkan hidup pada labu siam. Desa Cipada, yang terletak di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, penghasil labu siam
Labu siam dari budidaya di Desa Cipada. (Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 30 Jun 2025, 13:23 WIB

Dari Iseng Jadi Serius: Begini Kisah Anti Bangun Bisnis Kaos Mimo Merch dari Nol

Kisah sukses sering kali berawal dari langkah kecil yang tak terduga. Itulah yang dialami Anti Dewi Intan, pemilik brand kaos Mimo Merch yang berbasis di Banjaran, Kabupaten Bandung.
Yulianti Dewi Intan, pemilik Mimo Merch memperlihatkan salah satu produknya. (Foto: Rizma Riyandi)