Ketika Rusia Punya Bom Atom yang Sama Destruktif dengan Milik Amerika Serikat

Netizen
Ditulis oleh Netizen diterbitkan Jumat 09 Mei 2025, 13:52 WIB
Joseph Stalin pada tahun 1949. (Sumber: German Federal Archive | Foto: Flickr/Segunda Guerra Mundial)

Joseph Stalin pada tahun 1949. (Sumber: German Federal Archive | Foto: Flickr/Segunda Guerra Mundial)

Ditulis oleh Jatmika Aji Santika

AYOBANDUNG. ID – Sains di Soviet tidak berbeda dengan di negara lainnya, digunakan untuk memperkuat kekuatan militer. Di tahun 1939, Stalin bersiap untuk berperang, riset sains didorong untuk menjadi penopang militer Soviet.

Salah satunya ialah senjata nuklir yang dipersiapkan Soviet. Di awal Oktober 1938, pertemuan khusus diadakan oleh sekumpulan fisikawan di Akademi Sains yang sudah banyak membahas nuklir namun hanya sebatas teoritis dan tidak memiliki kegunaan praktis (Ada 4 akademi Sains di Soviet, dua di Leningrad, satu di Moskow, dan satu terletak di Kharkov). 

Namun, riset nuklir di Soviet tampak seperti mimpi di siang bolong, masih terasa tidak mungkin dicapai karena pendanaan yang sedikit. Petr Kapitsa mengungkapkan pendapatnya pada bulan Februari 1940: “Kita tidak akan menggunakan energi atom dengan mudah, bahkan mungkin tidak akan pernah menggunakannya sama sekali”.

Prediksi yang ternyata salah, karena di kemudian hari Soviet berhasil membuat bom atom. Tetapi pesimisme fisikawan tersebut mempunyai alasan, birokrat Soviet tidak menganggap penting riset nuklir sehingga para saintis harus mengirim surat pada Molotov agar pemerintah mengulurkan bantuannya dalam melakukan riset nuklir.

Pasalnya di tahun 1939, sebuah penemuan ternyata menunjukkan uranium dapat dibelah yang artinya bom atom dapat dihasilkan, para saintis Soviet seperti Vernadskii, Khlopin dan Aleksandr Fersman memperingatkan bahwa Uni Soviet dapat tertinggal dari Amerika Serikat dalam riset nuklir seandainya para birokrat tidak mendukung para saintis.

Seperti diungkapkan oleh Campbell Craig & Sergey Radchenko The Atomic Bomb and the Origins of the Cold War usaha pertama untuk membuat bom atom datang dari dua orang ilmuwan bernama Viktor Maslov dan Vladimir Shpinel pada tanggal 17 Oktober 1940 menulis surat pada Biro Pertahanan. Maslov dan Shpinel menjelaskan tentang kekuatan destruktif yang dapat dihasilkan dari bom atom yang tidak pernah ada sebelumnya. Maslov bahkan meminta untuk menggunakan uranium sebagai bahan bakar untuk pesawat, kapal, dan tank. Tetapi ternyata tidak satu pun surat dari Maslov digubris.

Progres Soviet dalam pembuatan bom atom semakin tersendat ketika Jerman membuka front kedua dengan menyerang Soviet pada 22 Juni 1941. Dalam satu minggu, Belarusia, Latvia, Lithuania, dan Estonia dibawah pendudukan Jerman. Puncaknya, di bulan September Wehrmacht berhasil mengepung kota Leningrad, sebuah wilayah Soviet dengan potensi industri dan agrikultural yang paling berkualitas.

Dengan didudukinya wilayah Soviet oleh tentara Jerman berhasil memporak-porandakan Uni Soviet; institusi akademi Soviet nuklir sains harus dipindahkan dari Leningrad ke wilayah pedalaman. Tidak hanya itu, banyak saintis nuklir harus ‘banting stir’ dari riset nuklirnya.

Seorang saintis bernama Igor Kurchatov harus meninggalkan laboratorium di LFTI ke Laut Hitam Sebastopol yang disitu ia harus mengerjakan tugas yang tidak relevan dengan kapasitasnya, mengawasi pemindahan kapal yang mengangkut tambang magnetik. Saintis lainnya yaitu Iulii Khariton, yang kemudian menjadi direktur Saintifik dari proyek atom Soviet, saat perang hanya menjadi pembuat bom konvensional untuk tentara. Invasi tentara Jerman menunda riset nuklir Soviet. 

Baca Juga: Persib Juara Divisi Utama 1986, Tiga Pemain Diberi Beasiswa

Pada Desember 1941 dan Maret 1942 Kaftanov, orang yang mengawasi riset sains, menerima surat dari seorang Saintis nuklir Soviet bernama Georgy Flerov yang telah menemukan pembelahan (fisi) uranium secara spontan pada tahun 1940 (sebelum perang) dengan Konstantin Pertzhak di sebuah laboratorium tepatnya di Institut Radium Leningrad yang peralatan eksperimennya terletak 60 meter dibawah tanah stasiun Dinamo Metro Moskow,  setelah Jerman menginvasi Soviet, ia tergabung ke dalam Angkatan Udara Soviet.

Flerov dengan jelas dalam suratnya kepada Stalin meminta agar segera mengadakan proyek pembuatan bom atom agar tidak tertinggal dari Inggris, Amerika, bahkan Jerman. Kaftanov kemudian juga melakukan hal yang sama yaitu mengirim surat pada Stalin agar mulai melakukan riset uranium (untuk bom atom) di Soviet.

Surat yang dikirimkan para saintis kepada Stalin mirip seperti tindakan yang dilakukan Leo Szilard dan Einstein yang menyurati Roosevelt agar segera membuat bom atom karena takut Jerman dibawah Hitler terlebih dahulu berhasil membuatnya. Stalin merespon surat dengan memanggil Kaftanov dan menanyakan berapa banyak biaya yang diperlukan dalam riset tersebut. Kaftanov kemudian menyebutkan sejumlah angka (jutaan).

Stalin kemudian menyetujuinya 'it has to be done'.

Dengan mendapat persetujuan Stalin, pembuatan atom kemudian menjadi sebuah proyek yang mendapat sokongan dari negara dengan tenggat waktu yang diberikan hingga 1 April 1943, Stalin ingin para saintis memberikan bukti bahwa bom atom bukanlah mimpi di siang bolong dan bisa menjadi kenyataan. Uang digelontorkan untuk membeli peralatan dan bahan uji coba, selain itu wilayah Kazan digunakan untuk laboratori eksperimen.

Baca Juga: Suara yang Tertinggal dari Pasar Banjaran

Michael Blow dalam bukunya The Atomic Bomb mengatakan kalau orang yang bertanggung jawab dan memegang manajemen proyek pembuatan bom atom Soviet ialah seorang kepala Leningrad Physical Techincal Institute (LFTI), Abram Ioffe, seorang fisikawan Soviet yang sangat dihormati. Kurchatov yang pada tahun 1941-1942 bekerja memantau pemindahan magnet, dipindah tugaskan ke Kazan, tempat para Saintis Soviet melakukan eksperimen di laboratorium kerjanya.

Para saintis yang bekerja di laboratorium mengalami kesulitan karena kekurangan peralatan laboratorium yang memadai. Georgy Flerov mengatakan: “Kami betul-betul miskin ketika memulai pekerjaan kami dan harus mengumpulkan peralatan kami dari sisa-sia yang tersedia di pangkaan militer dan institusi akademi”.

Bahkan untuk mendapatkan peralatan yang memadai, seorang saintis harus mengambilnya di institusi tempat dulu ia bekerja, seperti Flerov yang harus pergi ke kota Leningrad pada tahun 1943 yang saat itu masih dikepung oleh tentara Nazi Jerman untuk mengambil peralatan laboratoriumnya di LFTI.

Georgy Flerov. (Sumber: Store norske leksikon | Foto: Association GOZNAK of the Ministry of Finance of the Russian Federation)

Flerov sampai jatuh sakit dan berhasil selamat atas inisiatif saintis lainnya, Kurchatov yang mengevakuasi Flerov hingga tiba dengan peralatannya dalam keadaan selamat, sementara pemerintah tidak mengapresiasi apa yang telah dilkukn Flerov. Tidak hanya itu, para saintis di Kazan harus kesulitan mendapatkan sebuah tempat untuk dijadikan tempat riset atau laboratorium kerja, bahkan di bulan Desember para saintis Soviet harus mencari tempat untuk ruang laboratorium nuklirnya dan harus memikirkan listrikk dan gasnya yang seringkali tidak berfungsi.

Dengan keadaan yang serba kekurangan, riset nuklir berjalan dengan lambat, pada 23 Januari 1943 Ioffe dan Kaftanov menuliskan surat ke Moskow bahwa tenggat waktu yang ditargetkan lebih lambat dari yang seharusnya dijadwalkan.

Molotov kemudian memberikan keputusan pada 11 Februari bahwa riset uranium (bom atom) harus dilakukan di laboratorium Moskow dengan Kurchatov yang memegang proyek tersebut. Kurchatov diberikan tenggat waktu bahwa pada 1 Juli 1943 harus diberikan jawaban yang jelas.

Keadaan saintis di Moskow tidak jauh berbeda dari sebelumnya, kali ini mereka memiliki laboratorium kerja di bekas Institusi Kesehatan Medis untuk menampung anjing-anjing pengujian hewan. Para birokrat komunis Soviet tidak terlalu peduli terhadap proyek pembuatan bom atom.  

Ketertinggalan Soviet dalam pembuatan bom atom membuat Soviet harus mengandalkan laporan intelijen terkait progres riset nuklir yang dibuat Amerika. Kurchatov belajar bahan pembuatan bom atom menggunakan plutonium melalui laporan intelijen.

Baca Juga: Buruh dalam Bahasa Sunda

Pada 22 Maret 1943, Kurchatov melaporkan pada Pervukhin tentang membuat bom atom dari putonium. Langkah Kurchatov yang mengandalkan riset Amerika dalam pembuatan nuklir mendapat protes dari kolega saintis lainnya, Petr Kapitsa memprotes “plagiarisme” ini dengan menulis surat pada Stalin di tanggal 25 November 1945: “Kita terlalu membuntut pada Amerika dan tidak mencoba membuat jalan kita sendiri”.

Sementara Kurchatov berargumen dengan logis: “Karena laboratorium ini tidak memiliki bangunan, peralatan, sumber daya manusia, bahan-bahan (uranium) yang memadai, karenanya perlu jalan pintas yaitu dengan melihat hasil kerja saintis Amerika pada eksperimen bom nuklir”.

Stalin ingin segera menciptakan bom atom untuk keseimbangan kekuatan setelah perang berakhir dan proyek bom atom diambil alih oleh Lavrenti Beria pada tahun 1944 atas perintah Stalin yang ingin segera memiliki bom itu dengan biaya berapa pun. (*)

Baca bagian 2: Sejarah Bom Atom Soviet Bagian 2: Eropa setelah perang

Penulis, Jatmika Aji Santika, adalah seorang lulusan sejarah dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Buruh dalam Bahasa Sunda

Ayo Netizen 30 Apr 2025, 21:08 WIB
Buruh dalam Bahasa Sunda

News Update

Ayo Jelajah 03 Jul 2025, 07:42 WIB

Benjang dari Ujungberung, Jejak Gulat Sakral di Tanah Sunda

Benjang, seni gulat tradisional dari Ujungberung, Bandung, pernah dilarang tapi kini jadi Warisan Budaya Takbenda. Simak sejarah dan keunikannya di sini.
Seni benjang gulat.
Ayo Jelajah 03 Jul 2025, 03:30 WIB

Dari Bandung Kopi Purnama, Ke Hindia Ku Berkelana

Kopi Purnama di Bandung sudah berdiri sejak 1930 dan jadi kedai kopi legendaris. Intip sejarah, menu andalan, dan kisah bisnis lintas generasi yang tetap eksis hingga kini.
Suasana Kopi Purnama yang jadi tempat ngopi legendaris di Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Bob Yanuar)
Ayo Jelajah 02 Jul 2025, 17:52 WIB

Sabotase Kereta Rancaekek, Bumbu Jimat dan Konspirasi Kiri

Kereta ekspres tergelincir di Rancaekek tahun 1924. Sabotase, organisasi kiri, dan jimat jadi bumbu panas persidangan kolonial.
Ilustrasi kereta api yang dibajak era kolonial. (Sumber: Gedenkboek der Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch-Indie 1875 - 1925)
Ayo Netizen 02 Jul 2025, 16:43 WIB

Knalpot Racing Sudah Jadi Gaya Hidup yang Meresahkan

Knalpot racing bukan lagi digunakan di sirkiut balap tapi sudah berubah menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat yang ingin dipandang keren.
Knalpot racing. (Sumber: Pixabay)
Ayo Biz 02 Jul 2025, 10:54 WIB

Kuliner Unik di Waduk Saguling: Menikmati Nikmatnya Liwet di Atas Perahu

Ingin menikmati nasi liwet sunda sambil bersantai di atas perahu tanpa harus ke pantai atau laut? Datang saja ke kawasan Waduk Saguling di Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Bara
Nasi liwet Ciminyak, sensasi makan di atas perahu. (Foto: Ist)
Ayo Biz 02 Jul 2025, 09:51 WIB

Menepi ke Mie Kocok Persib yang Jadi Legenda Kuliner Kota Bandung Sejak 1963

Di tengah hiruk-pikuk Kota Bandung, ada satu sajian khas yang tak pernah kehilangan penggemarnya, yaitu mie kocok. Namun, di antara sekian banyak penjaja mie kocok, nama Mie Kocok Persib sudah menjadi
Mie Kocok Persib kuliner legenda Bandung (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 02 Jul 2025, 08:56 WIB

Satu Video, Ribuan Citra Polisi Ambruk

Citra Polri ke-79 di publik terus diuji zaman, dipertaruhkan waktu. Tantangan yang dihadapi tidak mudah ketika warganet dan algoritma bergerak liar, lincah, dan konsisten.
Kapolri (kiri) dan Presiden Prabowo dalam HUT Bhayangkara ke-79, kemarin (Sumber: Setneg | Foto: Setneg)
Beranda 01 Jul 2025, 18:49 WIB

DPRD Bandung Barat Pasang Badan untuk Tambang, Logika Ekonomi Pinggirkan Ekologi

Berbeda dengan Dedi Mulyadi yang ingin gebuk tambang ilegal, DPRD Bandung Barat justru membelanya. Alasannya? Demi ekonomi.
Penambangan batu menggunakan alat berat di kawasan Gunung Pabeasan yang termasuk ke dalam Karst Citatah, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 17:55 WIB

Saat Ramen Masuk ke Pasar, Inovasi Galih Membongkar Pakem Lewat Rameninpo

Rameninpo, cerita tentang keberanian meracik identitas, memadukan budaya, dan membangun ruang baru bagi kreativitas anak muda di tengah pasar tradisional.
Rameninpo, cerita tentang keberanian meracik identitas, memadukan budaya, dan membangun ruang baru bagi kreativitas anak muda di tengah pasar tradisional. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 17:06 WIB

Dari Wali Kota Medsos ke Wapres Republik: Gibran dan Masa Depan Politik Personalistik

Gibran Rakabuming adalah bentuk terkini gaya kepemimpinan di tanah air. Dengan kemampuan komunikasi digital, plus garis keturunan menguntungkan, loncatan karir super eksponensial berhasil dia cetak.
Wapres RI Gibran Rakabuming (Sumber: Setneg | Foto: Website Setneg)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 16:00 WIB

Terbanglah yang Tinggi Tanpa Menjatuhkan Orang Lain

Setiap orang berhak untuk memiliki impian atau cita-cita setinggi-tingginya.
Mengapa sebagian orang berhasil menggapai cita-citanya, sementara sebagian yang lain gagal dalam mewujudkan impiannya? (Sumber: Pexels/Rakicevic Nenad)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 15:33 WIB

Rajut Ulang Harapan di Binong Jati, Proses Bertahan Hidup Perajut Bandung di Tengah Dinamika Zaman

Sentra Rajut Binong Jati bukan sekadar pusat industri kecil, tetapi lembar-lembar kisah tentang jatuh bangun para perajut Kota Bandung.
Sentra Rajut Binong Jati bukan sekadar pusat industri kecil, tetapi lembar-lembar kisah tentang jatuh bangun para perajut Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 15:04 WIB

Kampung Randukurung, Sentra Tusuk Sate Tersembunyi di Bandung Selatan

Jarang yag tahu bahwa ada sentra tusuk sate yang tersembunyi di pelosok Kabupaten Bandung. Di wilayah Desa Kutawaringin dan sekitarnya, terutama di Kampung Randukurung, tusuk sate menjadi bagian dari
Sentra Kerajinan Tusuk Sate di Kampung Randukurung, Kabupaten Bandung. (Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 14:01 WIB

Cantik Itu Filterable? Representasi dan Realitas di Era Instagram

Representasi di era digital tetap banyak mereproduksi pola-pola lama tentang tubuh, kecantikan, dan identitas. Sehingga diperlukan kesadaran kritis dalam menciptakan makna yang lebih adil dan beragam.
Di media sosial, kita memang punya kontrol lebih terhadap citra diri, termasuk untuk kecantikan wajah. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 13:32 WIB

Nekat Berhenti Berkarir Demi Anak, Dina Berhasil Kembangkan Bisnis Kuliner Pempek Jeol

Di balik kesuksesan Pempek Jeol dan Batagor Priangan ada kisah tentang ketekunan Dina Rahayuningsih. Perjalanannya dimulai bukan dari dapur atau meja produksi, tetapi dari keputusan besar meninggalka
Owner Pempek Jeol Dina Rahayuningsih. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 01 Jul 2025, 12:08 WIB

Sesar Baru di Sekitar Gunung Tangkubanparahu, Tambah Daftar Patahan Gempa Bandung Raya

Gempa Magnitudo 2,7 yang mengguncang Cimahi dan sekitarnya pada akhir Juni lalu menyisakan satu pertanyaan: kalau bukan Sesar Lembang, lantas siapa pelakunya?
Gunung Tangkubanparahu (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 10:31 WIB

Obor Tradisi, Api Selebrasi

Di setiap nyala api, ada cerita yang diwariskan. Inilah wajah Tahun Baru Hijriah di Cibiru Hilir bak selebrasi yang terus menyala, demi tradisi agar tetap terjaga dan terawat.
Peserta melakukan pawai obor pada peringatan Bandung Lautan Api 2019 saat melintas di Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, Sabtu (23/3/2019). (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Alfaritsi)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 08:56 WIB

Tjetjep Heryana, Jago Balap Bandung Jadi Raja Sirkuit Cililitan 1957

Tjetjep Heryana mengharumkan nama Bandung dalam kejuaraan balap motor level nasional di Jakarta pada 1957.
Tiga pebalap Bandung yakni Grashuis, Tjetjep, dan Bartels naik podium seusai melakoni balapan kelas 250 cc A yang berlangsung 12 putaran. Tjetjep yang berdiri di tengah menjadi juara dalam kelas tersebut. (Foto: Aneka) (Sumber: Aneka | Foto: Aneka)
Ayo Biz 30 Jun 2025, 17:58 WIB

Soto Sedari, Kisah Reza dan Mimpi dari Semangkuk Soto

Perjalanan Soto Sedari bukan hanya tentang membuka kedai dan menjual makanan, tapi juga menjunjung warisan kuliner Indonesia dan misi menduniakan soto.
Perjalanan Soto Sedari bukan hanya tentang membuka kedai dan menjual makanan, tapi juga menjunjung warisan kuliner Indonesia dan misi menduniakan soto lewat sebuah inovasi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 30 Jun 2025, 15:39 WIB

Hikayat Sungai Cikapundung, Pernah Jernih Sebelum Diratap dalam Syair

Dulu mengalirkan listrik dan ikan, kini hanya mengalirkan limbah dan keluhan. Cikapundung menyimpan kisah ironi kota Bandung.
Sungai Cikapundung yang dijadikan waduk pembangkit listrik zaman baheula pada masa Hindia Belanda. (Sumber: Wikimedia)