Anak Dapat Gizi Gratis, Negara Makin Rungkad

Netizen
Ditulis oleh Netizen diterbitkan Jumat 09 Mei 2025, 10:46 WIB
Alih-alih dari manfaat, program MBG justru mendapatkan banyak respon negatif dari kalangan masyarakat maupun pelajar. (Sumber: Pexels/Raiza Azkaril)

Alih-alih dari manfaat, program MBG justru mendapatkan banyak respon negatif dari kalangan masyarakat maupun pelajar. (Sumber: Pexels/Raiza Azkaril)

Ditulis oleh Rizki Arfiana Putri

AYOBANDUNG.ID – Pada awal tahun 2025, pemerintah Indonesia telah meluncurkan salah satu program sosial paling ambisius dalam sejarah, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa dan kelompok rentan. 

Sebenarnya program ini bertujuan mulia, seperti mengatasi stunting, meningkatkan kualitas gizi anak bangsa, dan memperkuat fondasi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia ke depan. Namun, di balik visi tersebut, terdapat kekhawatiran besar yang berisiko terhadap kesehatan anggaran negara. 

Program MBG ini ditujukan untuk siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SLB, Santri di pondok pesantren, balita, hingga ibu hamil dan menyusui. Menurut Detik Finance (April 2025), jumlah total target penerima manfaat adalah 82.9 juta orang pada akhir tahun 2025. 

Sementara di bulan April 2025, pemerintah telah merealisasikan anggaran MBG sebesar Rp2,3 triliun. Dengan anggaran itu, sebanyak 3.265 juta orang telah menikmati program prioritas dari Presiden Prabowo Subianto tersebut.

Demi mendukung perluasan program MBG agar merata ke seluruh Indonesia, pemerintah menetapkan anggaran awalnya sebesar Rp71 triliun dengan estimasi kebutuhan total di tahun 2025 sebesar Rp171 triliun. Anggaran inilah yang menjadikan MBG sebagai salah satu program sosial terbesar dalam APBN 2025.

Baca Juga: Mempertanyakan Thrift, Tren Fesyen Hemat yang Tidak Adil untuk UMKM?

Pemerintah mengeklaim bahwa program MBG ini memiliki berbagai dampak strategis, baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan maupun ketahanan pangan. 

Dilihat dari segi ekonomi, program MBG bisa mendorong keterlibatan UMKM, petani, dan nelayan sehingga mampu memperkuat ekonomi lokal dan membuka peluang usaha baru.

Program MBG juga diharapkan mampu menurunkan angka stunting sehingga masyarakat terutama kelompok rentan mendapatkan manfaat kesehatan yang signifikan dan kualitas hidup mereka bisa meningkat. 

Tidak hanya itu saja, dengan menyediakan makanan bergizi bagi siswa, program ini dapat meningkatkan konsentrasi dan kemampuan belajar mereka. MBG juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor pangan terutama beras dan memperkuat produksi pangan lokal. 

Baca Juga: Persib Juara Divisi Utama 1986, Tiga Pemain Diberi Beasiswa

Alih-alih dari manfaat tersebut, program MBG justru mendapatkan banyak respon negatif dari kalangan masyarakat maupun pelajar. 

Terdapat banyak sekali kehawatiran masyarakat terkait program ini. Bahkan, saya sendiri juga kurang yakin dengan anggaran tersebut apakah makanan yang disediakan benar-benar bergizi dan higienis atau tidak. 

Kekhawatiran ini muncul karena lama-kelamaan anggaran untuk MBG selalu berkurang dari yang awalnya Rp10.000,00 per porsi sekarang dipangkas menjadi Rp8.000,00 per porsi. Kalau pemangkasan terus berlanjut dampaknya pada kualitas makanan yang diberikan, mengingat saat ini harga kebutuhan pokok juga semakin mahal.

Menurut saya program MBG dirasa kurang efektif karena selain berdampak pada gizi dan kehigienisan makanan, dalam pelaksanaannya program MBG juga belum merata ke berbagai daerah.

Ada beberapa sekolah yang sudah menerima program ini, sementara wilayah yang lain belum. Hal inilah yang menimbulkan kesan ketidakadilan dan ketidaksiapan sistem logistik. 

Saat ini Indonesia sedang mengalami defisit APBN. Pemerintah tengah mencari cara untuk mengatasi defisit APBN 2025 yang membengkak. Alokasi anggaran APBN 2025 sebesar Rp3.621,3 triliun tidak mampu diakomodir oleh pendapatan negara yang hanya sebesar Rp3.005,1 triliun. Dengan kata lain, negara mengalami defisit anggaran sebesar Rp616,2 triliun.

Salah satu penyebab terjadinya pembengkakan anggaran itu adalah beban anggaran dari program MB). Bahkan Menteri koordinator Bidang pangan, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa anggaran yang tersisa untuk program MBG adalah sebesar Rp71 triliun atau hanya cukup membiayai hingga Juni 2025. 

Zulkifli Hasan juga mengatakan untuk menjalankan program MBG satu tahun penuh diperlukan anggaran hingga mencapai Rp420 triliun. 

Lantas yang menjadi pertanyaan uang sebanyak itu didapat dari mana? 

Tidak mungkin pemerintah terus-menerus melakukan utang demi menutup kekurangan tersebut.

Bahkan, karena adanya defisit APBN, pemerintah sempat mengeluarkan kebijakan efisiensi anggaran yang tertuang pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.

Tujuan dari efisiensi adalah untuk mengoptimalkan penggunaan dana dan memastikan program-program prioritas seperti MBG tetap berjalan dengan baik. 

Dilihat dari segi ekonomi, program MBG bisa mendorong keterlibatan UMKM, petani, dan nelayan sehingga mampu memperkuat ekonomi lokal dan membuka peluang usaha baru. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)

Kebijakan tersebut berdampak besar terhadap beberapa sektor terutama pendidikan.

Program-program pendidikan yang selama ini dilaksanakan untuk mendukung proses dan aktivitas belajar anak-anak bangsa kini terkena dampaknya. Realitas yang terjadi menunjukkan adanya keterkaitan erat antara pendidikan dan cita-cita besar pemerintah, yaitu pencapaian tujuan Indonesia Emas 2045. 

Namun, fakta yang kita lihat saat ini bertolak belakang antara apa yang dilakukan pemerintah, dan cita-cita serta tujuan yang ingin dicapai. Anggaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengalami pemotongan dari yang sebelumnya Rp33.545 triliun dipangkas menjadi Rp26,2 triliun. 

Sementara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dari Rp57,6 triliun menjadi Rp43,3 triliun.

Pemangkasan ini berdampak signifikan pada beberapa pos belanja strategis yang mendukung aktivitas pendidikan, seperti Program Indonesia Pintar (PIP), tunjangan guru non-PNS, Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (BPPTNBH), sehingga menyebabkan UKT mahasiswa mengalami kenaikan. 

Baca Juga: Capek Rebahan? Self Reward Healing Jadi Solusi, tapi Isi Dompet Jadi Korbannya

Program MBG sebenarnya merupakan program yang baik karena bertujuan untuk meningkatkan gizi anak, namun pelaksanaannya belum efektif. Masalah distribusi, ketidaktepatan sasaran, dan pembiayaan yang besar justru membebani APBN dan memperbesar risiko defisit. ()

Penulis, Rizki Arfiana Putri, adalah mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Buruh dalam Bahasa Sunda

Ayo Netizen 30 Apr 2025, 21:08 WIB
Buruh dalam Bahasa Sunda

News Update

Ayo Jelajah 03 Jul 2025, 03:30 WIB

Dari Bandung Kopi Purnama, Ke Hindia Ku Berkelana

Kopi Purnama di Bandung sudah berdiri sejak 1930 dan jadi kedai kopi legendaris. Intip sejarah, menu andalan, dan kisah bisnis lintas generasi yang tetap eksis hingga kini.
Suasana Kopi Purnama yang jadi tempat ngopi legendaris di Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Bob Yanuar)
Ayo Jelajah 02 Jul 2025, 17:52 WIB

Sabotase Kereta Rancaekek, Bumbu Jimat dan Konspirasi Kiri

Kereta ekspres tergelincir di Rancaekek tahun 1924. Sabotase, organisasi kiri, dan jimat jadi bumbu panas persidangan kolonial.
Ilustrasi kereta api yang dibajak era kolonial. (Sumber: Gedenkboek der Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch-Indie 1875 - 1925)
Ayo Netizen 02 Jul 2025, 16:43 WIB

Knalpot Racing Sudah Jadi Gaya Hidup yang Meresahkan

Knalpot racing bukan lagi digunakan di sirkiut balap tapi sudah berubah menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat yang ingin dipandang keren.
Knalpot racing. (Sumber: Pixabay)
Ayo Biz 02 Jul 2025, 10:54 WIB

Kuliner Unik di Waduk Saguling: Menikmati Nikmatnya Liwet di Atas Perahu

Ingin menikmati nasi liwet sunda sambil bersantai di atas perahu tanpa harus ke pantai atau laut? Datang saja ke kawasan Waduk Saguling di Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Bara
Nasi liwet Ciminyak, sensasi makan di atas perahu. (Foto: Ist)
Ayo Biz 02 Jul 2025, 09:51 WIB

Menepi ke Mie Kocok Persib yang Jadi Legenda Kuliner Kota Bandung Sejak 1963

Di tengah hiruk-pikuk Kota Bandung, ada satu sajian khas yang tak pernah kehilangan penggemarnya, yaitu mie kocok. Namun, di antara sekian banyak penjaja mie kocok, nama Mie Kocok Persib sudah menjadi
Mie Kocok Persib kuliner legenda Bandung (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 02 Jul 2025, 08:56 WIB

Satu Video, Ribuan Citra Polisi Ambruk

Citra Polri ke-79 di publik terus diuji zaman, dipertaruhkan waktu. Tantangan yang dihadapi tidak mudah ketika warganet dan algoritma bergerak liar, lincah, dan konsisten.
Kapolri (kiri) dan Presiden Prabowo dalam HUT Bhayangkara ke-79, kemarin (Sumber: Setneg | Foto: Setneg)
Beranda 01 Jul 2025, 18:49 WIB

DPRD Bandung Barat Pasang Badan untuk Tambang, Logika Ekonomi Pinggirkan Ekologi

Berbeda dengan Dedi Mulyadi yang ingin gebuk tambang ilegal, DPRD Bandung Barat justru membelanya. Alasannya? Demi ekonomi.
Penambangan batu menggunakan alat berat di kawasan Gunung Pabeasan yang termasuk ke dalam Karst Citatah, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 17:55 WIB

Saat Ramen Masuk ke Pasar, Inovasi Galih Membongkar Pakem Lewat Rameninpo

Rameninpo, cerita tentang keberanian meracik identitas, memadukan budaya, dan membangun ruang baru bagi kreativitas anak muda di tengah pasar tradisional.
Rameninpo, cerita tentang keberanian meracik identitas, memadukan budaya, dan membangun ruang baru bagi kreativitas anak muda di tengah pasar tradisional. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 17:06 WIB

Dari Wali Kota Medsos ke Wapres Republik: Gibran dan Masa Depan Politik Personalistik

Gibran Rakabuming adalah bentuk terkini gaya kepemimpinan di tanah air. Dengan kemampuan komunikasi digital, plus garis keturunan menguntungkan, loncatan karir super eksponensial berhasil dia cetak.
Wapres RI Gibran Rakabuming (Sumber: Setneg | Foto: Website Setneg)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 16:00 WIB

Terbanglah yang Tinggi Tanpa Menjatuhkan Orang Lain

Setiap orang berhak untuk memiliki impian atau cita-cita setinggi-tingginya.
Mengapa sebagian orang berhasil menggapai cita-citanya, sementara sebagian yang lain gagal dalam mewujudkan impiannya? (Sumber: Pexels/Rakicevic Nenad)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 15:33 WIB

Rajut Ulang Harapan di Binong Jati, Proses Bertahan Hidup Perajut Bandung di Tengah Dinamika Zaman

Sentra Rajut Binong Jati bukan sekadar pusat industri kecil, tetapi lembar-lembar kisah tentang jatuh bangun para perajut Kota Bandung.
Sentra Rajut Binong Jati bukan sekadar pusat industri kecil, tetapi lembar-lembar kisah tentang jatuh bangun para perajut Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 15:04 WIB

Kampung Randukurung, Sentra Tusuk Sate Tersembunyi di Bandung Selatan

Jarang yag tahu bahwa ada sentra tusuk sate yang tersembunyi di pelosok Kabupaten Bandung. Di wilayah Desa Kutawaringin dan sekitarnya, terutama di Kampung Randukurung, tusuk sate menjadi bagian dari
Sentra Kerajinan Tusuk Sate di Kampung Randukurung, Kabupaten Bandung. (Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 14:01 WIB

Cantik Itu Filterable? Representasi dan Realitas di Era Instagram

Representasi di era digital tetap banyak mereproduksi pola-pola lama tentang tubuh, kecantikan, dan identitas. Sehingga diperlukan kesadaran kritis dalam menciptakan makna yang lebih adil dan beragam.
Di media sosial, kita memang punya kontrol lebih terhadap citra diri, termasuk untuk kecantikan wajah. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 01 Jul 2025, 13:32 WIB

Nekat Berhenti Berkarir Demi Anak, Dina Berhasil Kembangkan Bisnis Kuliner Pempek Jeol

Di balik kesuksesan Pempek Jeol dan Batagor Priangan ada kisah tentang ketekunan Dina Rahayuningsih. Perjalanannya dimulai bukan dari dapur atau meja produksi, tetapi dari keputusan besar meninggalka
Owner Pempek Jeol Dina Rahayuningsih. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 01 Jul 2025, 12:08 WIB

Sesar Baru di Sekitar Gunung Tangkubanparahu, Tambah Daftar Patahan Gempa Bandung Raya

Gempa Magnitudo 2,7 yang mengguncang Cimahi dan sekitarnya pada akhir Juni lalu menyisakan satu pertanyaan: kalau bukan Sesar Lembang, lantas siapa pelakunya?
Gunung Tangkubanparahu (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 10:31 WIB

Obor Tradisi, Api Selebrasi

Di setiap nyala api, ada cerita yang diwariskan. Inilah wajah Tahun Baru Hijriah di Cibiru Hilir bak selebrasi yang terus menyala, demi tradisi agar tetap terjaga dan terawat.
Peserta melakukan pawai obor pada peringatan Bandung Lautan Api 2019 saat melintas di Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, Sabtu (23/3/2019). (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Alfaritsi)
Ayo Netizen 01 Jul 2025, 08:56 WIB

Tjetjep Heryana, Jago Balap Bandung Jadi Raja Sirkuit Cililitan 1957

Tjetjep Heryana mengharumkan nama Bandung dalam kejuaraan balap motor level nasional di Jakarta pada 1957.
Tiga pebalap Bandung yakni Grashuis, Tjetjep, dan Bartels naik podium seusai melakoni balapan kelas 250 cc A yang berlangsung 12 putaran. Tjetjep yang berdiri di tengah menjadi juara dalam kelas tersebut. (Foto: Aneka) (Sumber: Aneka | Foto: Aneka)
Ayo Biz 30 Jun 2025, 17:58 WIB

Soto Sedari, Kisah Reza dan Mimpi dari Semangkuk Soto

Perjalanan Soto Sedari bukan hanya tentang membuka kedai dan menjual makanan, tapi juga menjunjung warisan kuliner Indonesia dan misi menduniakan soto.
Perjalanan Soto Sedari bukan hanya tentang membuka kedai dan menjual makanan, tapi juga menjunjung warisan kuliner Indonesia dan misi menduniakan soto lewat sebuah inovasi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 30 Jun 2025, 15:39 WIB

Hikayat Sungai Cikapundung, Pernah Jernih Sebelum Diratap dalam Syair

Dulu mengalirkan listrik dan ikan, kini hanya mengalirkan limbah dan keluhan. Cikapundung menyimpan kisah ironi kota Bandung.
Sungai Cikapundung yang dijadikan waduk pembangkit listrik zaman baheula pada masa Hindia Belanda. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 30 Jun 2025, 15:03 WIB

Meliza dan Stik Keju Sayurannya: Dari Dapur Rumah ke Pasar Camilan Sehat

Meliza Snack, cheese stick yang dipadukan dengan sayuran seperti bayam, wortel, dan bawang, menghadirkan camilan unik sekaligus bergizi.
Meliza Snack, cheese stick yang dipadukan dengan sayuran seperti bayam, wortel, dan bawang, menghadirkan camilan unik sekaligus bergizi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)