Asyiknya Kemah Berjamaah 

Ibn Ghifarie
Ditulis oleh Ibn Ghifarie diterbitkan Jumat 15 Agu 2025, 09:15 WIB
Muara Rahong Hills, glamping di tepi Sungai Pangalengan yang cocok untuk healing. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdalloh)

Muara Rahong Hills, glamping di tepi Sungai Pangalengan yang cocok untuk healing. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdalloh)

Saat asyik membaca buku Biografi Gus Dur karya Greg Barton, tiba-tiba Aa Akil, anak kedua yang tengah giat berlatih baris-berbaris dan bercakap lewat semapore, bertanya polos,

Bah, kenapa setiap Pramuka harus upacara?”

Dengan santai kujawab, “Supados disiplin, mandiri, A!”

Bocah kelas 5 ini semakin penasaran, “Kalau Perjusa (Perkemahan Jumat-Sabtu) atau Persami (Perkemahan Sabtu-Minggu) nggak ada ya?”

Sambil tersenyum, “Muhun atuh, aya kemping.”

Justru pikiranku melayang ke kampung halaman di Bungbulang, Garut Kidul yang terkenal dengan cerita mistik Halimun, Puncak Guha, Tanjakan Kapten, semakin terpesona dengan batu akik uhen, dan keindahan pancawarna yang tiada duanya.

Dahulu, saat masih kecil di Kampung Darussalam sangat terpaut dengan aktivitas agustusan yang sederhana tapi penuh makna, terutama pada saat berkemah di lapangan (Barukalili, Cihikeu, Bojong), mendirikan tenda di tengah sawah (Tegal Alun), melintasi jurit malam, susur lintas alam, jelajah kampung, dusun, dan menyalakan api unggun yang menghangatkan badan, jiwa raga.

Lagu Pramuka berkumandang tanpa henti yang terus memberikan energi nyala, semakin membara di tengah gelapnya malam.

Upacara pagi menjadi titik awal petualangan. Barisan rapi, bendera berkibar, dan Dasa Dharma dibacakan dengan lantang dan serentak. Bubaran upacara menjadi kesempatan yang ditunggu-tunggu, bisa bermain bebas, berjalan pulang sambil tertawa, bersuka ria dengan kawan-kawan, guru.

Suasana langit cerah dan jalan perkampungan yang berlubang, bebatuan, tanah merah yang belum tersentuh aspal menjadi semacam panggung kebebasan, kemerdekaan. Hore! Salam Pramuka!

Hari Pramuka ke-64: Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa (Sumber: pramuka.id | Foto: Fabio Yehezkiel Lasut)
Hari Pramuka ke-64: Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa (Sumber: pramuka.id | Foto: Fabio Yehezkiel Lasut)

Sekilas Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka mulai diperkenalkan secara resmi pada 14 Agustus 1961 yang merupakan organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya. 

Gerakan Pramuka tingkat nasional dikelola langsung oleh Kwartir Nasional (Kwarnas). Saat ini jumlah satuan dalam Gerakan Pramuka yaitu, 1 Kwartir Nasional, 34 Kwartir Daerah, 514 Kwartir Cabang, 5.277 Kwartir Ranting, dan 239.877 Gugus Depan.

Untuk peringatan Hari Pramuka ke-64 Tahun 2025, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengusung tema "Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa” 

Tema ini secara tegas menyoroti dan menegaskan peran strategis Gerakan Pramuka dalam mendorong kolaborasi lintas sektor. Tujuannya untuk memperkuat fondasi ketahanan bangsa di berbagai dimensi, meliputi ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan. 

Dengan tema ini, Pramuka diharapkan terus mengukuhkan posisinya sebagai agen perubahan positif, pilar kekuatan bangsa, dan organisasi yang relevan serta adaptif sepanjang 64 tahun perjalanannya yang penuh dedikasi. Ini menjadi panggilan bagi seluruh elemen Gerakan Pramuka untuk bersinergi dan berkontribusi nyata bagi kemajuan Indonesia.(www.pramuka.or.id dan detikNews Selasa, 12 Agu 2025 19:03 WIB).

Wadah Strategis Bentuk Karakter

Ingat, Gerakan Pramuka bukan sekadar kegiatan seremonial (aktivitas luar ruang belaka), melainkan wadah strategis dalam membentuk karakter generasi muda Indonesia. 

Melalui latihan baris-berbaris, penjelajahan, hingga simulasi tanggap darurat, anak-anak dan remaja ditempa untuk memiliki kedisiplinan, tanggung jawab, dan jiwa kepemimpinan yang kuat. 

Tak heran, bila banyak tokoh nasional yang mengakui masa-masa kepramukaan sebagai fondasi penting dalam perjalanan hidup mereka.

Salah satu nilai utama yang diajarkan Pramuka adalah kemandirian. Sejak usia dini, peserta diajak mengelola kebutuhan pribadi, bekerja sama dalam kelompok, serta menyelesaikan masalah secara mandiri. 

Dalam kemah, misalnya, mereka belajar memasak, mendirikan tenda, dan menjaga lingkungan aktivitas yang secara tidak langsung menanamkan kepercayaan diri dan kemampuan adaptasi terhadap berbagai situasi. 

Aktivitas ini tidak hanya mendekatkan anak-anak pada alam, justru mendekatkan pada realitas hidup yang menuntut daya juang tinggi. 

Walhasil, Pramuka menjadi ajang pelatihan kepemimpinan yang aplikatif. Pasalnya dalam struktur organisasi regu dan ambalan, para anggota diberi peran sebagai pemimpin kecil yang bertanggung jawab terhadap timnya. 

Mereka belajar mengambil keputusan, menyampaikan pendapat, dan mengarahkan teman-temannya menuju tujuan bersama. 

Tentunya model latihan ini merupakan simulasi nyata dari kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi, yang kelak menjadi bekal saat mereka terjun ke dunia profesional atau sosial.

Di era digital yang serba instan, kehadiran Pramuka mampu menyeimbangkan tumbuh kembang anak dan remaja agar tidak kehilangan esensi nilai-nilai luhur bangsa. 

Dengan berpramuka mendorong interaksi sosial yang sehat, memperkuat rasa cinta tanah air, membentuk karakter yang tahan banting di tengah berbagai tantangan zaman. Melalui program “Saka” (Satuan Karya) dapat memperkenalkan keterampilan khusus, mulai dari teknologi, kesehatan, hingga kebencanaan.

Model pendekatan pendidikan karakter yang menyenangkan dan terstruktur, Pramuka tetap relevan sebagai gerakan pembentuk generasi tangguh. Mendorong anak dan remaja bergabung dalam Gerakan Pramuka ini bukan hanya investasi masa depan pribadi mereka, justru menjadi modal bangsa dalam mencetak pemimpin berintegritas, visioner, dan peduli pada sesama. Jiwa kepemimpinan yang dibangun sejak dini menjadi harapan bagi Indonesia yang lebih kuat dan berkarakter. (RRI 30 Jul 2025 - 12:30).

Ilustrasi pramuka (Sumber: AyoBandung | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ilustrasi pramuka (Sumber: AyoBandung | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan.

Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK. Kwarnas No. 231 Tahun 2001). 

Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. (Syukiat, 2020: 63-64) 

Malam Api Unggun Meriahkan Lomba Kreativitas Pramuka Penggalang dan Penegak (LKP3) Ke-4 2024 (Sumber: pramuka.id | Foto: Pusdatin Kwarnas)
Malam Api Unggun Meriahkan Lomba Kreativitas Pramuka Penggalang dan Penegak (LKP3) Ke-4 2024 (Sumber: pramuka.id | Foto: Pusdatin Kwarnas)

Ajang Menghidupkan Nilai Kebersamaan 

Pramuka (Praja Muda Karana) justru bisa menjadi wahana yang tepat untuk memperkuat pendidikan karakter bangsa sejak dini dalam menghadapi berbagai disrupsi pada era digital.

Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN Scout Association for Regional Cooperation (ASARC) Brata T Hardjosubroto menuturkan, gerakan pramuka memiliki tiga dasar utama yang dikedepankan, yakni tanggung jawab pada Tuhan Yang Maha Esa, tanggung jawab terhadap diri sendiri, dan tanggung jawab terhadap sesama. Dari tiga pondasi itu dijabarkan secara lebih praktis melalui trisatya dan dasa dharma.

Pramuka dilakukan untuk menyiapkan pribadi yang bisa bertanggung jawab pada diri sediri, masyarakat, dan Tuhan. Melalui pramuka, seseorang bisa lebih siap menghadapi hidup dengan baik, bahkan diharapkan dapat membangun bangsa dan menjadi pemimpin bangsa yang berkarakter.

Nilai-nilai yang ditanamkan pun disampaikan kepada anak melalui metode yang menyenangkan, seperti bermain, bernyanyi, bertualang, berkemah yang sarat dengan nilai pendidikan karakter. Pramuka yang identik dengan kelompok (regu) memberikan pelajaran bagi siswa untuk belajar memimpin dan memahami anggotanya dengan baik.

Sejak awal, seorang anak dalam berpramuka selalu masuk dalam suatu regu. Dalam regu ini, anak bisa berperan sebagai ketua ataupun anggota. Setiap inisiatif yang akan diambil harus disepakati oleh seluruh anggota regu. Kerjasama, gotong royong, dan saling berbela rasa selalu diterapkan dalam aktivitas regu. Praktik ini menjadi salah satu bentuk pelatihan yang akan bermanfaat dalam menjalani hidup bermasyarakat di masa depan.

Gerakan pramuka bisa dikemas sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga siswa bisa langsung mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pramuka tidak hanya belajar tali temali dan baris berbaris, namun dapat belajar mengolah limbah elektronik dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Kepramukaan bisa menjadi solusi dalam pembinaan karakter siswa. Apabila nilai-nilai dalam trisatya dan dasa dharma pramuka bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tentu memiliki akhlak dan karakter yang kuat.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengungkapkan, gerakan pramuka bertujuan membentuk pribadi seorang anak yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, serta menjunjung tinggi nilai-nilai  luhur bangsa. Anak dilatih agar memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun NKRI, mengamalkan Pancasila, sekaligus melestarikan lingkungan hidup.

Pegiat pramuka, Sylviana Murni, menegaskan di era globalisasi, kepramukaan sangat dibutuhkan untuk penanaman nilai-nilai kehidupan dan cinta Tanah Air. 

Meski demikian, mantan Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka DKI Jakarta mengakui, sebagian kalangan anak muda masih memiliki stigma kurang tepat terhadap pramuka. Pramuka dianggap kegiatan yang membosankan sehingga mereka mengikutinya hanya sekadar formalitas  ekstrakurikuler sekolah saja.

Untuk itu, tantangan saat ini bagaimana mencari metode yang tepat agar pramuka menjadi kegiatan yang kreatif dan inovatif, tetapi tak melepaskan nilai-nilai Dasa Dharma Pramuka itu sendiri. Seharusnya Pramuka bisa disandingkan dengan berbagai ajang internasional lain seperti Robotic Camp, Youth Leadership Camp for Climate Change, dan Startup Bootcamp. Jadi mereka tak hanya ikut pramuka karena kegiatan ekstrakurikuler wajib. (Kompas edisi 14 Agustus 2019)

Alhamdulillah akhir tahun bisa kumpul bareng keluarga di Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang (Sumber: Instagram | Foto: @hayfa_alfian_adzril)
Alhamdulillah akhir tahun bisa kumpul bareng keluarga di Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang (Sumber: Instagram | Foto: @hayfa_alfian_adzril)

Dalam rangka memperingati Hari Pramuka, para peserta perkemahan dari berbagai gugus depan berkumpul, berbaur tanpa sekat, dan menjalin keakraban. Di sinilah indahnya kebersamaan terasa begitu nyata. Tak ada perbedaan asal sekolah, daerah, tempat tinggal. Semua melebur menjadi satu keluarga besar Pramuka.

Api unggun malam itu menjadi saksi kemandirian yang telah ditempa sejak pagi. Mulai dari mendirikan tenda, memasak bersama, hingga mengikuti berbagai kegiatan lapangan, baris-berbaris, lintas alam. Setiap peserta belajar mengandalkan diri sekaligus menguatkan kerja sama dan gotong royong.

Nyala api tidak hanya menghangatkan tubuh, tetapi  menyuburkan hati yang rapuh. Lagu-lagu Pramuka, tepuk semangat, dan kisah inspiratif dari para pembina membuat suasana semakin meriah. Alam pedesaan yang asri dan udara pegunungan yang sejuk menambah kesan magis. Seolah-olah setiap percikan api membawa pesan persaudaraan dan semangat mencintai tanah air.

Hari Pramuka bukan sekadar peringatan. Melainkan pengalaman berharga yang selalu dikenang mulai dari belajar mandiri, menjaga persahabatan, sampai merasakan indahnya kebersamaan di bawah cahaya api unggun.

Ketika mencari referensi tentang asyiknya kemah bersama di tengah penatnya aktivitas, tiba-tiba Aa Akil bertanya,

"Bah, kapan kemping lagi seperti dulu di Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang?"

Pertanyaan itu dilontarkan sambil menunjuk sebuah foto. Aa Akil dengan Abang Fian tengah berpose membentuk tanda cinta, perdamaian di dalam tenda, tepat di depannya ada Papa Ifa, Mama Nur bersama keluarga besar Abah Ilal.

Dengan demikian, berkemah di saat Hari Pramuka (penghujung akhir pekan, pergantian tahun) bulan sekadar perayaan menghilangkan kejenuhan, gaya hidup, melainkan pertemuan hati yang hangat di tengah alam yang dingin, terasa lebih intim, dekat, syarat makna. Agar terus mensyukuri waktu yang telah dilalui dan menyiapkan langkah yang lebih baik di masa depan. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Ibn Ghifarie
Tentang Ibn Ghifarie
Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Kita Belum Merdeka

Ayo Netizen 14 Agu 2025, 15:02 WIB
Kita Belum Merdeka

News Update

Ayo Biz 15 Agu 2025, 19:16 WIB

Dari Es Krim ke Ekosistem Brand: Golden Pine dan Formula Bisnis Barry Akbar

Barry Akbar, CEO Orchid Forest Cikole, adalah tokoh di balik lahirnya Golden Pine, sebuah kafe bergaya glass house yang kini menjadi primadona baru di tengah hutan pinus.
CEO Orchid Forest Cikole sekaligus konseptor Golden Pine, Barry Akbar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 18:04 WIB

Cerita Hantu dan Jeritan Ketidakadilan

Cerita hantu menyimpan kode trauma dan harapan rakyat, mengingatkan bahwa luka sosial belum sembuh.
Cerita hantu menyimpan kode trauma dan harapan rakyat, mengingatkan bahwa luka sosial belum sembuh, dan ketimpangan nyata lebih menyeramkan dari bayangan gaib. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 16:56 WIB

Dari Panggung ke Pasar Skincare, Perjalanan Dewi Hani Jayanti Membangun Maryame

Di balik gemerlap dunia hiburan, Dewi menyimpan mimpi lain yang kini menjelma menjadi brand skincare lokal bernama Maryame.
Dewi Hani Jayanti, owner produk skincare Maryame. (Sumber: dok. pribadi)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 16:37 WIB

Belajar Konteks Sosial, Budaya, dan Ekonomi dari Sepiring Nasi Goreng

Ternyata nasi goreng erat kaitannya dengan konteks sosial, budaya juga ekonomi.
Nasi Goreng Sapi Cabe Hijau Solaria (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 15:25 WIB

Dari Dapur Impian ke Rumah None: Kisah Non April Merintis Bisnis Kuliner di Bandung

Non April tidak pernah bercita-cita menjadi pebisnis kuliner. Ia hanya tahu satu hal yaitu rasa punya kekuatan untuk menyatukan.
Salah satu menu di Rumah None. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 15:12 WIB

Saat Janji KDM (Kembali) Ingkar

Rasanya, tidak kali ini janji program Gubernur Jabar tidak ditepati. Bagaimana bila bangunan ingkar janji ini terus "dipahat" dan "diperkokoh"?
Gubernur Jabar, Kang Dedi Mulyadi (KDM). (Sumber: ppid.jabarprov.go.id)
Ayo Jelajah 15 Agu 2025, 14:53 WIB

Sejarah Pertempuran Bojongkokosan, 4 Hari Kacaukan Konvoi Sekutu ke Bandung

Empat hari empat malam, jalur Sukabumi–Bandung berubah jadi neraka bagi konvoi Sekutu di Bojongkokosan.
Diorama Pertempuran Bojongkokosan di Museum Satriamandala. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 14:16 WIB

Tren Athleisure, Celana Jogging Makin Nyaman dan Enak Dipakai untuk Bergaya

Celana jogging adalah celana panjang yang awalnya dirancang untuk olahraga lari. Namun saat ini juga populer digunakan untuk aktivitas santai maupun gaya kasual.
Ilustrasi Foto Jogging. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 13:35 WIB

Cara Baik Komunitas Jaeminnesia, Rayakan Ultah Idol dengan Proyek Donasi Kemanusiaan

Jaeminnesia adalah salah satu komunitas penggemar Jaemin NCT Dream asal Indonesia.
Foto Jaemin NCT Dream dan sertifikat donasi ke Yayasan Gugah Nurani Indonesia (Sumber: x.com/@najaeminnesia)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 12:06 WIB

Menyusutnya Budidaya Jamur di Cisarua, Apakah Petani Masih Punya Harapan?

Kampung Cipeusing di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, telah lama dikenal sebagai sentra budidaya jamur tiram putih. Ratusan warga pernah menggeluti usaha ini, namun kini ju
Budidaya Jamur di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 11:14 WIB

Canumer, Saksi Perjalanan Toni dari Driver Ojol Jadi Juragan Pisang Nugget Lumer

Perjalanan usaha Toni Anggara, pemilik brand kuliner Canumer, membuktikan bahwa kegigihan dan kreativitas bisa membuka pintu rezeki dari arah yang tak terduga.
Canumer, Pisang Nugget Lumer (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 15 Agu 2025, 10:30 WIB

Hikayat Dukun Digoeng Bantai Warga Cililin, Gegerkan Wangsa Kolonial di Bandung

Dukun Digoeng diduga jadi otak kematian misterius di Cililin tahun 1938. Ilmu gaib, racun, dan pesanan nyawa gegerkan pemerintah adat.
Dukun zaman baheula. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 09:15 WIB

Asyiknya Kemah Berjamaah 

Berkemah di saat Hari Pramuka (penghujung akhir pekan, pergantian tahun) bulan sekadar perayaan menghilangkan kejenuhan.
Muara Rahong Hills, glamping di tepi Sungai Pangalengan yang cocok untuk healing. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdalloh)
Beranda 15 Agu 2025, 07:11 WIB

Berdarah-darah Menjadi Ibu dan Kehilangan Masa Remaja: Pelajaran Hidup dari Pernikahan Terlalu Muda

Saat teman-teman sebayanya masih bisa bersenda gurau, Santi justru sibuk mengganti popok dan menenangkan tangis bayi. Ia tak punya waktu untuk sekadar nongkrong bersama temannya.
Dalam pernikahan dini, wanita cenderung lebih rentan menjadi korban karena kombinasi faktor biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. (Sumber: Unsplash | Foto: Jorge Salvador)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 20:13 WIB

Simbol Bajak Laut dan Krisis Kepercayaan Membaca Pesan

Berkibarnya Bendera One Piece melambangkan kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Indonesia.
Berkibarnya Bendera One Piece melambangkan kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Indonesia. (Sumber: Ilustrasi dibuat dengan AI Yupp)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 19:02 WIB

KDM yang Katanya Bahagia Digugat Soal Kebijakan Rombel 50 Siswa

KDM mengaku bahagia digugat untuk kebijakan rombel 50 anak. Akan tetapi, penggugat kemudian diintimidasi. Apa yang bisa ditarik pelajaran?
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan dirinya bahagia digugat Forum Kepala Sekolah SMA Swasta (FKSS) Jawa Barat. (Sumber: Diskominfo Depok)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 18:04 WIB

Perjalanan Bisnis Over Easy Glamping, dari Keresahan Pribadi ke Gerakan Hijau

Over Easy bukan sekadar soal tenda dan fasilitas, Nico dan Steffi menciptakan pengalaman sekaligus ruang untuk menyampaikan nilai dan memberi dampak nyata.
Pemilik Over Easy Glamping Site, Nico Lauw. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 16:49 WIB

Ketika Lukisan Menyatu dengan Kain, dan Sejarah Menyapa Masa Kini

El-Maestro lahir dari sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam, bagaimana cara membuat anak muda mengenal dan mencintai seni lukis Indonesia.
El-Maestro lahir dari sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam, bagaimana cara membuat anak muda mengenal dan mencintai seni lukis Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 16:10 WIB

Ci Pasarangan Sungai Suci di Linggamanik

Di Jawa Barat, toponim Sarangan hanya satu, yaitu Ci Pasarangan.
Sawah bertingkat di Desa Linggamanik, dengan Ci Pasarangan yang tampak kering. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 15:20 WIB

Cerita di Balik Makio Suki & Grill: Hangatnya Ide di Tengah Dinginnya Bandung

Berawal dari obrolan santai antara dua sahabat, ide mendirikan kedai suki dan grill muncul bukan dari ambisi besar, melainkan dari pengalaman pribadi.
Berawal dari obrolan santai antara dua sahabat, ide mendirikan kedai suki dan grill muncul bukan dari ambisi besar, melainkan dari pengalaman pribadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)