Cerita Pahit di Balik Antusiasme Job Fair: Faktanya, Lulusan Perguruan Tinggi Masih Sulit Mendapat Pekerjaan

Ikbal Tawakal
Ditulis oleh Ikbal Tawakal diterbitkan Jumat 03 Okt 2025, 08:55 WIB
Menurut data BPS, jumlah orang yang menganggur per Februari sebanyak 7,28 juta orang atau naik 1,11 persen dibandingkan periode yang sama di 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)

Menurut data BPS, jumlah orang yang menganggur per Februari sebanyak 7,28 juta orang atau naik 1,11 persen dibandingkan periode yang sama di 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)

AYOBANDUNG.ID – Ribuan orang memadati aula Universitas Katolik Parahyangan pada Kamis, 2 Oktober 2025, berharap satu perusahaan saja sudi melirik lamaran mereka. Di balik hiruk-pikuk itu, tersimpan potret nyata kondisi ketenagakerjaan Indonesia yang kian pelik: angka pengangguran meningkat, persaingan semakin ketat, dan masa depan banyak sarjana masih menggantung.

Salah satunya adalah, Adya Redha Saputra (32), seorang pencari kerja sejak 2022. Sarjana Pertanian lulusan Universitas Padjadjaran itu menyandang titel akademis dari kampus ternama, namun gelar yang melekat di belakang namanya ternyata tidak serta-merta memudahkan langkahnya menandatangani kontrak kerja di sebuah perusahaan.

Saat lulus pada 2018, ia percaya diri bahwa curriculum vitae-nya akan dilirik oleh banyak perekrut. Ia rela menunggu hampir satu tahun hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan pertamanya pada 2019. Namun, keyakinan itu hanya bertahan sebentar. Awal 2020 ia memutuskan untuk mengundurkan diri, tepat sebelum badai pandemi Covid-19 menghantam Indonesia.

Pengalaman kerja satu tahun yang semula membuatnya optimistis justru terasa tidak berarti ketika pandemi menutup banyak pintu kesempatan. Sejak Maret 2020, rekening yang biasanya terisi gaji bulanan mendadak kosong. Dua tahun lamanya ia menjalani hidup tanpa kepastian, sekadar bertahan dengan pekerjaan lepas sambil terus menebar lamaran.

Mencari pekerjaan setelah pandemi ternyata jauh lebih sulit daripada yang ia bayangkan. Kontrak yang sempat ia dapat pada 2022 pun berakhir begitu cepat, memaksanya kembali ke titik awal sebagai pencari kerja.

Reda datang seorang diri ke Unpar Career Expo, sebuah job fair yang diharapkan bisa membuka jalan menuju pekerjaan baru. Dengan kemeja krem, celana jeans, dan sepatu hitam, ia berkeliling dari satu stan ke stan lain, membawa setumpuk harapan yang belum juga terjawab.

Susana job fair di kampus Universitas Katolik Parahyangan pada Kamis, 2 Oktober 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Susana job fair di kampus Universitas Katolik Parahyangan pada Kamis, 2 Oktober 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)

Bukan kali pertama ia mendatangi job fair. Entah sudah berapa banyak lamaran ia kirim, baik lewat acara serupa maupun aplikasi pencari kerja. Hingga kini, belum ada satupun yang berbuah panggilan. Ia menyadari persaingan yang begitu ketat, terutama dengan ribuan lulusan baru yang setiap tahun terus berdatangan.

Cerita Reda bukanlah hal yang berdiri sendiri.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2025 memperlihatkan kondisi serupa dialami jutaan orang lain. Jumlah pengangguran mencapai 7,28 juta orang atau 4,76 persen dari total angkatan kerja. Angka ini meningkat dibandingkan Februari 2024, menandakan bertambahnya barisan orang-orang yang sedang mencari pekerjaan.

Lebih jauh, BPS mencatat bahwa kelompok usia muda 15–24 tahun adalah penyumbang pengangguran terbesar, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 16,16 persen. Angka yang jauh melampaui kelompok usia produktif 25–59 tahun (3,04 persen) maupun usia lanjut di atas 60 tahun (1,67 persen). Data itu menguatkan kenyataan yang dialami Reda: betapa sulitnya generasi muda memasuki pasar kerja meskipun berbekal ijazah sarjana.

Di sisi lain, pengangguran di perkotaan juga lebih tinggi, yakni 5,73 persen dibandingkan 3,33 persen di perdesaan. Kota besar seperti Bandung menjadi cermin nyata ketatnya persaingan, ketika ribuan orang berkumpul dalam satu ruang job fair, semua dengan harapan yang sama: dilirik oleh satu perusahaan saja.

Yohanes, sarjana hukum antusias mengikuti job fair di Unpar Career Expo 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Yohanes, sarjana hukum antusias mengikuti job fair di Unpar Career Expo 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)

Di tengah kerumunan itu, Yohanes (38) ikut mengadu nasib. Lulusan fakulta hukum asal Maluku ini sempat bekerja selama delapan tahun di sebuah perusahaan besar, namun pandemi mengubah segalanya. Kebijakan efisiensi membuat statusnya yang semula kontrak gagal diangkat menjadi karyawan tetap, hingga akhirnya ia terkena pemutusan hubungan kerja.

Ditemani istrinya, ia tetap bersemangat mengisi formulir, mengantre, dan menyodorkan berkas lamaran. Ia menyadari kenyataan pahit bahwa banyak perusahaan kini lebih melirik tenaga kerja muda atau lulusan baru. Namun, dengan pengalaman panjang di bidang administrasi dan HRD, ia masih berharap ada yang menganggapnya berharga.

Apa yang dialami Yohanes senada dengan data BPS yang mencatat TPT laki-laki lebih tinggi (4,98 persen) dibanding perempuan (4,41 persen). Persaingan bagi pencari kerja pria jelas lebih berat, terlebih di usia yang mendekati kepala empat.

Hari itu, sekitar seribu orang hadir di hari kedua Unpar Career Expo. Seribu orang pula yang otomatis menjadi pesaing langsung Reda dan Yohanes. Wajah-wajah penuh optimisme bercampur dengan raut lelah dan cemas, menyatu dalam ruangan yang sama.

Namun, job fair bukan hanya soal menyerahkan CV. Bagi banyak orang, ini juga ajang bertukar informasi, melihat peta industri, hingga sekadar mengukur peluang. Meski ada perusahaan yang tampak hanya hadir untuk formalitas, kehadiran acara seperti ini masih dianggap penting bagi pencari kerja.

BPS menegaskan bahwa tantangan Indonesia bukan hanya menambah jumlah lapangan kerja, melainkan juga memastikan kesesuaian antara kualifikasi tenaga kerja dengan kebutuhan industri. Cerita Reda dan Yohanes menjadi gambaran nyata: bukan hanya soal siapa yang punya gelar atau pengalaman, tetapi siapa yang benar-benar cocok dengan spesifikasi yang dicari perusahaan. (*)

Di tengah realitas yang keras itu, ada satu hal yang tetap hidup: harapan. Harapan bahwa satu lamaran akan dibalas, satu panggilan telepon akan datang, dan satu peluang akan mengubah arah hidup. Harapan itulah yang membuat ribuan orang terus berdiri di antrean job fair, sekalipun persaingan makin ketat dan angka pengangguran kian bertambah.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 03 Okt 2025, 10:47 WIB

Mobilitas Talenta ASN, Upaya Menguatkan Reformasi Birokrasi

Mobilitas talenta ASN adalah kunci birokrasi lincah dan merata.
Mobilitas talenta ASN adalah kunci birokrasi lincah dan merata. (Sumber: Pemprov Maluku Utara)
Beranda 03 Okt 2025, 08:55 WIB

Cerita Pahit di Balik Antusiasme Job Fair: Faktanya, Lulusan Perguruan Tinggi Masih Sulit Mendapat Pekerjaan

Harapan bahwa satu lamaran akan dibalas, satu panggilan telepon akan datang, dan satu peluang akan mengubah arah hidup.
Menurut data BPS, jumlah orang yang menganggur per Februari sebanyak 7,28 juta orang atau naik 1,11 persen dibandingkan periode yang sama di 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 03 Okt 2025, 07:54 WIB

Baha’i di Bandung dalam Alunan Pupuh Sunda

Alunan suka dan duka komunitas Baha’i bukan hanya pengalaman mereka sendiri, tapi menjadi bagian dari simfoni kehidupan kita semua.
Kegiatan Diskusi di Institut Ruhi dengan Partisipasi Lintas Iman (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Salah Seorang Peserta Institut Ruhi)
Ayo Biz 02 Okt 2025, 20:58 WIB

Bobotoh Kreatif yang Menyulap Cinta Persib Jadi Karya 3D

Kreativitas bobotoh memang tak pernah kehabisan akal. Dari tribun stadion hingga lini masa media sosial, dukungan untuk Persib yang berdiri sejak 1933 terus mengalir.
Karya 3D bertema Persib buatan Rully Ryana. (Sumber: instagram.com/persib3d)
Ayo Biz 02 Okt 2025, 20:22 WIB

Bandung Merangkai Wisata Halal dalam Lanskap Urban yang Ramah

Bandung tak hanya dikenal sebagai kota kreatif dan surga belanja, tapi juga mulai menapaki jalur baru dalam industri pariwisata yakni wisata halal.
Bandung tak hanya dikenal sebagai kota kreatif dan surga belanja, tapi juga mulai menapaki jalur baru dalam industri pariwisata yakni wisata halal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 02 Okt 2025, 19:35 WIB

Transformasi Wisata Halal dari Tren Spiritual ke Peluang Ekonomi

Wisata halal telah menjelma menjadi arus utama yang menjanjikan pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan lokal, dan regenerasi gaya hidup spiritual.
Wisata halal telah menjelma menjadi arus utama yang menjanjikan pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan lokal, dan regenerasi gaya hidup spiritual. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 02 Okt 2025, 19:29 WIB

Dari Sanghyang Tikoro ke Citarum Harum: Mitos yang Jadi Aksi

Dari mitos Saghyang Tikoro hingga program Citarum harum, sungai memberi pesan, bahwa menjaga kelestarian alam berarti menjaga masa depan.
Sejumlah pelajar, warga dan pegiat lingkungan melakukan aksi bersih-bersih sungai Citarum pada Rabu 30 April 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 02 Okt 2025, 17:03 WIB

Sejarah Jalan ABC Bandung, Benarkah Rasis?

Jalan ABC Bandung menyimpan perdebatan sejarah. Benarkah dari etnis Arab, Bumiputra, China, atau toko besar Tio Tek Hong?
Toko ABC di sekitar Pasar Baru bandung tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Jelajah 02 Okt 2025, 15:52 WIB

Julukan Parijs van Java Bandung Diprotes Sejak Zaman Baheula

Parijs van Java diprotes sejak 1938. Bandung dianggap tak mirip Paris, tapi branding ini tetap melekat hingga kini.
Jalan Braga, salah satu pusat keramaian yang lahir dari kreativitas warga Bandung zaman kolonial. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 02 Okt 2025, 15:27 WIB

Budaya Menyontek yang Sering Dianggap Sepele

Budaya menyontek sudah bermanifestasi menjadi kegiatan yang dikomersialkan dengan hadirnya jasa percaloan dalam dunia akademik.
Ruang kelas sekolah. (Sumber: Pexels/Sami TÜRK)
Ayo Netizen 02 Okt 2025, 14:35 WIB

Strategi Baru Widyaiswara, dari Variasi Metode hingga Kelas Inklusif

Transformasi widyaiswara di era digital, dari metode konvensional ke pembelajaran daring dengan variasi strategi, teknologi, dan kelas inklusif.
Transformasi widyaiswara di era digital, dari metode konvensional ke pembelajaran daring dengan variasi strategi, teknologi, dan kelas inklusif. (Sumber: rotendaokab.go.id)
Mayantara 02 Okt 2025, 12:08 WIB

Blokir WhatsApp (Ritual Digital dalam Relasi Sosial)

Blokir WhatsApp. Satu klik sederhana, dan seluruh akses komunikasi pun ditutup.
Blokir WhatsApp. Satu klik sederhana, dan seluruh akses komunikasi pun ditutup. (Sumber: Pexels/Image Hunter)
Ayo Netizen 02 Okt 2025, 10:22 WIB

Beberapa Kejanggalan dalam Keracunan Program MBG di Cipongkor

Program MBG yang digadang-gadang sebgai proyek prestisius ini ternyata menuai polemik dan temuan masalah di lapangan.
Dapur Makmur Jaya yang jadi tempat memasak menu MBG penyebab keracunan massal. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 02 Okt 2025, 07:45 WIB

Melacak Api Zoroaster di Kehidupan Sunda Kontemporer

Sunda terhubung dengan agama-agama yang jauh ada di sana, dengan dunia yang multikultur.
Unggahan Akun Instagram @indocapsclub_bandung (30/09/22) yang Menampilkan Topi dengan Lambang Faravahar (Sumber: https://www.instagram.com/p/CjHdSdQvV45/?igsh=b3ZzbWxxMGhub3o= | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Biz 01 Okt 2025, 20:10 WIB

Klinik Premium dan Masa Depan Estetika, Bandung Jadi Barometer Industri Kecantikan

Klinik kecantikan kini bukan lagi tempat eksklusif bagi segelintir orang, melainkan bagian dari rutinitas banyak warga urban yang ingin tampil segar, sehat, dan percaya diri.
Klinik kecantikan kini bukan lagi tempat eksklusif bagi segelintir orang, melainkan bagian dari rutinitas banyak warga urban yang ingin tampil segar, sehat, dan percaya diri. (Sumber: dok. L'viors)
Ayo Netizen 01 Okt 2025, 18:32 WIB

Mi Bakso Legendaris ā€˜Abrag’: Doyan Baksonya tapi Gak Tahu Apa Itu ā€˜Abrag’

Selain menyediakan mi bakso, kedai bakso ā€œAbragā€ pusat menyediakan batagor, dan minuman es campur.
Selain menyediakan mi bakso, kedai bakso ā€œAbragā€ pusat menyediakan batagor, dan minuman es campur. (Sumber: Ulasan Google oleh Fitrie)
Ayo Biz 01 Okt 2025, 17:09 WIB

Wisata Alam yang Terus Berevolusi dan Masa Depan Geowisata Bandung

Wisata alam tak lagi hanya soal menikmati pemandangan, tapi juga tentang bagaimana pengunjung bisa terlibat secara emosional dan digital.
Wisata alam tak lagi hanya soal menikmati pemandangan, tapi juga tentang bagaimana pengunjung bisa terlibat secara emosional dan digital. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Okt 2025, 17:00 WIB

ASN Belajar dari Genggaman, dari Layar Kecil Menuju Perubahan Besar

Artikel ini menyoroti peluang dan tantangan pembelajaran digital Aparatur Sipil Negara (ASN) lewat gawai.
 (Sumber: ChatGPT | Foto: Ilustrasi)
Ayo Netizen 01 Okt 2025, 16:13 WIB

Learning Agility: Panduan Survival di Era Perubahan

Menghadapi dunia yang terus berubah, jabatan dan ijazah hanya menjadi pelengkap, hal utama adalah kelincahan untuk terus belajar.
Ilustrasi Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: Pexels/Brett Jordan)
Ayo Jelajah 01 Okt 2025, 15:43 WIB

Pasukan Khusus Pergi ke Timur, Jawa Barat Senyap Pasca Kup Gagal G30S

Ketika Jawa Tengah banjir darah, Jawa Barat relatif sunyi pasca G30S. Sejarah militer dan strategi Siliwangi jadi pembeda.
Tentara Resimen Cakrabirawa yang melakukan penculikan Dewan Jenderal saat kup G30S dalam film Pengkhianatan G30S/PKI.