Sejarah Jalan ABC Bandung, Benarkah Rasis?

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Kamis 02 Okt 2025, 17:03 WIB
Toko ABC di sekitar Pasar Baru bandung tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)

Toko ABC di sekitar Pasar Baru bandung tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)

AYOBANDUNG.ID - Bandung sejak lama dikenal sebagai kota perdagangan. Letaknya di dataran tinggi membuat kota ini sejuk dan nyaman, sehingga sejak abad ke-19 banyak orang datang, tinggal, dan berdagang di sana. Di sekitar Pasar Baru, ada satu jalan kecil yang sampai sekarang namanya tetap melekat: Jalan ABC. Namanya pendek, gampang diingat, dan punya kisah yang tak sesederhana tiga huruf itu. Jalan ini bukan hanya urusan dagang, tapi juga urusan sejarah, identitas kota, bahkan perdebatan akademis tentang dari mana asal namanya.

Orang Bandung tahu, Jalan ABC sejak dulu sudah ramai. Pedagang dari berbagai latar belakang menjajakan dagangan di sekitarnya. Orang Arab datang dengan kain dan minyak wangi. Orang China membawa barang impor, peralatan rumah tangga, hingga kebutuhan grosir. Orang Sunda yang disebut Bumiputra di masa kolonial, mengisi pasar dengan hasil bumi dan makanan. Tiga kelompok inilah yang sering disebut sebagai asal-usul nama “ABC”: A untuk Arab, B untuk Bumiputra, dan C untuk China.

Versi populer ini memang terdengar logis. Jalan itu berada di jantung pasar, dan tiga komunitas tadi jelas paling berpengaruh di kawasan itu. Tak heran kalau narasi ini menyebar luas. Dalam banyak artikel sejarah populer maupun cerita mulut ke mulut, “ABC” dianggap singkatan dari etnis. Tiga huruf yang mewakili tiga kelompok besar. Simbol keragaman, simbol harmoni, dan tentu saja simbol perdagangan Bandung sejak abad ke-19.

Baca Juga: Sejarah Gelap KAA Bandung, Konspirasi CIA Bunuh Zhou Enlai via Bom Kashmir Princess

Tapi sejarah JalanABC ternyata taksesederhana itu. Ada yang mengulik lebih dalam, mencari arsip, dan menemukan cerita lain. Atep Kurnia, penulis sejarah Bandung, meragukan narasi etnis tadi. Ia menelusuri arsip koran Belanda dan menemukan bahwa nama “ABC Straat” baru muncul resmi belakangan, sekitar tahun 1919. Sebelum itu, belum ditemukan keterangan jalan ini memang bernama ABC. Lalu dari mana datangnya? Menurut Atep, jawabannya ada pada sebuah toko besar: Toko ABC.

Toko ini milik Tio Tek Hong, seorang pengusaha Tionghoa yang legendaris di Batavia. Ia mendirikan usahanya tahun 1902 di Weltevreden. Tak lama, ia membuka cabang di Bandung, tepat menghadap Pasar Baru. Nama tokonya simpel, gampang diingat, dan segera populer.

Iklan di koran Bataviaasch Nieuwsblad tanggal 4 Oktober 1905 menegaskan keberadaan Toko ABC di Bandung, yang kala itu menjual kipas kertas. Dari sana, nama toko ini makin dikenal. Sampai akhirnya, orang-orang mulai menyebut jalan di depannya sebagai ABC Straat. Menurut Atep, baru pada 1919 nama itu banayk ditemukan di dokumen arsip.

Dalam peta tahun 1921, nama ABC-Straat sudah tercatat sebagai perpanjangan dari Achter Pasar-Straat menuju kawasan Pasar Baru. Catatan koran De Preanger-bode pada Juni 1919 menunjukkan bahwa Dewan Kota Bandung membahas permohonan untuk memperpanjang jalan ini ke arah Pasar Baru. Penamaan ABC-Straat disebut erat kaitannya dengan Toko ABC, cabang Toko Tio Tek Hong dari Batavia yang berdiri di Bandung sejak 1905.

Perdebatan soal asal-usul nama makin rumit ketika ada klaim bahwa “ABC Straat” sudah muncul sejak 1892. Klaim ini bersumber dari buku Bandoeng: The Mountain City of Netherlands India karya Steven Anne Reitsma. Beberapa penulis populer menyebut buku itu terbit 1892, sehingga nama ABC diyakini sudah ada sejak saat itu.

Jalan ABC Bandung hari ini. (Sumber: Ayobandung)
Jalan ABC Bandung hari ini. (Sumber: Ayobandung)

Tapi catatan sejarah tak sesederhana itu. Reitsma lahir tahun 1875, dan mustahil ia menulis buku tebal tentang Bandung di usia 17 tahun. Lebih masuk akal jika bukunya baru terbit pada 1926. Bibliografi dan data yang lebih solid juga mendukung tahun 1926.

Baca Juga: Hikayat Pasar Baru Bandung, Bermula dari Kerusuhan Ciguriang 1842

Jika benar terbitan awalnya adalah 1926, maka klaim bahwa nama ABC sudah eksis sejak 1892 jelas rapuh. Sebaliknya, hal ini memperkuat argumen Atep Kurnia bahwa nama “ABC Straat” baru digunakan setelah 1919. Apalagi, keberadaan Toko ABC di Bandung sudah terbukti lewat iklan 1905.

Jadi, nama jalan kemungkinan besar memang terinspirasi dari toko, bukan dari singkatan etnis. Versi etnis bisa jadi hanyalah narasi belakangan yang lahir dari kebiasaan masyarakat mencari makna di balik tiga huruf sederhana.

Setelah Indonesia merdeka, Jalan ABC tetap bertahan dengan namanya. Tidak seperti banyak jalan lain yang berganti nama menjadi nama pahlawan, Jalan ABC seakan terlalu melekat untuk diganti. Kawasan ini berkembang menjadi pusat perdagangan yang selalu hidup. Orang Bandung biasa membeli alat rumah tangga, kain, barang elektronik, hingga barang antik di sini.

Jalan ABC juga terkenal sebagai tempat berburu kuliner, terutama batagor dan siomay. Bangunan kolonial masih bisa ditemukan di sana, meski sebagian telah direnovasi. Jalan kecil ini seperti lorong waktu yang menghubungkan Bandung kolonial dengan Bandung modern.

Kini, Jalan ABC tetap berdiri di jantung kota. Namanya sederhana, tapi kisahnya panjang: dari pedagang Arab, Bumiputra, dan China yang sibuk berdagang di Pasar Baru; dari Toko ABC yang melegenda sejak 1905; dari perdebatan buku Reitsma yang ternyata baru terbit 1926; hingga warisan kolonial yang bertahan di tengah geliat modern. Jalan ABC bukan sekadar alamat, melainkan potret bagaimana sejarah kota bisa tersimpan dalam tiga huruf sederhana.

Baca Juga: Jejak Samar Sejarah Pecinan Bandung, dari Chineesche Kamp ke Ruko Klasik Pasar Baru

Bagi sebagian orang, versi akronim etnis terasa romantis: seolah Bandung sejak dulu adalah ruang harmoni Arab, Bumiputra, dan China. Bagi sebagian lain, versi Toko ABC lebih masuk akal: sejarah harus ditopang oleh arsip, bukan sekadar cerita populer. Dua versi ini berjalan berdampingan. Tidak ada yang benar-benar mutlak, tapi keduanya sama-sama memperkaya narasi tentang kota.

Yang jelas, Jalan ABC bukan sekadar jalan belanja. Ia adalah simbol keberagaman, simbol perdagangan, dan simbol sejarah Bandung. Nama tiga huruf itu menyimpan makna lebih besar dari yang terlihat. Dari kolonial sampai merdeka, dari peta lama sampai iklan koran, Jalan ABC tetap hadir, menjadi bagian dari denyut nadi kota. Tiga huruf, seribu cerita.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 02 Okt 2025, 20:58 WIB

Bobotoh Kreatif yang Menyulap Cinta Persib Jadi Karya 3D

Kreativitas bobotoh memang tak pernah kehabisan akal. Dari tribun stadion hingga lini masa media sosial, dukungan untuk Persib yang berdiri sejak 1933 terus mengalir.
Karya 3D bertema Persib buatan Rully Ryana. (Sumber: instagram.com/persib3d)
Ayo Biz 02 Okt 2025, 20:22 WIB

Bandung Merangkai Wisata Halal dalam Lanskap Urban yang Ramah

Bandung tak hanya dikenal sebagai kota kreatif dan surga belanja, tapi juga mulai menapaki jalur baru dalam industri pariwisata yakni wisata halal.
Bandung tak hanya dikenal sebagai kota kreatif dan surga belanja, tapi juga mulai menapaki jalur baru dalam industri pariwisata yakni wisata halal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 02 Okt 2025, 19:35 WIB

Transformasi Wisata Halal dari Tren Spiritual ke Peluang Ekonomi

Wisata halal telah menjelma menjadi arus utama yang menjanjikan pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan lokal, dan regenerasi gaya hidup spiritual.
Wisata halal telah menjelma menjadi arus utama yang menjanjikan pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan lokal, dan regenerasi gaya hidup spiritual. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 02 Okt 2025, 19:29 WIB

Dari Sanghyang Tikoro ke Citarum Harum: Mitos yang Jadi Aksi

Dari mitos Saghyang Tikoro hingga program Citarum harum, sungai memberi pesan, bahwa menjaga kelestarian alam berarti menjaga masa depan.
Sejumlah pelajar, warga dan pegiat lingkungan melakukan aksi bersih-bersih sungai Citarum pada Rabu 30 April 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 02 Okt 2025, 17:03 WIB

Sejarah Jalan ABC Bandung, Benarkah Rasis?

Jalan ABC Bandung menyimpan perdebatan sejarah. Benarkah dari etnis Arab, Bumiputra, China, atau toko besar Tio Tek Hong?
Toko ABC di sekitar Pasar Baru bandung tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Jelajah 02 Okt 2025, 15:52 WIB

Julukan Parijs van Java Bandung Diprotes Sejak Zaman Baheula

Parijs van Java diprotes sejak 1938. Bandung dianggap tak mirip Paris, tapi branding ini tetap melekat hingga kini.
Jalan Braga, salah satu pusat keramaian yang lahir dari kreativitas warga Bandung zaman kolonial. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 02 Okt 2025, 15:27 WIB

Budaya Menyontek yang Sering Dianggap Sepele

Budaya menyontek sudah bermanifestasi menjadi kegiatan yang dikomersialkan dengan hadirnya jasa percaloan dalam dunia akademik.
Ruang kelas sekolah. (Sumber: Pexels/Sami TÜRK)
Ayo Netizen 02 Okt 2025, 14:35 WIB

Strategi Baru Widyaiswara, dari Variasi Metode hingga Kelas Inklusif

Transformasi widyaiswara di era digital, dari metode konvensional ke pembelajaran daring dengan variasi strategi, teknologi, dan kelas inklusif.
Transformasi widyaiswara di era digital, dari metode konvensional ke pembelajaran daring dengan variasi strategi, teknologi, dan kelas inklusif. (Sumber: rotendaokab.go.id)
Mayantara 02 Okt 2025, 12:08 WIB

Blokir WhatsApp (Ritual Digital dalam Relasi Sosial)

Blokir WhatsApp. Satu klik sederhana, dan seluruh akses komunikasi pun ditutup.
Blokir WhatsApp. Satu klik sederhana, dan seluruh akses komunikasi pun ditutup. (Sumber: Pexels/Image Hunter)
Ayo Netizen 02 Okt 2025, 10:22 WIB

Beberapa Kejanggalan dalam Keracunan Program MBG di Cipongkor

Program MBG yang digadang-gadang sebgai proyek prestisius ini ternyata menuai polemik dan temuan masalah di lapangan.
Dapur Makmur Jaya yang jadi tempat memasak menu MBG penyebab keracunan massal. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 02 Okt 2025, 07:45 WIB

Melacak Api Zoroaster di Kehidupan Sunda Kontemporer

Sunda terhubung dengan agama-agama yang jauh ada di sana, dengan dunia yang multikultur.
Unggahan Akun Instagram @indocapsclub_bandung (30/09/22) yang Menampilkan Topi dengan Lambang Faravahar (Sumber: https://www.instagram.com/p/CjHdSdQvV45/?igsh=b3ZzbWxxMGhub3o= | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Biz 01 Okt 2025, 20:10 WIB

Klinik Premium dan Masa Depan Estetika, Bandung Jadi Barometer Industri Kecantikan

Klinik kecantikan kini bukan lagi tempat eksklusif bagi segelintir orang, melainkan bagian dari rutinitas banyak warga urban yang ingin tampil segar, sehat, dan percaya diri.
Klinik kecantikan kini bukan lagi tempat eksklusif bagi segelintir orang, melainkan bagian dari rutinitas banyak warga urban yang ingin tampil segar, sehat, dan percaya diri. (Sumber: dok. L'viors)
Ayo Netizen 01 Okt 2025, 18:32 WIB

Mi Bakso Legendaris ‘Abrag’: Doyan Baksonya tapi Gak Tahu Apa Itu ‘Abrag’

Selain menyediakan mi bakso, kedai bakso “Abrag” pusat menyediakan batagor, dan minuman es campur.
Selain menyediakan mi bakso, kedai bakso “Abrag” pusat menyediakan batagor, dan minuman es campur. (Sumber: Ulasan Google oleh Fitrie)
Ayo Biz 01 Okt 2025, 17:09 WIB

Wisata Alam yang Terus Berevolusi dan Masa Depan Geowisata Bandung

Wisata alam tak lagi hanya soal menikmati pemandangan, tapi juga tentang bagaimana pengunjung bisa terlibat secara emosional dan digital.
Wisata alam tak lagi hanya soal menikmati pemandangan, tapi juga tentang bagaimana pengunjung bisa terlibat secara emosional dan digital. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Okt 2025, 17:00 WIB

ASN Belajar dari Genggaman, dari Layar Kecil Menuju Perubahan Besar

Artikel ini menyoroti peluang dan tantangan pembelajaran digital Aparatur Sipil Negara (ASN) lewat gawai.
 (Sumber: ChatGPT | Foto: Ilustrasi)
Ayo Netizen 01 Okt 2025, 16:13 WIB

Learning Agility: Panduan Survival di Era Perubahan

Menghadapi dunia yang terus berubah, jabatan dan ijazah hanya menjadi pelengkap, hal utama adalah kelincahan untuk terus belajar.
Ilustrasi Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: Pexels/Brett Jordan)
Ayo Jelajah 01 Okt 2025, 15:43 WIB

Pasukan Khusus Pergi ke Timur, Jawa Barat Senyap Pasca Kup Gagal G30S

Ketika Jawa Tengah banjir darah, Jawa Barat relatif sunyi pasca G30S. Sejarah militer dan strategi Siliwangi jadi pembeda.
Tentara Resimen Cakrabirawa yang melakukan penculikan Dewan Jenderal saat kup G30S dalam film Pengkhianatan G30S/PKI.
Ayo Biz 01 Okt 2025, 15:24 WIB

Sushi Menjamur di Bandung: Gaya Hidup Urban yang Kian Bersahabat dengan Rasa Jepang

Dari sushi roll sederhana hingga foie gras premium, pilihan menu Jepang kini hadir di berbagai penjuru kota, membentuk lanskap gastronomi yang semakin beragam.
Dari sushi roll sederhana hingga foie gras premium, pilihan menu Jepang kini hadir di berbagai penjuru kota, membentuk lanskap gastronomi yang semakin beragam. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 01 Okt 2025, 14:06 WIB

Menguak Kisah Branghang Lebakgede, Lorong Kecil yang Mengubah Wajah Lingkungan di Kecamatan Coblong

Revitalisasi branghang ini ternyata menjadi pintu masuk bagi gagasan lain yang lebih besar. Dari sinilah Inong kemudian berani melangkah ke program pengelolaan sampah yang lebih serius.
Tanaman hidroponik di branghang Kelurahan Lebak Gede, RW9 Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 01 Okt 2025, 12:10 WIB

Laju Perjalanan Haikal, Petinju Pelajar yang Bersinar di Popda Jabar 2025

Haikal merupakan seorang petinju sekaligus pelajar yang meraih emas di Popda Jabar 2025.
Bersama kedua lawannya yang tangguh, Haikal naik podium. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yogi Esa Sukma N.)