Berdarah-darah Menjadi Ibu dan Kehilangan Masa Remaja: Pelajaran Hidup dari Pernikahan Terlalu Muda

Mildan Abdalloh
Ditulis oleh Mildan Abdalloh diterbitkan Jumat 15 Agu 2025, 07:11 WIB
Dalam pernikahan dini, wanita cenderung lebih rentan menjadi korban karena kombinasi faktor biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. (Sumber: Unsplash | Foto: Jorge Salvador)

Dalam pernikahan dini, wanita cenderung lebih rentan menjadi korban karena kombinasi faktor biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. (Sumber: Unsplash | Foto: Jorge Salvador)

AYOBANDUNG.ID - Di usia 40 tahun, Santi, kerap disangka kakak dari anak sulungnya. Bukan karena ia awet muda, melainkan karena jarak usia mereka yang begitu dekat. Anak pertamanya kini berumur 23 tahun, sedang menempuh kuliah di sebuah perguruan tinggi di Kota Bandung.

Senyum itu menyimpan perjalanan panjang yang penuh luka. Semuanya bermula ketika ia menikah di usia sekitar 17 tahun, tepat setelah lulus SMA. Kala itu, ia tidak berpikir panjang. Hubungan dengan pacar yang hanya terpaut dua tahun dianggap cukup menjadi alasan membangun rumah tangga.

Awal pernikahan, segalanya terlihat baik-baik saja. Santi dikaruniai dua anak, rumah tangga berjalan lancar, dan kebutuhan ekonomi tercukupi. Bahkan mereka sudah memiliki rumah di sebuah kompleks perumahan. Tetapi di balik kenyamanan materi, ada harga yang harus ia bayar: masa mudanya.

Saat teman-teman sebayanya masih bisa bersenda gurau, Santi justru sibuk mengganti popok dan menenangkan tangis bayi. Ia tak punya waktu untuk sekadar nongkrong di warung bersama sahabat atau ikut kegiatan remaja di kampung. “Memang ada rasa ingin main, tapi saya sudah punya anak yang harus dijaga,” kenangnya, Kamis, 14 Agustus 2025.

Sementara Santi beradaptasi dengan peran barunya sebagai ibu, suaminya masih sering keluar bersama teman-temannya. Semula ia berpikir itu hal wajar, sampai suatu hari ia mengetahui sang suami berselingkuh. Dunia Santi runtuh. Ia bercerai di usia awal 20-an, menjadi orang tua tunggal dengan dua anak kecil.

Perceraian itu membawanya ke titik terendah. Rasa marah, kecewa, dan kehilangan bercampur menjadi satu. Ia melampiaskan perasaannya dengan sering pergi keluar rumah, mencoba “mencuri” kembali masa mudanya yang hilang. Namun di saat yang sama, perhatian untuk anak-anak semakin berkurang. Mereka tumbuh tanpa pengasuhan penuh, bahkan kasih sayang kadang terselip di antara kekosongan.

Bertahun-tahun kondisi itu berlangsung. Sampai akhirnya, Santi tersadar ketika anak-anaknya menginjak remaja. Waktu yang telah berlalu tak bisa diulang. Ia mendapati anak sulungnya menjadi pendiam dan sering memberontak.

“Butuh waktu bertahun-tahun untuk kembali dekat dengan anak. Rasanya berdarah-darah,” ucapnya lirih.

Santi kini hanya bisa berharap pengalamannya menjadi pelajaran. Pernikahan dini, baginya, bukan sekadar soal kesiapan ekonomi, tetapi juga kesiapan mental dan emosional. “Kalau saja dulu saya tahu dampaknya, mungkin saya akan menunggu lebih lama,” katanya di rumahnya di kawasan Soreang, Kabupaten Bandung.

Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Kantor Kemenag Kabupaten Bandung, Abdul Hanan, membenarkan bahwa pernikahan di usia terlalu muda rentan berujung masalah. Aturan negara telah menetapkan usia minimal menikah adalah 19 tahun agar pasangan memiliki kematangan psikologis.

“Usia di bawah itu, ego masih tinggi, kematangan emosinya belum terbentuk. Pertengkaran kecil bisa berakhir perceraian,” jelasnya. Dampaknya panjang: anak kehilangan kasih sayang, tumbuh dengan trauma, dan hubungan keluarga terpecah.

Menurutnya, perempuan menanggung beban lebih besar ketika perceraian terjadi. Selain stigma sosial, mereka juga memikul tanggung jawab pengasuhan sendirian. Faktor pendorong pernikahan dini pun beragam, mulai dari alasan ekonomi, budaya, hingga pergaulan bebas.

Kemenag, kata Abdul, berupaya menekan angka pernikahan dini melalui program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS). Para pelajar diberikan edukasi tentang risiko pernikahan dini dan dampak pergaulan bebas. Penyuluhan juga dilakukan ke masyarakat untuk mengubah pandangan yang masih menganggap menikahkan anak di usia muda sebagai hal biasa.

Di sisi hukum, KUA tidak bisa mencatatkan pernikahan di bawah 19 tahun tanpa dispensasi Pengadilan Agama. Namun praktik di lapangan kerap berbeda. Ada keluarga yang tetap memaksakan anaknya menikah, meski tanpa pencatatan resmi.

“Pernikahan yang tidak tercatat punya konsekuensi hukum. Anak bisa kehilangan hak waris, dan pembagian harta saat bercerai jadi sulit,” tegas Abdul.

Bagi Santi, semua itu kini sudah terlanjur menjadi bagian dari masa lalunya. Yang tersisa adalah usaha memperbaiki hubungan dengan anak-anak, menebus waktu yang dulu hilang, dan membagikan kisahnya agar orang lain tidak mengulang kesalahan yang sama. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 15 Agu 2025, 19:16 WIB

Dari Es Krim ke Ekosistem Brand: Golden Pine dan Formula Bisnis Barry Akbar

Barry Akbar, CEO Orchid Forest Cikole, adalah tokoh di balik lahirnya Golden Pine, sebuah kafe bergaya glass house yang kini menjadi primadona baru di tengah hutan pinus.
CEO Orchid Forest Cikole sekaligus konseptor Golden Pine, Barry Akbar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 18:04 WIB

Cerita Hantu dan Jeritan Ketidakadilan

Cerita hantu menyimpan kode trauma dan harapan rakyat, mengingatkan bahwa luka sosial belum sembuh.
Cerita hantu menyimpan kode trauma dan harapan rakyat, mengingatkan bahwa luka sosial belum sembuh, dan ketimpangan nyata lebih menyeramkan dari bayangan gaib. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 16:56 WIB

Dari Panggung ke Pasar Skincare, Perjalanan Dewi Hani Jayanti Membangun Maryame

Di balik gemerlap dunia hiburan, Dewi menyimpan mimpi lain yang kini menjelma menjadi brand skincare lokal bernama Maryame.
Dewi Hani Jayanti, owner produk skincare Maryame. (Sumber: dok. pribadi)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 16:37 WIB

Belajar Konteks Sosial, Budaya, dan Ekonomi dari Sepiring Nasi Goreng

Ternyata nasi goreng erat kaitannya dengan konteks sosial, budaya juga ekonomi.
Nasi Goreng Sapi Cabe Hijau Solaria (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 15:25 WIB

Dari Dapur Impian ke Rumah None: Kisah Non April Merintis Bisnis Kuliner di Bandung

Non April tidak pernah bercita-cita menjadi pebisnis kuliner. Ia hanya tahu satu hal yaitu rasa punya kekuatan untuk menyatukan.
Salah satu menu di Rumah None. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 15:12 WIB

Saat Janji KDM (Kembali) Ingkar

Rasanya, tidak kali ini janji program Gubernur Jabar tidak ditepati. Bagaimana bila bangunan ingkar janji ini terus "dipahat" dan "diperkokoh"?
Gubernur Jabar, Kang Dedi Mulyadi (KDM). (Sumber: ppid.jabarprov.go.id)
Ayo Jelajah 15 Agu 2025, 14:53 WIB

Sejarah Pertempuran Bojongkokosan, 4 Hari Kacaukan Konvoi Sekutu ke Bandung

Empat hari empat malam, jalur Sukabumi–Bandung berubah jadi neraka bagi konvoi Sekutu di Bojongkokosan.
Diorama Pertempuran Bojongkokosan di Museum Satriamandala. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 14:16 WIB

Tren Athleisure, Celana Jogging Makin Nyaman dan Enak Dipakai untuk Bergaya

Celana jogging adalah celana panjang yang awalnya dirancang untuk olahraga lari. Namun saat ini juga populer digunakan untuk aktivitas santai maupun gaya kasual.
Ilustrasi Foto Jogging. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 13:35 WIB

Cara Baik Komunitas Jaeminnesia, Rayakan Ultah Idol dengan Proyek Donasi Kemanusiaan

Jaeminnesia adalah salah satu komunitas penggemar Jaemin NCT Dream asal Indonesia.
Foto Jaemin NCT Dream dan sertifikat donasi ke Yayasan Gugah Nurani Indonesia (Sumber: x.com/@najaeminnesia)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 12:06 WIB

Menyusutnya Budidaya Jamur di Cisarua, Apakah Petani Masih Punya Harapan?

Kampung Cipeusing di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, telah lama dikenal sebagai sentra budidaya jamur tiram putih. Ratusan warga pernah menggeluti usaha ini, namun kini ju
Budidaya Jamur di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 11:14 WIB

Canumer, Saksi Perjalanan Toni dari Driver Ojol Jadi Juragan Pisang Nugget Lumer

Perjalanan usaha Toni Anggara, pemilik brand kuliner Canumer, membuktikan bahwa kegigihan dan kreativitas bisa membuka pintu rezeki dari arah yang tak terduga.
Canumer, Pisang Nugget Lumer (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 15 Agu 2025, 10:30 WIB

Hikayat Dukun Digoeng Bantai Warga Cililin, Gegerkan Wangsa Kolonial di Bandung

Dukun Digoeng diduga jadi otak kematian misterius di Cililin tahun 1938. Ilmu gaib, racun, dan pesanan nyawa gegerkan pemerintah adat.
Dukun zaman baheula. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 09:15 WIB

Asyiknya Kemah Berjamaah 

Berkemah di saat Hari Pramuka (penghujung akhir pekan, pergantian tahun) bulan sekadar perayaan menghilangkan kejenuhan.
Muara Rahong Hills, glamping di tepi Sungai Pangalengan yang cocok untuk healing. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdalloh)
Beranda 15 Agu 2025, 07:11 WIB

Berdarah-darah Menjadi Ibu dan Kehilangan Masa Remaja: Pelajaran Hidup dari Pernikahan Terlalu Muda

Saat teman-teman sebayanya masih bisa bersenda gurau, Santi justru sibuk mengganti popok dan menenangkan tangis bayi. Ia tak punya waktu untuk sekadar nongkrong bersama temannya.
Dalam pernikahan dini, wanita cenderung lebih rentan menjadi korban karena kombinasi faktor biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. (Sumber: Unsplash | Foto: Jorge Salvador)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 20:13 WIB

Simbol Bajak Laut dan Krisis Kepercayaan Membaca Pesan

Berkibarnya Bendera One Piece melambangkan kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Indonesia.
Berkibarnya Bendera One Piece melambangkan kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Indonesia. (Sumber: Ilustrasi dibuat dengan AI Yupp)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 19:02 WIB

KDM yang Katanya Bahagia Digugat Soal Kebijakan Rombel 50 Siswa

KDM mengaku bahagia digugat untuk kebijakan rombel 50 anak. Akan tetapi, penggugat kemudian diintimidasi. Apa yang bisa ditarik pelajaran?
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan dirinya bahagia digugat Forum Kepala Sekolah SMA Swasta (FKSS) Jawa Barat. (Sumber: Diskominfo Depok)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 18:04 WIB

Perjalanan Bisnis Over Easy Glamping, dari Keresahan Pribadi ke Gerakan Hijau

Over Easy bukan sekadar soal tenda dan fasilitas, Nico dan Steffi menciptakan pengalaman sekaligus ruang untuk menyampaikan nilai dan memberi dampak nyata.
Pemilik Over Easy Glamping Site, Nico Lauw. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 16:49 WIB

Ketika Lukisan Menyatu dengan Kain, dan Sejarah Menyapa Masa Kini

El-Maestro lahir dari sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam, bagaimana cara membuat anak muda mengenal dan mencintai seni lukis Indonesia.
El-Maestro lahir dari sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam, bagaimana cara membuat anak muda mengenal dan mencintai seni lukis Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 16:10 WIB

Ci Pasarangan Sungai Suci di Linggamanik

Di Jawa Barat, toponim Sarangan hanya satu, yaitu Ci Pasarangan.
Sawah bertingkat di Desa Linggamanik, dengan Ci Pasarangan yang tampak kering. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 15:20 WIB

Cerita di Balik Makio Suki & Grill: Hangatnya Ide di Tengah Dinginnya Bandung

Berawal dari obrolan santai antara dua sahabat, ide mendirikan kedai suki dan grill muncul bukan dari ambisi besar, melainkan dari pengalaman pribadi.
Berawal dari obrolan santai antara dua sahabat, ide mendirikan kedai suki dan grill muncul bukan dari ambisi besar, melainkan dari pengalaman pribadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)