Merakit Masa Depan di Bengkel Kecil: Kisah Sepeda Mungil Minivelo Menuju Dunia

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Senin 26 Mei 2025, 16:11 WIB
Feri Soemantri tak pernah menduga bahwa keisengannya ‘memutilasi’ sebuah sepeda gunung akan membuka pintu menuju perjalanan hidup yang baru. (Sumber: Dok MV Corp Bandung)

Feri Soemantri tak pernah menduga bahwa keisengannya ‘memutilasi’ sebuah sepeda gunung akan membuka pintu menuju perjalanan hidup yang baru. (Sumber: Dok MV Corp Bandung)

AYOBANDUNG.ID -- Di sebuah sudut kecil di Jalan Cibogo, Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, ada bengkel sederhana yang menjadi saksi lahirnya mimpi yang tak disengaja.

Tahun 2018, Feri Soemantri atau akrab disapa Wa Fey, tidak pernah menduga bahwa keisengannya ‘memutilasi’ sebuah sepeda gunung akan membuka pintu menuju perjalanan hidup yang baru.

Feri bercerita, semua bermula hanya dari sekadar eksperimen. Sebuah tantangan kecil untuk mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi lebih unik.

Tetapi teman-temannya sesama pecinta sepeda justru jatuh hati usai melihat hasil eksperimennya. Lambat laun, pesanan demi pesanan mulai berdatangan.

Sepeda kecil dengan desain mungil yang ia buat, kini dikenal dengan nama Minivelo, sebuah genre sepeda yang belum banyak dikenal di Indonesia.

Sepeda kecil dengan desain mungil bernama Minivelo. (Sumber: Dok MV Corp Bandung)
Sepeda kecil dengan desain mungil bernama Minivelo. (Sumber: Dok MV Corp Bandung)

“Minivelo memang belum terlalu familiar kalau dibanding sepeda seperti jenis mountain bike (MTB) atau sepeda balap lain,” terang Feri dengan senyum sederhana.

Namun, justru di situlah daya tariknya. Minivelo bukan sekadar alat transportasi, tetapi sebuah gaya hidup baru, dengan desain yang bisa disesuaikan sepenuhnya dengan keinginan pemesan.

Tak heran jika pesanan bukan hanya datang dari dalam negeri. Filipina hingga Australia pun turut melirik karya unik Feri.

Dari sebuah bengkel kecil, Minivelo buatan Feri kini telah merambah dunia. Seiring waktu, usaha kecil yang ia jalankan itu semakin berkembang.

Lewat pemasaran online dan promosi dari mulut ke mulut, MV Corp Bandung mampu memproduksi 30 unit sepeda setiap bulan dengan harga mulai Rp5 juta hingga Rp24 juta per unit.

Pada masa-masa awal, ia mempekerjakan hingga 11 karyawan. Namun, momen yang benar-benar mengubah segalanya adalah ketika pandemi melanda.

Orang-orang yang sebelumnya sibuk dengan rutinitas mulai mencari kegiatan baru dan bersepeda menjadi pilihan banyak orang. Buah dari masyarakat yang berbondong mencari alternatif olahraga yang lebih aman, membuat permintaan Minivelo melonjak.

"Bikin Minivelo ini biar banyak orang hobi sepedaan. Bukan sekadar tren sesaat, penginnya jadi kebiasaan yang berkelanjutan dari sebuag gaya hidup," ungkapnya.

Sepeda kecil dengan desain mungil bernama Minivelo. (Sumber: Dok MV Corp Bandung)
Sepeda kecil dengan desain mungil bernama Minivelo. (Sumber: Dok MV Corp Bandung)

Namun, tak semua perjalanan mulus. Harga komponen yang semakin tinggi menjadi tantangan terbesar bagi Feri.

Ia ingin mempertahankan filosofi bahwa sepeda harus terjangkau agar lebih banyak orang bisa menikmati sensasi mengayuh Minivelo.

Tapi realita berbicara lain, biaya produksi semakin melambung, membuat harga jualnya ikut naik.

"Maunya bisa bikin sepeda yang terjangkau semua kalangan dan gak mahal, tapi harga komponen makin tinggi, terpaksa harus ikut naik," kisahnya.

Tapi Feri bukanlah orang yang mudah menyerah. Minivelo baginya bukan sekadar sepeda mungil lantaran jenis sepeda ini justru dinilai lebih gesit, ringan, dan konon irit tenaga saat dikayuh.

Untuk membuktikannya, Feri tak ragu mencoba sendiri karyanya. Ia membawa Minivelo buatannya dari Bandung hingga ke area Puncak, Bogor, sebuah perjalanan yang seolah jadi deklarasi bahwa Minivelo layak disejajarkan dengan sepeda-sepeda lain.

Satu hal yang Feri yakini, bersepeda bukan sekadar tren sesaat. Saat pandemi mungkin mempercepat lonjakan peminat. Akan tetapi dirinya percaya bahwa orang yang sudah merasakan kenikmatan bersepeda akan tetap bertahan hingga kini.

"Mungkin peminatnya berkurang (setelah pandemi mereda), tapi hilang itu nggak mungkin," pungkasnya dengan senyum optimis.

Informasi umum MV Corp Bandung

Alamat: Jalan Sukamanah Cibogo No.120, Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Instagram: https://www.instagram.com/mvcorp.bdg

WhatsApp: 087822825577

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 20 Okt 2025, 20:21 WIB

Gowes di Kota Kembang, Sepeda Menjadi Simbol Gaya Hidup Sehat dan Peluang Bisnis Berkelanjutan

Hiruk pikuk lalu lintas di Kota Bandung tak lagi hanya didominasi oleh deru mesin mobil dan motor. Kini, sepeda turut meramaikan jalanan, menjadi simbol baru gaya hidup sehat.
Hiruk pikuk lalu lintas di Kota Bandung tak lagi hanya didominasi oleh deru mesin mobil dan motor. Kini, sepeda turut meramaikan jalanan, menjadi simbol baru gaya hidup sehat. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 19:46 WIB

Semangat Berkarya sebagai Anak Muda

Berkarya adalah bagian dari perjalanan hidup manusia untuk mengekspresikan dirinya.
Ilustrasi anak muda yang semangat berkarya. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 18:39 WIB

Pentingkah Green City Metric bagi Clean Government?

UI Green City Metric adalah pemeringkatan oleh Universitas Indonesia yang menilai keberlanjutan kota/kabupaten di Indonesia.
Masjid Al-Jabar di Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Andry Sasongko)
Ayo Biz 20 Okt 2025, 17:26 WIB

Pariwisata Berbasis Media Sosial, Gen Z sebagai Penentu Tren dan Narasi Wisata

Gen Z menawarkan pendekatan baru dalam menikmati perjalanan. Tak sekadar melancong, tapi juga membangun identitas digital melalui setiap langkah kaki dan jepretan kamera.
Gen Z menawarkan pendekatan baru dalam menikmati perjalanan. Tak sekadar melancong, tapi juga membangun identitas digital melalui setiap langkah kaki dan jepretan kamera. (Foto: Freepik)
Ayo Biz 20 Okt 2025, 15:52 WIB

Gerakan Komunitas Ibu Profesional, Ketika Permainan Menyatukan Keluarga dan Menghidupkan Ketahanan Sosial

Komunitas Ibu Profesional menanamkan keyakinan bahwa ketahanan keluarga bukan sekadar konsep, melainkan perjuangan nyata yang bisa dimulai dari hal sederhana seperti bermain bersama.
Komunitas Ibu Profesional menanamkan keyakinan bahwa ketahanan keluarga bukan sekadar konsep, melainkan perjuangan nyata yang bisa dimulai dari hal sederhana seperti bermain bersama. (Sumber: Ist)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 15:09 WIB

Dari Kekacauan Menjadi Dunia Penuh Emosional, Review Film Everything Everywhere All at Once

Film Everything Everywhere All At Once menghadirkan kekacauan visual yang indah.
Adegan film Everything Everywhere All at Once. (Sumber: primevideo.com/-/id/detail/Everything-Everywhere-All-At-Once)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 13:02 WIB

Bandung dan Paradoks Keberlanjutan: Antara Data, Fakta, dan Kesadaran Warga

Keberlanjutan sejati tidak selalu tercatat dalam data, terkadang ia tumbuh dari kesadaran warga yang terus berbenah.
Jembatan ikonik Jalan Asia Afrika. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Magang Foto/Ilham Ahmad Nazar)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 12:00 WIB

Lalapan dan Spirit Keugaharian

Kalau kita bicara makanan Sunda, hampir pasti yang pertama kali muncul di kepala adalah lalapan.
Kalau kita bicara makanan Sunda, hampir pasti yang pertama kali muncul di kepala adalah lalapan. (Sumber: Unsplash/Keriliwi)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 11:20 WIB

Permasalahan Sampah Styrofoam di Kota Bandung

Bandung yang pernah dinobatkan sebagai pionir di Indonesia dalam pelarangan penggunaan styrofoam, justru fakta berkata lain saat ini.
Ilustrasi Lautan Sampah Styrofoam (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 10:13 WIB

Ayah yang Hilang, Sistem yang Salah: Menelisik Fenomena Fatherless

Ketidakhadiran ayah bukan semata masalah rumah tangga, tapi cermin dari tatanan ekonomi dan budaya yang salah arah.
fatherless, ketiadaan figur ayah, baik secara fisik maupun psikis, dan kini menjadi masalah sosial yang semakin meluas di Indonesia. (Sumber: Pexels/Duy Nguyen)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 09:43 WIB

Seiji Takaiwa, Sosok di Balik Kostum Legendaris Kamen Rider dan Super Sentai

Membahas perjalanan aktor dan stuntman bernama Seiji Takaiwa yang sudah menjadi stuntman dalam serial Kamen Rider dan Super Sentai.
Seiji Takaiwa. (Sumber: Instagram/KAMEN RIDER BLACK/RX)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 07:40 WIB

Mengapa Tidak Satu pun dari Bandung Raya Masuk 10 Besar UI GreenCity Metrics 2025?

Bandung Raya gagal menembus 10 besar UI GreenCity Metrics 2025 karena lemahnya berbagai faktor penting.
Dago, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 19:51 WIB

Bandung dan Gagalnya Imajinasi Kota Hijau

Menjadi kota hijau bukan sekadar soal taman dan sampah, tapi krisis cara berpikir dan budaya ekologis yang tak berakar.
Taman Film di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 18:34 WIB

Ketika Layar Mengaburkan Hati Nurani: Belajar dari Filsuf Hume di Era Society 5.0

Mengekpresikan bagaimana tantangan prinsip moral David Hume di tengah-tengah perkembangan tekonologi yang pesat.
Pengguna telepon pintar. (Sumber: Pexels/Gioele Gatto)
Ayo Jelajah 19 Okt 2025, 13:59 WIB

Hikayat Kasus Pembunuhan Grutterink, Landraad Bandung jadi Saksi Lunturnya Hegemoni Kolonial

Kisah tragis Karel Grutterink dan Nyai Anah di Bandung tahun 1922 mengguncang Hindia Belanda, mengungkap ketegangan kolonial dan awal kesadaran pribumi.
De Preanger-bode 24 Desember 1922
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 13:19 WIB

Si 'Ganteng Kalem' Itu Bernama Jonatan Christie

Jojo pun tak segan memuji lawannya yang tampil baik.
Jonatan Christie. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 12:15 WIB

Harapan Baru Prestasi Bulu Tangkis Indonesia

Kita percaya PBSI, bahwa pemain yang bisa masuk Cipayung memang layak dengan prestasi yang ditunjukan secara objektif.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:47 WIB

Bandung dan Tantangan Berkelanjutan

Dari 71 partisipan UI GreenCityMetric, hanya segelintir daerah yang dianggap berhasil menunjukan arah pembangunan yang berpihak pada keberlanjutan.
Berperahu di sungai Citarum (Foto: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:00 WIB

Menyoal Gagalnya Bandung Raya dalam Indeks Kota Hijau

Dalam dua dekade terakhir, kawasan metropolitan Bandung Raya tumbuh dengan kecepatan yang tidak diimbangi oleh kendali tata ruang yang kuat.
Sampah masih menjadi salah satu masalah besar di Kawasan Bandung Raya. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdallah)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 08:41 WIB

Bandung, Pandawara, dan Kesadaran Masyarakat yang Harus Bersinergi

Untuk Bandung yang maju dan berkelanjutan perlu peran bersama untuk bersinergi melakukan perubahan.
Aksi Pembersihan salah satu sungai oleh Pandawara Group (Sumber: Instagram | Pandawaragroup)