AYOBANDUNG.ID -- Di sebuah sudut kecil di Jalan Cibogo, Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, ada bengkel sederhana yang menjadi saksi lahirnya mimpi yang tak disengaja.
Tahun 2018, Feri Soemantri atau akrab disapa Wa Fey, tidak pernah menduga bahwa keisengannya ‘memutilasi’ sebuah sepeda gunung akan membuka pintu menuju perjalanan hidup yang baru.
Feri bercerita, semua bermula hanya dari sekadar eksperimen. Sebuah tantangan kecil untuk mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi lebih unik.
Tetapi teman-temannya sesama pecinta sepeda justru jatuh hati usai melihat hasil eksperimennya. Lambat laun, pesanan demi pesanan mulai berdatangan.
Sepeda kecil dengan desain mungil yang ia buat, kini dikenal dengan nama Minivelo, sebuah genre sepeda yang belum banyak dikenal di Indonesia.

“Minivelo memang belum terlalu familiar kalau dibanding sepeda seperti jenis mountain bike (MTB) atau sepeda balap lain,” terang Feri dengan senyum sederhana.
Namun, justru di situlah daya tariknya. Minivelo bukan sekadar alat transportasi, tetapi sebuah gaya hidup baru, dengan desain yang bisa disesuaikan sepenuhnya dengan keinginan pemesan.
Tak heran jika pesanan bukan hanya datang dari dalam negeri. Filipina hingga Australia pun turut melirik karya unik Feri.
Dari sebuah bengkel kecil, Minivelo buatan Feri kini telah merambah dunia. Seiring waktu, usaha kecil yang ia jalankan itu semakin berkembang.
Lewat pemasaran online dan promosi dari mulut ke mulut, MV Corp Bandung mampu memproduksi 30 unit sepeda setiap bulan dengan harga mulai Rp5 juta hingga Rp24 juta per unit.
Pada masa-masa awal, ia mempekerjakan hingga 11 karyawan. Namun, momen yang benar-benar mengubah segalanya adalah ketika pandemi melanda.
Orang-orang yang sebelumnya sibuk dengan rutinitas mulai mencari kegiatan baru dan bersepeda menjadi pilihan banyak orang. Buah dari masyarakat yang berbondong mencari alternatif olahraga yang lebih aman, membuat permintaan Minivelo melonjak.
"Bikin Minivelo ini biar banyak orang hobi sepedaan. Bukan sekadar tren sesaat, penginnya jadi kebiasaan yang berkelanjutan dari sebuag gaya hidup," ungkapnya.

Namun, tak semua perjalanan mulus. Harga komponen yang semakin tinggi menjadi tantangan terbesar bagi Feri.
Ia ingin mempertahankan filosofi bahwa sepeda harus terjangkau agar lebih banyak orang bisa menikmati sensasi mengayuh Minivelo.
Tapi realita berbicara lain, biaya produksi semakin melambung, membuat harga jualnya ikut naik.
"Maunya bisa bikin sepeda yang terjangkau semua kalangan dan gak mahal, tapi harga komponen makin tinggi, terpaksa harus ikut naik," kisahnya.
Tapi Feri bukanlah orang yang mudah menyerah. Minivelo baginya bukan sekadar sepeda mungil lantaran jenis sepeda ini justru dinilai lebih gesit, ringan, dan konon irit tenaga saat dikayuh.
Untuk membuktikannya, Feri tak ragu mencoba sendiri karyanya. Ia membawa Minivelo buatannya dari Bandung hingga ke area Puncak, Bogor, sebuah perjalanan yang seolah jadi deklarasi bahwa Minivelo layak disejajarkan dengan sepeda-sepeda lain.
Satu hal yang Feri yakini, bersepeda bukan sekadar tren sesaat. Saat pandemi mungkin mempercepat lonjakan peminat. Akan tetapi dirinya percaya bahwa orang yang sudah merasakan kenikmatan bersepeda akan tetap bertahan hingga kini.
"Mungkin peminatnya berkurang (setelah pandemi mereda), tapi hilang itu nggak mungkin," pungkasnya dengan senyum optimis.
Informasi umum MV Corp Bandung
Alamat: Jalan Sukamanah Cibogo No.120, Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Instagram: https://www.instagram.com/mvcorp.bdg
WhatsApp: 087822825577