Gang Kondom di Bandung, Serius atau Bercanda?

Redaksi
Ditulis oleh Redaksi diterbitkan Jumat 29 Agu 2025, 17:05 WIB
Ilustrasi kondom. (Sumber: Freepik)

Ilustrasi kondom. (Sumber: Freepik)

AYOBANDUNG.ID - Bayangkan sedang menanyakan alamat rumah di Bandung, lalu ada orang menjawab dengan enteng: “Masuk saja lewat Gang Kondom.” Rasanya seperti bercanda, tapi papan nama itu betulan ada. Wajah bisa jadi menahan tawa, lalu muncul rasa heran: bagaimana bisa sebuah gang diberi nama kondom?

Gang biasanya tampil dengan nama yang aman-aman saja. Ada yang mengambil nama bunga, seperti Melati atau Mawar. Ada pula yang hanya diberi nomor urut, sederhana dan membosankan. Nama gang semacam itu tidak pernah membuat orang berhenti melangkah hanya untuk membaca papan petunjuk jalan. Lain ceritanya dengan Gang Kondom. Begitu mata menangkap tulisan itu, refleks orang berhenti sejenak, bahkan mungkin mengeluarkan ponsel untuk memotretnya.

Di telinga masyarakat, kata “kondom” sering kali masih dianggap tabu. Terlalu vulgar untuk dijadikan obrolan warung kopi, apalagi penanda alamat rumah. Itulah sebabnya kehadiran papan nama ini terasa janggal. Seakan ada yang sengaja menguji batas rasa malu publik. Membayangkan orang memperkenalkan diri dengan alamat rumah di Gang Kondom saja sudah cukup memantik tawa.

Keganjilan itu bukan hanya soal bahasa. Nama kondom pada sebuah gang seolah menabrak kebiasaan lama yang penuh kesopanan dalam memberi nama tempat. Di Indonesia, penamaan jalan atau gang biasanya diselubungi makna mulia: pahlawan nasional, tokoh agama, tumbuhan, atau istilah yang bernuansa indah. Kata kondom sama sekali tak ada dalam daftar itu. Maka, begitu ia hadir di papan nama, terasa seperti gang kecil di Bojong Mekar ini sedang melawan arus.

Baca Juga: Jejak Dukun Cabul dan Jimat Palsu di Bandung, Bikin Resah Sejak Zaman Kolonial

Tapi justru di situlah letak keunikannya. Gang Kondom berhasil mengusik rasa ingin tahu orang. Ia membuat yang lewat bertanya-tanya, apakah nama itu dipasang sekadar untuk main-main atau ada maksud lain. Karena sepintas, papan itu terlihat kocak, bahkan tak masuk akal. Tetapi di balik keganjilannya, tersimpan sebuah alasan serius.

Kampanye Kampung Keluarga Berencana

Usut punya usut, papan nama itu bukan hasil lelucon iseng warga. Bukan pula upaya bikin kampung viral semata. Semua bermula ketika Kampung Bojong Mekar diresmikan sebagai salah satu Kampung Keluarga Berencana (KB) pada Agustus 2017. Sejak saat itu, warga perlu cara agar pesan keluarga berencana tidak hanya berhenti di ruang rapat RT atau di brosur puskesmas yang sering kali berakhir jadi bungkus gorengan.

Warga mencari medium yang sederhana, murah, dan pasti terbaca setiap hari. Maka nama gang pun dijadikan alat kampanye. Gang pertama yang dipilih diberi nama paling populer: kondom. Nama yang praktis, singkat, dan langsung membuat orang menoleh. Setelah itu, deretan gang lain menyusul: Gang MOW (Medis Operatif Wanita), Gang MOP (Medis Operatif Pria), Gang IUD, hingga gang bernama Pil, Suntik, dan Implan. Jadilah satu kawasan kampung ini seperti katalog kontrasepsi berjalan.

Gang Kondom di Bandung. (Sumber: Ayobandung)
Gang Kondom di Bandung. (Sumber: Ayobandung)

Tujuannya jelas, agar siapa pun yang lewat mengingat kembali tentang program KB. Rata-rata keluarga di Bojong Mekar masih memiliki tiga hingga empat anak. Angka itu dianggap tinggi, sehingga perlu dorongan untuk mengendalikan laju kelahiran. Dengan papan nama itu, warga seakan sedang diingatkan tiap kali melintas di gang sendiri.

Lucunya, metode ini terbukti efektif. Nama gang yang dianggap tabu justru memantik rasa ingin tahu, bahkan diskusi ringan. Orang mungkin tertawa dulu, tapi setelah itu mereka menyadari maksud baiknya. Edukasi memang tak selalu harus hadir lewat ceramah atau brosur resmi. Kadang-kadang, papan kayu dengan cat sederhana lebih meninggalkan kesan.

Bisa dibilang, papan nama gang di Bojong Mekar bekerja lebih efektif daripada spanduk sosialisasi. Ia bukan sekadar penunjuk jalan, tapi juga alat edukasi. Nama Gang Kondom misalnya, bukan hanya bikin orang senyum kecut, tapi juga mengingatkan bahwa menjaga jarak kelahiran anak adalah pilihan penting bagi keluarga.

Baca Juga: Salah Hari Ulang Tahun, Kota Bandung jadi Korban Prank Kolonial Terpanjang

Gagasan Kampung KB sendiri lahir pada 2016 di era Jokowi. Intinya bukan hanya menekan angka kelahiran, tapi juga membentuk keluarga yang lebih berkualitas. Program ini menekankan delapan fungsi keluarga, dari cinta kasih, pendidikan, hingga ekonomi dan lingkungan.

Bojong Mekar memenuhi kriteria untuk jadi Kampung KB. Rata-rata keluarga di sana memiliki tiga hingga empat anak, dengan jumlah peserta KB yang masih rendah. Program ini pun masuk untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Daripada hanya mengandalkan ceramah, warga memilih cara yang lebih membumi: menamai gang mereka dengan alat kontrasepsi.

Sejak itu, perlahan-lahan perubahan terasa. Kesadaran ibu-ibu soal KB meningkat. Lingkungan yang dulunya ada bagian kumuh kini lebih tertata. Aktivitas masyarakat pun makin beragam, dari pendidikan, seni budaya, hingga kegiatan keagamaan. Kampung KB di Bojong Mekar bukan cuma soal menunda kelahiran anak, tapi juga soal membangun kehidupan yang lebih teratur.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 02 Nov 2025, 15:14 WIB

Peran Orang Tua di Tengah Tantangan Pendidikan Modern

Perkembangan teknologi dan perubahan gaya belajar membuat pendidikan modern tidak lagi sama seperti dulu.
Orang tua dan anaknya. (Sumber: Pexels/Lgh_9)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 14:01 WIB

Ketika Kampus Tak Lagi Aman: Belajar dari Kasus Timothy Anugerah di Universitas Udayana

Kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana, membuka mata kita tentang bahaya perundungan di lingkungan kampus.
Korban perundungan, Timothy Anugerah. (Tiktok/apaajaboleh2012)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 12:29 WIB

Bermain dengan Sabar, Reza Gebuk 2 Ganda Malaysia, BL Negeri Jiran Marah!

Ini adalah kemenangan ketiga Sabar/Reza dari pasangan Malaysia itu dalam empat pertemuan.
Sabar Karyaman Gutama dan Mohammad Reza Pahlevi Isfahani. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Jelajah 02 Nov 2025, 11:00 WIB

Hikayat Kasus Penganiayaan Brutal IPDN Jatinangor, Tumbangnya Raga Praja di Tangan Senior Jahanam

Tradisi koreksi berubah jadi ritual kekerasan mematikan. Kasus Cliff Muntu membongkar budaya militeristik yang mengakar di IPDN.
Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, mengikuti Upacara Penutupan Praktik Lapangan I di Lapang Upakarti Soreang, Selasa (13/8/2019). (Sumber: Humas Pemkab Bandung)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 10:05 WIB

Tempat Nongkrong Favorit Mahasiswa Bandung dengan Konsep Otomotif Unik

Ice Cream Service Autoshop & Dine menghadirkan pengalaman kuliner unik di Bandung dengan konsep otomotif yang menarik perhatian.
Ice Cream Service Autoshop & Dine (Foto: Ramzy Ahmad)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 07:30 WIB

Tips Aman Berselancar Internet: Hindari Jebakan Phishing dan Penipuan Online

Waspadai jebakan di dunia maya! Temukan cara mengenali tautan palsu, pesan penipuan, dan trik phishing yang sering menjerat.
Waspada terhadap phishing dan penipuan online. (Sumber: Pexels/Markus Winkle)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 05:42 WIB

Menggenggam Asa Hafalan, Sang Penghidup Tradisi Tahfiz MTs Kifayatul Achyar

Kisah inspiratif Sholihin, pembina tahfiz yang berhasil menghidupkan kembali program hafalan para siswa di MTs Kifayatul Achyar.
Sosok Sholihin yang giat membina tahfiz siswa/i MTs Kifayatul Achyar (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 15:18 WIB

Transformasi Pusat Perbelanjaan Bandung, Menjawab Tantangan Ritel dengan Inovasi dan Koneksi Sosial

Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal.
Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 14:22 WIB

Membentuk Karakter Gen Z di Era Digital: Antara Teknologi, Kreativitas, dan Tantangan Edukasi

Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian.
Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 12:51 WIB

Menanam Masa Depan, Mustika Arsri dan Revolusi Teknologi di Ladang Petani Muda

Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur.
Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur. (Sumber: dok Habibi Garden)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 21:42 WIB

Hikayat Skandal Kavling Gate, Korupsi Uang Kadeudeuh yang Guncang DPRD Jawa Barat

Saat uang kadeudeuh jadi bencana politik. Skandal Kavling Gate membuka borok korupsi berjamaah di DPRD Jawa Barat awal 2000-an.
Gedung DPRD Jawa Barat.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 20:26 WIB

Berkunjung ke Perpustakaan Jusuf Kalla di Kota Depok

Perpustakaan Jusuf Kalla bisa menjadi alternatif bagi wargi Bandung yang sedang berkunjung ke luar kota.
Perpustakaan Jusuf Kalla di Kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia Kota Depok (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 31 Okt 2025, 19:03 WIB

Energi Selamatkan Nyawa: Gas Alam Pertamina Terangi Rumah Sakit di Hiruk Pikuk Kota

PGN sebagai subholding gas Pertamina terus memperluas pemanfaatan gas bumi melalui berbagai inovasi, salah satunya skema beyond pipeline menggunakan CNG.
Instalasi Gizi RSUP Hasan Sadikin. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 18:22 WIB

Gunung Puntang, Surga Sejuk di Bandung Selatan yang Sarat Cerita

Gunung Puntang menjadi salah satu destinasi wisata alam yang paling populer di Bandung Selatan.
Suasana senja di kawasan Gunung Puntang, Bandung Selatan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Naila Salsa Bila)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 17:00 WIB

Kehangatan dalam Secangkir Cerita di Kedai Kopi Athar

Kedai Yang suka dikunjungi mahasiswa UIN SGD 2, tempat refresing otak sehabis belajar.
Kedai Kopi Athar, tempat refresing otak Mahasiswa UIN SGD kampus 2. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fikri Syahrul Mubarok)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:17 WIB

Berhenti Jadi People Pleaser, Yuk Belajar Sayang sama Diri Sendiri!

Jika Anda hidup untuk menyenangkan orang lain, semua orang akan mencintai Anda, kecuali diri Anda sendiri. (Paulo Coelho)
Buku "Sayangi Dirimu, Berhentilah Menyenangkan Semua Orang" (Foto: Penulis)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:01 WIB

Santri Jangan Cuma Dirayakan, tapi Dihidupkan

Hari Santri bukan sekadar seremoni. Ia seharusnya menjadi momentum bagi para santri untuk kembali menyalakan ruh perjuangan.
Santri di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Muhammad Azzam)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:50 WIB

Sarapan, 'Ritual' yang Sering Terlupakan oleh Mahasiswa Kos

Sarapan yang sering terlupakan bagi anak kos, padahal penting banget buat energi dan fokus kuliah.
Bubur ayam sering jadi menu sarapan umum di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Zaky Hadi)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:01 WIB

Balqis Rumaisha, Hafidzah Cilik yang Berprestasi

Sebuah feature yang menceritakan seorang siswi SMP QLP Rabbani yang berjuang untuk menghafal dan menjaga Al-Qur'an.
Balqis Rumaisha saat wawancara di SMP QLP Rabbani (Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis | Foto: Salsabiil Firdaus)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 13:01 WIB

Antara Kebebasan Berpendapat dan Pengawasan Digital: Refleksi atas Kasus TikTok di Indonesia

Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital.
Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)