Bahaya Utang bagi Kehidupan Umat Manusia

Sam Edy Yuswanto
Ditulis oleh Sam Edy Yuswanto diterbitkan Jumat 29 Agu 2025, 21:01 WIB
Gambar utang (Sumber: koleksi pribadi | Foto: Sam)

Gambar utang (Sumber: koleksi pribadi | Foto: Sam)

Bicara tentang utang piutang, mungkin terasa cukup sensitif bagi sebagian orang. Terlebih bagi mereka yang memang memiliki kegemaran berutang. Entah itu utang kepada kerabat atau saudara, orang tua, teman, sahabat, bahkan orang yang baru dikenal.

Malah bisa jadi, ada yang menjadikan utang sebagai sebuah hal yang niscaya dalam hidup. Biasanya hal ini menimpa pada orang-orang yang memiliki gaya hidup tinggi atau glamour. Misalnya, demi menjaga gengsi, mereka nekat berutang untuk membeli kendaraan yang mewah atau membeli handphone merek ternama yang harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. 

Berutang, apalagi ketika sedang dalam kondisi kepepet atau urgen, memang bukan hal yang terlarang. Misalnya utang sejumlah uang kepada teman atau saudara terdekat. Tentu dengan catatan asalkan bisa mempertanggungjawabkannya, yakni segera melunasi sesuai jatuh temponya. 

Jangan sampai setelah berutang malah kabur tanpa kabar dan tak mau melunasi utang-utangnya. Jangan sampai utang menjadi salah satu penyebab hancurnya hubungan pertemanan, persahabatan, maupun terputusnya hubungan persaudaraan.

Entah sudah berapa banyak hubungan yang hancur berantakan gara-gara persoalan utang piutang. Hubungan baik yang semula terjalin sontak menjadi renggang bahkan bisa berubah bermusuhan hanya karena si pengutang lari dari tanggung jawabnya, yakni tak mau melunasi utang-utangnya. Terlebih bila utang tersebut dalam jumlah besar hingga mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Hidup Tenang Tanpa Utang

Menurut pandangan saya, hidup yang tenang dan bahagia, salah satu indikasinya adalah ketika tidak memiliki utang. Meski hanya hidup seadanya (sederhana) tetapi bila tak memiliki tanggungan utang, rasanya hidup akan jauh lebih tenang dan damai. 

Berbeda halnya dengan orang yang memiliki banyak utang, meski secara kasat mata seperti orang yang kaya raya yang memiliki kendaraan mewah dan rumah yang megah, akan tetapi hatinya merasa kurang bahkan tidak tenang, karena selalu dikejar-kejar oleh para penagih utang atau debt collector.

Seperti kasus korupsi di Pemkab Bandung Barat, uang korupsi direkayasa jadi macam uang bersih melalui tindak pidana pencucian uang. (Sumber: Pexels/Defrino Maasy)
Seperti kasus korupsi di Pemkab Bandung Barat, uang korupsi direkayasa jadi macam uang bersih melalui tindak pidana pencucian uang. (Sumber: Pexels/Defrino Maasy)

Utang yang tak kunjung terbayar juga akan menjadi penyebab hidup menjadi sengsara. Oleh karena itulah, sebelum memutuskan untuk berutang atau meminjam uang, berpikirlah berkali-kali.

Pikirkan dampak buruknya bila kita tak mampu mengembalikan utang tersebut. Jangan sampai hidup kita menjadi tidak tenang hanya gara-gara memiliki banyak utang. 

Jangan Sepelekan Utang

Seberapa pun utang yang kita punya, jangan pernah menyepelekannya. Artinya, jangan sedikit pun ada niat untuk tidak membayar utang tersebut. Sebab, utang itu sifatnya abadi bahkan akan dibawa sampai mati bila kita tak segera melunasinya.

Perihal bahaya utang, Ustadz Tatam Wijaya dalam tulisannya (NU Online, 13/9/2022) menguraikan sebuah hadis riwayat Ibnu Majah, “Siapa saja yang mengambil harta orang lain (berutang) seraya bermaksud untuk membayarnya, maka Allah akan (memudahkan) melunasinya bagi orang tersebut. Dan siapa saja yang mengambilnya seraya bermaksud merusaknya (tidak melunasinya), maka Allah akan merusak orang tersebut”.

Dijelaskan para ulama, siapa saja yang berutang dengan niat akan melunasinya, maka Allah akan memberikan jalan kemudahan dalam melunasinya. Sebaliknya, orang yang berutang, tetapi tidak ada niat untuk melunasinya, maka Allah akan membiarkan orang itu dalam kesulitan hidup (Ustadz Tatam, NU Online, 13/9/2022).

Bila kita merenungi dawuh Rasulullah Saw. dalam hadis tersebut, maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa orang-orang yang tak berniat membayar utang, maka hidupnya akan mengalami kesulitan. 

Bicara tentang kesulitan hidup yang menimpa orang-orang yang memiliki banyak utang, saya jadi teringat dengan seseorang (sebut saja si Fulan) yang ketika meninggal dunia ternyata dia masih memiliki banyak utang yang belum dibayar. 

Jadi ketika masih hidup, saya melihat kesulitan yang dialami si Fulan. Khususnya perihal rezeki yang terasa seret atau kesulitan. Bahkan untuk biaya makan sehari-hari pun tampak begitu sulit. Saya pun lantas merenung dan bertanya-tanya, “apakah ini bukti nyata bahwa orang yang enggan membayar utang hidupnya akan diwarnai dengan beragam kesulitan?” 

Mudah-mudahan, tulisan singkat dan sederhana ini dapat menjadi renungan bersama, agar kita selalu berhati-hati dan waspada dengan yang namanya utang piutang. Jangan sampai hidup menjadi sengsara dunia akhirat gara-gara memiliki banyak utang yang tak kunjung dibayar. Wallahu alam bish-shawaab. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Sam Edy Yuswanto
Penulis lepas berdomisili di Kebumen.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 19 Okt 2025, 13:59 WIB

Hikayat Kasus Pembunuhan Grutterink, Landraad Bandung jadi Saksi Lunturnya Hegemoni Kolonial

Kisah tragis Karel Grutterink dan Nyai Anah di Bandung tahun 1922 mengguncang Hindia Belanda, mengungkap ketegangan kolonial dan awal kesadaran pribumi.
De Preanger-bode 24 Desember 1922
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 13:19 WIB

Si 'Ganteng Kalem' Itu Bernama Jonatan Christie

Jojo pun tak segan memuji lawannya yang tampil baik.
Jonatan Christie. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 12:15 WIB

Harapan Baru Prestasi Bulu Tangkis Indonesia

Kita percaya PBSI, bahwa pemain yang bisa masuk Cipayung memang layak dengan prestasi yang ditunjukan secara objektif.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:47 WIB

Bandung dan Tantangan Berkelanjutan

Dari 71 partisipan UI GreenCityMetric, hanya segelintir daerah yang dianggap berhasil menunjukan arah pembangunan yang berpihak pada keberlanjutan.
Berperahu di sungai Citarum (Foto: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:00 WIB

Menyoal Gagalnya Bandung Raya dalam Indeks Kota Hijau

Dalam dua dekade terakhir, kawasan metropolitan Bandung Raya tumbuh dengan kecepatan yang tidak diimbangi oleh kendali tata ruang yang kuat.
Sampah masih menjadi salah satu masalah besar di Kawasan Bandung Raya. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdallah)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 08:41 WIB

Bandung, Pandawara, dan Kesadaran Masyarakat yang Harus Bersinergi

Untuk Bandung yang maju dan berkelanjutan perlu peran bersama untuk bersinergi melakukan perubahan.
Aksi Pembersihan salah satu sungai oleh Pandawara Group (Sumber: Instagram | Pandawaragroup)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 19:38 WIB

Antrean iPhone 17 di Bandung: Tren Gaya Hidup atau Tekanan Sosial?

Peluncuran iPhone 17 di Indonesia kembali memunculkan fenomena sosial yang tak asing, yakni antrean panjang, euforia unboxing, dan dorongan untuk menjadi yang pertama.
Peluncuran iPhone 17 di Indonesia kembali memunculkan fenomena sosial yang tak asing, yakni antrean panjang, euforia unboxing, dan dorongan untuk menjadi yang pertama. (Foto: Dok. Blibli)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 18:47 WIB

Sportainment di Pusat Perbelanjaan Bandung, Strategi Baru Menarik Wisatawan dan Mendorong Ekonomi Kreatif

Pusat perbelanjaan kini bertransformasi menjadi ruang multifungsi yang menggabungkan belanja, rekreasi, dan olahraga dalam satu pengalaman terpadu.
Pusat perbelanjaan kini bertransformasi menjadi ruang multifungsi yang menggabungkan belanja, rekreasi, dan olahraga dalam satu pengalaman terpadu. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 17:31 WIB

Dapur Kolektif dan Semangat Komunal, Potret Kearifan Kuliner Ibu-Ibu Jawa Barat

Majalaya, sebuah kota industri di Jawa Barat, baru-baru ini menjadi panggung bagi kompetisi memasak yang melibatkan ibu-ibu PKK dari berbagai daerah di Bandung.
Majalaya, sebuah kota industri di Jawa Barat, baru-baru ini menjadi panggung bagi kompetisi memasak yang melibatkan ibu-ibu PKK dari berbagai daerah di Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 20:21 WIB

'Bila Esok Ibu Tiada': Menangis karena Judul, Kecewa karena Alur

Ulasan film "Bila Esok Ibu Telah Tiada" (2024). Film yang minim kejutan, tapi menjadi pengingat yang berharga.
Poster film "Bila Esok Ibu Telah Tiada". (Sumber: Leo Pictures)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 19:36 WIB

Balakecrakan Menghidupkan Kembali Rasa dan Kebersamaan dalam Tradisi Makan Bersama

Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa.
Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 18:10 WIB

Gen Z Mengubah Musik Menjadi Gerakan Digital yang Tak Terbendung

Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati.
Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati. (Sumber: Freepik)
Ayo Jelajah 17 Okt 2025, 17:36 WIB

Sejarah Panjang Hotel Preanger Bandung, Saksi Bisu Perubahan Zaman di Jatung Kota

Grand Hotel Preanger menjadi saksi sejarah kolonial, revolusi, hingga kemerdekaan di Bandung. Dari pesanggrahan kecil hingga ikon berusia seabad.
Hotel Preanger tahun 1930-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 17:15 WIB

Lengkong Bergerak dari Kampung Kreatif Menuju Destinasi Wisata Urban

Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya.
Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:33 WIB

Tunjangan Rumah Gagal Naik, Dana Reses DPR RI Justru Melambung Tinggi

Tunjangan rumah yang gagal dinaikkan ternyata hanya dilakukan untuk meredam kemarahan masyarakat tapi ujungnya tetap sama.
Gedung DPR RI. (Sumber: Unsplash/Dino Januarsa)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:04 WIB

Lagi! Otak-atik Ganda Putra, Pasangan Baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat Bikin BL Malaysia Marah

PBSI melalui coach Antonius memasangkan formula pasangan baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: PBSI)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:38 WIB

Meneropong 7 Program Pendidikan yang Berdampak Positif

Pendidikan yang bermutu harus ditunjang dengan program-program yang berkualitas.
Anak sekolah di Indonesia. (Sumber: indonesia.go.id)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:13 WIB

Hantu Perempuan di Indonesia adalah Refleksi dari Diskriminasi

Sejauh ini sebagian perempuan masih hidup dengan penderitaan yang sama, luka yang sama, dan selalu mengulang diskriminasi yang sama.
Perempuan dihidupkan kembali dalam cerita tapi bukan sebagai pahlawan melainkan sebagai teror. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:55 WIB

Cikandé, Cekungan seperti Karung

Toponimi Cikandé langsung populer ketika kasus pencemaran zat radioaktif Cesium-137 terungkap.
Citra satelit Kampung Cikandé, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:20 WIB

Braga dan Kopi Legenda

Sejarah kopi di Jalan Braga Bandung erat kaitannya dengan sejarah Jalan Braga itu sendiri pada era kolonial Belanda.
Warung Kopi Purnama di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com)