Serunya Pacu Kuda di Tegallega

Dimas Wahyu Indrajaya
Ditulis oleh Dimas Wahyu Indrajaya diterbitkan Senin 19 Mei 2025, 17:49 WIB
Joki kuda saling bersaing di Tegallega dalam event yang digelar pada pertengahan 1953. (Sumber: Star Weekly)

Joki kuda saling bersaing di Tegallega dalam event yang digelar pada pertengahan 1953. (Sumber: Star Weekly)

AYOBANDUNG.IDAda banyak taman di Kota Bandung, Jawa Barat, di mana Taman Tegallega (biasa juga disebut: Lapangan Tegallega) adalah salah satunya.

Warga Kota kembang mungkin biasa ke sana, tetapi bagi yang belum pernah, taman ini sesungguhnya mudah dijangkau. Letaknya berada di sebelah selatan alun-alun kota, di utara Jalan BKR yang merupakan jalan protokol, dan tak jauh dari persimpangan tempat berdirinya Tugu Rumput.

Taman Tegallega multifungsi. Siapa saja bisa berolahraga atau bersantai ria mencari hiburan, entah sendirian atau bersama orang terkasih.

Tegallega sedari dulu memang sudah menjadi titik lokasi bagi warga kota mencari hiburan.

Menilik sejarahnya, orang-orang Belanda pernah mendirikan arena pacuan kuda di situ. Mereka yang mau menonton serunya balapan, mencari peruntungan lewat taruhan, atau mencoba ikut adu pacu bisa menyambangi tempat tersebut. 

Hiburan Zaman Kompeni

Merujuk dari namanya, Tegallega adalah dua suku kata bahasa Sunda yang digabung menjadi satu. “Tegal” berarti padang rumput, sementara “lega” berarti luas.

Di lapangan hijau yang luas inilah sebuah arena pacu kuda didirikan pada akhir abad ke-19 oleh pemerintah kolonial Belanda. Harian Surabaya, Soerabaijasch Handelsblad terbitan 18 Juli 1881 dalam artikel “Uit Bandong, shcrifjt men ons” adalah salah satu yang mengabarkan bagaimana kondisi infrastruktur di pacuan kuda Tegallega. Dalam artikel itu disebutkan properti arena pacu kuda Tegallega sudah cukup lengkap, baik untuk kebutuhan joki maupun penonton. 

"Sebelum start kami melirik istal, trek dan tribune. Tribune telah banyak dihias sejak tahun lalu. Atapnya dihiasi lukisan dekoratif dan layar dibentangkan melindungi penonton dari sinar matahari pagi, yang dulu sering membuat sulit menonton laju kuda. Treknya bagus berkat cuaca kering yang kami alami akhir-akhir ini," tulis surat kabar tersebut.

Baca Juga: Persib Juara Divisi Utama 1986, Tiga Pemain Diberi Beasiswa

Pacu Kuda di Alam Merdeka

Keseruan pacuan kuda di Tegallega langgeng sampai tahun 1950-an atau seusai Indonesia meraih kemerdekaan. Buktinya, perlombaan besar digelar pada 20-21 Juni 1953.

Lomba ini diadakan untuk merayakan ulang tahun perkumpulan pacuan kuda wilayah priangan, Preanger Wedloop Societeit (PWS) yang menginjak usia ke-90 tahun. Menurut The Hong Liang selaku sekretaris perkumpulan itu, PWS adalah perkumpulan pacuan kuda tertua di Indonesia.

Pacuan kuda di Tegallega menjadi hiburan seru bagi warga Kota Bandung. (Sumber: Star Weekly)

“Sesudah perang (revolusi) yang masih tetap berdiri ialah WSC (Wedloop Societeit Cheribon), BBWS (Batavia-Bogor Wedloop Societeit) dan PWS,” lapor majalah mingguan Star Weekly lewat artikel “Balapan Jg Populer di Daerah Priangan” terbitan 27 Juni 1953.

Perlombaan pacu kuda di Tegallega memancing penonton dari banyak kalangan. Umum hingga orang penting berkumpul saling membaur. Bahkan dua tokoh militer setempat seperti Kolonel Sadikin dan Kawilarang dikabarkan ikut hadir.

Penonton tak hanya sekadar menyaksikan keseruan joki dan kuda jagoannya. Banyak pula yang hadir untuk bertaruh agar nantinya bisa pulang membawa hadiah.

Baca Juga: Munaip Saleh, Raja Balap Sepeda Raksasa Pertama Tour de Java

Adapun terjadi persaingan ketat pada gelaran tersebut yang melibakan tiga kuda bernama Tringgalih, Sprinting Khan, dan Kresna. Ketiganya bersaing sengit, saling salip, sampai akhirnya Sprinting Khan melaju paling kencang, juara, dan membuat penunggangnya Tan Kay Toeng senang bukan kepalang.

“Tuan Tan telah menari di depan kudanya dengan iringan musik angklung dan kendang,” lapor Star Weekly dalam edisi yang sama. (*)

TONTON, YUK! VIDEO MENARIK TERBARU DARI AYOBANDUNG:

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dimas Wahyu Indrajaya
Pengasuh Instagram @memoriolahraga.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 09 Jul 2025, 18:18 WIB

Merindu Masakan Mama yang Dibuat Warung Ngonah di Braga

Warung Ngonah adalah salah satu kuliner rumahan yang berada dibelakang gang tidak jauh dari hingar-bingar jalanan Braga.
Nasi Rames Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 17:18 WIB

Dari Gerobak ke Legenda: Warisan Rasa di Balik Waroeng Sate Kardjan sejak 1925

Waroeng Sate Kardjan bukan sekadar tempat makan, kuliner legendaris ini saksi bisu perjalanan rasa, warisan keluarga, dan cinta tak berkesudahan pada budaya kuliner tanah Jawa.
Waroeng Sate Kardjan bukan sekadar tempat makan, kuliner legendaris ini saksi bisu perjalanan rasa, warisan keluarga, dan cinta tak berkesudahan pada budaya kuliner tanah Jawa. (Sumber: Ist)
Ayo Jelajah 09 Jul 2025, 16:58 WIB

Hikayat TPU Cikadut, Kuburan China Terluas di Bandung yang Penuh Cerita

Tak cuma makam etnis Tionghoa, TPU Cikadut juga punya kisah guru muslim, cinta beda budaya, dan kremasi simbolis.
TPU Cikadut (Sumber: bandung.go.id)
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 15:50 WIB

Transportasi Umum dan Permasalahan Kota Bandung yang Tak Ada Habisnya

Kini, hiruk pikuk Kota Bandung sudah hampir menyaingi Ibu Kota Jakarta. Namun, di tengah penduduk yang terus meningkat, transportasi umum malah sebaliknya.
Bus Damri di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 14:11 WIB

Menanti PJ yang Komunikatif, Evaluasi Menjelang 2031

Keputusan MK soal Pilgub dan Pilkada tak hanya menarik dari sisi politik tapi juga komunikasi publik. Seperti apakah?
Mantan PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin (Sumber: Unpar.ac.id | Foto: Unpar)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 13:36 WIB

Kupat Tahu 99 Padalarang: Tempat Sarapan Bersejarah yang Menggugah Selera

Setiap pagi, deretan warung sederhana di Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, selalu ramai dikunjungi warga. Para pemburu sarapan memenuhi kursi-kursi di jongko-jongko penjaja kupat tahu yang sudah
Kupat Tahu 99 Padalarang (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 13:10 WIB

Membangun Brand dari Ikatan, Qistina dan Cerita di Balik FNF by Niion

Lewat Friends and Family (FNF) by Niion, Qistina Ghaisani merintis brand lokal bukan hanya sebagai produk gaya hidup, melainkan sebagai medium kedekatan emosional.
Lewat Friends and Family (FNF) by Niion, Qistina Ghaisani merintis brand lokal bukan hanya sebagai produk gaya hidup, melainkan sebagai medium kedekatan emosional. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 11:56 WIB

Dimsum HVH Buatan Teh Iim, Sehatnya Bikin Nagih

Siapa sangka, keresahan seorang ibu yang ingin anak dan orang tuanya makan sayur bisa melahirkan brand kuliner sehat yang digemari banyak orang.
Teh Iim, Owner Dimsum HVH. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 09 Jul 2025, 10:39 WIB

Salah Hari Ulang Tahun, Kota Bandung jadi Korban Prank Kolonial Terpanjang

Kota Bandung rayakan HUT tiap 1 April selama nyaris seaba. Baru sadar itu bukan tanggal lahir aslinya di 1997. Kok bisa?
Suasana di sekitar Sociëteit Concordia (Gedung Merdeka) tahun 1935. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 09:41 WIB

Kerja ASN Gak Santai-Santai Amat: Stres, Sunyi, dan Takut Ngomong

Di balik semangat reformasi birokrasi, ada tantangan tersembunyi: kesehatan mental ASN.
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia)
Beranda 09 Jul 2025, 09:36 WIB

Kesejahteraan Satwa Jadi Sorotan di Tengah Transisi Kepengurusan Bandung Zoo

Transisi kepengurusan yang berlarut-larut, konflik internal, hingga dugaan penyalahgunaan wewenang menjadi rangkaian masalah struktural yang justru membuat satwa menjadi korban paling sunyi.
Pengunjung berwisata saat libur lebaran di Bandung Zoo, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis 11 April 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 08 Jul 2025, 17:51 WIB

Dari Gerobak ke Ikon Kuliner Kota Bandung, Perjalanan Inspiratif Abah Cireng Cipaganti

Sejak 1990, Cireng Cipaganti, si kudapan sederhana berbahan tepung tapioka ini telah menjelma menjadi sajian legendaris Kota Bandung.
Sejak 1990, Cireng Cipaganti, si kudapan sederhana berbahan tepung tapioka ini telah menjelma menjadi sajian legendaris Kota Bandung. (Sumber: Cireng Cipaganti)
Ayo Jelajah 08 Jul 2025, 17:22 WIB

Sejarah Masjid Cipaganti Bandung, Dibelit Kisah Ganjil Kemal Wolff Schoemaker

Masjid Cipaganti Bandung dibangun oleh Kemal Wolff Schoemaker, arsitek kolonial yang nyentrik, masuk Islam, lalu dimakamkan di kuburan Kristen.
Masjid Cipaganti Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Mayantara 08 Jul 2025, 15:58 WIB

Juliana, Media Sosial, dan ‘Netizenship’

Belakangan ini, tragedi Juliana Marins di Rinjani memenuhi linimasa media sosial dan segera menjadi trending topic, terutama di kalangan netizen Indonesia dan Brazil.
Juliana Marins (26) merupakan turis asal Brazil yang tewas di Rinjani. (Sumber: Instagram/juliana marins)
Ayo Biz 08 Jul 2025, 15:29 WIB

Errin Ugaru, Dari Pencarian Gaya ke Manifesto Fesyen yang Merayakan Kekuatan Perempuan

Bagi Errin Ugaru, nama yang kini dikenal sebagai pelopor gaya edgy dalam busana muslim, proses membangun bisnis adalah perjalanan penuh eksplorasi.
Bagi Errin Ugaru, nama yang kini dikenal sebagai pelopor gaya edgy dalam busana muslim, proses membangun bisnis adalah perjalanan penuh eksplorasi. (Sumber: Errin Ugaru)
Ayo Biz 08 Jul 2025, 13:26 WIB

Lotek Alkateri: Kuliner Legendaris di Bandung, Dijual Sejak 1980-an

Di tengah ramainya kawasan Alkateri, Bandung, aroma khas bumbu kacang selalu hadir menyapa para pejalan kaki. Di sanalah Oom meracik lotek legendaris yang telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Kot
Lotek Alkateri (Foto: ist)
Ayo Netizen 08 Jul 2025, 13:02 WIB

Demokrasi Narsistik dan Kita yang Menyediakan Panggungnya

Seperti Jokowi, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, atau yang lebih dikenal dengan KDM, adalah contoh mutakhir dari pola ini.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, atau yang lebih dikenal dengan KDM. (Sumber: setda.bogorkab.go.id)
Ayo Biz 08 Jul 2025, 12:20 WIB

Berkunjung ke Cikopi Mang Eko, Bisa Belajar Soal Kopi Sambil Ngopi Gratis

Di balik secangkir kopi yang harum, ada kisah perjuangan yang menggugah. Muchtar Koswara, yang akrab disapa Mang Eko, berhasil mendirikan workshop Cikopi Mang Eko.
Workshop Cikopi Mang Eko (Foto: Ist)
Ayo Jelajah 08 Jul 2025, 12:06 WIB

Kisah Sedih Teras Cihampelas, Warisan Ridwan Kamil yang Gagal Hidup Berulang Kali

Kisah sewindu lara Teras Cihampelas, proyek warisan Ridwan Kamil yang sempat digadang-gadang sebagai skywalk modern pertama di Indonesia.
Kondisi Teras Cihampelas terkini, lebih mirip lokasi syuting film horror zombie apokalip. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 08 Jul 2025, 10:18 WIB

Rawat Literasi, Hidupkan Imajinasi

Sejatinya Hari Pustakawan Nasional menjadi momen penting untuk merefleksikan kembali peran pustakawan dalam meningkatkan ekosistem pengetahuan dan budaya baca.
Mahasiswa sedang asyik membaca di Perpustakaan UIN Bandung (Sumber: www.uinsgd.ac.id | Foto: Humas)