Sewa Rahim dalam Perspektif Hukum dan Etika

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Ditulis oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diterbitkan Minggu 24 Agu 2025, 12:13 WIB
Buku Sewa Rahim (Sumber: PT Refika Aditama | Foto: PT Refika Aditama)

Buku Sewa Rahim (Sumber: PT Refika Aditama | Foto: PT Refika Aditama)

Buku Aspek Hukum Sewa Rahim dalam Perspektif Hukum Indonesia hadir bukan sekadar sebagai kumpulan teori, melainkan sebuah cermin yang memantulkan dilema etis, sosial, dan hukum yang mengiringi kemajuan teknologi reproduksi.

Ditulis oleh tiga akademisi Universitas Padjadjaran, Prof Sonny Dewi Judiasih, Deviana Yuanitasari, dan Dr Susilowati Suparto, buku ini menempatkan dirinya pada ruang penting antara pergulatan medis modern dan kepastian hukum nasional.

Saat membuka daftar isi, pembaca segera diajak menapaki jalan terstruktur yang memperlihatkan arah diskusi. Bagian awal menyajikan kerangka konseptual, lalu beranjak pada perbandingan praktik sewa rahim di berbagai negara, sebelum akhirnya mengerucut pada situasi hukum di Indonesia.

Tidak berhenti pada larangan, penulis juga mencoba menguraikan problematika status anak, potensi benturan dengan norma agama, serta tanggung jawab hukum yang melekat pada pihak yang terlibat. Dengan begitu, daftar isi bukan sekadar panduan bab, melainkan pintu masuk untuk memahami seberapa luas cakupan persoalan surrogacy.

Definisi yang disajikan buku ini lugas: sewa rahim adalah kesepakatan ketika seorang perempuan bersedia mengandung anak untuk orang lain, baik karena alasan medis maupun kepentingan finansial.

Definisi ini menyadarkan kita bahwa praktik tersebut bukan sekadar fenomena klinis, tetapi menyangkut kontrak, relasi kuasa, bahkan kemungkinan eksploitasi. Di titik inilah hukum menjadi penting, sebab tanpa regulasi jelas, konsekuensi terhadap perempuan dan anak bisa sangat serius.

Ketika menengok praktik di negara lain, tampak keragaman yang mencolok. Di Jerman, Prancis, dan Italia, surrogacy ditolak mentah-mentah dengan alasan bahwa tubuh manusia bukan objek ekonomi. Swiss memegang sikap serupa, menegaskan bahwa rahim tidak dapat diperlakukan sebagai komoditas.

Berbeda dengan itu, Inggris memilih jalan kompromi: surrogacy diakui dalam batas tertentu, sejauh tidak bersifat komersial. Komparasi semacam ini membuka cakrawala pembaca Indonesia untuk melihat bahwa pilihan kebijakan bukanlah tunggal, melainkan hasil tarik ulur antara moral, hukum, dan realitas sosial.

Indonesia sendiri mengambil posisi yang tegas. Undang-undang Kesehatan menyatakan bahwa teknologi reproduksi buatan tidak boleh melibatkan pihak ketiga. Peraturan Menteri Kesehatan menegaskan kembali larangan donor maupun rahim pengganti. Sementara dari sudut pandang agama, Majelis Ulama Indonesia sejak lama menolak praktik ini karena dianggap bertentangan dengan prinsip syariat.

Ketiga landasan tersebut menunjukkan bahwa, setidaknya untuk saat ini, Indonesia tidak memberi ruang legal bagi sewa rahim. Namun, hukum yang ada masih menyisakan celah dalam hal status anak, pembuktian kontrak, atau kemungkinan adanya praktik tersembunyi.

Perjuangan memang bukan suatu hal yang mudah untuk dijalani, terlebih jika kamu adalah seorang perempuan. (Sumber: Pexels/Min An)
Perjuangan memang bukan suatu hal yang mudah untuk dijalani, terlebih jika kamu adalah seorang perempuan. (Sumber: Pexels/Min An)

Di sinilah antisipasi hukum menjadi relevan. Buku ini menegaskan perlunya peraturan yang lebih rinci agar tidak hanya bersifat larangan, tetapi juga mampu melindungi semua pihak yang mungkin terlibat.

Salah satu gagasan yang diajukan adalah kemungkinan mereposisi rahim dalam perspektif hukum kebendaan, walau ini masih menimbulkan perdebatan. Pada intinya, antisipasi hukum berarti menjaga agar praktik ilegal tidak merugikan anak yang lahir maupun perempuan yang tubuhnya dijadikan objek kontrak.

Solusi yang ditawarkan buku ini tidak berhenti pada aspek legalistik, tetapi juga menyentuh dimensi etika dan sosial. Penulis mengajak pembaca untuk melihat bahwa regulasi yang ketat perlu dibarengi dengan kesadaran publik tentang risiko eksploitasi.

Pendidikan hukum masyarakat menjadi penting, agar tidak ada perempuan yang terjebak dalam kontrak yang merugikan dirinya, atau anak yang lahir tanpa kejelasan identitas hukum.

Akhirnya, buku ini lebih dari sekadar kajian hukum akademis. Ia menjadi bahan renungan kolektif bagi kita semua: sampai di mana batas kemanusiaan bisa dinegosiasikan dalam kontrak. Di tengah kemajuan teknologi reproduksi, pertanyaan ini akan terus mengemuka.

Kehadiran buku ini memberi kita peta jalan untuk memahami kompleksitas isu tersebut, sekaligus mengingatkan bahwa hukum, etika, dan kemanusiaan harus berjalan seiring. (*)

  • Judul Buku: Aspek Hukum Sewa Rahim dalam Perspektif Hukum Indonesia
  • Penulis: Prof Sonny Dewi Judiasih, Deviana Yuanitasari, Dr. Susilowati Suparto

  • Penerbit: PT Refika Aditama, Bandung

  • Tahun Terbit: November 2024 | 108 halaman | ISBN: 978 623 503 0357

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Peminat komunikasi publik & digital religion (Comm&Researcher di CDICS). Berkhidmat di Digital PR Telkom University serta MUI/IPHI/Pemuda ICMI Jawa Barat
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

ā€œMie Telur Mandiā€ dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 ā€œMie Telur Mandiā€ dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:00 WIB

Kunci 'Strong Governance' Bandung

Strong governance adalah salah satu kebutuhan nyata Bandung kiwari.
Suasana permukiman padat penduduk di pinggir Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 08:31 WIB

Benarkah Budidaya Maggot dalam Program 'Buruan Sae' Jadi Solusi Efektif Sampah Kota Bandung?

Integrasi budidaya maggot dalam Program Buruan Sae menjadi penegasan bahwa pengelolaan sampah dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat.
Budidaya maggot di RW 9 Lebakgede menjadi upaya warga mengolah sampah organik agar bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Beranda 15 Des 2025, 07:48 WIB

Pembangunan untuk Siapa? Kisah Perempuan di Tengah Perebutan Ruang Hidup

Buku ini merekam cerita perjuangan perempuan di enam wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Sulawesi, NTT, NTB, serta dua titik di Kalimantan, yang menghadapi konflik lahan dengan negara dan korporasi.
Diskusi Buku ā€œPembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kamiā€ yang digelar di Perpustakaan Bunga di Tembok, Bandung, Minggu (14/12/2025).
Beranda 15 Des 2025, 07:32 WIB

Diskusi Publik di Dago Elos Angkat Isu Sengketa Lahan dan Hak Warga

Dari kegelisahan itu, ruang diskusi dibuka sebagai upaya merawat solidaritas dan memperjuangkan hak atas tanah.
Aliansi Bandung Melawan menggelar Diskusi Publik bertema ā€œJaga Lahan Lawan Tiranā€ pada 12 Desember 2025 di Balai RW Dago Elos, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Biz 15 Des 2025, 07:16 WIB

Berawal dari Kegelisahan, Kini Menjadi Bisnis Keberlanjutan: Perjalanan Siska Nirmala Pemilik Toko Nol Sampah Zero Waste

Toko Nol Sampah menjual kebutuhan harian rumah tangga secara curah. Produk yang ia jual sudah lebih dari 100 jenis.
Owner Toko Nol Sampah, Siska Nirmala. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 20:09 WIB

Good Government dan Clean Government Bukan Sekadar Narasi bagi Pemkot Bandung

Pentingnya mengembalikan citra pemerintah daerah dengan sistem yang terencana melalui Good Government dan Clean Government.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan,