Modal Intelektual Bangsa dan Nasib Balai Pustaka

Totok Siswantara
Ditulis oleh Totok Siswantara diterbitkan Sabtu 24 Mei 2025, 09:33 WIB
Hadiah buku karya Prabowo Subianto (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)

Hadiah buku karya Prabowo Subianto (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)

Pikiran pemimpin bangsa dan buku ibarat dua pasang kaki kuda yang saling memacu kemajuan. Kita bisa melihat betapa hebatnya kadar intelektual para perintis dan pendiri Indonesia. Mereka memiliki konsepsi dan pemikiran yang hebat, runtun dan kontennya melesat ke depan.

Para pemimpin tempo dulu dalam keseharian adalah sosok bangsawan pikiran yang berperan sebagai intelektual publik. Menurut definisi New York Times tentang intelektual publik (public intellectual).Intelektual publik adalah seseorang yang memiliki pengetahuan (knowledge), otoritas (authority), tentang isu-isu aktual (issues of the day), dan memiliki kemampuan menyampaikannya kepada publik.

Tahun lalu saya bersama kawan-kawan Ikatan Alumni Program BJ Habibie (IABIE) diundang berdiskusi oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto. Setelah berdiskusi kami semua diberi tiga buah buku karya Presiden ke-8 yang berjudul Paradoks Indonesia dan Solusinya, Kepemimpinan Militer, Catatan dari Pengalaman Prabowo Subianto. Dan buku ketiga berjudul Membangun Kembali Indonesia Raya: Strategi Besar Transformasi Bangsa.

Diskusi dengan Prabowo Subianto sangat mengesankan. Dalam diskusi tersebut tampak buah pikiran atau sederet gagasan besar untuk memajukan bangsa oleh Presiden ke-8 itu sungguh luar biasa. Berpengetahuan luas, bahasanya lugas, kalimat-kalimatnya mengalir jernih. Tampak sekali kalau Prabowo gemar membaca buku-buku berkelas dunia.

Presiden Prabowo memiliki PR yang berat untuk mendongkrak indeks literasi bangsa Indonesia yang selama ini masih terpuruk di antara bangsa lain. Kita juga sangat prihatin bahwa budaya membaca buku-buku berkualitas dari masyarakat Indonesia semakin memprihatinkan.

Masyarakat sekarang ini semakin jarang membaca buku namun terlalu keranjingan dengan gawai untuk sekedar berceloteh di jagat sosial media. Mereka semakin teraleniasi dengan buku.

Pemerintah diharapkan serius membenahi usaha percetakan dan penerbitan buku di Indonesia yang bersifat mendasar serta sesuai dengan perkembangan zaman. Tentunya usaha itu memerlukan transformasi proses bisnis agar bisa bersaing menghadapi era digital.

Revitalisasi usaha percetakan dan penerbitan buku di negeri ini harus dilakukan secepatnya, hal itu terkait dengan  terjadinya tragedi nol buku di negeri ini. Seperti ditunjukkan oleh kajian internasional, yaitu Programme for International Student Assessment.

 Betapa menyedihkan aktivitas warga Indonesia dalam berinteraksi dengan buku. Menurut survei lembaga tersebut dalam setahun warga bangsa ini rata-rata hanya membaca 27 halaman buku atau tidak sampai satu buku alias nol. Dengan kata lain, untuk membaca satu halaman saja memerlukan waktu dua pekan.

Sebagai perbandingan  masyarakat Jepang mencapai 15 buku per tahun. Inilah mengapa tradisi intelektual dan jiwa negarawan di negeri ini merosot. Hal ini ditandai dengan semakin turbulensinya opini dan degradasi pemikiran strategis dalam proses berbangsa dewasa ini. Untuk membangun modal intelektual bangsa yang terpuruk saat ini dibutuhkan  pemimpin bangsa yang memiliki perhatian besar terhadap buku dan mampu mewujudkan budaya membaca, ekosistem perpustakaan dan penerbitan yang modern.

Urgensi membenahi sistem perbukuan nasional dan meningkatkan aktivitas membaca masyarakat. Optimasi layanan pendidikan nasional juga bisa berhasil dengan baik jika menerapkan sistem buku teks terbuka  dan menyempurnakan buku elektronik lalu membagikan secara gratis untuk masyarakat.

Selain program makan siang gratis dan susu gratis, Presiden Prabowo Subianto diharapkan menggratiskan buku-buku bermutu kepada masyarakat luas lewat platform digital. Sehingga usaha untuk mencerdaskan bangsa bisa segera terwujud.

Pikiran kita melayang membayangkan betapa hebatnya kualitas kepemimpinan para perintis dan pendiri Republik Indonesia. Mereka memiliki konsepsi dan buah pikir yang jenius, runtut dan kontennya melesat ke depan. Begitu pula opini publik pada era tersebut mengalir jernih. Itu pertanda bahwa pada era itu indeks literasi cukup bagus.

Sejarah mencatat, dalam usia yang masih muda belia, Soekarno menulis buku Indonesia Menggugat yang pernah mendapat perhatian dunia. Kemudian Mohammad Natsir sangat produktif menulis artikel ideologis yang dibukukan dengan judul Capita Selecta, buku yang mencerahkan kehidupan demokrasi. Mohammad Hatta menulis buku Indonesia Merdeka dan sederet buku lainnya. Sjahrir menulis Renungan dalam Tahanan. Dan demikianlah para pejuang lainnya. Mereka semua sangat piawai dalam memimpin wacana karena giat menulis sekaligus kutu buku.

Program berkelanjutan UNESCO terkait dengan buku juga untuk menghormati sastrawan dan pengarang besar seperti Shakespeare, Cervantes, Inca Garcilaso de la Vega dan Josep Pla, Maurice Druon, Vladimir Nabokov, Manuel Mejía Vallejo and Halldór Laxness.

Badan PBB itu juga menekankan perlunya sinergi antara pemangku kepentingan, yakni pengarang, penerbit, distributor, perpustakaan, organisasi perbukuan serta berbagai komunitas yang semuanya bekerja sama mempromosikan buku dan literasi sebagai aktivitas untuk menguatkan nilai–nilai sosial, mencerahkan kebudayaan dan meneguhkan kemanusiaan. Usaha untuk mencerdaskan bangsa sesuai dengan konstitusi tidak bisa lepas dari sejauh mana usaha penerbitan dan aktivitas membaca buku bagi warga negara.

Baca Juga: Ketentuan Kirim Artikel ke Ayobandung.id, Total Hadiah Rp1,5 Juta per Bulan

Aktivitas Balai Pustaka tempo dulu (Sumber: Indonesiana.id | Foto: Arsip Balai Pustaka)

Perlu membangkitkan PT Balai Pustaka. Kini perseroan itu telah menjadi network company yang mampu mencetak keuntungan cukup besar. Balai Pustaka (BP) didirikan dengan nama Commissie voor de Inlandsche School en Volkslectuur atau komisi untuk bacaan rakyat oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1908.

Ada blessing in disguise bagi bangsa Indonesia dengan pendirian BP oleh pemerintah kolonial Belanda. Pendirian itu pada awalnya bertujuan untuk mengalihkan perhatian rakyat terhadap gerakan politik bumiputera. Program pertama BP adalah menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa untuk dijadikan bacaan rakyat. Program tersebut dibarengi pendirian perpustakaan di setiap sekolah dan membangun taman bacaan. Juga menerbitkan majalah Sari Pustaka dan Panji Pustaka dalam bahasa Melayu, Jawa, dan majalah Parahyangan dalam bahasa Sunda.

Dimasa mendatang PT Balai Pustaka hendaknya semakin memperbanyak diversifikasi usaha dengan berperan aktif menciptakan layanan sistem pendidikan nasional dan perpustakaan umum.  Pembenahan usaha percetakan dan penerbitan buku yang tengah dilakukan oleh pemerintah sebaiknya bersifat mendasar serta sesuai dengan perkembangan zaman. Usaha itu memerlukan transformasi proses bisnis agar bisa bersaing menghadapi era digital. (TS)

Totok Siswantara
Penulis lepas, Pemulia Tanaman

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 30 Mei 2025, 16:06 WIB

Dari Tradisi Subuh ke Aroma Kopi: Perjalanan WKCK Coffee di Bandung

Bagi Anda Rohanda, WKCK Coffee adalah simbol dari perjalanan panjang yang bermula dari kebiasaan sederhana, ngopi bareng usai salat subuh berjamaah.
Bagi Anda Rohanda, WKCK Coffee adalah simbol dari perjalanan panjang yang bermula dari kebiasaan sederhana, ngopi bareng usai salat subuh berjamaah. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 30 Mei 2025, 12:38 WIB

Lawlaka: Jejak Spiritualitas dan Kreativitas Ronal Surapradja dalam Fesyen

Lewat Lawlaka, keindahan yang Ronal Surapradja maknai tidak hanya bersifat filosofis, tetapi juga tercermin dalam kecintaannya pada kain Nusantara.
Lewat Lawlaka, keindahan yang Ronal Surapradja maknai tidak hanya bersifat filosofis, tetapi juga tercermin dalam kecintaannya pada kain Nusantara. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 30 Mei 2025, 09:29 WIB

Menghapus Stigma Jagal: Itulah Juleha yang Bekerja dengan Hati, Menyembelih Sesuai Syariat

Bahwa tangan yang mengucap basmalah sebelum menyayat leher hewan, adalah tangan yang paham adab, tajam dalam ilmu, dan lembut dalam niat.
Miftahuddin juru sembelih halal yang memiliki sertifikat resmi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Biz 29 Mei 2025, 16:00 WIB

Merajut Identitas Lewat Batik: Perjalanan Maharani Asih dan Twelve Bloem

Lewat Twelve Bloem, Maharani Asih atau Mahe, merajut mimpi, menyulam keberanian, dan membentuk identitas baru bagi batik di mata generasi muda.
Maharani Asih atau Mahe, pemilik butik batik Twelve Bloem. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 29 Mei 2025, 11:09 WIB

Kupat Tahu Gempol: Menjaga Warisan Rasa Sejak 1965

Kupat Tahu Gempol, lebih dari sekadar hidangan, adalah cerita tentang kesetiaan, perjuangan, dan cinta yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kupat Tahu Gempol, kuliner khas Bandung yang hadir sejak 1965. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 28 Mei 2025, 19:37 WIB

Nasib Buruh Perempuan di Tengah Ekosistem Kerja yang Segregatif

Dalam ekosistem ketenagakerjaan nasional yang dirasa masih segregatif, pekerja perempuan menghadapi tantangan berlapis.
Ilustrasi buruh perempuan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 28 Mei 2025, 18:10 WIB

Kisah Ojol Bandung Perbaiki Jalan Rusak Tanpa Duit Pemerintah

Hasan, driver ojol Kabupaten Bandung, viral karena menambal jalan rusak dengan uang sendiri. Saat negara lamban, rakyat bergerak.
Hasan Fiidel, ojol asal Kabupaten Bandung memperbaiki jalan rusak tanpa duit pemerintah. (Sumber: Ayobandung | Foto: Mildan Abdalloh)
Ayo Netizen 28 Mei 2025, 17:11 WIB

Menata Ulang Arah Kurikulum Pendidikan Hijau di Tengah Bayang-Bayang Krisis Iklim

Seiring meningkatnya laju krisis iklim, pendidikan menjadi salah satu motor penggerak utama dalam upaya global menata ketahanan.
Ilustrasi krisis iklim. (Sumber: Pixabay/Cloud_Purple)
Ayo Netizen 28 Mei 2025, 16:01 WIB

Sejarah yang Terlupa, Mosi Integral Mohammad Natsir dan Kelahiran NKRI

Tahukah Anda bahwa Indonesia hampir tetap menjadi negara bagian RIS jika tidak ada mosi integral Mohammad Natsir?
Mohammad Natsir. (Sumber: Wikimedia Commons/Rijksvoorlichtingsdienst (RVD))
Ayo Biz 28 Mei 2025, 15:05 WIB

Morning Glory: Kisah Seorang Fotografer yang Jatuh Cinta dan Berjuang untuk Kopi Nusantara

Natanael membangun bisnis Morning Glory Coffee Shop, sebuah kedai yang lahir dari kegelisahannya terhadap kualitas kopi olahan yang ia temui di Indonesia.
Natanael membangun bisnis Morning Glory Coffee Shop, sebuah kedai yang lahir dari kegelisahannya terhadap kualitas kopi olahan yang ia temui di Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 28 Mei 2025, 13:52 WIB

Jalan Santai tapi Menantang, Begini serunya Komunitas Kaki Besi Club

Bandung kembali ramai dipenuhi antusias warga mengikuti event Jalanin Dulu Aja Vol.2 bersama Kaki Besi Club.
Warga Bandung tengah jalan santai bersama komunitas Kaki Besi Club. (Sumber: Istimewa)
Ayo Netizen 28 Mei 2025, 10:44 WIB

Perasaan Saya Campur Aduk Melihat Eminem Menang American Music Award 2025

Eminem sang Slim Shady membawa pulang AMA pertamanya setelah 22 tahun.
Eminem Menang American Music Award 2025. (Sumber: Wikimedia Commons/Mika-photography)
Ayo Jelajah 28 Mei 2025, 10:41 WIB

Setiap Pagi, Rakit Bambu jadi Harapan Siswa di Tepian Waduk Saguling

Rakit bambu jadi andalan siswa menyeberangi Waduk Saguling ke sekolah. Sudah puluhan tahun warga minta jembatan, tapi tak kunjung terwujud.
Sejumlah siswa SD pergi sekolah menaiki rakit bambu melintasi Waduk Saguling. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 28 Mei 2025, 08:48 WIB

Bandung Juara Fashion, tapi Bukan Juara Kesetaraan Gender?

Di Bandung, keseteraan gender untuk perempuan masih harus diperjuangkan.
Ilustrasi perempuan di Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 27 Mei 2025, 20:27 WIB

Perjalanan Menuju Stasiun Whoosh Tegalluar yang Penuh Rintangan, Kapan Perbaikan?

Tampak jelas jalan becek penuh lubang dari tempat tunggu penumpang Whoosh.
Ruas jalan becek penuh lubang menuju stasiun Teaglluar dari Rancaekek (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)
Ayo Biz 27 Mei 2025, 19:50 WIB

Choral: Ketika Sebuah Tas Bercerita tentang Perjuangan dan Mimpi

Choral, sebuah brand lokal asli Bandung yang tumbuh dari mimpi, keberanian, dan perjuangan yang tak kenal menyerah.
Choral, sebuah brand lokal asli Bandung yang tumbuh dari mimpi, keberanian, dan perjuangan yang tak kenal menyerah. (Sumber: Choral)
Ayo Jelajah 27 Mei 2025, 17:14 WIB

Ujungberung dan Gedebage Langganan Banjir, Seberapa Berdampak Kolam Retensi?

Walau jumlah kolam retensi bertambah, banjir masih merendam Gedebage dan Ujungberung. Efektivitasnya mulai dipertanyakan.
Kolam Retensi Rancabolang di kawasan Gedebage, Kota Bandung. (Sumber: Humas Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 27 Mei 2025, 16:21 WIB

Plagiat dan Duplikat, 2 Hal Beda yang Mesti Dihindari Penulis Ayobandung.id

Plagiat dan duplikat punya makna beda, dengan dampak yang sama-sama buruk terhadap penulis dan media online.
Plagiat dan duplikat punya makna beda, dengan dampak yang sama-sama buruk terhadap penulis dan media online. (Sumber: Pexels/Miguel Á. Padriñán)
Ayo Jelajah 27 Mei 2025, 12:44 WIB

Riwayat Gedung Sate dan Jejak Para Insinyur Kolonial

Gedung Sate dibangun oleh tim insinyur kolonial, tapi siapa arsitek utamanya masih jadi teka-teki. Gerber? Slors? Atau yang lain?
Gedung Sate (Sumber: bandung.go.id)
Ayo Biz 27 Mei 2025, 12:15 WIB

Satu Suapan Lotek Macan, Ribuan Kenangan Manis dari Sebuah Warung Legendaris sejak 1956

Berlokasi di Jalan Macan, Warung Lotek Macan yang sederhana nan legendaris ini telah menjadi favorit masyarakat Bandung maupun wisatawan selama puluhan tahun.
Berlokasi di Jalan Macan, Warung Lotek Macan yang sederhana nan legendaris ini telah menjadi favorit masyarakat Bandung maupun wisatawan selama puluhan tahun. (Sumber: lotekmacan.com)