Kolaborasi Widyaiswara, Praktisi, dan Teknologi sebagai Resep Jitu Mencetak Birokrasi Kelas Dunia

Yunni Susanty
Ditulis oleh Yunni Susanty diterbitkan Rabu 08 Okt 2025, 20:03 WIB
Pelantikan Jabatan Fungsional Widyaiswara Ahli Pertama. (Sumber: setneg.go.id)

Pelantikan Jabatan Fungsional Widyaiswara Ahli Pertama. (Sumber: setneg.go.id)

Pelatihan Konvensional adalah Rem Tangan Birokrasi. Berbagai studi secara konsisten menyoroti celah lebar antara bekal kompetensi ASN dengan kecepatan tuntutan kinerja. Visi birokrasi berkelas dunia tidak akan pernah tercapai jika kita terus menyiapkan "pelari treadmill" yang mahir secara teori, namun lumpuh di medan operasi yang sebenarnya.

Transformasi harus dimulai dari akarnya: menciptakan ASN yang tangguh dan adaptif di segala medan. Di sinilah aliansi strategis yang tak terhindarkan hadir dengan menyatukan Widyaiswara, Praktisi, dan Teknologi sebagai mesin pendorong utama.

Sudah saatnya kita bergerak dari paradigma pelatihan konvensional menuju ekosistem pembelajaran yang dinamis dan berdampak. Era disrupsi digital menuntut ASN memiliki kompetensi yang melampaui sekadar pengetahuan teknis, mereka harus menjadi Smart ASN 4.0 yang menguasai literasi data, literasi teknologi, dan kemampuan berkolaborasi (Ashari & Sancoko, 2021). Untuk mencapai hal ini, sinergi ketiga pilar adalah kunci mutlak.

Widyaiswara, Sang Katalis Perubahan

Widyaiswara sebagai pejabat fungsional yang berfokus pada pendidikan, pengajaran, dan pelatihan (Dikjartih), adalah jiwa dari setiap program pengembangan kompetensi ASN. Peran widyaiswara tak lagi sebatas "penyampai materi" di kelas, namun widyaiswara harus bertransformasi menjadi coach, inspirator, dan fasilitator yang menjamin relevansi materi (Ahmad Wajedi, S.Pd, 2022).

Di era digital, tantangan terbesar widyaiswara adalah memastikan materi pelatihan tetap relevan dan kontekstual. Widyaiswara yang hebat tidak hanya mengajar teori manajemen, tetapi juga menunjukkan bagaimana teori tersebut bekerja atau gagal dalam konteks birokrasi nyata saat ini. Widyaiswara harus memiliki literasi digital yang memadai, mampu merancang kurikulum, modul, dan konten e-learning yang interaktif (LAN RI, 2023), serta menggunakan aplikasi digital seperti Jamboard atau Zoom Meeting untuk membangun interaksi (Jurnal Good Governance, 2023).

Faktanya, sebagian besar keberhasilan pelatihan datang dari kemampuan widyaiswara untuk memotivasi dan menumbuhkan learning agility ASN, yaitu kemampuan untuk belajar, tidak belajar, dan belajar kembali dengan cepat. Hal inilah yang membuat peran widyaiswara tidak akan tergantikan oleh robot (Pintek, 2020).

Praktisi, Suntikan Realitas dari Garis Depan

Kompetensi teknis ASN, tidak bisa hanya diajarkan oleh widyaiswara dengan pengalaman akademisnya. Di sinilah praktisi dari lapangan, mereka yang bergelut setiap hari dengan tantangan nyata pelayanan publik, pengelolaan anggaran, atau implementasi teknologi baru, memegang peran krusial.

Kolaborasi widyaiswara dan praktisi adalah sebuah kolaborasi sempurna antara teori yang teruji dan praktik yang terimplementasi. Praktisi membawa data dan studi kasus faktual dari "dunia nyata birokrasi", mengisi ruang antara "seharusnya" dan "kenyataannya" dalam materi pelatihan.

Bayangkan sebuah pelatihan tentang tata kelola keuangan. Seorang widyaiswara mungkin mengajarkan regulasi dan prinsip penganggaran, tetapi seorang praktisi yang baru saja sukses menerapkan sistem e-budgeting di pemerintahan dengan segala dinamika politik dan teknisnya, akan memberikan wawasan yang bernilai emas: "Bagaimana cara melakukannya di lapangan?"

Model kolaborasi ini harus dilembagakan. Lembaga pelatihan harus lebih berani mengundang pimpinan unit kerja, chief digital officer, atau bahkan pelaku industri swasta yang sukses bertransformasi, untuk menjadi co-trainer. Untuk itu, lembaga pelatihan wajib merancang mekanisme insentif dan sertifikasi yang jelas guna memastikan partisipasi praktisi dihargai dan berkelanjutan. Ini adalah langkah afirmatif untuk memastikan pengembangan kompetensi ASN selalu berorientasi pada hasil (outcomes-based) dan bukan sekadar rutinitas.

Ilustrasi Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: Pexels/Brett Jordan)
Ilustrasi Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: Pexels/Brett Jordan)

Teknologi, Jembatan Menuju Akses Tanpa Batas

Teknologi kini menjadi jembatan utama yang menghubungkan pengetahuan dengan mereka yang haus akan pembelajaran. Dalam konteks pengembangan kompetensi ASN, teknologi—terutama melalui e-learning dan blended learning—telah mengubah wajah pelatihan secara mendasar. Sebagaimana ditegaskan dalam PP No. 17 Tahun 2020, pelatihan berbasis teknologi bukan lagi sekadar alternatif, tetapi sudah menjadi kebutuhan mutlak agar seluruh ASN, dari pusat hingga pelosok, memperoleh kesempatan belajar yang setara dan berkelanjutan.

Transformasi ini menghadirkan efisiensi baru. Melalui pelatihan non-klasikal berbasis e-learning, ASN kini dapat memenuhi standar 20 Jam Pelajaran (JP) per tahun tanpa perlu meninggalkan meja kerja atau menguras anggaran perjalanan dinas. Learning Management System (LMS) yang terintegrasi, sering disebut sebagai Corporate University (Corpu) untuk menjadi ekosistem belajar yang menghadirkan tiga keunggulan sekaligus. Pertama, personalisasi pembelajaran, di mana ASN dapat menyesuaikan modul dengan kebutuhan jabatan dan rencana kariernya. Kedua, efisiensi biaya, karena sistem ini memangkas kebutuhan logistik dan transportasi pelatihan. Ketiga, pengukuran dampak, karena setiap proses belajar terekam dalam data yang dapat diolah untuk menilai efektivitas pelatihan (Jurnal Good Governance, 2024).

Namun, secanggih apa pun sistemnya, teknologi hanyalah alat. Tantangan sejatinya terletak pada bagaimana ia diterapkan, dan seberapa siap para penggunanya, baik widyaiswara, praktisi, maupun peserta dalam memanfaatkan potensi digital yang tersedia. Literasi digital menjadi kunci agar teknologi tidak berhenti sebagai infrastruktur, melainkan tumbuh sebagai budaya belajar baru di birokrasi.

Di sinilah kolaborasi menemukan perannya. Widyaiswara berperan sebagai arsitek kurikulum yang memastikan relevansi isi, praktisi menghadirkan konteks dunia nyata yang memperkaya pembelajaran, sementara teknologi menyediakan platform yang mulus, interaktif, dan adaptif terhadap kebutuhan pengguna. Ketiganya bersatu membentuk ekosistem pembelajaran yang inklusif, di mana setiap ASN memiliki akses tanpa batas untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi bagi perubahan birokrasi yang lebih maju.

Kolaborasi Menuju Birokrasi Kelas Dunia

Masa depan pengembangan kompetensi ASN tidak lagi bergantung pada satu elemen tunggal, melainkan pada perpaduan kekuatan yang saling melengkapi. Di tengah tuntutan perubahan yang cepat, lahirlah tiga pilar utama yang menjadi motor penggerak transformasi yaitu Widyaiswara, Praktisi, dan Teknologi. Ketiganya bukan sekadar pelaku dalam proses pembelajaran, tetapi penentu arah bagi lahirnya ASN yang adaptif, inovatif, dan berintegritas.

Widyaiswara berperan sebagai jantung dari proses belajar. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga teladan integritas dan profesionalisme. Dengan pendekatan pembelajaran yang efektif, widyaiswara menanamkan nilai dan karakter yang menjadi fondasi etika pelayanan publik. Sementara itu, Praktisi membawa napas segar dari dunia nyata birokrasi dan kebijakan publik. Melalui pengalaman langsung dan pemahaman terhadap tantangan aktual, mereka memastikan setiap pelatihan tetap relevan dan kontekstual dengan kebutuhan zaman.

Di sisi lain, Teknologi menjadi media yang memungkinkan proses pembelajaran berlangsung tanpa batas ruang dan waktu. Melalui platform Learning Management System (LMS) dalam ekosistem Corporate University (Corpu), pembelajaran dapat dilakukan secara fleksibel, terukur, dan berkelanjutan. Teknologi memungkinkan sesi tatap muka yang difasilitasi widyaiswara berpadu dengan studi kasus nyata dari praktisi, serta diperkuat dengan simulasi digital yang interaktif. Hasilnya adalah pelatihan yang dinamis seperti menggabungkan kedalaman refleksi, ketajaman analisis, dan ketangkasan digital.

Pada akhirnya, ketiga pilar ini harus bekerja sebagai satu kesatuan dalam ekosistem Corpu. Ketika sinergi di antara mereka berjalan harmonis, kita tidak hanya mencetak ASN yang tahu cara bekerja, tetapi juga ASN yang mampu berinovasi, berani mengambil risiko, dan siap menghadapi perubahan. Di sinilah letak “resep jitu” transformasi birokrasi yaitu kolaborasi yang cerdas, berbasis data, dan digerakkan oleh semangat untuk melayani dengan unggul.

Kolaborasi antara Widyaiswara, Praktisi, dan Teknologi bukan lagi sekadar opsi, melainkan manifesto komitmen kita bersama untuk menciptakan birokrasi kelas dunia yaitu sebuah birokrasi yang belajar, bertransformasi, dan berlari seirama dengan tuntutan masa depan. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Yunni Susanty
Tentang Yunni Susanty
Widyaiswara - Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Talenta ASN Nasional Lembaga Administrasi Negara RI
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Upayakan Sekerasnya

Ayo Netizen 03 Okt 2025, 18:29 WIB
Upayakan Sekerasnya

News Update

Ayo Netizen 08 Okt 2025, 20:03 WIB

Kolaborasi Widyaiswara, Praktisi, dan Teknologi sebagai Resep Jitu Mencetak Birokrasi Kelas Dunia

Sinergi ini mengubah pelatihan konvensional menjadi ekosistem belajar dinamis menuju birokrasi kelas dunia
Pelantikan Jabatan Fungsional Widyaiswara Ahli Pertama. (Sumber: setneg.go.id)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 18:33 WIB

Belajar Mengenal Obat Anti Nyeri yang Aman untuk Ibu Hamil

Ibu hamil adalah kelompok yang tidak boleh sembarang dalam memilih obat ketika terdapat keluhan.
Dalam beberapa kondisi, ibu hamil juga sering mengeluhkan sakit kepala, sakit gigi atau demam. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 16:15 WIB

Studi Agama di Dunia Sunda

Sunda terbuka dan plural, tempat berbagai agama hidup berdampingan.
Pojok Barang-Barang Antik di Pasar Cikapundung, Kota Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 15:03 WIB

Oleh-Oleh dari Bengkel Rancage 'Ngarang Carita Pondok'

Acara ini merupakan rangkaian atau kelanjutan dari Pasanggiri Ngarang Carpon 2025 (Sayembara Menulis Cerpen 2025).
Pasanggiri Ngarang Carpon 2025. (Sumber: Youtube/SundaDigi)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 13:27 WIB

Memberikan Bantuan Cuma-Cuma malah Membentuk Mental 'Effortless'

Memberikan bantuan cuma-cuma akan membentuk mental effortless pada masyarakat.
Masyarakat mengunjungi KDM untuk meminta bantuan dan menyampaikan keluhan. (Sumber: Tiktok | Kang Dedi Mulyadi)
Ayo Jelajah 08 Okt 2025, 12:42 WIB

Sejarah Bandung Jadi Ibu Kota Hindia Belanda, Sebelum Jatuh ke Tangan Jepang

Di awal Maret 1942, Bandung berubah jadi ibu kota darurat Hindia Belanda. Tapi hanya empat hari, sebelum Jepang menutup kisah kolonial itu selamanya.
Jalan Raya Pos di Bandung tahun 1938 (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 09:01 WIB

Ambang Sakral: Modal Awal Memahami Agama di Mata Eliade

Inilah modal awal kita untuk memahami agama lewat mata Mircea Eliade.
Matahari, Pohon, dan Sawah di Baleendah, Kabupaten Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Biz 08 Okt 2025, 07:10 WIB

Ayobandung.id Raih Penghargaan Kategori Mitra Pendukung Local Media Summit 2025

Setelah melewati rangkaian tahap penjaringan, Ayobandung.id meraih penghargaan pada ajang Local Media Summit 2025 kategori mitra pendukung local media summit.
Setelah melewati rangkaian tahap penjaringan, Ayobandung.id meraih penghargaan pada ajang Local Media Summit 2025 kategori mitra pendukung local media summit. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 19:32 WIB

Saatnya Pembaca Buku Bertransformasi Menjadi Bookfluencer

Bookfluencer merupakan salah satu program untuk memperkenalkan dan mengasah minat pembaca buku.
Grand Opening Bookfluencer 2025 (Sumber: Salman ITB)
Ayo Jelajah 07 Okt 2025, 17:02 WIB

Hikayat Odading Mang Oleh, Legenda Internet Indonesia di Masa Pandemi

Odading Mang Oleh dan Ade Londok pernah bikin gempar setelah viral pada 2020 lalu. Tapi ketenaran mereka cepat tersapu digulumg waktu, menyisakan hanya ruang nostalgia.
Video viral Odading Mang Oleh dari Ade Londok yang bikin heboh pada September 2020.
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 16:07 WIB

Yang Bisa Kita Pelajari dari Ajaran (Penghayat) Kepercayaan

Refleksi tentang eksistensi, tiga ajaran pokoknya, dan pentingnya perbuatan nyata.
Sesajen pada Peringatan Hari lahir Pancasila (1 Juni 2021) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 15:22 WIB

Kue Balok Legendaris ‘Unen’ Soreang ‘Keukeuh Peuteukeuh’ dengan Originalitas Rasa

Kata penjualnya, warung kue balok “Unen” sudah ditangani 3 generasi.
Kata penjualnya, warung kue balok “Unen” sudah ditangani 3 generasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 14:14 WIB

Kesalahpahaman di Balik Taat dan Kata 'Khidmat'

Khidmat pada guru sering berujung pada perilaku kesewenang-wenangan yang mereka lakukan kepada muridnya atas nama ketaatan dan pengabdian.
Ilustrasi Santri Mencium Tangan Kiyai (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 12:21 WIB

Program MBG, antara Harapan dan Kenyataan

Makanan Bergizi Gratis pada pelaksanaanya masih mengandung banyak kendala yang dihadapi.
Program makan bergizi gratis (MBG). (Sumber: kebumenkab.go.id)
Ayo Jelajah 07 Okt 2025, 11:48 WIB

Drama Pelarian Macan Tutul Lembang, dari Desa di Kuningan ke Hotel Sukasari

Macan tutul kabur dari Lembang Park and Zoo bikin geger Bandung. Dari pelarian misterius hingga penangkapan dramatis di hotel Sukasari.
Macan tutul di Hotel Sukasari Bandung yang diduga merupakan satwa kabur dari Lembang Park & Zoo.
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 10:28 WIB

'Lintas Agama' ala Sunda

Kata-kata ini membangun jembatan antara gagasan global dan kearifan lokal.
Lukisan Tembok di Joglo Keadilan, YSK, Bogor (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 08:20 WIB

Simbol Perlawanan, Kebebasan, serta Kritik Sosial dari Buku Perempuan di Titik NOL

Perempuan di Titik Nol adalah karya Nawal El-Sadawi seorang dokter dari negara Mesir.
Perempuan di Titik Nol Karya Nawal El-Sadawi | 176 Halaman (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 20:33 WIB

Bandros Bandung, Wisata Kota yang Menghidupkan Cerita dan Ekonomi Lokal

Bandros bukan hanya kendaraan, tapi juga simbol kreativitas dan keramahan Bandung sebagai kota wisata.
Bandros, bus wisata keliling kota yang sejak pertama kali hadir, selalu membawa cerita dan keceriaan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 19:18 WIB

Bandung, Futsal, dan Masa Depan Sport Tourism Nasional

Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru.
Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 18:36 WIB

Pasar Properti Bandung 2025: Celah Investasi di Tengah Lonjakan Permintaan

Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian.
Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban dari kota-kota sekitar menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian. (Sumber: dok. Summarecon)