Ketika Gending Sriwijaya Menemukan Rumah di Tanah Pasundan

miftahul jannah
Ditulis oleh miftahul jannah diterbitkan Selasa 09 Des 2025, 18:03 WIB
Potret tiga mahasiswa yang membawakan tari gending sriwijaya diacara titian carieer ITB. (Istimewa)

Potret tiga mahasiswa yang membawakan tari gending sriwijaya diacara titian carieer ITB. (Istimewa)

Bandung siang itu dipenuhi lalu-lalang mahasiswa yang memenuhi area Integrated Careers Days ITB. Di antara booth perusahaan, deretan stan inovasi, dan percakapan tentang masa depan karier, tiba-tiba terdengar denting gamelan yang terasa asing namun memikat. Suara itu mengalun halus, memecah keramaian, membawa suasana yang berbeda ke jantung kampus teknologi ternama di Bumi Pasundan.

Dari ujung panggung, sekelompok mahasiswa berjalan perlahan dengan songket berkilau dan aesan gede yang memantulkan cahaya. Mereka bukan bagian dari panitia resmi, bukan pula pengisi acara komersial, tetapi hadir dengan misi yang lebih dalam yakni membawa sepotong Palembang ke Bandung, memperkenalkan identitas mereka di tengah ruang akademik yang serba modern.

Mereka adalah mahasiswa perantau asal Palembang dari Telkom University, UIN Bandung, dan UNPAS. Berbeda kampus, berbeda aktivitas harian, namun mereka dipertemukan oleh keinginan yang sama melestarikan Gending Sriwijaya di mana pun mereka berada. Undangan untuk tampil di panggung ITB mereka anggap sebagai peluang langka, kesempatan menunjukkan bahwa budaya tidak mengenal tembok fakultas ataupun batas geografis.

“Rasanya seperti bicara dengan masa lalu di tengah masa depan,” ujar Nia, salah satu penari dari UNPAS, sambil membetulkan songketnya sebelum naik panggung.

Ia mengaku bangga sekaligus gugup. Di acara sebesar ini, orang-orang datang membawa CV dan portofolio. Siapa sangka mereka akan disuguhkan tarian tradisi yang berasal ratusan kilometer dari Bandung?

Ketika musik mulai mengalun, suasana berubah drastis. Keramaian mereda. Para pengunjung berhenti sejenak, untuk melihat barisan penari. Gerakan tangan yang lembut, langkah kaki yang teratur, serta senyum ramah khas penyambutan Gending Sriwijaya membuat mereka terhipnotis. Di panggung ITB yang biasanya dipenuhi presentasi teknologi, kini hadir kehormatan budaya yang dipentaskan dengan penuh penghayatan.

Bagi para penari, tampil di acara Integrated Careers Days bukan sekadar pertunjukan. Ini adalah ruang untuk menegaskan bahwa generasi muda Palembang tidak hanya mengejar pendidikan di tanah orang, tetapi juga menjaga warisan yang mereka bawa dari rumah. Latihan yang mereka jalani pun tidak mudah. Mereka harus berbagi waktu di antara jadwal kuliah, menyewa ruang latihan seadanya, dan saling meminjam perlengkapan. Namun setiap kesulitan terlihat sepadan ketika mereka melihat wajah-wajah penonton yang terpukau.

Penampilan itu menjadi salah satu momen paling hangat di tengah acara karier yang serba formal. Banyak pengunjung mendekat setelah pementasan, bertanya tentang makna gerakan, simbol pada kostum, hingga sejarah Sriwijaya itu sendiri. Beberapa mahasiswa Sunda mengatakan mereka baru pertama kali menyaksikan Gending Sriwijaya secara langsung. Ada rasa ingin tahu, rasa kagum, dan rasa hormat yang muncul begitu alami.

Di tanah perantauan, tarian ini menemukan fungsinya yang baru. Ia bukan lagi sekadar penyambutan tamu istimewa, tetapi menjadi penghubung antara budaya, menjadi pengingat bahwa identitas tidak pernah benar-benar jauh meski para pemiliknya menjejak tanah yang berbeda. Integrated Careers Days ITB mewadahi banyak mimpi masa depan, dan di antara mimpi-mimpi itu, Gending Sriwijaya hadir sebagai pengingat bahwa masa depan yang kuat selalu berakar pada masa lalu yang dijaga.

Dan sore itu, ketika panggung kembali dipenuhi agenda presentasi dan diskusi karier, kilau songket para penari perlahan meredup di balik tirai. Tapi kehangatan yang mereka tinggalkan bertahan lebih lama sebuah bukti bahwa budaya dapat hidup di mana pun, selama ada generasi muda yang bersedia membawanya pulang lewat setiap gerakan. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

miftahul jannah
Penulis muda sekaligus pelajar yang percaya setiap hal layak diceritakan.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:02 WIB

Bandung untuk Mobil Pribadi atau Bandung untuk Warga?

Kota yang terlalu banyak bergantung pada kendaraan adalah kota yang rentan.
Warga bersepeda di kawasan Alun-alun Bandung. (Sumber: Arsip pribadi | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Biz 10 Des 2025, 20:02 WIB

Ketika Pekerja Kehilangan Rasa Aman: PHK Menguak Luka Sosial yang Jarang Terlihat

Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial.
Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 19:51 WIB

Karya Anak Muda Bandung yang Hadirkan Identitas dalam Brand Fashion Berjiwa Bebas

Brand lokal ini membawa semangat bebas dan berani, mewakili suara anak muda Bandung lewat desain streetwear yang penuh karakter.
Tim urbodycount menata koleksi kaos edisi terbaru di atas mobil sebagai bagian dari proses pemotretan produk di Buahbatu Square Jl.Apel 1 NO.18, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025) (Sumber: Rahma Dewi | Foto: Rahma Dewi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 18:19 WIB

Soerat Imadjiner oentoek Maurenbrecher

Sebuah inspirasi unutk Wali Kota Bandung dan wakilnya, demi kemajuan Bandung.
Suasana Jalan Asia Afrika (Groote Postweg) Kota Bandung zaman kolonial Belanda. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 17:34 WIB

Sibuk Romantisasi Tak Kunjung Revitalisasi, Angkot Kota Bandung 'Setengah Buntung'

Kritik dan Saran terhadap Wali Kota Bandung terkait revitalisasi angkot Bandung.
Angkot Kota Bandung yang mulai sepi peminat di Dipatiukur, (7/12/2025). (Foto: Andrea Keira)
Ayo Jelajah 10 Des 2025, 17:03 WIB

Hikayat Terminal Cicaheum, Gerbang Perantau Bandung yang jadi Sarang Preman Pensiun

Sejarah Terminal Cicaheum sebagai pintu perantau Bandung. Terminal ini hidup abadi lewat budaya populer Preman Pensiun saat fungsi aslinya perlahan menyusut.
Suasana Terminal Cicaheum, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 16:26 WIB

Untuk Siapa Sebenarnya Sidewalk Diperuntukkan?

Keberadaan trotoar yang layak dan aman dapat mendorong masyarakat untuk lebih banyak berjalan kaki serta mengurangi kemacetan dan polusi.
Trotoar di Jalan Braga yang dipenuhi PKL. (Foto: Author)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:30 WIB

Sarana Bus Trans Metro Jabar Terus Meningkat, Halte Terbengkalai Tak Diperhatikan Wali Kota Bandung?

Di balik itu Metro Jabar Trans banyak disukai warga, beberapa halte malah dibiarkan terbengkalai.
Prasarana halte di daerah Mohamad Toha yang terlihat banyak coretan dan kerusakan tak terurus menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, pada 30 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nufairi Shabrina)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:13 WIB

Penumpukan Sampah di Ujung Berung Sudah Tidak Terkendali, Warga Mulai Kewalahan

Artikel ini membahas tentang kondisi kebersihan yang ada di Kota Bandung terutama di Ujung Berung.
Penumpukan sampah terlihat berserakan di di Jalan Cilengkrang, Kawasan Ujung Berung, pada Senin, 1 Desember 2025 pukul 07.30 WIB. (Foto: Sumber Muhamad Paisal). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhamad Paisal)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:37 WIB

Masa Depan Bandung Antara Julukan Kota Kreatif dan Problematika Urban

Kota Bandung telah lama dikenal sebagai kota kreatif atau dengan julukan Prestisius (Unesco City of Design).
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk tapi juga ruang hidup yang terus berdenyut dengan  semangat pluralisme dan kreativitas. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Titania Zalsyabila Hidayatullah)
Beranda 10 Des 2025, 12:37 WIB

Belasan Jurnalis Dalami Fungsi AI untuk Mendukung Kerja Redaksi

Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan jurnalis Indonesia, khususnya dalam verifikasi digital lanjutan, investigasi, serta pemanfaatan berbagai teknologi AI generatif.
Training of Trainers (ToT) "AI for Journalists".
di Hotel Mercure Cikini, Jakarta.
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:22 WIB

Cager, Bager, Bener: Filosofi Sopir Online Bandung di Jalanan Kota

Mengutamakan profesionalisme serta nilai-nilai saling menghormati agar perjalanan tetap nyaman dan aman setiap hari.
Seorang driver online tengah tersenyum ramah menunggu penumpangnya di tengah keramaian jalanan, menerapkan nilai cageur, bager, bener dalam layanan transportasi – Bandung, Sabtu (01/11/2025) (Foto: Bunga Kemuning A.D)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 10:29 WIB

Batagor dan Baso Cuankie Serayu, Kuliner Sederhana yang Selalu Ramai di Cihapit

Batagor dan Cuankie Serayu masih mempertahankan daya tariknya hingga kini.
Suasana Antre Batagor dan Baso Cuankie Serayu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Miya Siti Nurimah)
Beranda 10 Des 2025, 09:42 WIB

Jomlo Menggugat: Saat Urusan Personal Berubah Jadi Persoalan Sosial

Di berbagai fase hidupnya, perempuan tetap saja berhadapan dengan ekspektasi sosial yang meminta mereka mengikuti nilai-nilai yang sudah lama tertanam.
Ilustrasi (Sumber: Pixabay | Foto: congerdesign)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 08:44 WIB

Akhir Pekan di Bandung Bukan Wisata, tetapi Ujian Kesabaran di Tengah Arus Padat

Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan
Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan. (Dok. Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 07:41 WIB

Knalpot Bising: Dari Keluhan Masyarakat hingga Harapan Kota Tenang

Knalpot bising masih mengganggu warga Bandung. Razia yang tidak konsisten membuat pelanggar mudah lolos.
Suara bising nan kencang memantul di jalanan hingga membuat kita tak terasa tenang. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 20:00 WIB

Beban Hidup Mencekik dan Tingginya Pengangguran Bukti Kegagalan Wali Kota Bandung?

Kenaikan biaya hidup dan syarat kerja tidak masuk akal memperparah 100 ribu pengangguran di Bandung.
Tingginya angka pengangguran memaksa warga Bandung beralih menjadi pekerja serabutan. (Sabtu, 06 Desember 2025). (Sumber: Penulis | Foto: Vishia Afiath)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 19:53 WIB

Tanggapan Wisatawan tentang Kualitas Fasilitas Bandros di Bandung

Kritik serta saran mengenai fasilitas bandros yang ada di Kota Bandung.
Bandros di Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)