Tahura Djuanda Hadirkan Wisata Edukasi Bernilai Konservasi: Batu Batik dan Flora Langka Jadi Daya Tarik Baru

Nazwa Revanindyaa
Ditulis oleh Nazwa Revanindyaa diterbitkan Rabu 24 Des 2025, 09:57 WIB
Anggrek terkecil di dubia jadi bintang baru kawasan konservasi (04/11/2025) (Sumber: Dok.pribadi | Foto: Nazwa Revanindya)

Anggrek terkecil di dubia jadi bintang baru kawasan konservasi (04/11/2025) (Sumber: Dok.pribadi | Foto: Nazwa Revanindya)

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, yang terletak di kawasan Dago, Jl. Pakar Bar. Jl. Ir. H. Juanda No.99, Ciburial Kec. Cimenyan, Kabupaten Bandung, bukan hanya menjadi ruang hijau untuk wisata alam, tetapi juga pusat konservasi dan edukasi lingkungan.

Dalam kunjungan lapangan dan sesi wawancara dengan salah satu pengelola kawasan Tahura, terungkap sejumlah fakta menarik yang jarang dipublikasikan, seperti keberadaan batu bermotif batik alami, anggrek terkecil di dunia, hingga bunga bangkai yang hanya mekar dalam siklus tertentu di Tahura, pada Selasa (04/11/2025).

Menurut salah satu staff di ruang informasi yaitu Sonya Nurul Fathiya, Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Kec. Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat resmi dibuka untuk umum sejak tahun 1985 dan memiliki luas lebih dari 590 hektare. Kawasan ini merupakan perpaduan antara fungsi konservasi, penelitian, wisata, dan edukasi.

“Tahura bukan sekadar tempat rekreasi. Di sini, kami ingin masyarakat belajar langsung tentang keanekaragaman hayati dan pentingnya menjaga alam,” ujar salah satu staff saat ditemui di ruang informasi.

Salah satu hal yang membedakan Taman hutan raya dengan taman hutan lainnya adalah keberadaan objek wisata yang unik seperti batu batik dan flora langka yang masih terjaga keasliannya. Selain itu, terdapat jalur trekking panjang yang menghubungkan beberapa kawasan alam termasuk Curug Omas.

“Kami mengatur zonasi agar wisata, edukasi, dan konservasi berjalan seimbang. Ada area yang bisa dikunjungi bebas, dan ada yang hanya untuk penelitian,” jelas narasumber.

Kawasan ini ternyata menyimpan keunikan yang belum banyak diketahui publik. Salah satunya adalah batuan bermotif batik, yang terbentuk secara alami dari endapan mineral dan aliran air selama ratusan tahun. Motif pada batu ini menyerupai pola batik sehingga menjadi spot yang diminati pengunjung untuk dokumentasi edukasi dan fotografi.

Tidak hanya itu, di area konservasi flora, terdapat anggrek terkecil di dunia (Taeniophyllum SP) yang hanya berukuran beberapa milimeter. Tahura juga menjadi habitat bunga terkecil di dunia, serta bunga bangkai (Amorphophallus titanum) yang hanya mekar setiap tiga tahun sekali. Siklus mekarnya bunga bangkai bergantung pada kondisi iklim dan stabilitas tanah. Ketika mekar, aromanya sangat kuat dan biasanya langsung menarik perhatian peneliti.

Selain flora, fauna yang menghuni Tahura cukup beragam, mulai dari lutung, monyet ekor panjang, hingga burung endemik seperti elang Jawa. Keberadaan satwa liar ini menjadi indikator ekologis bahwa kawasan hutan masih dalam kondisi sehat dan stabil. Pengunjung bahkan dapat melihat langsung aktivitas satwa tanpa harus masuk terlalu jauh ke dalam hutan.

Tahura juga terus melakukan inovasi melalui sistem tiket digital, pemasangan kamera trap untuk pemantauan satwa, serta program reboisasi yang melibatkan masyarakat sekitar dan komunitas pecinta alam.

“Setiap langkah yang kami lakukan mengarah pada wisata berkelanjutan. Kami ingin wisatawan menikmati alam, tetapi tetap sadar akan peran mereka untuk menjaga kelestariannya,” tambah narasumber.

Baca Juga: Remaja dan Luka Sunyi Dunia Maya

Selain itu, terdapat jalur trekking menuju Curug Koleang, sebuah spot wisata yang sempat ditutup sementara karena kondisi akses yang tidak memungkinkan. Saat ini, pengelola sedang mengembangkan perbaikan akses sehingga ke depannya rute ini dapat dikunjungi kembali oleh wisatawan umum sebagai jalur edukasi konservasi.

Sebelum mengakhiri wawancara, pengelola menyampaikan harapannya untuk generasi muda agar lebih peduli pada keberlangsungan lingkungan.

“Kami berharap anak muda tidak hanya datang untuk foto, tetapi juga belajar dari alam dan ikut menjaga hutan. Pelestarian bukan tugas pengelola saja, tapi tanggung jawab bersama,” tutupnya. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Nazwa Revanindyaa
hi!
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 25 Des 2025, 20:41 WIB

Menunda Kepastian, Merawat Percakapan ala Richard Rorty

Richard Rorty menolak hasrat epistemologis, keinginan obsesi manusia dalam kepastian dan soloidaritas daripada objektivitas.
Richard Rorty menolak hasrat epistemologis, keinginan obsesi manusia dalam kepastian dan soloidaritas daripada objektivitas. (Sumber:Dokumentasi Penulis)
Mayantara 25 Des 2025, 17:35 WIB

Infinite Scrolling dan Hilangnya Fokus

Dalam beberapa tahun ini, mengakses media sosial menjadi ritual yang seolah tanpa batas.
Dalam beberapa tahun ini, mengakses media sosial menjadi ritual yang seolah tanpa batas. (Sumber: Pexels | Foto: Ron Lach)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 16:25 WIB

Gus Dur, Toleransi, dan Harmoni

Gus Dur hadir untuk memastikan martabat dan keutuhan negara tetap terpelihara dan terjaga. Perjuangannya dalam membela kemanusiaan, demokrasi, keadilan sosial, berbagai aspek kehidupan
"Dialog adalah budaya perdamaian" - Abdurrahman Wahid (Sumber: Instagram | Foto: @pamerandialogperadaban)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 15:13 WIB

Banjir namun Hidup Tetap Harus Berjalan

Banjir setinggi lutut kembali merendam Komplek Griya Bandung Asri 1, Bojongsoang, menghambat mobilitas warga.
Banjir terjadi di komplek Griya Bandung Asri 1 Bojongsoang. (05/12/2025) (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 14:47 WIB

Cidulang, Cekung seperti Dulang

Di Tatar Sunda, dulang itu berbentuk seperti tabung yang mengecil di bagian bawahnya.
Gambaran seorang perempuan sedang ngakeul nasi di dalam dulang. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Jelajah 25 Des 2025, 11:58 WIB

Hikayat Christmas Island, Pulau Kecil dengan Sejarah Besar di Samudra Hindia

Christmas Island menyimpan sejarah kolonial fosfat perang dunia dan migrasi lintas Asia yang membentuk identitas unik hingga kini.
Christmas Island. (Sumber: Flickr)
Beranda 25 Des 2025, 09:41 WIB

Di Sore yang Pelan, Ngafe Menjadi Ruang Rehat Warga Kota Bandung

Pada sore, ruang ini berfungsi sebagai tempat singgah yang lebih tenang, menjadi bagian dari gaya hidup warga kota dalam bekerja, beristirahat, dan mengatur ritme hidup di tengah kesibukan urban.
Coffee shop di Kota Bandung menjadi salah satu pilihan tempat untuk rehat dari rutinitas. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)
Beranda 25 Des 2025, 08:09 WIB

Panggung Tanpa Lampu Sorot, Cerita di Balik Suara Emas Penyanyi Jalanan Kota Bandung

Namun, rupiah yang mereka kumpulkan dengan cucuran keringat dari pagi hingga malam itu kerap harus dibayar dengan rasa waswas.
Penyanyi jalanan di perempatan Jalan Pahlawan, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Beranda 24 Des 2025, 20:45 WIB

Workshop Google AI Tools for Journalist di Bandung Bekali 28 Peserta Tingkatkan Kapasitas Media Lokal

Pelatihan intensif tersebut diikuti 28 peserta terpilih yang terdiri atas pengelola media lokal, jurnalis, serta konten kreator komunitas dari berbagai daerah.
Program Google AI Tools for Journalist yang digelar selama dua hari, 23–24 Desember 2025 di Kantor Ayo Media Network. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 17:03 WIB

Terminal Cicaheum Harus Siap Sambut Bus AKAP Double Decker

Banyaknya Bus AKAP Premium yang melirik kota Bandung sebagai trayek berpotensi tertinggi ketiga di Pulau Jawa, maka bersiap untuk banyaknya pemandangan bus Double-decker mewah melintas
Terparkir 3 Bus Gunung Harta Transport Solustions (GHTS) saat malam hari di garasi GHTS (19/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Dean Rahmani)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 16:40 WIB

Ujian Nyata Walikota Farhan: Normalisasi Sungai Cinambo atau Banjir Warisan?

Banjir Sungai Cinambo bukan sekadar dampak curah hujan, tetapi cerminan lemahnya tata kelola lingkungan Kota Bandung.
Kondisi Sungai Cinambo di Bandung Timur, yang dinilai mengalami pendangkalan dan penyempitan, menjadi bukti kegagalan tata kelola infrastruktur kota, (2 Desember 2025). (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Khansa Khairunsifa)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 15:41 WIB

Taman Lansia Bandung usai Revitalisasi: Antara Harapan Baru dan Beragam Tantangan di Lapangan

Taman Lansia Bandung hadir dengan wajah baru setelah revitalisasi, namun masih menghadapi berbagai tantangan dalam hal keamanan, fasilitas, dan pengelolaan untuk kenyamanan bersama.
Lampu taman malam hari yang menerangi jalur pejalan kaki menunjukkan suasana sepi setelah hujan mengguyur Taman Lansia pada Rabu, 3 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Hilyatul Auliya)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 15:07 WIB

Bandung Waras

Bandung harus punya otak yang waras dan hati yang peka.
Festival seni dan budaya bukan sekadar hiburan. Itu pengingat bahwa kota hidup dan waras. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 13:26 WIB

Mendidik dengan Ikhlas, Mengabdi dengan Cinta: Kisah di Balik Seragam Cokelat Herna Wati

Kisah ini mengambarkan Herna Wati yang menjadikan Pramuka sebagai ruang untuk belajar ikhlas, mandiri, dan tempatnya untuk mengabdi dengan penuh cinta.
Foto Herna Wati Pembina Pramuka MTs Baabussalaam Kota Bandung. (Foto: Lutfiah Nurrahma Faisal)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 12:23 WIB

Warisan Humanis Gus Dur bagi Bangsa yang Majemuk

Perjalanan panjang bangsa yang penuh warna dan dinamika, nama Gus Dur selalu hadir seperti lentera yang menerangi ruang-ruang gelap kemanusiaan.
Illustrasi Peringatan Haul 16 GUS DUR. (Sinan)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 09:57 WIB

Tahura Djuanda Hadirkan Wisata Edukasi Bernilai Konservasi: Batu Batik dan Flora Langka Jadi Daya Tarik Baru

Keunikan wisata Taman Hutan Raya Ir. Djuanda menjadi daya tarik.
Anggrek terkecil di dubia jadi bintang baru kawasan konservasi (04/11/2025) (Sumber: Dok.pribadi | Foto: Nazwa Revanindya)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 09:29 WIB

Remaja dan Luka Sunyi Dunia Maya

Opini ini mengajak pembaca menyelami sisi gelap dunia maya yang kian membelenggu remaja Indonesia.
Seorang remaja duduk terpukul di tengah serangan komentar kasar dan ejekan di media sosial. (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: jajang shofar)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 08:47 WIB

Masyarakat Bandung Sudah Bersahabat dengan Gelapnya Jalanan Kota Bandung

Masyarakat Bandung sudah pasrah dengan penerangan jalan yang tidak kunjung diperbaiki oleh Wali Kota Bandung.
Suasana jalanan daerah Tegallega di jam 21.00 WIB yang sudah tidak terlihat oleh pengendara, Jumat (28/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis Foto: Nadya Ulya Zagita)
Ayo Jelajah 23 Des 2025, 21:48 WIB

Sejak Kapan Pohon Cemara Digunakan jadi Hiasan Natal?

Tradisi pohon Natal berakar dari kebiasaan masyarakat Eropa kuno yang memuliakan tanaman hijau di tengah musim dingin, jauh sebelum Natal dirayakan secara modern.
Ilustrasi Pohon Cemara saat Natal.