Pengunjung Menurun Bikin Cuan Seret, Pedagang Teras Cihampelas Tagih Janji Revitalisasi bukan Cuma Wacana Saja

Gilang Fathu Romadhan
Ditulis oleh Gilang Fathu Romadhan diterbitkan Selasa 15 Jul 2025, 09:17 WIB
Kondisi terkini Teras Cihampelas. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

Kondisi terkini Teras Cihampelas. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

AYOBANDUNG.ID - Di depan sebuah toko, suara mesin jahit milik Otang masih berdengung pelan. Tangannya cekatan menjahit pakaian, meski pikirannya melayang ke masa silam, saat Cihampelas tak pernah sepi dari wisatawan. Dahulu, jalan ini selalu dipenuhi tawa, kamera, dan hiruk-pikuk tawar-menawar.

Otang, lelaki berusia 69 tahun yang sejak awal Reformasi sudah bertahan sebagai penjahit di sana, menyimpan semua kenangan itu dalam kepala yang masih jernih.

“Dulu mah penuh terus, susah nutup kios karena banyak pesanan,” ucapnya, Kamis, 10 Juli 2025.

Bukan tanpa alasan Cihampelas menjadi tujuan favorit para pelancong. Pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an, kawasan ini punya daya tarik unik: bangunan toko yang dihiasi tokoh fiksi superhero raksasa di bagian depannya. Mulai dari Superman, Batman, Spiderman, hingga Rambo, semua menjadi ikon yang memikat mata.

Sebagian besar toko di Cihampelas menjajakan produk fesyen seperti celana jins, kemeja, dan berbagai jenis pakaian lain. Kualitasnya dikenal bagus—stylish dan tahan lama. Otang masih ingat betul, saat akhir pekan, kawasan ini padat oleh pengunjung. Ia berkata, kala itu bukan toko yang menunggu pembeli, tapi pembeli yang menanti toko buka. “Kalau sekarang mah, ah, lesu,” keluhnya.

Masa kejayaan Cihampelas turut dirasakan langsung oleh Otang. Ia pernah menerima hingga 100 pesanan dalam sehari. Keuntungan yang ia peroleh kala itu bisa mencapai Rp100 ribu, jumlah yang cukup besar pada masanya.

Ia menyebut wisatawan mancanegara sering berlalu-lalang, bersaing dengan wisatawan lokal, terutama yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Tak heran jika setiap akhir pekan Jalan Cihampelas selalu macet dan sesak oleh pengunjung.

Namun kondisi ramai itu tidak pernah ia keluhkan. Justru ia rindu masa-masa ketika geliat ekonomi terasa hidup. Kini, meski jalanan ramai kendaraan, denyut ekonominya terasa lesu.

Otang mengaku tidak tahu pasti kapan dan mengapa Cihampelas mulai kehilangan pamor. Namun, menurut pengamatannya, hal itu mulai terasa sejak proyek skywalk bernama Teras Cihampelas mulai dibangun. Pada masa awal wacana proyek, pemerintah dan para pedagang sempat bersitegang karena kekhawatiran akan kehilangan pelanggan.

Di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, Pemkot Bandung menyediakan kios-kios khusus untuk PKL di atas Teras Cihampelas. Proyek tahap pertama menghabiskan dana Rp48 miliar dan ditargetkan rampung pada 2016.

“Pas dibangun juga tetap sepi, karena kan ada proyek. Jadi yang mau belanja susah datang,” kenangnya.

Penyelesaian proyek pun molor satu tahun dari target. Meski begitu, warga Bandung tetap menyambut antusias. Otang termasuk yang antusias. Ayah enam anak itu bahkan takkan lupa momen saat bisa bertemu Presiden RI ke-7 Joko Widodo ketika Teras Cihampelas diresmikan.

Suasana sepi Teras Cihampelas di Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Kamis 11 Januari 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Ahmad Nazar)
Suasana sepi Teras Cihampelas di Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Kamis 11 Januari 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Ahmad Nazar)

Sayangnya, masa gemilang itu tak bertahan lama. Menjelang akhir 2019, pandemi Covid-19 mulai merebak. Masyarakat panik, pemerintah bertindak, namun vaksin belum tersedia. PPKM pun diterapkan. Ekonomi jatuh drastis. UMKM terpukul. Wisata dibatasi, termasuk kunjungan ke Teras Cihampelas.

“Waktu Covid mulai sepi karena ada pembatasan dari pemerintah. Covid-nya hilang, tapi pengunjung juga hilang,” katanya.

Sejak 2022 hingga kini, Cihampelas tak lagi seramai dulu. Wisatawan memang masih datang, tapi jumlahnya jauh menurun. Sekarang, kata Otang, orang lebih banyak ke Cihampelas Walk atau hanya mampir ke toko oleh-oleh. Sebagian besar hanya singgah, beli jajanan khas Bandung, lalu pulang.

“Waktu sepi, tempat ini malah dipakai anak-anak nakal. Main semalaman di sini, pacaran, minum miras,” ceritanya.

Belakangan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan pembongkaran Teras Cihampelas dan pelepasan aset karena dianggap mempersempit trotoar dan menghalangi pertumbuhan pohon. Namun, Wali Kota Bandung saat ini, Muhammad Farhan, tak langsung menyetujui. Ia memilih mengkaji bersama instansi dan DPRD Kota Bandung.

Farhan akhirnya menolak usulan itu. Ia berkomitmen untuk merenovasi Teras Cihampelas agar tetap bermanfaat. “Wacana pembongkaran memang ada sejak saya dilantik. Tapi saya tidak bisa asal putuskan. Setelah dilakukan appraisal, nilai Teras Cihampelas saat ini mencapai Rp80 miliar,” katanya, Selasa, 8 Juli 2025.

Sebagai warga, Otang juga punya pandangan. Ia mendukung apapun langkah pemerintah, selama hasilnya positif bagi masyarakat, terutama pedagang kecil. “Kalau memang nggak dirawat, mah setuju dibongkar,” ujarnya tegas.

Respon Pedagang

Aan Suherman (53) tak bisa menyembunyikan kegelisahannya soal rencana pembongkaran Teras Cihampelas. Setiap hari berjualan di sana, ia khawatir jika harus pindah lokasi karena pelanggan bisa hilang. Meski pemerintah menjanjikan relokasi, ia tak yakin hasilnya sebanding.

“Omzet bakal menurun. Soalnya pelanggan sudah tahu saya di sini. Banyak yang langganan dari Ciwalk,” katanya, Selasa, 8 Juli 2025.

Dari jam 11.00 hingga 18.00 WIB, Aan masih bisa meraup pendapatan Rp800 ribu hingga Rp1 juta per hari. Jauh menurun dibanding tahun 2017 saat Teras Cihampelas baru diresmikan. Kala itu, penghasilannya bisa tembus Rp2 hingga Rp3 juta per hari.

“Sekarang mah paling sedikit Rp800 ribu, paling besar Rp1 juta. Kalau dulu hampir Rp2 sampai Rp3 juta,” akunya.

Menurut Aan, solusi terbaik adalah penataan ulang kawasan, bukan pembongkaran. Ia yakin, jika difasilitasi dan ditata dengan baik, pengunjung akan kembali datang.

“Mending juga ditata kembali, diperbaiki lagi. Biar pengunjung pada datang,” ucapnya.

Aan Suherman seorang pedagang di Teras Cihampelas. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Aan Suherman seorang pedagang di Teras Cihampelas. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Harapan serupa disampaikan Supadi (60), pedagang kopi dan mi kocok. Meski pendapatannya kecil, ia tetap bertahan. Ia tak keberatan jika kawasan dibongkar, asal tempat relokasi tetap strategis.

“Kalau dikasih tempat baru, kira-kira bisa rame seperti dulu, atau tetap begini-begini aja?” tanyanya.

Ia sadar betul akan komitmen awal saat mulai berdagang di sana. “Kita dulu memang sudah tanda tangan, kalau sewaktu-waktu tempat ini dipakai pemerintah, enggak boleh menuntut. Enggak akan ada ganti rugi. Enggak apa-apa,” ujarnya.

Potret Proyek Tak Belum Terasa Manfaatnya

Teras Cihampelas jadi satu dari banyak proyek pemerintah yang dinilai belum membawa manfaat signifikan bagi masyarakat. Selain itu, masih ada beberapa proyek lain yang menuai kritik serupa.

Kolam Retensi Gedebage adalah salah satunya. Dibangun untuk mengurangi banjir di kawasan Jalan Soekarno-Hatta, kolam ini menampung 7.515 meter kubik air. Namun banjir masih sering terjadi. Kapasitas kolam dinilai belum sebanding dengan volume genangan air yang datang dari hulu.

Kepala DSDABM Kota Bandung, Didi Ruswandi, menyebut masih ada sekitar 16.000 meter kubik genangan yang belum bisa diatasi. Sebagai solusinya, Pemkot membangun kolam retensi tambahan di Ciporeat, Ujungberung.

Selain itu, proyek ducting kabel bawah tanah juga jadi sorotan. Dilakukan bersama PT Bandung Infra Investama, proyek ini dikerjakan di 143 ruas jalan protokol. Namun warga mengeluhkan bekas galian yang tidak rata dengan permukaan jalan, hingga memicu kecelakaan, seperti yang terjadi di Jalan Tamansari pada Desember 2024 lalu.

Tak kalah jadi perhatian adalah proyek Flyover Nurtanio yang hingga kini mangkrak. Pembangunan yang dimulai awal 2024 itu seharusnya selesai akhir tahun, lalu mundur ke Mei 2025, tapi belum juga rampung. Jalan di sekitar proyek rusak, berlubang, dan macet parah, membuat warga geram.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyatakan banyak warga yang mulai mempertanyakan kelanjutan proyek tersebut. Ia berencana menemui pemerintah pusat untuk meminta kejelasan.

Alih-alih memberi manfaat luas, sejumlah proyek pemerintah justru menyisakan kekecewaan bagi warga. Janji peningkatan ekonomi tak kunjung terwujud. Yang tersisa hanyalah fasilitas setengah jadi dan pedagang kecil yang terus bertahan di tengah ketidakpastian. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 16 Jul 2025, 18:44 WIB

“Indonesia Surganya Herbal”: Gerakan Nabawi Health Merawat Perempuan Lewat Warisan Tanaman Obat

Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya.
Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 16 Jul 2025, 18:20 WIB

Kisah Kapal Laut Cimahi yang Hilang di Kabut Kalimantan, Diterkam Laut China Selatan

Kapal Tjimahi (Cimahi) sempat hilang akibat kabut Kalimantan dan akhirnya tenggelam di Kepulauan Paracel pada 1915. Kisah sejarah kapal kolonial yang lenyap di Laut China Selatan.
Kapal Tjimahi (Cimahi). (Sumber: Stichting Maritiem Historische Data)
Ayo Netizen 16 Jul 2025, 17:24 WIB

Arti di Balik Gerakan Anak Koci: Tarian Pacu Jalur yang Viral hingga Mancanegara

Pacu Jalur adalah lomba mendayung perahu besar (disebut jalur) yang sudah eksis sejak abad ke-17.
Tarian Anak Koci dalam pacu jalur bukan sekadar pertunjukan visual. Ia adalah ritual penuh makna. (Sumber: mediacenter.riau.go.id)
Beranda 16 Jul 2025, 15:12 WIB

Rombel Sekolah Negeri Diperbesar, Sekolah Swasta Kecil di Bandung Barat Semakin Terpojok dan Terancam Gulung Tikar

Jika tidak ada perubahan kebijakan yang berpihak pada keadilan, banyak sekolah swasta di daerah seperti Bandung Barat hanya tinggal menunggu waktu untuk gulung tikar.
SMA Mekarwangi Lembang yang memiliki akreditasi A hanya menerima 10 calon siswa yang mendaftar pada 11 Juli 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 14:41 WIB

Bisnis Tak Lagi Sekadar Profit, Kolaborasi Amble dan Wallts sebagai Gerakan Sosial Baru

Amble dan Wallts Wallet, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas produk bisa menjadi strategi yang tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara sosial.
Amble dan Wallts Wallet, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas produk bisa menjadi strategi yang tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara sosial.
Ayo Biz 16 Jul 2025, 14:39 WIB

Mengenal Kerupuk Edun, Camilan Legendaris yang Selalu Laris

Di balik gurih dan pedasnya camilan Kerupuk Edun yang kerap terlihat di warung-warung, terdapat kisah perjuangan panjang dari sebuah pabrik rumahan. Cucu Kholid, sang pendiri, memulai usaha ini bersam
Kerupuk Edun M Cucu (Foto: Ist)
Ayo Jelajah 16 Jul 2025, 13:40 WIB

Kala Rancaekek Diamuk Tornado Pertama di Indonesia

Fenomena angin puting beliung di Rancaekek disebut tornado pertama di Indonesia. BRIN dan ITB beda pendapat soal istilah dan sejarahnya.
Tornado Rancaekek yang dilaporkan terlihat dari Jatinangor. (Sumber: Twitter @be4utiful0nes)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 12:08 WIB

Cerita D'Pikat Jadi Cemilan Kekinian Favorit Warga Banjaran

Dera Nurwidia Sari tidak pernah menyangka bahwa hobi memasak akan membuka jalan menuju dunia bisnis. Perempuan asal Banjaran ini memulai kariernya sebagai SPG dan admin kantor.
D'Pikat cemilan kekinian yang jadi favorit warga Banjaran. (Foto: Rizma Riyandi)
Mayantara 16 Jul 2025, 11:23 WIB

Domestikasi Teknologi: Kita yang Menjinakkan atau Kita yang Dijinakkan?

Konsep domestikasi teknologi menggambarkan bagaimana teknologi, yang pada awalnya bersifat asing, teknis, dan netral, berubah menjadi sesuatu yang dekat, akrab, dan tak terpisahkan dari kehidupan.
Konsep domestikasi teknologi membantu kita melihat bahwa hubungan manusia dan teknologi jauh lebih rumit. (Sumber: Pexels/Ila Bappa Ibrahim)
Ayo Netizen 16 Jul 2025, 09:05 WIB

Teknik Komunikasi Kuasa Berulang Gibran: Hilirasasi Menyan

Tak cukup sekali, Wapres RI Gibran Rakabuming Putra munculkan konsep hilirasasi menyan.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming. (Sumber: Dok. Kemenpora)
Beranda 16 Jul 2025, 08:41 WIB

Kebijakan Dedi Mulyadi Bikin Sekolah Swasta di Kabupaten Bandung Sekarat, DPRD: Ini Penggerusan Mutu Pendidikan!

Lebih menyedihkan, lanjut Wahid, banyak sekolah swasta harus menggratiskan biaya pendidikan agar tetap bisa menarik pendaftar.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Netizen 15 Jul 2025, 18:26 WIB

Reformasi Trayek Angkot Bandung

Reformasi trayek angkot bukan hanya soal mengganti rute atau mengecat ulang kendaraan. Ia menyentuh pula aspek sosial, ekonomi, bahkan politik lokal.
Angkot di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 17:10 WIB

Kisah Ketahanan dan Inovasi, Transformasi Elzatta Menuju Brand Berkelanjutan

Dari scarf ke strategi, dari lokal ke arah global, Elzatta membuktikan bahwa ketahanan dan inovasi produk adalah fondasi brand fashion muslim yang berkelanjutan.
Elzatta, brand lokal yang sudah berdiri belasan tahun dan kini memasuki fase transformasi kreatif yang matang. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Jul 2025, 17:02 WIB

Pemilu Dipisah Siapa Pegang Kendali Daerah, Perpanjangan Jabatan atau Diganti Penjabat?

Putusan MK 135/PUU-XXII/2024 pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah mulai 2029. Ini picu masa transisi kepemimpinan lokal yang krusial.
Putusan MK 135/PUU-XXII/2024 pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah mulai 2029. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 15 Jul 2025, 16:04 WIB

Kisah Kopi Kapal Selam Bandung, Warisan Tua yang Tak Pernah Tenggelam

Kisah Kopi Kapal Selam Bandung, salah satu merek kopi tertua yang lahir saat Perang Dunia II dan tetap bertahan lewat rasa dan konsistensi.
Kopi Kapal Selam Bandung. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 15:00 WIB

Mie Kocok BPJS, Tempat Makan Siang yang Selalu Berhasil Menggoyang Lidah

Di tengah hiruk-pikuk wisata kuliner Kota Bandung, terselip satu penjaja mie kocok sederhana yang menawarkan pengalaman makan yang tak terlupakan. Lokasinya cukup tersembunyi, namun justru itulah yang
Mie Kocok BPJS (Foto: Ist)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 13:51 WIB

Filosofi Fesyen dari Lavaluc: Menjahit Keberuntungan dalam Setiap Lapis Gaya

Lavaluc hadir bukan sekadar brand lokal, tapi sebuah pernyataan gaya yang memadukan kenyamanan, filosofi, dan cita rasa elegan bagi perempuan.
Lavaluc hadir bukan sekadar brand lokal, tapi sebuah pernyataan gaya yang memadukan kenyamanan, filosofi, dan cita rasa elegan bagi perempuan. (Sumber: Lavaluc)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 13:10 WIB

Kopi Ruang Diskusi: Roastery Lokal dengan Cita Rasa Premium

Kopi Ruang Diskusi adalah nama yang akrab di telinga para pecinta kopi di Soreang dan sekitarnya. Di balik kesuksesannya, terdapat perjalanan panjang dari sang pemilik, Asep Andi.
Asep Andi, Owner Ruang Diskusi Kopi (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 15 Jul 2025, 11:57 WIB

Jejak Samar Sejarah Pecinan Bandung, dari Chineesche Kamp ke Ruko Klasik Pasar Baru

Jejak sejarah pecinan Bandung, dari Chineesche kamp era Daendels hingga deretan ruko klasik yang membentuk denyut kota masa lampau.
Suasana Chineesche Kamp Bandung zaman Belanda tahun 1900-an. (Sumber: Leiden University Libraries Digital Collections)
Ayo Netizen 15 Jul 2025, 11:20 WIB

Guru Hebat, Suasana Hangat 

Guru hebat adalah guru yang dicintai para siswanya. Ya guru yang akrab, bisa dekat, menyenangkan, dan tetap menginspirasi.
Sejumlah siswa baru mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)