AYOBANDUNG.ID -- Di sudut timur Kota Bandung, berdiri sebuah pasar yang telah menjadi magnet bagi pemburu item fashion murah meriah, yaitu Pasar Cimol Gedebage.
Terletak di area Pasar Induk Gedebage, kawasan ini telah banyak bertransformasi, dari lapak emperan hingga menjadi pusat perniagaan pakaian bekas yang tertata rapi dan dikenal luas oleh masyarakat.
Meski kini berjaya di Gedebage, istilah 'Cimol' sejatinya berakar dari kawasan Cibadak, tempat para pedagang awalnya menjajakan dagangan sejak pertengahan 1990-an.
Istilah 'Cimol' bukanlah singkatan dari makanan atau pusat perbelanjaan modern, melainkan kependekan dari Cibadak Mall, nama informal yang mencerminkan geliat perdagangan barang bekas di kawasan tersebut.
Namun seiring waktu, tingginya volume perdagangan menyebabkan kemacetan dan kekumuhan di sekitar Jalan Cibadak.
Pemerintah Kota Bandung akhirnya merelokasi para pedagang ke lahan seluas 14 hektare di kawasan Gedebage pada awal 2000-an. Begitulah awal mula berdirinya Pasar Cimol Gedebage yang kita kenal hari ini.
Transformasi Wajah Pasar, Dari Kumuh Jadi Tertata
Pasar Cimol Gedebage diresmikan pada tahun 2004 oleh Wali Kota Bandung saat itu, Dada Rosada.
Awalnya, pedagang kembali berjualan dengan sistem lapak terbuka di tanah kosong. Namun seiring waktu, terjadi modernisasi pasar, kios permanen mulai dibangun, tata letak diatur lebih baik, dan fasilitas diperbaiki secara bertahap.
Perubahan ini makin jelas setelah kebakaran hebat meratakan kawasan lama. Dari puing-puing tersebut, lahirlah pasar baru yang lebih modern, menyerupai deretan gudang tertata rapi.
Saat ini lebih dari 2.000 kios berdiri menjajakan beragam produk—dari baju bekas branded, jaket vintage, hingga sepatu ekspor sisa produksi pabrik.

Popularitas Pasar Cimol tidak hanya datang dari harga miring. Keunikan model, variasi pilihan, dan peluang berbisnis membuat pasar ini jadi langganan para pecinta fashion, terutama anak muda.
Tak sedikit pengunjung yang membeli pakaian untuk dijual kembali secara online. Iwan (50), salah satu pedagang senior, mengaku telah berjualan di Cimol selama lebih dari 15 tahun.
"Dulu mah sampai punya asisten, saking ramainya. Sebelum toko buka, udah ada yang nunggu di depan," ujarnya sambil mengenang masa keemasan pasar pada 2009–2013.
Namun kejayaan itu sempat terhenti saat pandemi COVID-19 melanda negeri.
Terimbas Pandemi dan Bangkit Perlahan
Seperti banyak sektor lain, pasar Cimol turut terdampak pembatasan aktivitas selama masa Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Selama berbulan-bulan, kios tutup, stok menumpuk, dan penghasilan pedagang pun nyaris nihil.
"Saya sempat tutup empat bulan, gara-gara PPKM dan sakit juga. Tapi sekarang alhamdulillah udah bisa jualan lagi," tutur Iwan dengan tawa ringan.
Meski kini jumlah pengunjung belum sepenuhnya pulih, geliat pasar mulai terasa. Beberapa pengunjung bahkan sudah kembali rutin berburu barang incaran mereka.
Salah satunya Dikha (22), yang mengaku sering datang ke Cimol karena pakaian di sini unik dan tidak pasaran.
"Aku suka model-modelnya beda, harganya juga bisa ditawar. Pasar ini jadi sumber inspirasi gaya juga," katanya sambil memilih celana jeans yang menurutnya cocok.
Kini, Pasar Cimol Gedebage tak hanya jadi tempat mencari pakaian murah, tapi juga menjadi destinasi belanja di Bandung. Bagi Anda yang belum pernah ke sana, mungkin sekarang waktunya merasakan atmosfer khas Pasar Cimol, tempat berburu fashion sekaligus merayakan sejarah lokal.

Informasi Umum Pasar Cimol Gedebage
Alamat: Jalan Soekarno Hatta, Mekar Mulya, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Jawa Barat.
Jam Operasional: 06.00 - 18.00 WIB
Komoditas yang diperjualbelikan: Item Fashion, Barang sisa ekspor
Daya Tarik: Harga murah dan jadi pusat Thrifting di Bandung