Kreuz: Sepeda Lipat Kebanggaan Warga Bandung yang Dicintai Rakyat

Rizma Riyandi
Ditulis oleh Rizma Riyandi diterbitkan Jumat 20 Jun 2025, 11:38 WIB
Kreuz, sepeda lipat asal Bandung. (Foto: Dok Kreuz)

Kreuz, sepeda lipat asal Bandung. (Foto: Dok Kreuz)

AYOBANDUNG.ID -- Dari sebuah bengkel sederhana di kawasan Cikutra, lahirlah brand sepeda lipat yang jadi kebanggaan Kota Bandung, Kreuz.

Dua penggagasnya, Yudi Yudiantara (50) dan Jujun Junaedi (37), berhasil menjadikan Kreuz sebagai simbol kebangkitan industri sepeda lokal di tengah dominasi merek luar negeri.

Kisah Kreuz cukup unik, usaha ini bermula dari tas sepeda (pannier) yang mereka produksi untuk kebutuhan touring. Nama 'Kreuz' sendiri awalnya melekat pada lini pannier lokal buatan mereka yang sering dijajakan di ajang-ajang komunitas sepeda.

Namun cerita berubah pada akhir 2019. Saat mengikuti Indonesia Cycling Festival di Jakarta, Yudi melihat dominasi sepeda merek Brompton di kalangan pesepeda urban.

Kondisi tersebut memantik ide untuk menciptakan sepeda lipat lokal yang mampu bersaing dengan merk luar. Dimana desain dan kualitasnya juga bagus namun harga jauh lebih terjangkau.

Berbekal keterampilan teknis, Yudi dan Jujun mulai merancang prototipe sepeda lipat yang desainnya terinspirasi dari Brompton. Namun Kreuz dirancang ulang agar lebih kompatibel dengan kontur jalanan Indonesia yang lebih menantang.

Desain frame dibuat lebih ramping dan fleksibel. Beberapa komponen penting seperti headset dan bushing pun menggunakan spesifikasi yang berbeda, mengadopsi ukuran oversized ala MTB untuk menambah kekuatan dan kenyamanan.

Prototipe pertama lalu diperkenalkan ke komunitas pesepeda di Solo. Responsnya pun luar biasa. Antusiasme masyarakat membuat Yudi membuka pemesanan terbatas lewat lelang di Facebook. Dalam waktu kurang dari satu jam, 10 unit langsung terjual.

Keunggulan Kreuz adalah komitmennya untuk menggunakan sebanyak mungkin komponen buatan lokal. Sekitar 70 persen dari total 30 komponen yang dibutuhkan untuk merakit satu unit Kreuz dibuat oleh UMKM di Bandung.

Setidaknya 34 UMKM dilibatkan secara aktif dalam rantai produksi Kreuz—mulai dari pembuatan frame, pengelasan, pengecatan, hingga finishing.

Menurut Yudi, bisnis bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga peluang untuk membuka lapangan kerja dan menghidupkan ekonomi sekitar.

"Prinsip kami sejak awal adalah membangun usaha yang bisa melibatkan banyak orang. Ketika kita membuka pintu rezeki bagi orang lain, rezeki kita juga akan mengalir," ujar Yudi.

Pemikirannya pun terbukti tepat. Ketika pandemi menjadi hambatan bagi UMKM, Kreuz justru menjadi penggerak baru. Permintaan yang membludak saat pandemi membuat banyak pelaku industri rumahan kembali bangkit.

Sepeda lipat Kreuz (Foto: Dok Kreuz)
Sepeda lipat Kreuz (Foto: Dok Kreuz)

Meski handmade dan menggunakan banyak komponen lokal, Kreuz tidak kalah dalam hal kualitas.

Sepeda ini dibanderol dengan harga yang kompetitif, mulai dari Rp3,5 juta untuk frame set dan sekitar Rp7 juta untuk satu unit utuh siap pakai. Harga ini jauh lebih terjangkau dibandingkan sepeda pabrikan luar negeri.

Tak heran, Kreuz kini menjadi alternatif kuat di pasar sepeda lipat nasional. Dalam waktu singkat, pemesanannya mengular hingga lebih dari satu tahun. Di masa awal pandemi saja, daftar tunggu Kreuz sampai pada periode September 2021.

Berbeda dengan sepeda luar yang didesain untuk jalanan kota-kota Eropa yang mulus, Kreuz disesuaikan dengan medan di Indonesia. Inilah yang membuatnya lebih relevan dan nyaman digunakan masyarakat.

Kreuz juga menyediakan layanan garansi purna jual serta fleksibilitas dalam pemilihan sparepart. Layanan after service ini menjadikannya sebagai produk yang tidak hanya berkualitas, tapi juga berorientasi pada kebutuhan konsumen.

Informasi Umum Kreuz

Alamat: Jl. Rereng Adumanis No.47, Sukaluyu, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat 40123

Instagram: Kreuzbikeid

Shopee: https://shopee.co.id/kreuzbikeid

Tokopedia: https://www.tokopedia.com/find/sepeda-kreuz

WhatsApp: +62 819-1500-2786

Facebook: Kreuzbikeid

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:27 WIB

Melihat Tuturan 'Arogan' dari Kacamata Linguistik

Esai ini membedah percakapan anggota DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, dengan peserta pada suatu forum SPPG di Bandung.
Jikapun ada masyarakat yang bersikap arogan pada pemerintah atau pejabat lantas memangnya kenapa? (Sumber: Ilustrasi oleh ChatGPT)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:02 WIB

Mewujudkan Kota Bandung yang Ramah bagi Wisata Pedestrian

Trotoar-trotoar yang seharusnya diperuntukkan bagi pedestrian beralih fungsi menjadi tempat parkir kendaraan, khususnya roda dua.
Pengerjaan revitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Lombok Kota Bandung pada Jumat, 26 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:43 WIB

Sanghyang Kenit: Surga Wisata Alam Bandung Barat, Tawarkan Banyak Wahana dalam Satu Destinasi

Salah satu destinasi yang semakin populer adalah Sanghyang Kenit, sebuah kawasan wisata alam yang terletak di Cisameng, Kecamatan Cipatat.
tebing batu unik di Sanghyang Kenit yang dialiri arus sungai deras, menciptakan pemandangan alam yang khas dan menarik perhatian pengunjung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Nada Ratu Nazzala)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)