Sejarah Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, Wariskan Beban Gunungan Utang ke China

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Minggu 05 Okt 2025, 08:05 WIB
Proses pembangunan jalur Kereta Cepat Whoosh yang juga berdampak terhadap sejumlah lahan warga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)

Proses pembangunan jalur Kereta Cepat Whoosh yang juga berdampak terhadap sejumlah lahan warga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)

AYOBANDUNG.ID - Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung yang kini populer dengan nama Whoosh, bukan sekadar soal jalur rel baru. Ia adalah kisah panjang modernisasi Indonesia, penuh tarik-menarik kepentingan geopolitik Asia, dan drama persaingan teknologi Jepang versus Tiongkok.

Jalur sepanjang 142,3 kilometer ini tercatat sebagai kereta cepat pertama di Asia Tenggara. Dengan kecepatan maksimal 350 km/jam, perjalanan Jakarta–Bandung yang biasanya memakan waktu tiga jam bisa dipangkas menjadi sekitar 40 menit. Namun, sebelum sampai ke tahap operasional, sejarahnya penuh lika-liku: dimulai dari wacana di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga keputusan mengejutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membuat Jepang merasa “ditikung” oleh Tiongkok.

Sejak zaman kolonial Belanda, jalur kereta Jakarta–Bandung sudah vital. Staatsspoorwegen membuka rel sepanjang 173 kilometer pada 1884. Waktu tempuh saat itu berkisar 3–4 jam, dan jalur ini jadi urat nadi ekonomi Priangan.

Baca Juga: Jejak Peninggalan Sejarah Freemason di Bandung, dari Kampus ITB hingga Loji Sint Jan

Tapi, memasuki awal 2000-an, masalah transportasi kian menumpuk. Penduduk Jakarta mendekati 10 juta jiwa, sementara Bandung mencapai 2,5 juta. Jalan tol Cipularang yang diresmikan pada 2005 justru ikut macet, terutama saat akhir pekan dan musim liburan. Kerugian ekonomi akibat kemacetan ditaksir mencapai triliunan rupiah tiap tahun.

Inspirasi datang dari luar negeri. Jepang sudah lebih dulu memamerkan Shinkansen sejak 1964, sementara Eropa punya TGV (Prancis) dan ICE (Jerman). Pemerintah Indonesia mulai serius memikirkan kereta cepat pada 2008. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk studi kelayakan.

Rencana awal sebenarnya lebih ambisius: jalur Jakarta–Surabaya sepanjang 700 kilometer lebih. Tetapi, segmen Jakarta–Bandung dianggap prioritas karena jarak relatif pendek sekaligus strategis sebagai pusat ekonomi.

Studi JICA melibatkan Japan Railway Technical Service (JARTS) dan Yachiyo Engineering. Mereka menggarap analisis rute, geologi, pajak, hingga potensi jumlah penumpang. Laporan awal 2008 merekomendasikan kecepatan 210 km/jam, yang direvisi menjadi 300 km/jam dalam studi 2015. Estimasi biaya mencapai Rp58,1 triliun dengan skema public-private partnership.

JICA juga mengusulkan stasiun modern di Halim dan Tegalluar, lengkap dengan kawasan bisnis seperti model Shinkansen di Jepang. Presiden SBY memasukkan proyek ini dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011–2025. Jepang pun semakin intens melobi.

Tetapi, anggaran negara ketika itu tersedot subsidi BBM ratusan triliun rupiah. Kritik publik soal kelayakan finansial dan isu lingkungan bermunculan. Menjelang akhir masa jabatan SBY, proyek ini tidak kunjung dieksekusi. Fokus pemerintah lebih banyak bergeser ke MRT Jakarta dan persiapan Pemilu 2014.

Ketika Jokowi berkuasa pada 2014, proyek kereta cepat kembali hidup. Jokowi tampil sebagai “Presiden Infrastruktur”, mendorong pembangunan tol, pelabuhan, hingga bandara. Jepang merasa di atas angin karena sudah menggarap studi enam tahun lebih, lengkap dengan detail teknis dan reputasi Shinkansen.

Tapi, ada syarat yang membuat Indonesia keberatan. Jepang meminta jaminan pemerintah atas proyek, sehingga risiko ditanggung negara.

Baca Juga: Sejarah Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dari Zaman SBY Sampai Bikin Jepang Kecele

Di titik itulah Tiongkok masuk dengan tawaran agresif. Pada 2015, Beijing mengajukan proposal senilai 5,5 miliar dolar AS, lebih murah dari Jepang (6,2 miliar dolar AS). China Development Bank bahkan siap memberi pinjaman jangka panjang tanpa jaminan pemerintah Indonesia. Mereka juga menjanjikan konstruksi lebih cepat, teknologi mutakhir, serta transfer pengetahuan.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh). (Sumber: KCIC)
Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh). (Sumber: KCIC)

Persaingan berubah menjadi drama diplomasi. Jepang yang menganggap Indonesia sebagai mitra strategis merasa dikhianati. Media Jepang menulis kata “betrayal”. PM Shinzo Abe bahkan menyampaikan kekecewaan secara terbuka. Ironisnya, proposal Tiongkok ikut mengacu pada detail studi JICA.

Pada 16 Oktober 2015, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi dibentuk. Konsorsium BUMN Indonesia—PT KAI, Wijaya Karya, Jasa Marga, dan PTPN VIII—bergabung dengan China Railway International Co. Ltd. Tiga bulan kemudian, pada 21 Januari 2016, Presiden Jokowi melakukan groundbreaking di Cikalong Wetan, Bandung Barat.

Walau telah diresmikan, pembangunan proyek ini tidak berjalan mulus karena menghadapi berbagai hambatan. Proses akuisisi lahan menimbulkan konflik kompensasi, terutama di wilayah Halim, Karawang, dan Tegalluar, di mana banyak warga menolak atau menuntut harga lebih tinggi sehingga izin konstruksi penuh di sejumlah titik menjadi tertunda. Selain itu, tantangan teknis dan lingkungan juga turut memperumit, mengingat trase kereta harus menembus pegunungan Priangan yang memaksa pembangunan terowongan dan viaduk panjang, sekaligus menghadapi risiko longsor, masalah drainase, dan stabilitas geologi.

Baca Juga: Bandung Teknopolis di Gedebage, Proyek Gagal yang Tinggal Sejarah

Hambatan lain muncul saat pandemi Covid-19 melanda pada 2020, yang menyebabkan gangguan rantai pasokan global, keterbatasan tenaga kerja, hingga keterlambatan jadwal konstruksi, sehingga uji coba yang seharusnya dilakukan lebih awal pun ikut tertunda.

Pembengkakan Biaya dan Utang

Ketika diumumkan pada 2015, biaya proyek diperkirakan $5,13 miliar atau Rp76,9 triliun. Angka itu lebih murah dari penawaran Jepang. Namun, biaya awal disepakati naik menjadi $6,07 miliar (Rp91,5 triliun). Dalam perjalanannya, angka terus membengkak hingga $7,2 miliar atau sekitar Rp108 triliun.

Kenaikan biaya disebabkan faktor teknis, pembebasan lahan, serta penundaan akibat pandemi. Skema pendanaan pun direvisi, dengan tambahan pinjaman dari China Development Bank.

Saat memasuki 2022–2023, rangkaian kereta cepat buatan CRRC Qingdao Sifang (KCIC400AF) mulai tiba di Indonesia. Uji coba dilakukan bertahap: dari statis, dinamis, hingga peningkatan kecepatan. Pada fase tertentu, kereta bahkan mencatat kecepatan uji 385 km/jam.

Proyek ini menjadi panggung diplomasi. Pejabat tinggi Tiongkok dan Indonesia ikut menyaksikan uji coba. Media internasional menyorotnya sebagai bukti kebangkitan teknologi Tiongkok di Asia Tenggara.

Pada 2 Oktober 2023, akhirnya Presiden Joko Widodo meresmikan operasi komersial Kereta Cepat Whoosh. Indonesia resmi punya jalur HSR pertama di Asia Tenggara. Perjalanan Jakarta–Bandung kini hanya 40–45 menit, jauh lebih cepat dibanding kereta konvensional maupun mobil pribadi.

Saat pertama kali dibuka, antusiasme publik cukup besar. Tercatat ada 1 juta penumpang hingga 25 Desember 2023 sejak operasional 17 Oktober 2023. Pada 2024 jumlahnya melonjak menjadi 6,06 juta penumpang. Hingga akhir Juni 2025, total 2,9 juta penumpang tercatat. Akumulasi hingga akhir Juli 2025 mencapai lebih dari 10 juta penumpang.

Saat ini, KCIC mengoperasikan 62 perjalanan Whoosh per hari, dengan headway 30 menit untuk rute utama Halim–Padalarang–Tegalluar–Summarecon, dan 60 menit untuk rute berhenti di Stasiun Karawang. Satu rangkaian Whoosh berkapasitas 601 penumpang, dengan tiga kelas layanan: first class, business class, dan premium economy.

Baca Juga: Sejarah Kegagalan Program Pembersihan Sungai Citarum, dari Orde Baru sampai Era Jokowi

Tarif dinamis diterapkan mulai dari Rp225 ribu untuk rute Jakarta–Bandung. Namun, pendapatan tiket belum menutup beban keuangan. Dengan asumsi rata-rata Rp250 ribu per tiket, pendapatan 2024 diperkirakan Rp1,5 triliun. Padahal, bunga tahunan utang pokok proyek mencapai hampir Rp2 triliun.

Laporan keuangan per 30 Juni 2025 menunjukkan konsorsium PSBI (Pemegang Saham Bersama Indonesia) merugi Rp4,19 triliun pada 2024. Pada semester I-2025, kerugian bertambah Rp1,62 triliun. Sebagai pemegang saham terbesar, PT KAI menanggung porsi kerugian paling besar, lebih dari Rp951 miliar pada paruh pertama 2025.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:43 WIB

Sanghyang Kenit: Surga Wisata Alam Bandung Barat, Tawarkan Banyak Wahana dalam Satu Destinasi

Salah satu destinasi yang semakin populer adalah Sanghyang Kenit, sebuah kawasan wisata alam yang terletak di Cisameng, Kecamatan Cipatat.
tebing batu unik di Sanghyang Kenit yang dialiri arus sungai deras, menciptakan pemandangan alam yang khas dan menarik perhatian pengunjung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Nada Ratu Nazzala)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)