Pemberontakan APRA Westerling di Bandung, Kudeta yang Percepat Keruntuhan RIS

Hengky Sulaksono Fira Nursyabani
Ditulis oleh Hengky Sulaksono , Fira Nursyabani diterbitkan Selasa 05 Agu 2025, 16:46 WIB
Kapten Westerling pemimpin pemberontakan APRA 1950 yang tewaskan puluhan TNI di Bandung. (Sumber: Wikimedia)

Kapten Westerling pemimpin pemberontakan APRA 1950 yang tewaskan puluhan TNI di Bandung. (Sumber: Wikimedia)

AYOBANDUNG.ID - Bandung, 23 Januari 1950. Senin pagi itu, Kota Bandung tidak tenang. Di Jalan Oude Hospitaalweg—kini Jalan Lembong—pasukan Divisi Siliwangi ditembaki habis-habisan. Penyerangnya: kelompok bersenjata bernama Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), dipimpin Raymond Westerling, eks komandan pasukan khusus KNIL, Depot Speciale Troepen (DST).

Dini hari, pasukan APRA yang dipimpin Westerling bergerak dari pinggiran kota. Menurut catatan Kementerian Pertahanan Indonesia yang dikutip dalam buku Nationalism and Revolution in Indonesia karya George McTurnan Kahin, mereka memasuki Bandung malam 22 Januari, dan mulai menyerang pada pagi harinya.

Jumlah mereka tidak bisa dibilang kecil. Sekitar 800 orang bersenjata lengkap, sebagian besar adalah eks tentara KNIL. Bahkan menurut Kahin, sekitar 300 orang di antaranya adalah pasukan Koninklijk Leger (KL)—tentara kerajaan Belanda—yang masih aktif dan ditempatkan di Bandung. Mereka bukan pasukan bayangan.

Target serangan mereka jelas: pusat-pusat strategis Republik, khususnya markas besar Divisi Siliwangi, kantor Gubernur Jawa Barat, dan stasiun-stasiun penting. Di Jalan Oude Hospitaalweg—yang kini dikenal sebagai Jalan Lembong—markas besar Divisi Siliwangi diserbu. Tembakan meletus sejak pagi, membangunkan warga yang tak tahu apa-apa.

Letkol Adolf Lembong, salah satu perwira Divisi Siliwangi, tewas dalam baku tembak itu. Ia bukan orang sembarangan—pernah bertugas di Kalimantan, dan dikenal sebagai perwira tangguh. Di dalam Museum Mandala Wangsit Siliwangi, yang kini berdiri di bekas markas itu, peristiwa tewasnya Lembong masih dikenang. Nama jalannya pun diabadikan dari namanya.

Baca Juga: Sejarah Bioskop Rio Cimahi, Tempat Hiburan Serdadu KNIL yang Jadi Sarang Film Panas

Catatan Museum Perumusan Naskah Proklamasi, APRA menyerang secara brutal, tanpa membedakan militer dan sipil. Sejumlah pasukan TNI gugur. Di kalangan warga, kepanikan merebak. Orang-orang takut peristiwa ini akan meluas jadi perang saudara. Total 94 anggota TNI dilaporkan jadi korban serangan gerombolan rusuh Westerling ini.

Pemberontakan APRA yang dipimpin Raymond Westerling. (Sumber: nationaalarchief.nl)
Pemberontakan APRA yang dipimpin Raymond Westerling. (Sumber: nationaalarchief.nl)

Tapi Bandung tidak tunduk. Pasukan TNI dari satuan lain dan kepolisian langsung merespons. Baku tembak terjadi di berbagai titik, tapi situasi berhasil dikendalikan. Sejumlah anggota APRA ditangkap hidup-hidup, sebagian melarikan diri ke luar kota.

Yang menarik, dalam hitungan jam, APRA ditarik keluar dari Bandung. Ini bukan karena mereka dikalahkan secara militer, tapi karena ada perintah dari atasan mereka di militer Belanda sendiri. Mayor Jenderal Engels, komandan garnisun KL di Bandung, membujuk mereka agar meninggalkan kota. Ia tahu, keterlibatan pasukan Belanda dalam kudeta ini akan membuka skandal besar.

Fakta bahwa APRA bisa begitu percaya diri menyerbu Bandung—tanpa takut terhadap aparat Belanda—menjadi sinyal kuat bahwa mereka mendapat semacam perlindungan. Dugaan itu tak salah. Belakangan terbukti bahwa Westerling tak bergerak sendirian. Sultan Hamid II dari Kalimantan Barat, seorang pejabat tinggi RIS dan tokoh federalis, terlibat merancang seluruh operasi.

Pemberontakan di Bandung adalah awal dari rencana yang lebih besar: menggulingkan pemerintah RIS, membunuh menteri-menteri penting, dan mendirikan pemerintahan boneka yang pro-Belanda.

Westerling Ditangkap Polisi Belanda

Usai Bandung, sasaran berikutnya adalah Jakarta. Westerling sudah berada di ibu kota sejak sebelum penyerbuan ke Bandung dilakukan. Ia menyusun skenario penggulingan kabinet RIS, dengan target utama: Sultan Hamengku Buwono IX (Menteri Pertahanan), Kolonel Simatupang, dan Ah Budiardjo (Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan).

Baca Juga: Wiranatakusumah V, Bangsawan Sunda Penentu Bubarnya Parlemen Pasundan Boneka Belanda

Tapi rencana 26 Januari 1950 itu gagal. Belum sempat bergerak, Westerling ditangkap oleh polisi Belanda sendiri. Anehnya, ia tak diserahkan ke aparat Indonesia. Belanda justru membawanya kabur ke luar negeri, dan akhirnya menetap kembali di negerinya.

Pemerintah Indonesia menuntut agar Westerling diekstradisi, menurut Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Ia dianggap penjahat perang, bukan hanya karena pemberontakan ini, tapi juga atas pembantaian Sulawesi Selatan. Tapi Belanda menolak. Westerling hanya dijatuhi hukuman ringan: lima tahun penjara, dan itu pun tidak dijalani penuh. Setelah dua tahun, ia dibebaskan dengan dalih kesehatan.

Dugaan keterlibatan Sultan Hamid II makin menguat. Dalam buku Kahin, disebutkan bahwa Sultan Hamid mengaku telah mendalangi dua upaya kudeta: 26 Januari dan 15 Februari. Yang terakhir menyasar gedung parlemen RIS. Untungnya, batal karena pasukan pengaman sudah disiagakan.

Setelah pemberontakan APRA, posisi kaum federalis melemah drastis. Tuntutan untuk membubarkan Negara Pasundan menguat. Pada 8 Februari, pemerintah RIS mengeluarkan undang-undang darurat. Sehari setelahnya, Wiranata Koesoemah, Kepala Negara Pasundan, menyerahkan kekuasaan kepada Komisaris Negara yang ditunjuk pusat.

Tak sampai tujuh bulan sejak pengakuan kedaulatan, RIS bubar. Pada 17 Agustus 1950, Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan. Ironisnya, pemberontakan APRA yang dirancang untuk mempertahankan RIS justru mempercepat kematiannya.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 24 Sep 2025, 20:49 WIB

Catatan Reuni Angkatan 95 Pendidikan Ekonomi IKIP Bandung

Tidak semua alumnus Jurusan Pekon 95 yang sejatinya dididik untuk menjadi calon-calon tenaga pendidik di tanah air itu menjadi guru.
Villa Isola di Universitas Pendidikan Indonesia, Kota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 20:02 WIB

Perlu Terobosan Kebijakan, Bagaimana Mengukuhkan Bandung sebagai Kota Talenta?

Dengan terobosan kebijakan yang adaptif dan partisipatif, Bandung bisa bangkit memperkuat kualitas kebijakan.
Bandung juga menjadi tuan rumah bagi talenta-talenta kreatif. (Sumber: Pexels/Heru Dharma)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 19:16 WIB

Musik yang Menembus Batas: Grunge, Bandung, dan Regenerasi Subkultur

Grunge meledak di Purnawarman 90-an: kaset, flanel, gigs gang sempit, dan semangat liar anak muda Bandung yang tak bisa dibobodo.
Ilustrasi. Bandung Lautan Grunge, festival atau konser yang menunjukkan tren positif dalam skena musik Bandung. (Sumber: instagram.com/lautan_grunge)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 18:27 WIB

Meretas Makna 'Islam téh Sunda, Sunda téh Islam'

Membuka lapis sejarah, politik, dan budaya tentang wajah Islam Sunda yang terbuka dan beragam.
Masjid Raya Al Jabbar di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 17:22 WIB

Menyulam Masa Lalu Pasir Kaliki Menjadi Taman Bermain Masa Depan ala Skyward Project

Jejak kearifan lokal nyaris terlupakan dalam nama dan wilayah “Pasir Kaliki”, namun Skyward Project menghidupkan kembali narasi lokal lewat pendekatan edutainment.
Jejak kearifan lokal nyaris terlupakan dalam nama dan wilayah “Pasir Kaliki”, namun Skyward Project menghidupkan kembali narasi lokal lewat pendekatan edutainment. (Sumber: dok. Skyward Project)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 15:28 WIB

Menembus Pasar Global Lewat Cita Rasa Lokal, Kisah Niko Saputra dan Bechips Indonesia

Langkah pertama Bechips dimulai dari sebuah keputusan sederhana tapi berani, di mana bisnis harus memiliki identitas kuat dan nilai tambah yang membedakan.
Owner CV Bechips Indonesia, Niko Saputra dan sang istri saat menunjukkan produk andalannya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 15:23 WIB

Masjid Al-Lathiif Bandung: Ruang Spiritual sekaligus Rumah Kreatif bagi Anak Muda di Kota Bandung

Al-Lathiif merupakan masjid yang termasyur berkat gerakan pemuda hijrah yang digagas oleh Ustaz Hanan Attaki.
Masjid Al-Lathiif , Jl.Saninten No.2 Cihapit Kota Bandung (Sumber: Masjid Al-Lathiif)
Ayo Jelajah 24 Sep 2025, 13:47 WIB

Hikayat Hantu Dua Duo yang Gentayangan di Konflik Lahan Kota Bandung

Konflik lahan Bandung jadi drama panjang. Warga Sukahaji dan Dago Elos hadapi intimidasi, gugatan kolonial, hingga kriminalisasi.
Puluhan warga Dago Elos yang tergabung dalam Forum Dago Melawan melakukan aksi memperingati hari buruh internasional atau MayDay di Taman Cikapayang, Kota Bandung, Rabu 1 Mei 2024. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 12:29 WIB

Kerupuk Kulit Mak Yuyu dari Cimahi, Dorokdok dengan Sentuhan Kekinian

Siapa sangka camilan tradisional khas Garut bisa tampil dengan wajah baru dan rasa yang lebih beragam. Itulah yang dilakukan Liliyan Yulianti lewat produk Kerupuk Kulit Mak Yuyu, usaha rumahan yang
Dorokdok Mak Yuyu (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 10:21 WIB

Si Mungil yang Wajib Dimiliki Para Penikmat Musik

Mini speaker menjadi salah satu benda yang wajib dimiliki oleh para penikmat musik. Benda ini merupakan perangkat pengeras suara berukuran kecil yang praktis digunakan untuk memutar musik, podcast
Ilustrasi foto penikmat musik. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 09:46 WIB

Mengunjungi Saung Kasep, Padepokan yang Juga Jadi Galeri Kerajinan Sunda

Semangat melestarikan budaya Sunda mengantarkan Edi Dago menekuni bisnis aksesoris dan cinderamata khas Jawa Barat. Usaha yang dirintis sejak 2015 ini tak sekadar menjadi sumber penghasilan, tetapi ju
Workshop di Saung Kasep. (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 09:12 WIB

Bandung Barometer Peradaban Budaya Sunda

Bandung menyimpan jejak peradaban lewat museum, cagar budaya, kesenian, dan kaulinan.
Ada tantangan nyata di ruang publik Bandung dimana rasa kasundaan yang kian bergeser. (Sumber: Pexels/Muhammad Endry)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 21:10 WIB

Bandung Harus Ramah bagi Pejalan Kaki

Bandung belum ramah terhadap pejalan kaki karena sarana dan prasaranya belum sepenuhnya memenuhi syarat.
Kondisi Trotoar bagi Pejalan Kaki di Bandung (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 20:01 WIB

Rampak Gitar, Mukti-Mukti, dan Luka Agraria di Tanah Pasundan

Puluhan gitar akustik dimainkan serentak dalam sebuah rampak bertajuk The Revolution Is.
Mukti-Mukti, musisi asal Bandung. (Sumber: Facebook/Mukti-Mukti)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 19:22 WIB

Sisi Tiara dan Kopi Cantel: Meracik Kehangatan di Tengah Estetika Kafe Bandung

Sejak 2019, Kopi Cantel tumbuh sebagai simbol kehangatan dan keterhubungan, menjawab kebutuhan masyarakat urban Bandung akan tempat nyaman, inklusif, dan estetik.
Sejak berdiri pada 2019, Kopi Cantel tumbuh sebagai simbol kehangatan dan keterhubungan, menjawab kebutuhan masyarakat urban Bandung akan tempat yang nyaman, inklusif, dan estetik. (Sumber: dok. Kopi Cantel)
Ayo Jelajah 23 Sep 2025, 19:19 WIB

Sejarah Gelap KAA Bandung, Konspirasi CIA Bunuh Zhou Enlai via Bom Kashmir Princess

Di balik megahnya KAA 1955 di Bandung, ada drama intelijen. CIA dituding pasang bom. Pemimpin Tiongkok Zhou Enlai nyaris jadi korban. Apakah benar konspirasi itu nyata?
Pemimpin Tiongkok Zhou Enlai bersama Presiden Soekarno berkeliling di Bandung saat KAA 1955. (Sumber: Museum Konferensi Asia Afrika)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 18:00 WIB

Sunda, Kematian, dan Alam Baka: 'Bapa Keur Bujang, Ema Keur Lanjang, Kuring Keur di Mana?'

Kematian bagi Sunda bukan sekadar akhir, teka-teki yang abadi. Ia dipahami sebagai kesatuan awal-akhir.
Di antara narasi-narasi besar, Sunda tampil bicara kematian dengan artikulasinya yang sangat rendah hati. (Sumber: Pexels/Jusup Budiono)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 17:11 WIB

Musik Tanpa Instrumen: Ensemble Tikoro dan Revolusi Vokal Metal

Di balik absurditas yang tampak dari Ensemble Tikoro, tersimpan filosofi musikal yang mendalam. Grup vokal eksperimental ini hadir dan menantang batas konvensional.
Di balik absurditas yang tampak dari Ensemble Tikoro, tersimpan filosofi musikal yang mendalam. Grup vokal eksperimental ini hadir dan menantang batas konvensional. (Sumber: dok. Ensemble Tikoro)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 15:36 WIB

Langkah Berani Azalia Yasyfa Menyajikan Cita Rasa Negeri Seberang di Rasa Melayu Bandung

Memperkenalkan kuliner Melayu di Bandung bukan perkara mudah, Azalia harus menjembatani selera lokal dengan rasa yang belum familiar.
Rasa Melayu Bandung, sebuah restoran yang menyajikan masakan khas Melayu, sesuatu yang belum banyak disentuh di kota ini. (Sumber: instagram.com/rasa_melayubdg)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 15:13 WIB

Angkot, Suara Rakyat dan Pergumulan Batin yang Tersirat

Angkot bukan hanya sekedar transportasi umum, ia tempat yang selalu mengingatkan suara-suara kecil yang tak pernah terdengar.
Angkot dan Suara Rakyat Kecil (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)