Someah, Seunggah, jeung Bangkawarah

Ibn Ghifarie
Ditulis oleh Ibn Ghifarie diterbitkan Kamis 18 Sep 2025, 12:35 WIB
Kirab Budaya Hari Jadi Ke-80 Provinsi Jawa Barat ini diikuti sedikitnya 250 peserta dari 27 kabupaten/kota. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Kirab Budaya Hari Jadi Ke-80 Provinsi Jawa Barat ini diikuti sedikitnya 250 peserta dari 27 kabupaten/kota. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Sore itu, saat sedang berbelanja makanan di warung nasi Kantin Biru Manisi, seorang kawan tiba-tiba bertanya,"Orang Bandung dikenal someah, ya? Tapi kenapa masih banyak kekerasan, keributan, tawuran? Bahkan kita diajarkan 'someah hade ka semah', tapi kenapa banyak yang justru bertamu setelah magrib?"

Kujawab singkat, “Emang hente kenging!”

“Iya, orang tua dulu mengajarkan adab bertamu sebaiknya tidak dilakukan sebelum atau setelah waktu magrib. Saat magrib atau bedug magrib, pemilik rumah biasanya sedang shalat, mengaji, atau mengajar anak-anak mengaji. Setelah shalat Isya barulah diperbolehkan bertamu, itu pun dengan batas waktu hingga jam 9 malam.”

Rakor Rancage Lurah dan Kades Se Jawa Barat (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Rakor Rancage Lurah dan Kades Se Jawa Barat (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Menjaga Falsafah Someah Hade ka Semah 

Dedi Mulyadi pernah menjelaskan ihwal menghormati tamu adalah kewajiban yang harus ditunaikan. Dalam prinsip hidup masyarakat Sunda, penghormatan kepada tamu dikenal dengan istilah someah hade ka semah yang berarti ramah dan bersikap baik kepada tamu.

Nilai-nilai ini diwariskan secara turun-temurun. Someah hade ka semah merupakan prinsip orang Sunda yang merendah dan tersenyum saat menerima tamu. Pemilik rumah harus susuguh (menyuguhkan makanan). Dalam budaya Sunda, hidangan khas yang disajikan biasanya bakakak hayam. 

Namun sesungguhnya, prinsip ini bukan hanya milik orang Sunda. Justru melekat pada seluruh bangsa Indonesia yang dikenal ramah dan dermawan. (Kompas, 02 Maret 2017, 11:12 WIB)

Dalam tulisan bertajuk Someah Hade ka Semah, Entang Sastraatmadja, Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat menguraikan kita harus jujur mengakui, sangat banyak nilai budaya adiluhung di negeri ini. Setiap daerah memiliki kearifan lokal masing-masing. Salah satunya someah hade ka semah.

Prinsip ini sudah menjadi bagian dari filosofi hidup masyarakat Sunda, terutama dalam adab kepada tamu. Kita harus bersikap baik, ramah, menjamu, dan membahagiakan tamu, termasuk pada yang belum mengenalnya. Someah sendiri memiliki makna ramah. Hade artinya baik. Ka semah berarti ke tamu. Someah hade ka semah sama saja dengan “ramah kepada tamu”.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengunjungi rumah ibu asuh dalam rangka program “Bandung Nyaah ka Indung” di RT 07 RW 04 Kelurahan Pungkur, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jumat 20 Juni 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengunjungi rumah ibu asuh dalam rangka program “Bandung Nyaah ka Indung” di RT 07 RW 04 Kelurahan Pungkur, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jumat 20 Juni 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Pudarnya Khazanah Kearifan Lokal

Sayangnya, nilai ini mulai sulit ditemukan dalam kehidupan masyarakat saat ini. Budaya leluhur yang seharusnya dijaga, dirawat dan dilestarikan, kian memudar seiring menjamurnya budaya hedonis dan gaya hidup serba instan.

Someah hade ka semah sejatinya menjadi bentuk penghormatan dari tuan rumah kepada tamu. Sebagian besar masyarakat Sunda dahulu tidak pernah memandang status tamunya. Ya semua tamu wajib dihormati.

Rupanya, nilai keramahan ini kini mulai terkikis. Sekarang banyak orang menerima tamu dengan penuh perhitungan dan alasan materi. Kedatangannya kerap dinilai berdasarkan untung-rugi. “Apa manfaat ekonominya?” "Apakah layak menyambutnya?"

Walhasil, hubungan antara tuan rumah dan tamu menjadi formal, kaku, dan jauh dari kekeluargaan. Falsafah someah hade ka semah tinggal kenangan. Tak jarang, orang lebih memilih bertemu di lobi hotel, restoran daripada mengundang ke rumah.

Padahal, kita sangat akrab, bahkan sering mengalami masa ketika kehidupan masyarakat penuh dengan semangat kekeluargaan. Antar keluarga saling mengunjungi. Kakak bersilaturahmi ke adik, Ayi bertandang ke Akang. Semuanya dilakukan untuk menjaga ikatan persaudaraan, kebersamaan. 

Ingat, prinsip babarayaan (persaudaraan) tumbuh dengan sendirinya. Kini, dengan bergesernya budaya ke arah teknologi informasi, pertemuan langsung menjadi semakin langka. Acara kumpul keluarga lebih banyak digelar di vila-vila pinggiran kota, dengan format silaturahmi akbar. Semua menjadi tamu. Tidak jelas siapa tuan rumahnya.

Biasanya, yang datang paling awal akan didaulat menjadi tuan rumah. Ini sangat berbeda dengan nuansa silaturahmi yang digelar di rumah salah satu anggota keluarga. Posisi tuan rumah sungguh-sungguh ingin membahagiakan para tamunya. Di sinilah, prinsip someah hade ka semah kembali menemukan maknanya. 

Falsafah someah hade ka semah tidak hanya berlaku saat menerima tamu di rumah. Justru bisa diterapkan dalam konteks yang lebih luas. Misalnya, saat seorang wisatawan asing bertanya arah jalan, sikap ramah dan membantu sebagai bentuk nyata penerapan prinsip ini.

Tentunya pergeseran nilai budaya dari kebersamaan menuju individualisme sangat berdampak besar. Pasalnya penting bagi kita untuk menyaring nilai-nilai baru agar tidak bertabrakan dengan prinsip budaya luhur yang sudah ada dan mengakar. 

Kemampuan menjaga dan menyesuaikan prinsip lama dengan perubahan zaman menjadi kunci untuk mengawal dan membangun peradaban. Memang perubahan sebuah keniscayaan. Namun, apakah perubahan itu akan membawa berkah atau justru melahirkan tragedi sosial. Semuanya tergantung pada kita sendiri. (http://www.hibar.pgrikabupatenbandung.id)

Festival Permainan Rakyat Jawa Barat di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu 25 Juni 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Festival Permainan Rakyat Jawa Barat di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu 25 Juni 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Tata Krama Memuliakan, Menjamu Tamu

Meskipun saat ini falsafah someah hade ka semah, perilaku saling menghormati di antara sesama manusia sebagai warisan budaya leluhur urang Sunda, dirasakan mulai memudar akibat dampak derasnya pengaruh budaya luar, perkembangan teknologi, dan informasi yang semakin modern.

Setia Hidayat menegaskan, someah hade ka semah merupakan tanda perilaku dalam bertata krama yang bisa dipelajari, dibiasakan, dan digunakan sehari-hari. Pada intinya makna someah adalah menempatkan orang lain sebagai subjek bukan objek.

Bagi Hidayat Suryalaga, budaya Sunda lebih menumbuhkan rasa simpati dan empati kepada sesama yang diawali dengan iktikad dan perilaku yang menyiratkan rasa silaturahmi, someah hade ka semah. (Pikiran Rakyat, 10 Agustus 2006).

Sastrawan Utuy T Sontani (1957) mengatakan, “Urang Sunda hirup pinuh ku toléransi, darehdeh soméah hadé ka sémah, pameunteu marahmay béngras, leuwih sering imut tibatan sesebred. Salian kitu, teu pernah ngalakukeun tindakan sawenang-wenang, tega culika ka nu lian, tapi cukup ku seuri jeung nyengsurikeun, mun kadesek dipungkas ku nyeungseurikan katololan sorangan.”

Memang Ki Sunda lebih mementingkan eusi (isi) daripada cangkang (bungkus, kulit), toleransinya seringkali merosot menjadi sikap terlalu mengalah, dikalahkan, kalah. Sikapnya yang soméah hadé ka sémah (ramah terhadap tetamu) seringkali dianggap lemah oleh pihak lain, sehingga orang Sunda sering tersingkirkan hampir di mana-mana (jati kasilih ku junti). (Tjetje Hidajat Padmadinata, ‎Tatang Sumarsono, 2006: 68).

Semua itu tak lepas dari karakter ramah pada tamu, air mukanya lebih banyak cerah daripada mesum, tidak bersikap aniaya pada sesama manusia, gemar bergurau, suka menertawakan ketololan sendiri kalau terdesak, dan mengisi hidupnya dengan menciptakan lelucon-lelucon. Sayangnya, ada karakter yang perlu dihindari orang Sunda, yaitu masih adanya sikap berpegang teguh pada mitos-mitos yang tidak rasional dan tidak ada buktinya. (Ajip Rosidi, 2011: 93, 96 dan Makalah Seminar Nasional Kearifan Lokal 2017).

Festival Permainan Rakyat Jawa Barat di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu 25 Juni 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Festival Permainan Rakyat Jawa Barat di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu 25 Juni 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Bandung dikenal sebagai kota yang ramah. Warganya someah, mudah tersenyum, saling menyapa, dan terbuka terhadap siapa pun. Sapaan sederhana seperti “punten” atau “mangga” menjadi ciri khas yang membuat masyarakat maupun pendatang merasa diterima.

Namun, keramahan itu bukan berarti tanpa sikap tegas. Urang Bandung bisa marah ketika kotanya dicoret-coret dengan vandalisme. Saat lingkungan dikotori oleh sampah yang berserakan. Khazanah kearifan lokal diabaikan, dipertentangkan, bahkan dibenturkan dengan pemahaman lain.

Kemarahan ini bukan sekadar luapan emosi, melainkan ekspresi cinta. Ya sekadar menjadi bagian dari ikhtiar kolektif untuk menjaga Bandung agar tetap nyaman, aman, indah, dan beradab. Dengan begitu, citra Bandung sebagai kota ramah tetap sejalan dengan semangat masyarakatnya yang saling peduli dan berbagi.

Menutup perbincangan santai ihwal budaya di warung nasi prasmanan Manisi, seorang kawan pemerhati budaya Sunda menegaskan,

“Yang paling seunggah saat menerima tamu, terutama geugeuden, ingin  menghidangkan bakakak, padahal waktunya mendadak. Alih-alih sidak!”

Pernyataan itu kujawab dengan santai, “Nya asal tong jadi bangkawarah.”

Sontak, seorang lelaki berbadan gemuk itu menyahut, “Atuh eta mah sok biasana ditujukeun ka barudak nu keur raribut, tawuran. Dasar bangkawarah!” (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Ibn Ghifarie
Tentang Ibn Ghifarie
Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 18 Sep 2025, 20:46 WIB

Ketika Kuliner dan Visual Berpadu Resto Estetik Menjadi Destinasi Favorit

Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, menjadikan kafe dan restoran sebagai latar konten, ruang ekspresi, bahkan simbol gaya hidup.
Bukan sekadar tempat bersantap, resto estetik kini menjadi destinasi wisata tersendiri. (Sumber: Instagram @Teuan.id)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 20:01 WIB

Filsafat Seni Islam

Tak ada salahnya membicarakan filsafat seni dalam agama Islam.
Ilustrasi karya seni yang islami. (Sumber: Pexels/Andreea Ch)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 19:15 WIB

Komunitas Semut Foto Membangun Ekosistem Kreatif yang Menggerakkan Peluang Bisnis

Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual.
Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 18:14 WIB

Geliat Industri Printing IKM Jawa Barat di Tengah Ekonomi Lesu: Antara Inovasi dan Ketahanan

Di tengah bayang-bayang pelemahan ekonomi nasional, geliat industri printing skala kecil dan menengah (IKM) di Jawa Barat justru menunjukkan ketahanan.
Permintaan terhadap produk custom printing, print-on-demand, dan desain ramah lingkungan terus meningkat, membuka peluang baru bagi pelaku UMKM yang mampu beradaptasi dengan tren pasar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 17:53 WIB

Muak, Muda, dan Miskin di Bandung

Bandung berlari cepat sementara kita tertinggal.
Kawasan pemukiman padat di Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Sabtu 15 Februari 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 14:34 WIB

Nostalgia Kaulinan Urang Sunda Zaman Baheula

Beberapa permainan anak di zaman dulu memiliki banyak manfaat untuk melatih daya sensorik dan motorik juga membangun kerjasama dan strategi.
Siswa mengikuti kegiatan permainan tradisional di SDN 164 Karangpawulang, Jalan Karawitan, Kota Bandung, Kamis 5 Desember 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 18 Sep 2025, 13:18 WIB

Sejarah Bandung dari Kinderkerkhof sampai Parijs van Java

Tak banyak yang tahu, sejarah Bandung pernah identik dengan kuburan anak-anak Belanda. Lalu bagaimana ia bisa disebut Parijs van Java?
Lukisan Situ Patenggang Ciwidey di Kabupaten Bandung karya Franz Wilhelm Junghuhn tahun 1856. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 12:35 WIB

Someah, Seunggah, jeung Bangkawarah

Yang paling seunggah saat menerima tamu, terutama geugeuden, ingin  menghidangkan bakakak, padahal waktunya mendadak. Alih-alih sidak!
Kirab Budaya Hari Jadi Ke-80 Provinsi Jawa Barat ini diikuti sedikitnya 250 peserta dari 27 kabupaten/kota. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 12:35 WIB

Peran Jaket Riding Saat Motoran, Bukan Hanya Cegah Masuk Angin

Jaket riding adalah perlengkapan penting bagi pengendara motor yang dirancang khusus untuk memberikan perlindungan sekaligus kenyamanan selama berkendara. Fungsinya tidak hanya sebagai penahan angin
Ilustrasi Jaket Riding. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 10:17 WIB

Si Cantik Boemi Tirta, Kain Lukis Asal Bandung yang Menembus Dunia

Boemi Tirta berdiri atas gagasan Enneu Herliani (52), seorang perempuan yang menyalurkan hobi melukis menjadi bisnis kreatif. Sebelum meluncurkan merek ini, Enneu lebih dulu dikenal lewat Rumah Sandal
Produk Kain Lukis Boemi Tirta. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 09:34 WIB

Kedai Mochilok, Tempat Jajan Cilok Kekinian yang Bikin Kamu Ketagihan

Di Bandung ada banyak tempat makan unik, salah satunya Mochilok. Kedai ini merupakan sebuah tempat yang menyajikan cilok versi modern.
Makanan Tradisional Cilok (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 09:03 WIB

Pentingnya Revitalisasi Sekolah demi Peningkatan Layanan Pendidikan

Menindaklanjuti pelaksanaan revitalisasi sekolah, yang merupakan prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen)
Menindaklanjuti pelaksanaan revitalisasi sekolah, yang merupakan prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). (Sumber: Unsplash/Husniati Salma)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 20:02 WIB

Elipsis ... Cara Pakai Tiga Titik sebagai Tanda Baca

Elipsis adalah tanda baca berupa tiga titik (...) yang digunakan untuk menunjukkan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.
Elipsis adalah tanda baca berupa tiga titik (...) yang digunakan untuk menunjukkan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan. (Sumber: Pexels/Suzy Hazelwood)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 18:14 WIB

Sejarah Julukan Garut Swiss van Java, Benarkah dari Charlie Chaplin?

Dari Charlie Chaplin sampai fotografer Thilly Weissenborn, banyak dituding pencetus Swiss van Java. Tapi siapa yang sebenarnya?
Foto Cipanas Garut dengan view Gunung Guntur yang diambil Thilly Weissenborn. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 18:12 WIB

Jejak Rasa Kota Kembang: Menyelami Sejarah dan Tantangan Kuliner Legendaris Bandung

Bicara Bandung bukan hanya udara sejuk dan panorama pegunungan yang memikat, tapi juga salah satu pusat kreativitas dunia kuliner yang tumbuh subur.
Setiap jajanan legendaris Bandung menyimpan jejak sejarah, budaya, dan perjuangan para pelaku UMKM. (Sumber: Instagram @batagor_riri)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 16:26 WIB

Berdaya di Tengah Derita, Cara Santi Safitri Menulis Ulang Takdir Masyarakat Jalanan

Kepedulian tak mengenal batas ruang dan waktu. Ia bisa tumbuh dari kejenuhan, dari ketidakpastian, bahkan dari rasa tak berdaya.
Kegiatan para anggota dari Komunitas Perempuan Mandiri (KPM) Dewi Sartika dalam usaha konveksinya. (Sumber: Dok. KPM Dewi Sartika)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 16:07 WIB

Kadedemes, dari Krisis Pangan menuju Hidangan Penuh Makna

Kadedemes adalah olahan makanan yang berasal dari kulit singkong.
Kadedemes Kuliner Warisan Suku Sunda (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 15:13 WIB

Dari Simbol Status ke Ruang Ekspresi Diri, Generasi Muda Kini Menyerbu Lapangan Golf

Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif.
Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 14:06 WIB

Lamsijan, Mang Kabayan, dan Langkanya Ilustrator Karakter Kesundaan

Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. 
Komik Lamsijan. Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. (Sumber: Istimewa | Foto: Istimewa)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 12:36 WIB

Sejarah Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Rumah Bersama Persib dan Persikab

Stadion kabupaten yang diresmikan 2005 ini kini jadi simbol Bandung. Rumah Persib, Persikab, Bobotoh, dan bagian dari sejarah sepak bola.
Stadion Si Jalak Harupat di Soreang yang jadi markas Persib Bandung dan Persikab. (Sumber: Pemkab Bandung)