Mengintip Sejarah serta Budaya di Kampung Mahmud

Ibrahim Sabit Agustian
Ditulis oleh Ibrahim Sabit Agustian diterbitkan Rabu 19 Nov 2025, 10:50 WIB
Para pengunjung bersemangat memenuhi wisata religi di Kampung Mahmud, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Senin (14/04/25). (Sumber: Dokumentasi Narasumber)

Para pengunjung bersemangat memenuhi wisata religi di Kampung Mahmud, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Senin (14/04/25). (Sumber: Dokumentasi Narasumber)

Masjid yang tampak berdiri gagah di tengah cucuran keringat di dahi para pedagang. Sang langit menanti untuk memberikan arti di balik kabut yang hampir setiap pagi menghampiri masjid agung di Kampung Mahmud, Desa Mekar Rahayu, Kec. Margaasih, Kab. Bandung, Sabtu (01/11/2025).

Berbarengan dengan dibangunnya masjid tersebut, dimulainya kebudayaan yang menjadi pegangan oleh masyarakat kampung Mahmud. Masyarakat tidak diperbolehkan untuk membangun rumah dengan kesan mewah ataupun megah karena berlandaskan pemikiran bahwa masyarakat di sini tidak diperbolehkan untuk sombong.

Jujum Julfikar selaku Kepala Desa Mekar Rahayu menerangkan bahwa melanggar pegangan turun-temurun itu memiliki efek nyata, efek yang secara langsung dirasakan. “Begitu diangkat ASN, bapak saya membangun rumah dengan pemikiran beliau bukan orang mahmud, saat sudah dibangun ada efek serius seperti sakit-sakitan sampai hampir 10 tahun yang mengakibatkan beliau harus pensiun dini dan berakhir meninggal dunia,” ujarnya.

Selain tidak diperbolehkan membuat rumah mewah, masyarakat juga tidak boleh memiliki rumah permanen, tidak memakai kaca, dan tidak boleh membangun tembok. Tetapi, seiring perkembangan zaman, Sungai Citarum tadinya bersih dan suci tercemar oleh limbah dari pabrik-pabrik yang akhirnya aturan tersebut dinego sehingga diperbolehkan membangun.

Di kampung Mahmud juga tidak diperbolehkan untuk memelihara angsa karena pada dulu kala, saat orang-orang sedang ibadah atau shalat, angsa terlalu berisik. Selain itu dengan alasan yang hampir sama dan merupakan suatu simbol penolakan terhadap kemewahan, gong juga tidak diperbolehkan untuk digumamkan di kampung ini.

Kampung ini masih erat dengan kegiatan gotong royongnya, misalnya saat rumah A ingin melakukan renovasi lalu dari masjid akan mengumumkan. “Besok jam 8 pagi kumpul di rumah A untuk melaksanakan gotong royong setelah pengumuman itu dibuat, besoknya saat jam 8 pagi satu kampung akan kumpul, tetapi budaya ini sudah mulai terkikis seiring dengan perkembangan zaman” ujar pria yang nampak senang.

Selain gotong royong, ikatan erat warga kampung Mahmud juga dibangun melalui budaya Sunda makan-makan saat penyambutan bulan suci, yaitu munggahan yang merupakan budaya Sunda. Secara harfiah berarti naik atau meningkat dan dalam pelaksanaannya dilakukan bersama keluarga atau kerabat untuk makan bersama, tetapi uniknya di sini dilaksanakan satu kampung.

Pengunjung memenuhi masjid agung di Kampung Mahmud, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten 
Bandung, Senin (16/03/25) (sumber foto: narasumber) (Sumber: Dokumentasi Narasumber | Foto: Jujum Zulfikar)
Pengunjung memenuhi masjid agung di Kampung Mahmud, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Senin (16/03/25) (sumber foto: narasumber) (Sumber: Dokumentasi Narasumb

Masjid di sini tidak pernah sepi, selalu ada yang mengisi untuk melaksanakan pengajian, entah itu anak SD, SMP, SMA, atau bahkan orang tua. Setiap selesai melaksanakan pengajian sesuai jadwal masing-masing, selalu ada makan-makan tetapi berbeda dari munggahan, skala makan-makan ini dilaksanakan secara kecil-kecilan.

Kepala desa menjelaskan bahwa sebelum menjadi terkenal seperti sekarang, Kampung Mahmud saat zaman kolonial Belanda adalah rawa yang dijadikan sebagai tempat persembunyian oleh para pribumi kala itu. “Awalnya kampung adat Mahmud ini rawa, rawa yang seram dan dijadikan tempat persembunyian,” ujarnya.

Eyang Dalem Haji Abdul Manaf, seorang sesepuh dari kampung tersebut mendapatkan ilham atau wangsit di Gubah Mahmud dekat Masjidil Harom yang menyatakan bahwa beliau harus mengambil segenggam tanah dari Gubah Mahmud yang kemudian membawanya ke daerah rawa di sekitar Sungai Citarum dan pada akhirnya dijadikan masjid agung. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Ibrahim Sabit Agustian
Mahasiswa S1 Digital Public Relations angkatan 2024
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:10 WIB

Kenaikan Gaji ASN, antara Harapan Dompet dan Reformasi Birokrasi

Kenaikan gaji ASN bukan sekadar soal dompet, tapi ujian sejauh mana birokrasi mampu menukar kesejahteraan menjadi kinerja.
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)