Merangsang Kreativitas, Merayakan Kertas

Ibn Ghifarie
Ditulis oleh Ibn Ghifarie diterbitkan Kamis 24 Jul 2025, 08:29 WIB
Sejumlah siswa SD Cirendeu saat bermain permainan tradisional, seperti egrang, bakiak batok, bedil jepret dan perepet jengkol. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Sejumlah siswa SD Cirendeu saat bermain permainan tradisional, seperti egrang, bakiak batok, bedil jepret dan perepet jengkol. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Sore yang cerah itu, saat asyik bermain layang-layang di sawah milik Pa H, tiba-tiba istri berkirim pesan yang disertai foto dua halaman teks bacaan.

"Kanggo Aa diajar pidato, saurna énjing dites ku Bu Dedeh."

Kujawab singkat, “Muhun.”

Sudah tiga hari ini, Aa Akil, anak kedua (10 tahun) ini memang sedang giat belajar dan menghafal teks pidato lomba Bahasa Sunda tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Saat mencetak teks bertajuk Ngajaga Lingkungan, kuajukan pertanyaan, "Ieu kangge iraha, A?"

Ananda kelas lima ini menjawab, "Buat latihan hari Senin. Terus kata Bu Guru, lombanya di tingkat kecamatan pas Hari Anak, Bah?"

Senangnya Aa Akil foto bersama dengan Layang-layang "Goang" hasil moto, Ahad 13 Oktober 2024 (Sumber: Istimewa | Foto: IBN GHIFARIE)
Senangnya Aa Akil foto bersama dengan Layang-layang "Goang" hasil moto, Ahad 13 Oktober 2024 (Sumber: Istimewa | Foto: IBN GHIFARIE

Momentum Hari Anak Nasional 2025

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peringatan ke-41 Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) tidak lagi dipusatkan di satu kota, melainkan digelar serentak di seluruh daerah di Indonesia dengan dukungan dari berbagai kementerian dan lembaga.

“Kemen PPPA tahun ini mengusung konsep perayaan Hari Anak Nasional yang lebih merata. Tujuannya agar anak-anak dari Sabang sampai Merauke bisa ikut merasakan semangat Hari Anak Nasional di lingkungan tempat mereka tinggal. Mulai dari desa, sekolah, komunitas, hingga pemerintah daerah, semua kami ajak untuk merayakan Hari Anak Nasional bersama pada 23 Juli 2025.  Anak-anak harus merasakan kehadiran negara, bukan hanya di pusat, tetapi juga di tempat mereka tinggal dan tumbuh,” ungkap Titi Eko Rahayu, Sekretaris Kemen PPPA.

Tema HAN 2025 bertajuk “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045” dengan tagline “Anak Indonesia Bersaudara.” Ini mencerminkan komitmen bersama untuk membangun generasi anak yang sehat, cerdas, tangguh, dan berdaya saing, sekaligus menanamkan nilai kebersamaan di tengah keragaman bangsa.

Dalam rangka memperluas dampak peringatan, publik diajak untuk mengedukasi masyarakat mengenai isu-isu perlindungan anak melalui berbagai kanal komunikasi. Narasi kunci yang digaungkan secara nasional pada HAN 2025 antara lain: Anak Hebat, Indonesia Kuat, Anak Cerdas Digital, Pendidikan Inklusif untuk Semua, Stop Perkawinan Anak dan Anak Terlindungi Menuju Indonesia Emas 2045.

Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Digital, Molly Prabawati menyampaikan dunia digital membawa peluang sekaligus tantangan besar bagi anak-anak.

“Data UNICEF menunjukkan bahwa setiap setengah detik, satu anak di dunia mengakses internet untuk pertama kalinya. Di Indonesia, dari 221 juta pengguna internet, lebih dari 9 persen adalah anak usia di bawah 12 tahun. Ini menempatkan mereka pada risiko tinggi terhadap konten berbahaya, penipuan digital, hingga eksploitasi daring. Oleh karena itu, Komdigi menegaskan pentingnya literasi digital sejak dini dan tata kelola ruang digital yang ramah anak,” ungkapnya.

Sebagai wujud perlindungan konkret, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik Ramah Anak (PP TUNAS).

Regulasi ini mengatur agar penyedia layanan digital menjamin keamanan dan kenyamanan anak di ruang siber.

Peringatan HAN 2025 tidak hanya menjadi simbol perhatian negara terhadap anak, tetapi menjadi bukti atas keterlibatan seluruh elemen bangsa untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan memberdayakan anak-anak Indonesia.

Kemen PPPA mengajak seluruh pemangku kepentingan  seperti pemerintah, masyarakat, media, dunia usaha, dan keluarga untuk bersama-sama menjaga, mendampingi, dan memperkuat anak sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045. (www.kemenpppa.go.id).

Sejumlah siswa SD Cirendeu saat bermain permainan tradisional, seperti egrang, bakiak batok, bedil jepret dan perepet jengkol, dalam rangkaian acara Festival Cirendeu 2024 di halaman sekolah SD Cirendeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Sabtu 7 Desember 2024. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Sejumlah siswa SD Cirendeu saat bermain permainan tradisional, seperti egrang, bakiak batok, bedil jepret dan perepet jengkol, dalam rangkaian acara Festival Cirendeu 2024 di halaman sekolah SD Cirendeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Sabtu 7 Desember 2024. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Sarana Pengendalian Diri Menuju Tuhan 

Dalam konteks Jabar, untuk menciptakan generasi hebat yang berkualitas, tangguh, kreatif, jujur, sehat, cerdas, berprestasi, dan berakhlak mulia menuju Indonesia emas ini dengan cara melestarikan, ngamumule kaulinan barudak baheula sebagai khazanah kesundaan. 

Tentunya syarat makna, merangsang kreativitas, melatih kecerdasan anak dan menjadi sarana pengenalan diri yang berhubungan dengan alam, dan Tuhan.  

Ini dibenarkan oleh Mohammad Zaini Alif, Komunitas Hong menjelaskan permainan rakyat memiliki kelebihan dibandingkan dengan permainan modern.

Bila permainan modern hanya terbatas melatih saraf motorik, kreativitas, dan kecerdasan anak, kaulinan barudak merangsang kreativitas dan kecerdasan anak serta menjadi sarana pengenalan rasa si anak terhadap diri, alam, dan Tuhan.

Permainan Sunda itu sarat dengan nilai ketuhanan, seperti hompimpa. Kalimat hompimpa alaium gambreng itu bermakna dari Tuhan kembali ke Tuhan, mari kita bermain! (Kompas, edisi 21 Mei 2010).

Hans Daeng menjelaskan permainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak. (Andang Ismail, 2009: 17)

Bagi Saleh Danasamita menguraikan permainan dan bermain merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari lingkungan anak-anak serta mempunyai kedudukan sangat penting di masyarakat Sunda. 

Pasalnya, segala kaulinan barudak terangkum dalam naskah Siksa Kandang Karesian.“...Hayang nyaho di pamaceuh ma: ceta maceuh, ceta nirus, tatapukan, babarongan, babakutrakan, ubang-ubangan, neureuy panca, munikeun le(m)bur, ngadu lesung, asup kana lantar, ngadu nini; singsawatek (ka) ulinan mah empul tanya" ("Bila ingin tahu permainan, seperti ceta maceuh, ceta nirus, tatapukan, babarongan, babakutrakan, ubangubangan, neureuy panca, munikeun le(m)bur, ngadu lesung, asup kana lantar, ngadu nini, segala macam permainan, tanyalah empul"). (Saleh Danasamita, 1986: 83, 107)

Ya naluri bermain memang bagian dari fitrah manusia. Johan Huizinga, sejarawan dan filsuf Belanda, menegaskan manusia sebagai homo ludens, makhluk yang bermain.

Dalam budaya, bermain bukan sekadar aktivitas kosong, melainkan sarana pembentukan nilai, kreativitas, dan spiritualitas.

Sejumlah siswa SD Cirendeu saat bermain permainan tradisional, seperti egrang, bakiak batok, bedil jepret dan perepet jengkol, dalam rangkaian acara Festival Cirendeu 2024 di halaman sekolah SD Cirendeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Sabtu 7 Desember 2024. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Sejumlah siswa SD Cirendeu saat bermain permainan tradisional, seperti egrang, bakiak batok, bedil jepret dan perepet jengkol, dalam rangkaian acara Festival Cirendeu 2024 di halaman sekolah SD Cirendeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Sabtu 7 Desember 2024. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Ayo Bermain Bersama Anak

Dalam liputan bertajuk 10 Menit Kebersamaan Ayah-Anak Tingkatkan Prestasi Anak di Sekolah menunjukkan ayah yang rutin menggambar, bermain, dan membaca bersama anaknya yang berusia tiga tahun membantu anak berprestasi lebih baik di sekolah pada usia lima tahun.

Kebersamaan ayah dan anak dalam bermain dan membaca bisa membawa manfaat positif bagi prestasi sang anak. Sesibuk apa pun ayah, meluangkan waktu 10 menit saja sudah sangat berarti bagi peningkatan prestasi anak di sekolah.

Penemuan  ilmuwan dari University of Leeds, Inggris, yang dimuat dalam laporan berjudul "What a Difference a Dad Makes: Paternal Involvement and Its Effects on Children’s Education (PIECE) Study” (2023) yang tak memandang jenis kelamin anak, usia, etnis, dan pendapatan rumah tangga.

Hasil peneliti menemukan anak-anak akan berprestasi lebih baik di sekolah dasar jika ayah mereka secara teratur menghabiskan waktu bersama dalam aktivitas interaktif, seperti membaca, bermain, bercerita, menggambar, dan bernyanyi.

Uniknya, para peneliti menganalisis nilai ujian sekolah dasar anak usia lima dan tujuh tahun dengan menggunakan sampel representatif dari hampir 5.000 rumah tangga (orangtua terdiri dari ibu dan ayah) di Inggris. Data dikumpulkan dari Millennium Cohort Study yang berisi data tentang anak-anak yang lahir pada 2000-2002 saat mereka tumbuh dewasa.

Simpulannya ayah yang rutin menggambar, bermain, dan membaca bersama anak yang berusia tiga tahun membantu anak berprestasi lebih baik di sekolah pada usia lima tahun.

Keterlibatan ayah pada usia lima tahun dapat membantu meningkatkan nilai dalam Penilaian Tahap Utama (Key Stage Assessments) anak di usia tujuh tahun. (Kompas edisi 25 Sep 2023)

Aa Akil dan Kakang tengah asyik mewarnai di salah satu gerai es krim di Cipadung, Selasa 22 Juli 2025 (Sumber: Istimewa | Foto: IBN GHIFARIE)
Aa Akil dan Kakang tengah asyik mewarnai di salah satu gerai es krim di Cipadung, Selasa 22 Juli 2025 (Sumber: Istimewa | Foto: IBN GHIFARIE)

Dalam buku Cara Membangun Kedekatan Balita dan Ayah, dijelaskan berbagai upaya yang dapat dilakukan orang tua, khususnya ayah, untuk membangun kedekatan dengan buah hatinya. Untuk anak usia di atas 5 tahun, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan agar hubungan emosional antara ayah dan anak semakin kuat.

1. Berbicara secara Terbuka

Salah satu cara paling efektif untuk mendekatkan diri dengan anak adalah dengan membuka ruang komunikasi yang terbuka. Ayah dapat mengajak anak berbicara tentang kehidupan sehari-harinya, tentang teman-temannya di sekolah, aktivitas yang disukai, atau hal-hal yang sedang dipikirkan.

Dengan cara ini, anak akan merasa dihargai dan didengarkan, yang berdampak positif pada kedekatan emosional.

2. Mengajak Anak ke Tempat Favoritnya

Ayah bisa mengajak anak ke tempat-tempat yang disukai oleh anak, seperti taman bermain, museum, atau tempat-tempat lain yang bisa menarik minat anak.

Dengan cara ini, anak akan merasa senang dan bersenang-senang bersama ayahnya, yang pada akhirnya akan memperkuat ikatan antara ayah dan anak.

3. Bermain Bersama

Bermain bersama merupakan cara yang efektif untuk mempererat hubungan antara ayah dan anak. Aktivitas bermain bisa dilakukan di rumah maupun di luar, seperti  bermain game, sepak bola, bermain layang-layang, atau menonton film bersama.

Saat ayah terlibat langsung dalam aktivitas yang digemari anak, anak akan merasa dicintai dan diperhatikan.

Kedekatan emosional ini penting bagi tumbuh kembang anak, terutama dalam membentuk rasa percaya diri dan kepekaan sosialnya. Walhasil, peran aktif ayah dalam keseharian anak mampu menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis di dalam keluarga. (JJ. Fidela Asa, 2023: 41–45).

Sambil menunggu istri pulang dari pelatihan di Kota Bandung, anak ketiga Kakang (4 tahun) terbangun dari tidur dan langsung merengek, minta dibelikan es krim.

Melihat adiknya mulai rewel, Aa Akil memberi usul, “Bah, ayo beli di sana, biar bisa sekalian menggambar?”

“Bisa, A?” tanya Kakang polos, penuh harap.

“Iya, tadi Aa kan lama bareng A Vio, menggambar dulu,” jawabnya sambil tersenyum.

Benar saja. Saat masuk ke gerai es krim, penjaganya menyambut dengan ramah, “Ada yang bisa dibantu? Mau beli apa saja? Kebetulan, dalam rangka Hari Anak, anak-anak bisa menggambar dan mewarnai di sini.”

Tanpa pikir panjang, Aa Akil dan Kakang langsung mengambil tempat duduk dekat pintu, langsung tancap gas larut dalam aktivitas menggambar dan mewarnai, ditemani suasana musik khas bocil yang hangat dan ceria.

Sungguh menyenangkan menyaksikan anak-anak bebas mengekspresikan kreativitasnya. Sesekali terdengar tawa dan canda, terutama saat saling memilihkan warna untuk menyelesaikan gambar masing-masing. Pilih warna merah, kuning, biru, hijau, ungu yang belum. Semua dicoba satu per satu.

Selesai mewarnai penjaga gerai tersenyum sambil ikut memoto hasilnya. Barulah diberikan es krim yang dibelinya tadi.  Stiker menjadi hadiah kecil yang tak terlupakan setelah bermain dan berani mewarnai.  

"Hore, hore, hore dapat hadiah!" celetuk Kakang. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Ibn Ghifarie
Tentang Ibn Ghifarie
Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 21 Des 2025, 23:31 WIB

Bukan Sekadar Tren: Alasan Perempuan Gen Z Lebih Aktif di Second Account Instagram

Acara tersebut digelar untuk memperkenalkan ruang aman bagi para perempuan untuk saling berbagi cerita dan pengalaman yang disebut Kutub Sisters.
Meet Up Komunitas Kutub Sisters pada Minggu, (21/12), di Palary Coffee & Eatery. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 20:14 WIB

Seven October Coffee: Ruang Ngopi yang Menghidupkan Ingatan Palestina di Bandung

Seven October Coffee di Bandung menghadirkan konsep unik yang memadukan pengalaman ngopi dengan edukasi sejarah Palestina.
Tembok Sejarah Palestina dari Awal-Sekarang. (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Amir Huwaidi)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 19:27 WIB

Alasan Maraknya Warga Bandung Memilih Transportasi Pribadi ketimbang Transportasi Umum

Banyak sekali warga Bandung yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadinya dibanding harus menggunakan transportasi umum.
Potret salah satu transportasi umum yang tersedia di Bandung, 27 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Siti Zahra)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 17:21 WIB

Dari Cafe ke Hiking: Kini Menjelajah Alam Jadi Hobi Baru Anak Muda

Hiking kini menjadi hobi baru anak muda saat ini, terutama Tebing Keraton yang menawarkan jalur pendakian dan keindahan alam.
Kabupaten Bandung, Sabtu (25/10/2025).Pengunjung sedang berjalan menyusuri jalur utama menuju kawasan wisata Tebing Keraton di Kecamatan Cimenyan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhammad Naufal)
Ayo Jelajah 21 Des 2025, 15:16 WIB

Sejarah Bandung jadi Pusat Tekstil, Serambi Kota Dolar yang Tergerus Zaman

Denting alat tenun mengubah Majalaya menjadi pusat tekstil kolonial yang hidup dari kampung ke pabrik. Sayangnya kejayaan sejarah ini kini tergerus zaman.
Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) tahun 1925-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 14:39 WIB

Strategi Jeda untuk Menguasai Audiens dalam Public Speaking

Gunakan teknik 'Strategic Pause' agar public speaking kamu semakin jago dan bikin kamu terlihat berwibawa.
Potret aktivitas public speaking.  (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 13:04 WIB

Pengolahan Sampah Organik dengan Maggot Jadi Solusi di Cigending

Pemanfaatan maggot dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menciptakan lingkungan Cigending yang lebih bersih dan sehat.
Rumah Maggot di Kelurahan Cigending. (Dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 12:14 WIB

Momen Improvisasi yang Menyelamatkan Teater Malam Itu

Teater Pena Jurnalistik membawakan pertunjukan berjudul Para Pencari Loker.
Sejumlah pemain Teater Pena mebawakan adegan dibawah lampu sorot, disaksikan para penonton di Bale Teras Sunda, Senin (7/12/2025). (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Saskia Alifa Nadhira)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 09:44 WIB

Kesenjangan Ruang Publik Bandung Hambat Aktivitas Mahasiswa

Artikel ini menjelaskan mengenai pandangan seorang mahasiswi asal Bandung mengenai ruang publik di Bandung.
Suasana salah satu Ruang Publik di Bandung, Taman Saparua pada pagi hari Sabtu, (29/11/2025). (Foto: Rasya Nathania)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 08:47 WIB

Alih Fungsi Tugu Simpang Diponegoro Citarum pada Malam Hari, Menyimpang atau Membantu UMKM?

Keresahan warga terhadap penertiban area Pusdai, apakah lamgkah yang efektif atau tidak?
Suasana di tugu Jl Diponegoro dan Jl Citarum pada malam hari, Senin 1 Desember 2025 pukul 1 dini hari (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Mazayya Ameera Aditya)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 08:21 WIB

Es Krim Yogurt Tianlala Bikin Cibiru Kota Bandung Makin Kekinian

Hadirnya Tianlala di kawasan Cibiru menambah warna baru dalam tren kuliner Bandung Timur.
 (Sumber: Tianlala.id)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 06:54 WIB

Di Ujung Tombak Pengabdian: Menata Beban RT RW demi Harmoni Warga

Dalam hal implementasi program, tidak jarang pada praktiknya RT RW mengeluarkan dana pribadi untuk menutupi kekurangan pendanaan dalam pelaksanaan program
Pelantikan Forum RT RW Periode (2025-2027) Kecamatan Panyileukan Kota Bandung (Sumber: Humas Kecamatan Panyileukan)
Ayo Biz 20 Des 2025, 22:19 WIB

Ketika Seremoni Berubah Menjadi Aksi Nyata Menyelamatkan Hutan

Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita.
Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita. (Sumber: Ist)
Beranda 20 Des 2025, 13:46 WIB

Mobilitas Kota Bandung Belum Aman bagi Kaum Rentan, Infrastruktur Jadi Sorotan

Dalam temuan B2W, di kawasan Balai Kota, Jalan Aceh, dan Jalan Karapitan, meskipun telah tersedia jalur sepeda, hak pesepeda kerap ditiadakan.
Diskusi Publik “Refleksi Mobilitas Bandung 2025” di Perpustakaan Bunga di Tembok (19/12/2025) (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 21:14 WIB

Sate Murah di Tikungan Jalan Manisi, Favorit Mahasiswa Cibiru

Sate dengan harga yang murah meriah dan rasa yang enak serta memiliki tempat yang strategis di sekitar wilayah Cibiru.
Dengan harga Rp20.000, pembeli sudah mendapatkan satu porsi berisi 10 tusuk sate lengkap dengan nasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 20:24 WIB

Hidup Selaras dengan Alam, Solusi Mencegah Terjadinya Banjir di Musim Penghujan

Banjir menjadi salah satu masalah ketika musim hujan telah tiba, termasuk di Kota Bandung.
Salah satu dampak dari penurunan permukaan tanah adalah banjir seperti banjir cileuncang di Jalan Citarip Barat, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Rabu 28 Februari 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Jelajah 19 Des 2025, 19:15 WIB

Sejarah Jatinangor, Perkebunan Kolonial yang jadi Pabrik Sarjana di Timur Bandung

Jatinangor pernah hidup dari teh dan karet sebelum menjelma kawasan pendidikan terbesar di timur Bandung.
Jatinangor. (Sumber: sumedangkab.go.id)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 18:09 WIB

Abah, Buku Bekas, dan Denyut Intelektual

Mahasiswa lintas angkatan mengenalnya cukup dengan satu panggilan Abah. Bukan dosen, staf, bukan pula pustakawan kampus.
Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 16:01 WIB

Maribaya Natural Hotspring Resort: Wisata Alam, Relaksasi, dan Petualangan di Lembang

Maribaya Natural Hotspring Resort menawarkan pengalaman wisata alam dan relaksasi di tengah kesejukan Lembang.
Maribaya Lembang. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 15:13 WIB

Bukit Pasir sebagai Benteng Alami dari Hempasan Tsunami 

Sand dune yang terbentuk oleh proses angin dan gelombang dapat mengurangi efek tsunami.
Teluk dengan pantai di selatan Jawa Barat yang landai, berpotensi terdampak hempasan maut tsunami. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T. Bachtiar)