Dari Kamera ke Komitmen, Perjalanan Riky Membangun KEE sebagai Brand Lokal Pelindung Kreativitas

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Kamis 24 Jul 2025, 14:29 WIB
Di balik brand lokal KEE ini berdiri Riky Santoso, seorang fotografer yang sudah mengenal dunia lensa sejak masa sekolah. (Sumber: instagram.com/kee.id)

Di balik brand lokal KEE ini berdiri Riky Santoso, seorang fotografer yang sudah mengenal dunia lensa sejak masa sekolah. (Sumber: instagram.com/kee.id)

AYOBANDUNG.ID -- Di tengah dinamika dunia konten yang kian bergerak cepat, kebutuhan akan tas yang mampu melindungi perlengkapan kreatif sambil tetap mendukung mobilitas semakin penting.

KEE muncul sebagai solusi jujur dari lapangan, yang dirancang bukan hanya untuk menyimpan alat, tetapi untuk menjaga cerita di baliknya.

Lebih dari sekadar produk, KEE membawa filosofi yakni fungsi yang bermakna. Desainnya tidak lahir dari spekulasi, melainkan dari pengalaman para fotografer dan konten kreator yang tahu bahwa satu tas bisa menjadi penentu kualitas dan kenyamanan saat bekerja.

Di balik brand lokal KEE ini berdiri Riky Santoso, seorang fotografer yang sudah mengenal dunia lensa sejak masa sekolah.

“Dulu saya cukup kesulitan mencari tas kamera yang harganya masuk akal, tapi tetap punya kualitas. Pilihan lokal waktu itu terbatas, entah terlalu besar atau terlalu mahal,” kenangnya.

Koleksi produk tas kamera KEE. (Sumber: instagram.com/kee.id)
Koleksi produk tas kamera KEE. (Sumber: instagram.com/kee.id)

Pengalaman itu memicu ide untuk merancang produk sendiri. Ia membayangkan tas yang praktis, awet, dan tetap ramah di kantong. Visi Riky sejak awal sederhana tapi teguh untuk menciptakan barang yang bermanfaat dan tidak hanya ikut-ikutan tren pasar.

“Kami mulai dari nol, produksi kecil-kecilan, terus perbaiki sistem dan belajar dari prosesnya. Sekarang, KEE sudah berevolusi dari tas kamera ke lini produk daily bag dan fashion bag yang cocok untuk pengguna urban,” jelas Riky.

Awalnya, kebutuhan akan tas yang ringan namun tahan banting menjadi tantangan utama bagi Riky saat berpindah-pindah lokasi untuk memotret. Ia butuh sesuatu yang tidak hanya membantu membawa alat, tetapi juga mendukung gaya kerja lapangan yang dinamis.

Lewat dedikasi bertahun-tahun, KEE pun berkembang, menjalin kerja sama dengan para pengrajin lokal yang andal. Bagi Riky, kekuatan brand lokal bukan semata pada desain yang apik, melainkan pada keterlibatan tangan-tangan terampil yang menciptakannya.

Beetle 1.0 menjadi produk andalan KEE yang meletakkan pondasi kuat. Terjual lebih dari 100.000 unit, tas kamera ini membawa KEE ke level berikutnya.

"Kami percaya bahwa keamanan alat sangat krusial. Makanya setiap produk kami dilengkapi garansi seumur hidup, untuk memberikan kepercayaan dan rasa tenang kepada pengguna,” ujar Riky.

KEE tumbuh beriringan dengan semangat kolaborasi. Riky membangun relasi erat dengan pengrajin lokal sebagai bentuk komitmen terhadap ekosistem kreatif dalam negeri. Produksi bukan hanya soal hasil akhir, tapi tentang proses yang beretika dan berkelanjutan.

Koleksi produk tas kamera KEE. (Sumber: instagram.com/kee.id)
Koleksi produk tas kamera KEE. (Sumber: instagram.com/kee.id)

Sistem kontrol kualitas menjadi bagian penting dari setiap tas yang diproduksi. Riky menekankan bahwa setiap detail dalam produk KEE membawa nilai ketahanan dan craftsmanship yang layak dijadikan standar oleh para profesional.

Memasuki tahun 2025, KEE menyikapi perubahan tren dan kebutuhan konsumen dengan memperkenalkan koleksi terbaru: tas harian dan fashion bag bergaya urban. Produk-produk ini didesain agar fleksibel digunakan oleh berbagai kalangan dan tetap selaras dengan gaya hidup masa kini.

KEE kini menjelma menjadi brand yang mewakili semangat anak muda Indonesia untuk berani mencoba, berani gagal, dan terus belajar. Perjalanannya menjadi bukti bahwa keresahan bisa menjadi bahan bakar inovasi jika diproses dengan ketulusan dan strategi.

Yang dulu hanya angan seorang fotografer kini telah menjelma menjadi brand yang dipercaya ribuan pengguna. KEE bukan hanya soal membawa barang, tetapi soal bagaimana kreator bisa merasa terlindungi dan didukung dalam berekspresi.

Melangkah ke depan, Riky berharap agar lebih banyak program pemerintah hadir untuk mendukung UMKM lokal lewat pameran, promosi, dan pendampingan bisnis.

“Karena bagi saya, membangun brand itu bukan cuma soal produk, tapi soal dampak nyata bagi kota dan komunitas tempat kami tumbuh,” tutupnya.

Informasi brand lokal KEE

Instagram: https://www.instagram.com/kee.id

Link pembelian produk tas kamera KEE:

  1. https://s.shopee.co.id/AUjGdHMMqJ
  2. https://s.shopee.co.id/6AaHTL8I09
  3. https://s.shopee.co.id/2g0PIwCUHm

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 29 Okt 2025, 15:45 WIB

Gerakan Literasi Cinambo, Menyalakan Api Baca di Kampung-kampung Kota Bandung

Bukan hanya sebagai kawasan pemukiman dan pusat aktivitas warga, Cinambo menorehkan predikat baru sebagai destinasi wisata literasi di perkotaan.
Bukan hanya dikenal sebagai kawasan pemukiman dan pusat aktivitas warga, Cinambo mulai menorehkan predikat baru sebagai destinasi wisata literasi di perkotaan. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 29 Okt 2025, 15:19 WIB

Kenapa 2nd Miracle in Cell No. 7 Layak Ditonton? Bukan Karena Sedihnya Aja

2nd Miracle in Cell No. 7, sekuel dari film remake yang sebelumnya sukses besar.
2nd Miracle in Cell No. 7, sekuel dari film remake yang sebelumnya sukses besar. (Sumber: Falcon pictures)
Ayo Netizen 29 Okt 2025, 14:45 WIB

Bahasa, Puisi, dan Kesadaran Kultural: Musikalisasi Puisi sebagai Tindakan Reflektif

"Selama masih ada kata yang digubah, nada yang dinyanyikan, dan hati yang tergugah—bahasa belum mati.”
Suasana perayaan Bulan Bahasa 28 Oktober 2025 di SMKN 3 Cimahi (Foto: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 29 Okt 2025, 13:04 WIB

Benarkah Novel 'Teruslah Bodoh Jangan Pintar' adalah Gambaran Pertambangan Indonesia di Masa Depan?

Kita diminta untuk belajar realitas dan lebih peduli dengan kondisi alam sekitar juga isu pelik yang dialami oleh masyarakat Indonesia dibagian pulau lain.
Belajar Realitas dari Novel Teruslah Bodoh jangan Pintar (Sumber: Instagram | bukune_simbok)
Ayo Netizen 29 Okt 2025, 11:57 WIB

Kenapa Hijab Viscose Jadi Primadona Baru di Dunia Fashion Muslimah?

Lembut, adem, dan elegan. Nggak heran hijab viscose jadi pilihan favorit muslimah modern yang ingin tampil modis tanpa ribet!
hijab viscose. (Sumber: Pexels/PNW Production)
Ayo Netizen 29 Okt 2025, 10:11 WIB

Dekolonisasi Ateisme: Enggak Percaya Tuhan Belum Tentu Gak Beragama?

Menyingkirkan dikotomi antara beragama dan tak beragama, mencari bentuk religiusitas yang lebih kaya, merdeka, dan tak lagi terjebak bayangan Barat.
Di Indonesia pun ada bentuk religiusitas tanpa agama. (Sumber: Pexels/ROCKETMANN TEAM)
Ayo Netizen 29 Okt 2025, 08:49 WIB

'Abadi Nan Jaya' Film Zombie Versi Nusantara, Apa yang Bikin Viral?

Film "Abadi Nan Jaya" yang mulai tayang perdana di Netflix pada 23 Oktober 2025 lalu menuai respons menarik dari masyarakat Indonesia.
Poster Film Abadi Nan Jaya. (Sumber: Instagram: @miktambayong)
Ayo Netizen 29 Okt 2025, 07:39 WIB

Panduan Sederhana Menjadi Seorang Penulis

Menulis bukanlah hal yang sulit bila kita tahu trik atau kiat-kiatnya.
Buku karya Dwi Suwiknyo "Cara Kreatif Menjadi Penulis Produktif". (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 20:54 WIB

Menengok Penderitaan dalam Kacamata Agama-Agama

Benarkah agama-agama mengajarkan bahwa penderitaan adalah kesalahan pribadi atau bukti lemahnya iman?
Ilustrasi orang dengan gangguan kesehatan mental. (Sumber: Pexels/Nothing Ahead)
Ayo Jelajah 28 Okt 2025, 18:13 WIB

Sejarah Panjang ITB, Kampus Insinyur Impian Kolonial Tanah Tropis

Technische Hoogeschool te Bandoeng berdiri tahun 1920 sebagai sekolah teknik pertama di Hindia Belanda, cikal bakal ITB dan lahirnya insinyur pribumi seperti Sukarno.
Peresmian Technische Hoogeschool te Bandung (THS) 3 Juli 1920. (Foto: KITLV)
Ayo Biz 28 Okt 2025, 17:52 WIB

Langkah Kecil, Dampak Besar: Gaya Hidup Sehat Menjadi Gerakan Sosial di Bandung

Gaya hidup sehat di Bandung tidak hanya dipicu oleh kesadaran individu, tetapi juga oleh ekosistem kota yang mendukung.
Gaya hidup sehat di Bandung tidak hanya dipicu oleh kesadaran individu, tetapi juga oleh ekosistem kota yang mendukung. (Sumber: Ist)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 17:13 WIB

Mahasiswa Boleh Sibuk, tetapi Jangan Lupa Bahagia

Di balik jadwal padat, tugas menumpuk, dan tuntutan produktivitas, banyak mahasiswa yang diam-diam berjuang melawan stres dan kelelahan mental.
Ilustrasi mahasiswa di Indonesia. (Sumber: Pexels/Dio Hasbi Saniskoro)
Ayo Biz 28 Okt 2025, 16:06 WIB

Rebo Nyunda di Cikapundung, Menjaga Napas Budaya Sunda di Tengah Deru Modernisasi

Rebo Nyunda bukan sekadar pertunjukan, program ini adalah gerakan akar rumput yang lahir dari keresahan akan lunturnya identitas budaya Sunda.
Cikapundung Riverspot, yang biasanya dipadati wisatawan dan pejalan kaki, menjelma menjadi panggung terbuka bagi warisan leluhur yakni Rebo Nyunda. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 28 Okt 2025, 16:05 WIB

Hikayat Cipaganti Group, Raksasa Transportasi Bandung yang Tumbang Diguncang Skandal

Dari garasi kecil di Jalan Cipaganti, lahir raksasa transportasi yang pernah kuasai Jawa Barat. Tapi skandal finansial membuatnya tumbang tragis.
Travel Cipaganti
Ayo Biz 28 Okt 2025, 14:41 WIB

Meluncur di Meja Makan: Sushi Konveyor dan Dinamika Kuliner Bandung

Jika dulu makanan Jepang identik dengan restoran eksklusif dan sajian formal, kini hadir cara baru yang lebih dinamis dan interaktif yakni sushi konveyor.
Jika dulu makanan Jepang identik dengan restoran eksklusif dan sajian formal, kini hadir cara baru yang lebih dinamis dan interaktif yakni sushi konveyor. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 13:59 WIB

Dari Mimbar Kecil di Tasikmalaya sampai ke TVRI Bandung

Di era digital yang serba cepat, Ustaz Atus hadir sebagai sosok pendakwah yang mampu menyentuh hati lewat layar.
Dakwah di program TVRI Bandung "Cahaya Qolbu" (Foto: Tim TVRI Bandung)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 12:25 WIB

Perkawinan (Cinta) Beda Agama: Mangu, Peri Cintaku, Realitas Sosial, SEMA 2/2023, dan Bhinneka Tunggal Ika

Di lagu-lagu itu, cinta beda agama hampir selalu digambarkan seperti relasi yang seru tapi mustahil, so far selalu romantis tapi terlarang.
Ilustrasi pasangan menikah. (Sumber: Pexels/Danu Hidayatur Rahman)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 11:24 WIB

Maskulinitas dan Isu Pelecehan Seksual terhadap Laki-Laki

Ada yang luput dari perhatian yaitu pelecehan seksual terhadap laki-laki.
Isu pelecehan seksual umumnya terjadi kepada perempuan. Namun ada satu hal yang luput dari perhatian serta pengakuan masyarakat bahwa laki-laki pun berpotensi mengalami pelecehan seksual. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 10:16 WIB

'The Way Home' dan Keberanian Melawan Penyesalan

Sebuah drama keluarga Tiongkok tentang penyesalan, tradisi, dan keberanian untuk pulang.
Poster film "The Way Home". (Sumber: IMDB)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 09:04 WIB

Secuil tentang Psikologi Agama

Psikologi agama selalu berhasil bikin kangen menyelam ke dunianya lagi.
Anak-anak beragama Islam sedang mengaji di masjid. (Sumber: Pexels/Hera hendrayana)