Ketika Seremoni Berubah Menjadi Aksi Nyata Menyelamatkan Hutan

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Sabtu 20 Des 2025, 22:19 WIB
Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita. (Sumber: Ist)

Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita. (Sumber: Ist)

AYOBANDUNG.ID -- Indonesia sedang berduka. Hujan deras yang tak kunjung reda di Sumatera berubah menjadi banjir bandang dan longsor, merenggut ribuan nyawa dan meninggalkan luka yang dalam. Di balik tangisan keluarga yang kehilangan, ada pertanyaan besar yang menggantung di udara: sampai kapan kita akan terus mengabaikan tanda-tanda alam?

Bencana ini bukan sekadar peristiwa alam. Tapi adalah cermin dari rapuhnya hubungan manusia dengan hutan, sungai, dan tanah yang selama ini menopang kehidupan. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan laju deforestasi Indonesia masih ratusan ribu hektare per tahun. Angka itu bukan sekadar statistik, melainkan potret nyata dari hutan yang hilang, habitat yang musnah, dan tanah yang kehilangan daya serap air.

Di tengah kabar duka, sebuah gerakan kecil hadir di Bandung. PT Surya Energi Indotama (SEI) kembali menggelar program ā€œSEI Hijaukan Bumiā€. Alih-alih mengirim karangan bunga untuk merayakan ulang tahun perusahaan, mereka memilih menanam pohon di Taman Keanekaragaman Hayati, Cibiru. Sebuah simbol sederhana, namun sarat makna, mengganti seremoni dengan aksi nyata.

"Kegiatan yang kita lakukan ini (menanam pohon) bisa dibilang merupakan langkah kecil, namun apabila digalakkan bersama akan memberi dampak yang besar untuk masa mendatang,ā€ ungkap Direktur Utama SEI, I Made Sandika Dwiantara.

Dukungan datang dari berbagai stakeholder, mulai dari PT Len Industri hingga perbankan seperti BNI dan BTN. Tahun ini, terkumpul seribu bibit pohon dari manggu, mahoni, alpukat, ki bungur, ki damar, manglid, hingga bambu kuning. Tahun sebelumnya, jumlahnya bahkan lebih banyak, mencapai 1.870 bibit. Angka-angka ini mungkin terlihat kecil dibanding luas hutan yang hilang, tetapi setiap pohon adalah janji kehidupan.

Gerakan kecil seperti SEI Hijaukan Bumi menjadi inspirasi. Mengganti karangan bunga dengan bibit pohon adalah transformasi budaya yang menyentuh. (Sumber: Ist)
Gerakan kecil seperti SEI Hijaukan Bumi menjadi inspirasi. Mengganti karangan bunga dengan bibit pohon adalah transformasi budaya yang menyentuh. (Sumber: Ist)

ā€œKegiatan SEI Hijaukan bumi ini menjadi langkah kecil yang kita berikan untuk membuat bumi lebih baik. Semoga SEI terus menjadi bagian dari kegiatan yang peduli terhadap lingkungan," ucap Syah Maula dari DLH Kota Bandung.

Antusiasme peserta terlihat jelas. Karyawan, stakeholder, hingga media massa turun langsung menanam pohon. Ada senyum, ada harapan, ada rasa kebersamaan yang jarang kita temukan dalam seremoni formal. Pohon-pohon yang ditanam bukan sekadar batang kayu, melainkan simbol solidaritas manusia dengan bumi.

Fenomena ini sejalan dengan tren baru di masyarakat. Semakin banyak komunitas yang memilih aksi nyata yakni urban farming di perkotaan, gerakan mengurangi plastik sekali pakai, hingga kampanye menanam pohon di desa-desa. Kesadaran kolektif mulai tumbuh, meski perlahan.

Di dunia usaha, konsep ESG (Environmental, Social, and Governance) kini menjadi tolok ukur. SEI, sebagai perusahaan energi terbarukan, menunjukkan bahwa komitmen lingkungan bukan sekadar jargon, melainkan tindakan nyata. Di tengah krisis iklim, langkah seperti ini menjadi relevan dan mendesak.

Bencana di Sumatera adalah alarm keras. BNPB menegaskan bahwa daerah dengan kerusakan hutan tinggi lebih rentan terhadap longsor dan banjir. KLHK mencatat bahwa rehabilitasi hutan harus dilakukan secara masif jika kita ingin mengurangi risiko. Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) pun menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.

Gerakan kecil seperti SEI Hijaukan Bumi menjadi inspirasi. Mengganti karangan bunga dengan bibit pohon adalah transformasi budaya yang menyentuh. (Sumber: Ist)
Gerakan kecil seperti SEI Hijaukan Bumi menjadi inspirasi. Mengganti karangan bunga dengan bibit pohon adalah transformasi budaya yang menyentuh. (Sumber: Ist)

Gerakan kecil seperti SEI Hijaukan Bumi menjadi inspirasi. Mengganti karangan bunga dengan bibit pohon adalah transformasi budaya yang menyentuh. Gerakan ini mengajarkan bahwa kepedulian bisa diwujudkan dalam bentuk sederhana, namun berdampak panjang.

Oleh karena itu, I Made Sandika Dwiantara menegaskan, momentum ini harus dijaga. Dari tragedi lahir kesadaran, dari kesadaran lahir aksi. Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita.

Di tengah duka, kita menemukan secercah harapan. Gerakan kecil ini pun mengingatkan bahwa bumi bisa pulih jika manusia mau berkomitmen. Dan mungkin, dari satu bibit pohon yang ditanam hari ini, lahirlah masa depan yang lebih hijau, lebih aman, dan lebih manusiawi.

ā€œBukan hanya sekedar seremoni, tapi ini langkah konkretnya PT SEI dalam mendukung kegiatan kelestarian bumi, kelestarian hutan, kelestarian lingkungan seperti itu," pungkas I Made Sandika Dwiantara.

Alternatif kebutuhan bibit pohon atau produk serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/9Kb9QSf9Si
  2. https://s.shopee.co.id/4LCTTItBX2
  3. https://s.shopee.co.id/AUn6oee2Gk
  4. https://s.shopee.co.id/VzkuJaoXs
  5. https://s.shopee.co.id/3qGCsTJXGj
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Des 2025, 09:44 WIB

Kesenjangan Ruang Publik Bandung Hambat Aktivitas Mahasiswa

Artikel ini menjelaskan mengenai pandangan seorang mahasiswi asal Bandung mengenai ruang publik di Bandung.
Suasana salah satu Ruang Publik di Bandung, Taman Saparua pada pagi hari Sabtu, (29/11/2025). (Foto: Rasya Nathania)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 08:47 WIB

Alih Fungsi Tugu Simpang Diponegoro Citarum pada Malam Hari, Menyimpang atau Membantu UMKM?

Keresahan warga terhadap penertiban area Pusdai, apakah lamgkah yang efektif atau tidak?
Suasana di tugu Jl Diponegoro dan Jl Citarum pada malam hari, Senin 1 Desember 2025 pukul 1 dini hari (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Mazayya Ameera Aditya)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 08:21 WIB

Es Krim Yogurt Tianlala Bikin Cibiru Kota Bandung Makin Kekinian

Hadirnya Tianlala di kawasan Cibiru menambah warna baru dalam tren kuliner Bandung Timur.
 (Sumber: Tianlala.id)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 06:54 WIB

Di Ujung Tombak Pengabdian: Menata Beban RT RW demi Harmoni Warga

Dalam hal implementasi program, tidak jarang pada praktiknya RT RW mengeluarkan dana pribadi untuk menutupi kekurangan pendanaan dalam pelaksanaan program
Pelantikan Forum RT RW Periode (2025-2027) Kecamatan Panyileukan Kota Bandung (Sumber: Humas Kecamatan Panyileukan)
Ayo Biz 20 Des 2025, 22:19 WIB

Ketika Seremoni Berubah Menjadi Aksi Nyata Menyelamatkan Hutan

Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita.
Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita. (Sumber: Ist)
Beranda 20 Des 2025, 13:46 WIB

Mobilitas Kota Bandung Belum Aman bagi Kaum Rentan, Infrastruktur Jadi Sorotan

Dalam temuan B2W, di kawasan Balai Kota, Jalan Aceh, dan Jalan Karapitan, meskipun telah tersedia jalur sepeda, hak pesepeda kerap ditiadakan.
Diskusi Publik ā€œRefleksi Mobilitas Bandung 2025ā€ di Perpustakaan Bunga di Tembok (19/12/2025) (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 21:14 WIB

Sate Murah di Tikungan Jalan Manisi, Favorit Mahasiswa Cibiru

Sate dengan harga yang murah meriah dan rasa yang enak serta memiliki tempat yang strategis di sekitar wilayah Cibiru.
Dengan harga Rp20.000, pembeli sudah mendapatkan satu porsi berisi 10 tusuk sate lengkap dengan nasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 20:24 WIB

Hidup Selaras dengan Alam, Solusi Mencegah Terjadinya Banjir di Musim Penghujan

Banjir menjadi salah satu masalah ketika musim hujan telah tiba, termasuk di Kota Bandung.
Salah satu dampak dari penurunan permukaan tanah adalah banjir seperti banjir cileuncang di Jalan Citarip Barat, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Rabu 28 Februari 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Jelajah 19 Des 2025, 19:15 WIB

Sejarah Jatinangor, Perkebunan Kolonial yang jadi Pabrik Sarjana di Timur Bandung

Jatinangor pernah hidup dari teh dan karet sebelum menjelma kawasan pendidikan terbesar di timur Bandung.
Jatinangor. (Sumber: sumedangkab.go.id)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 18:09 WIB

Abah, Buku Bekas, dan Denyut Intelektual

Mahasiswa lintas angkatan mengenalnya cukup dengan satu panggilan Abah. Bukan dosen, staf, bukan pula pustakawan kampus.
Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 16:01 WIB

Maribaya Natural Hotspring Resort: Wisata Alam, Relaksasi, dan Petualangan di Lembang

Maribaya Natural Hotspring Resort menawarkan pengalaman wisata alam dan relaksasi di tengah kesejukan Lembang.
Maribaya Lembang. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 15:13 WIB

Bukit Pasir sebagai Benteng Alami dari Hempasan TsunamiĀ 

Sand dune yang terbentuk oleh proses angin dan gelombang dapat mengurangi efek tsunami.
Teluk dengan pantai di selatan Jawa Barat yang landai, berpotensi terdampak hempasan maut tsunami. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T. Bachtiar)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:22 WIB

Jualan setelah Maghrib Pulang Dinihari, Mi Goreng ā€˜Mas Sam’ Cari Orang Lapar di Malam Hari

Mengapa mesti nasi goreng ā€œMas Iputā€? Orangnya ramah.
SAM adalah nama sebenarnya, tapi para pelanggannya telanjur menyebutnya ā€œMas Iputā€. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:12 WIB

5 Hidden Gem Makanan Manis di Pasar Cihapit, Wajib Dicoba Saat Main ke Bandung!

Semuanya bisa ditemukan dalam satu area sambil menikmati suasana Pasar Cihapit.
Salah satu tempat dessert di Pasar Cihapit, yang menjadi tujuan berburu makanan manis bagi pengunjung. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 12:57 WIB

Twig CafƩ Maribaya: Tempat Singgah Tenang dengan Pemandangan Air Terjun yang Menyegarkan Mata

Suasana Cafe yang sangat memanjakan mata dan pikiran lewat pemandangan nyata air terjun yang langsung hadir di depan mata.
Air terjun yang langsung terlihat dari kafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 11:46 WIB

Program CSR sebagai Alat Penembusan dosa

CSR harus dikembalikan ke inti, yaitu komitmen moral untuk mencegah kerusakan ekosistem sejak awal
Ilustrasi kayu hasil penebangan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 10:21 WIB

Keberlangsungan Suatu Negara dalam Bayang-Bayang Deformasi Kekuasaan

Sering kali ada pengaruh buruk dalam jalannya suatu pemerintahan yang dikenal dengan istilah deformasi kekuasaan.
 (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:24 WIB

Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Antara hak pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang harus diseimbangkan pemerintah Kota Bandung
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:13 WIB

Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

Cibaduyut tidak hanya menjadi pusat penjualan sepatu di Kota Bandung, tapi juga sebagai salah satu pusat kemacetan di kota ini.
Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)