AYOBANDUNG.ID -- Di balik semangkuk bakso yang kaya rasa, ada perjalanan panjang seorang pria yang berusaha mewujudkan mimpinya. Mimpi yang tidak hanya tentang menyajikan makanan lezat, tetapi juga tentang menghadirkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
Hendriq Entan Jabbar, sang pemilik Bakso Djando Guntursari, bukanlah seseorang yang tiba-tiba muncul di dunia kuliner. Hendriq adalah seorang penggemar bakso sejati yang telah lama mencari cita rasa yang sempurna.
Bakso bagi Hendriq bukan sekadar makanan biasa. Sejak kecil, dirinya telah tumbuh dengan kenangan menikmati semangkuk bakso di berbagai kedai, mengamati bagaimana setiap tempat memiliki keunikan tersendiri.
Dari sana, tumbuhlah rasa ingin tahu dan semangat untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Suatu hari nanti, Hendriq ingin membuka kedai baksonya sendiri dengan konsep unik dan cita rasa yang berbeda dari yang lain.
Namun, mewujudkan mimpi itu tidaklah semudah yang dibayangkan. Berbekal semangat dan pengetahuan kuliner yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun, Hendriq mulai merancang konsep kedai bakso yang tidak hanya menawarkan rasa yang lezat tetapi juga pengalaman kuliner yang lebih dekat dengan pelanggan.

Untuk kedainya ini, Hendriq memilih konsep open kitchen, memungkinkan pengunjung untuk melihat langsung proses peracikan setiap mangkuk bakso yang mereka nikmati.
"Saya ingin bakso ini punya karakter dan membawa pengalaman yang berbeda. Saya ingin pengunjung datang bukan hanya untuk makan, tapi juga menikmati kehangatan dan keterbukaan dari dapur kami," ujar Hendriq.
Memulai usaha bakso bukan tanpa rintangan. Di awal perjalanannya, Hendriq menghadapi tantangan besar, mulai dari mencari bahan baku berkualitas, menentukan resep yang pas, hingga mendapatkan kepercayaan pelanggan.
Ia sempat mengalami kegagalan dalam eksperimen pertama ketika mencoba menghadirkan topping jando, bagian lemak sapi yang menurutnya memiliki potensi besar dalam memperkaya rasa bakso. Ia menemukan bahwa jando adalah bagian yang sering kali kurang dimanfaatkan, padahal memiliki cita rasa luar biasa.
"Tidak banyak berani menyediakan jando sebagai bagian utama, padahal jika diolah dengan tepat, jando bisa menjadi daya tarik tersendiri," jelasnya.
Ia tak menyerah. Ia terus melakukan riset, mencoba berbagai teknik pengolahan jando hingga menemukan cara terbaik untuk menyajikannya tanpa menghilangkan rasa gurih alaminya.
Keberanian ini akhirnya membuahkan hasil. Saat Bakso Djando Guntursari resmi dibuka pada 2024, pelanggan mulai berdatangan dan penasaran dengan inovasi yang ditawarkan.
Tak tanggung-tanggung, kedai ini kini menyediakan hingga 100 kilogram jando setiap hari, memastikan pecinta bakso dan jando bisa menikmati topping favorit mereka tanpa khawatir kehabisan.
Oleh karenanya, Bakso Djando Guntursari bukan sekadar bisnis bagi Hendriq. Ia ingin menciptakan sesuatu yang bisa terus berkembang dan menjadi bagian dari budaya kuliner Kota Bandung.
Kini, Bakso Djando Guntursari menjadi salah satu destinasi kuliner favorit di Bandung. Setiap mangkuk bakso yang disajikan bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang perjalanan seorang pejuang kuliner yang berani bermimpi dan menghadapi tantangan demi menghadirkan sesuatu yang berbeda.
Namun, meski sudah mulai dikenal, Hendriq tak ingin berhenti berkembang. Ia ingin terus menghadirkan inovasi dan menjaga kualitasnya agar Bakso Djando Guntursari semakin dicintai pelanggan.
Dengan harga yang terjangkau, antara Rp15.000 hingga Rp35.000 per porsi, ia berharap bisnis kulinernya bisa menjangkau berbagai kalangan pecinta bakso.
"Saya ingin kedai ini menjadi tempat orang-orang bisa menikmati bakso dengan penuh kepuasan, bukan hanya dari rasanya, tetapi juga dari suasananya," pungkas Hendriq.
Informasi umum Bakso Djando Guntursari
Alamat: Jalan KH.A. Dahlan No.56, Malabar, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung
Instagram: https://www.instagram.com/baksodjando.guntursari
Tiktok: https://www.tiktok.com/@baksodjando.guntursari
WhatsApp: 0822-2111-9483