Addictea: Dari Rp5 Juta, Kini Menjadi Nama yang Dicari Pecinta Teh

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Senin 16 Jun 2025, 14:04 WIB
Produk teh premium siap saji dari Addictea. (Sumber: Addictea)

Produk teh premium siap saji dari Addictea. (Sumber: Addictea)

AYOBANDUNG.ID -- Ada sesuatu yang spesial dalam setiap teguk Addictea. Bukan sekadar rasa, tetapi kisah perjuangan yang terseduh bersama setiap racikan. Di balik setiap tegukannya, terselip kisah dua sahabat yang memberanikan diri bermimpi besar dengan modal kecil. 

Desember 2011, dua sahabat yakni Saskia Pratiwi dan Mutia Safrina memulai perjalanan mereka dengan modal Rp5 juta dan keberanian besar untuk merintis sebuah bisnis produk UMKM Bandung.

Kulkas kecil menjadi saksi dari eksperimen demi eksperimen, mencari rasa yang pas untuk sebuah teh premium siap saji.

"Awalnya, kami hanya bermodal Rp5 juta untuk membeli racikan dan kulkas. Itu saja," kenang Saskia Pratiwi sebagai Founder dan CEO Addictea.

Memulai perjalanan bisnis teh premium siap saji sejak Desember 2011, tentunya bukanlah jalan yang mulus. Dua tahun penuh dedikasi mereka lalui, hingga akhirnya menemukan racikan yang mendapat sambutan hangat dari pecinta teh. 

"Kami membutuhkan waktu dua tahun untuk menemukan racikan yang pas," ungkap Mutia selaku Co-founder & Co-CEO Addictea.

Produk teh premium siap saji dari Addictea. (Sumber: Addictea)
Produk teh premium siap saji dari Addictea. (Sumber: Addictea)

Selama itu, mereka terus bereksperimen, memperbaiki formula, hingga akhirnya mendapat respons positif dari pelanggan pertama mereka.

Berawal dari dua varian klasik yakni original Thai tea dan green tea, Addictea terus berkembang, menghadirkan pilihan rasa yang semakin unik seperti taro milk tea, banana milk tea, hingga minty milk tea. Tanpa pengawet, tanpa kompromi. 

Dengan berbagai varian ini tentu kami ingin konsumen punya lebih banyak pilihan," ujar Saskia.

Namun, perjalanan mereka bukan tanpa rintangan. Tantangan terbesarnya bisnis yang mereka rintis ini yakni terletak pada ekspansi distribusi. Menadikan Bandung sebagai pusat usaha, dan sejak 2016, Mutia dan Saskia membawa Addictea ke ranah digital.

"Hanya mengandalkan penjualan di Bandung membuat kami berpikir ulang tentang strategi," kata Mutia.

Hasilnya? Luar biasa. Sosial media dan promosi online mengundang lebih banyak pelanggan ke Addictea House di Cisangkuy, bahkan wisatawan rela memesan khusus untuk membawa pulang ke kota asal mereka. Kini, pesanan telah menjangkau Bali, Palembang, hingga Riau. 

"Channel online benar-benar membantu. Pelanggan dari luar kota makin banyak. Biasanya mereka menelepon admin untuk pesan dulu, agar bisa dibekukan dan dibawa pulang," jelas Saskia. 

Produk teh premium siap saji dari Addictea. (Sumber: Addictea)
Produk teh premium siap saji dari Addictea. (Sumber: Addictea)

Namun di balik kesuksesan Addictea, ada dukungan penuh dari keluarga. Dukungan keluarga menjadi energi utama bagi Mutia dan Saskia.

Sebagai ibu dari masing-masing anak, mereka tak hanya mengelola bisnis, tetapi juga membangun impian yang bertumbuh bersama waktu.

Kini, dengan 35 karyawan dan produksi mencapai 300 liter per hari, mereka terus menjaga kualitas tanpa mengesampingkan inovasi. 

Harga yang ditawarkan tetap ramah, sesuai dengan filosofi mereka yaitu teh premium yang bisa dinikmati kapan saja, oleh siapa saja. Tapi lebih dari sekadar angka, setiap gelas Addictea mengandung cerita panjang tentang perjuangan, inovasi, dan mimpi yang terus tumbuh. 

"Kami tidak pernah menyangka Addictea bisa sebesar ini. Tapi kami percaya, mimpi yang didorong dengan ketekunan pasti akan berbuah manis," tutup Mutia. 

Informasi umum Addictea House Cisangkuy

Alamat di Jalan Cisangkuy No.46, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung

Instagram: https://www.instagram.com/addictea

Shopee: https://shopee.co.id/addicteabandung

Tokopedia: https://www.tokopedia.com/addicteabdg

Tiktok: https://www.tiktok.com/@addicteabdg

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 19 Des 2025, 21:14 WIB

Sate Murah di Tikungan Jalan Manisi, Favorit Mahasiswa Cibiru

Sate dengan harga yang murah meriah dan rasa yang enak serta memiliki tempat yang strategis di sekitar wilayah Cibiru.
Dengan harga Rp20.000, pembeli sudah mendapatkan satu porsi berisi 10 tusuk sate lengkap dengan nasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 20:24 WIB

Hidup Selaras dengan Alam, Solusi Mencegah Terjadinya Banjir di Musim Penghujan

Banjir menjadi salah satu masalah ketika musim hujan telah tiba, termasuk di Kota Bandung.
Salah satu dampak dari penurunan permukaan tanah adalah banjir seperti banjir cileuncang di Jalan Citarip Barat, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Rabu 28 Februari 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Jelajah 19 Des 2025, 19:15 WIB

Sejarah Jatinangor, Perkebunan Kolonial yang jadi Pabrik Sarjana di Timur Bandung

Jatinangor pernah hidup dari teh dan karet sebelum menjelma kawasan pendidikan terbesar di timur Bandung.
Jatinangor. (Sumber: sumedangkab.go.id)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 18:09 WIB

Abah, Buku Bekas, dan Denyut Intelektual

Mahasiswa lintas angkatan mengenalnya cukup dengan satu panggilan Abah. Bukan dosen, staf, bukan pula pustakawan kampus.
Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 16:01 WIB

Maribaya Natural Hotspring Resort: Wisata Alam, Relaksasi, dan Petualangan di Lembang

Maribaya Natural Hotspring Resort menawarkan pengalaman wisata alam dan relaksasi di tengah kesejukan Lembang.
Maribaya Lembang. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 15:13 WIB

Bukit Pasir sebagai Benteng Alami dari Hempasan TsunamiĀ 

Sand dune yang terbentuk oleh proses angin dan gelombang dapat mengurangi efek tsunami.
Teluk dengan pantai di selatan Jawa Barat yang landai, berpotensi terdampak hempasan maut tsunami. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T. Bachtiar)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:22 WIB

Jualan setelah Maghrib Pulang Dinihari, Mi Goreng ā€˜Mas Sam’ Cari Orang Lapar di Malam Hari

Mengapa mesti nasi goreng ā€œMas Iputā€? Orangnya ramah.
SAM adalah nama sebenarnya, tapi para pelanggannya telanjur menyebutnya ā€œMas Iputā€. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:12 WIB

5 Hidden Gem Makanan Manis di Pasar Cihapit, Wajib Dicoba Saat Main ke Bandung!

Semuanya bisa ditemukan dalam satu area sambil menikmati suasana Pasar Cihapit.
Salah satu tempat dessert di Pasar Cihapit, yang menjadi tujuan berburu makanan manis bagi pengunjung. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 12:57 WIB

Twig CafƩ Maribaya: Tempat Singgah Tenang dengan Pemandangan Air Terjun yang Menyegarkan Mata

Suasana Cafe yang sangat memanjakan mata dan pikiran lewat pemandangan nyata air terjun yang langsung hadir di depan mata.
Air terjun yang langsung terlihat dari kafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 11:46 WIB

Program CSR sebagai Alat Penembusan dosa

CSR harus dikembalikan ke inti, yaitu komitmen moral untuk mencegah kerusakan ekosistem sejak awal
Ilustrasi kayu hasil penebangan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 10:21 WIB

Keberlangsungan Suatu Negara dalam Bayang-Bayang Deformasi Kekuasaan

Sering kali ada pengaruh buruk dalam jalannya suatu pemerintahan yang dikenal dengan istilah deformasi kekuasaan.
 (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:24 WIB

Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Antara hak pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang harus diseimbangkan pemerintah Kota Bandung
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:13 WIB

Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

Cibaduyut tidak hanya menjadi pusat penjualan sepatu di Kota Bandung, tapi juga sebagai salah satu pusat kemacetan di kota ini.
Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:42 WIB

Strategi Bersaing Membangun Bisnis Dessert di Tengah Tren yang Beragam

Di Tengah banyaknya tren yang cepat sekali berganti, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pengusaha dessert untuk terus mengikuti tren dan terus mengembangkan kreatifitas.
Dubai Truffle Mochi dan Pistabite Cookies. Menu favorite yang merupakan kreasi dari owner Bonsy Bites. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:08 WIB

Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Taman Tegallega makin ramai usai revitalisasi, namun kerusakan fasilitas,keamanan,dan pungli masih terjadi.
Area tribun Taman Tegalega terlihat sunyi pada Jumat, 5 Desember 2025, berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Sestovia Purba)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 19:38 WIB

Mengenal Gedung Sate, Ikon Arsitektur dan Sejarah Kota Bandung

Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 18:30 WIB

Kondisi Kebersihan Pasar Induk Caringin makin Parah, Pencemaran Lingkungan di Depan Mata

Pasar Induk Caringin sangat kotor, banyak sampah menumpuk, bau menyengat, dan saluran air yang tidak terawat, penyebab pencemaran lingkungan.
Pasar Induk Caringin mengalami penumpukan sampah pada area saluran air yang berlokasi di Jln. Soekarno-Hatta, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada awal Desember 2025 (Foto : Ratu Ghurofiljp)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:53 WIB

100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?

Karya sastra Pramoedya yang akan selalu relevan dengan kondisi Indonesia yang kian memburuk.
Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Lontar Foundation)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 17:42 WIB

Hikayat Jejak Kopi Jawa di Balik Bahasa Pemrograman Java

Bahasa pemrograman Java lahir dari budaya kopi dan kerja insinyur Sun Microsystems dengan jejak tak langsung Pulau Jawa.
Proses pemilahan bijih kopi dengan mulut di Priangan tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)