AYOBANDUNG.ID -- Gang Babakan Rahayu, Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler, dikenal sebagai sentra roti di Kota Bandung. Kawasan RW 06 yang dulunya permukiman biasa, kini dikenal sebagai penyuplai roti ke berbagai pasar tradisional di Bandung.
Semuanya berawal dari seorang pensiunan muda bernama Danu, yang merintis produksi roti rumahan pada tahun 1960. Usaha tersebut dilanjutkan Yuyu Yuningsih, putri Danu, yang mendirikan Roti Sawargi pada tahun 1987.
Berbekal modal Rp800.000, ia memulai usaha dari nol, membeli loyang, terigu, dan alat memanggang sederhana. Awalnya, Yuyu hanya memproduksi beragam roti goreng seperti roti curo, roti isi selai kacang, keju, cokelat, hingga bolu merah atau roti podeng.
Namun, arah usaha perlahan berubah ketika ia mulai memproduksi roti isi kopyor sekitar 18 tahun lalu.
Resep isiannya berasal dari campuran kelapa muda, tepung ketan, gula, dan vanili. Kombinasi ini menciptakan rasa khas yang digemari pembeli.
Selain itu, roti kopyor milik Sawargi punya ketahanan hingga empat hari tanpa bahan pengawet.
“Kami selalu menyesuaikan dengan selera pasar. Saat kopyor banyak disukai, saya fokus ke sana. Untungnya, roti kopyor kami punya rasa yang beda dari yang lain,” ujar Yuyu.
Meski bahan-bahan pokok seperti tepung, kelapa, ragi, dan plastik kemasan terus mengalami kenaikan harga, Yuyu memilih tidak mengorbankan mutu.
Ia memilih mengecilkan ukuran roti sekitar setengah sentimeter dan menyederhanakan kemasan dengan tidak lagi menyablon merek di plastik.

“Kualitas itu nomor satu. Kalau rasa berubah, pelanggan langsung kabur,” ungkapnya.
Kini, Sawargi menjadi salah satu dari tiga produsen terbesar di kawasan Babakan Rahayu, mengoperasikan pabrik dari pukul 07.00 hingga 22.00 WIB dengan 30 karyawan. Harga roti Sawargi dipatok Rp2.100 dari pabrik, lalu dijual kembali di pasar seharga Rp2.500 hingga Rp3.000 di warung.
Distribusinya pun meluas, tak hanya mencakup pasar-pasar di Kota Bandung, tetapi juga menjangkau Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Pangalengan, Ciwidey, Lembang, dan Majalaya.
Nama Sawargi, yang dalam bahasa Sunda berarti 'keluarga', dipilih dengan makna mendalam. Mayoritas karyawan Yuyu adalah anggota keluarga dan warga sekitar yang sudah seperti saudara sendiri.
Bahkan, beberapa mantan karyawannya kini sukses mendirikan usaha roti mandiri. Salah satu di antaranya yang kini berkembang pesat di Majalaya.
Saat ini ada lebih dari 30 usaha roti berdiri di Gang Babakan Rahayu. Maka itu tak heran jika kawasan ini didapuk sebagai pusat industri roti rumahan di Bandung bagian selatan.