Sejarah Pertempuran Perlintasan Ciater Subang, Gerbang Terakhir Pertahanan Sekutu di Bandung

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Selasa 19 Agu 2025, 12:52 WIB
Pertempuran Perlintasan Ciater atau Tjiaterstelling berlangsung dari 5 - 7 Maret 1942 antara pasukan Sekutu terutama Belanda melawan tentara Jepang. (Sumber: Wikimedia)

Pertempuran Perlintasan Ciater atau Tjiaterstelling berlangsung dari 5 - 7 Maret 1942 antara pasukan Sekutu terutama Belanda melawan tentara Jepang. (Sumber: Wikimedia)

AYOBANDUNG.ID - Pada awal Maret 1942, langit Jawa Barat dipenuhi suara raungan mesin pesawat dan dentuman meriam. Di lereng utara Gunung Tangkuban Perahu, sebuah jalur berliku yang disebut Perlintasan Tjiater—kini Ciater, Kabupaten Subang—menjadi panggung salah satu pertempuran paling menentukan pada masa pendudukan Jepang. Bagi Belanda dan pasukan Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL), mempertahankan celah sempit ini berarti memberi Bandung kesempatan bertahan sedikit lebih lama. Bagi Jepang, merebutnya berarti membuka pintu terakhir menuju jantung pertahanan lawan.

Tiga hari—5 hingga 7 Maret 1942—cukup untuk mengubah peta perang di Jawa Barat. Di medan yang sempit, dengan jurang di satu sisi dan dinding hutan di sisi lain, ribuan prajurit berhadapan dalam pertempuran yang menggabungkan tembakan artileri, serangan udara, tank ringan, dan perlawanan putus asa. Setiap jamnya adalah perebutan nyawa dan posisi.

Kisahnya pertempuran Ciater dimulai beberapa hari sebelumnya. Laporan monograf Divisi Angkatan Darat Kedelapan Amerika Serikat (AS) mencatat setelah kemenangan telak di Laut Jawa pada akhir Februari 1942, Jepang mengatur pendaratan di tiga titik Pulau Jawa. Salah satu yang paling krusial adalah di pantai Eretan Wetan, Indramayu, pada pagi 1 Maret. Detasemen yang dipimpin Kolonel Toshinari Shōji mendarat dengan cepat, membentuk posisi, dan pada hari yang sama berhasil merebut pangkalan udara Kalijati. Pangkalan ini bukan sekadar lapangan terbang—ia adalah mata dan telinga di langit Jawa Barat.

Kejatuhan Kalijati membuat pesawat-pesawat udara Jepang bisa bergerak bebas menguasai udara dan mendukung operasi darat pasukan Nippon, demikian catatan The Invasion of the Dutch East Indies. Kalijati merupakan titik strategis yang memungkinkan Jepang menguasai jalur komunikasi antara Bandung dan Batavia. Dari sini, jalan menuju Bandung terbuka, meskipun tidak sepenuhnya tanpa perlawanan.

Baca Juga: Pemberontakan APRA Westerling di Bandung, Kudeta yang Percepat Keruntuhan RIS

Secara geografis, ada dua jalur utama dari Kalijati menuju dataran tinggi Bandung. Pertama, lewat Purwakarta yang jalannya relatif baik. Kedua, lewat Perlintasan Tjiater, jalur sempit yang membelah lereng Tangkuban Perahu, menanjak tajam, berliku, dan berbahaya. Jalur ini bukan favorit pasukan besar—terlalu sempit untuk manuver besar-besaran, terlalu berisiko jika diserang dari ketinggian.

Tapi, ShĹŤji justru melihat jalur ini sebagai kesempatan. Pertahanan di Tjiater tidak sekuat yang seharusnya. Benteng Tjiater, atau Tjiaterstelling, memang dirancang untuk satu resimen infanteri penuh. Garis pertahanan pertama membentang dua kilometer, dilengkapi parit, kawat berduri, dan bunker beton. Di belakangnya, garis kedua berada di ujung selatan celah, meski belum selesai dibangun. Tapi kenyataannya, hanya satu batalion infanteri plus dua peleton tambahan yang menempati benteng itu.

Catatan P.C. Boer, Associate Professor di Akademi Pertahanan Belanda dalam The Loss of Java yang dirujuk Wikipedia menyebut pasukan Belanda dalam pertemputan itu dipimpin Mayor Jenderal Jacob Pesman dengan kekuatan sekitar 9.000 prajurit. Setengah dari jumlah itu sudah letih setelah gagal merebut kembali Kalijati pada 2–3 Maret. Dukungan udara KNIL tersisa 27 pesawat—12 pembom, 11 pesawat tempur, dan 4 pengintai.

Sementara bala bantuan dari "West Group" (pasukan KNIL dan Blackforce Australia) diperkirakan baru tiba 6 atau 7 Maret, dan belum siap bertempur hingga 10 Maret. Artinya, Pesman harus menahan pintu masuk ke Bandung sendirian selama beberapa hari krusial.

Tiga Hari di Tjiaterstelling

Seturut kronik The Loss of Java, pertempuran perlintasan Kalijati yang merupakan bagian dari letupan proxy Perang Dunia II di Indonesia ini meletus selama tiga hari. Hari pertama perang terjadi pada 5 Maret 1942. Pagi itu, kedua pihak mengawali hari dengan serangan udara. Pesawat Belanda dan Royal Air Force (RAF) Inggris mencoba mengebom Kalijati dan posisi Jepang. Jepang membalas dengan menghantam pangkalan Andir di Bandung dan pos-pos KNIL di garis depan. Serangan udara Jepang lebih terkoordinasi, menghantam sasaran-sasaran vital dan memutus komunikasi.

Baca Juga: Serdadu Cicalengka di Teluk Tokyo, Saksi Sejarah Kekalahan Jepang di Perang Dunia II

Peta pergerakan Detasemen Shoji dari Eretan Wetan menuju ke arah Bandung (Sumber: Wikimedia)
Peta pergerakan Detasemen Shoji dari Eretan Wetan menuju ke arah Bandung (Sumber: Wikimedia)

Sekitar tengah hari, tank-tank ringan Jepang mulai merayap di jalan sempit menuju garis pertama benteng. Di sisi jurang, bunker-bunker KNIL melepaskan tembakan meriam dan sempat menahan laju musuh. Tapi pepohonan lebat menghalangi pandangan, mengurangi efektivitas tembakan.

Dalam tiga jam pertempuran, infanteri Jepang berhasil menemukan celah di sektor yang tak dijaga rapat. Mereka menyusup, mencoba mengepung kompi di garis pertama. Meriam Belanda hancur, jembatan di atas jurang diledakkan untuk menghambat, tapi Jepang tetap menekan. Sekitar 50 prajurit Belanda terpaksa mundur ke garis kedua sejauh 500 meter.

Pesman mengirim bala bantuan, tapi kemacetan di jalan membuat mereka tiba terlambat. Menjelang malam, Jepang sudah menguasai lima bunker di garis pertama. Pertahanan kini bergantung pada 950 prajurit di garis kedua, sementara di belakangnya hanya ada 400 orang tak berpengalaman.

Jepang semula mengira ada 3.000 prajurit di garis kedua. Setelah interogasi tawanan, mereka tahu jumlahnya jauh lebih kecil. Hari kedua, 6 Maret, sekitar pukul 05.30, serangan udara Jepang besar-besaran menghujani posisi Belanda. Ratusan bom dijatuhkan, menghancurkan kendaraan dan memukul mental para pembela.

Serangan darat pertama dan kedua di pagi hari berhasil dipukul mundur. Tapi serangan ketiga—dengan tiga tank dan mortir—memecah sektor barat. Kabut tebal membantu Jepang mendekat tanpa terlihat. Antara 30–50 prajurit Belanda tewas di tempat, sementara 75 yang tertangkap dibantai, menyisakan hanya enam orang selamat. Laporan lain memperkirakan korban dua kompi itu mencapai 120 orang.

Sore harinya, patroli Jepang bentrok dengan tentara di benteng yang belum selesai dibangun. Kolonel W.J. de Veer, komandan pertahanan Belanda, gugur di pertempuran itu. Menjelang malam, pasukan yang tersisa mundur ke Lembang, meninggalkan celah di tangan Jepang.

Hari terakhir di Tjiater lebih mirip operasi pembersihan. Pada 7 Maret 1942 Jepang menyingkirkan unit-unit KNIL yang masih bertahan di punggung bukit. Menjelang malam, Lembang jatuh. Sekitar pukul 19.30, utusan Belanda datang membawa bendera putih. Mereka berniat membicarakan penyerahan terbatas untuk wilayah Bandung, tapi Letnan Jenderal Hitoshi Imamura menuntut penyerahan total seluruh pasukan Sekutu di Hindia Belanda.

Perundingan dilakukan keesokan harinya di Kalijati. Pesman, yang baru beberapa hari memimpin perlawanan terakhir di Tjiater, tidak lagi punya ruang untuk bergerak.

Baca Juga: Sejarah Vila Isola Bandung, Istana Kolonial Basis Pasukan Sekutu hingga jadi Gedung Rektorat UPI

Setelah pertempuran, pasukan bantuan Sekutu dari satuan Blackforce Australia tiba di Bandung. Namun kehadiran mereka tak banyak mengubah keadaan. Pemimpin pasukan Sekutu sempat memikirkan ide untuk melakukan perang gerilya kala itu. Namun kondisinya tidak memungkinkan: logistik minim, pasukan lelah, dan Bandung penuh pengungsi.

Pada 9 Maret siang, Belanda menyiarkan penyerahan umum. Kurang dari tiga jam kemudian, dokumen penyerahan ditandatangani. Hindia Belanda resmi jatuh ke tangan Jepang.

Pertempuran Perlintasan Tjiater adalah satu dari sedikit perlawanan sengit di detik-detik terakhir kekuasaan Belanda dan Sekutu di Jawa Barat. Medannya sempit, waktu terbatas, dan jumlah pasukan tak seimbang. Namun, bagi mereka yang bertempur di sana, tiga hari itu adalah pertarungan hidup-mati untuk mempertahankan kota terakhir.

Kini, Ciater lebih dikenal karena pemandian air panasnya dan udara sejuk pegunungan. Tapi di balik itu, jalan berliku yang menghubungkan Subang dan Lembang pernah menjadi medan yang dipenuhi asap mesiu, teriakan komando, dan dentuman artileri—tempat di mana nasib Bandung ditentukan hanya dalam tiga hari.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 19 Agu 2025, 15:53 WIB

Perjalanan Kiciks Muslimah: Dari Tugas Kuliah jadi Brand Busana Syar’i yang Mendunia

Di balik Kiciks Muslimah, tersimpan kisah inspiratif tentang bagaimana sebuah tugas kuliah berubah menjadi brand fashion muslimah yang kini dikenal luas.
Founder sekaligus desainer utama Kiciks Muslimah, Dewi Permata Sari dan sang suami sekaligus CEO Kiciks Muslimah, Rosy Andreas. (Sumber: instagram.com/kiciks_muslimah)
Ayo Netizen 19 Agu 2025, 15:14 WIB

Umi Cinta, 1 Juta, dan Tidak!

Dalam menyikapi maraknya “aliran ganjil” ini diperlukan keterlibatan seluruh komponen bangsa.
Sejumlah orang keluar dari kediaman Umi Cinta (Sumber: Instagram | Foto: Tangkapan layar)
Ayo Netizen 19 Agu 2025, 14:18 WIB

Menyingkap Identitas Desa Sagaracipta ala Mahasiswa KKN-T IPB

Mahasiswa KKN-T IPB sukses memetakan dan mempromosikan Desa Sagaracipta, Ciparay.
Tim KKN-T Inovasi IPB Bersama Perangkat Desa Sagaracipta
Ayo Jelajah 19 Agu 2025, 12:52 WIB

Sejarah Pertempuran Perlintasan Ciater Subang, Gerbang Terakhir Pertahanan Sekutu di Bandung

Perlintasan Ciater Subang jadi jalur strategis Jepang menuju Bandung. Pertempuran sengit di sana mengakhiri kekuasaan Belanda di Jawa Barat.
Pertempuran Perlintasan Ciater atau Tjiaterstelling berlangsung dari 5 - 7 Maret 1942 antara pasukan Sekutu terutama Belanda melawan tentara Jepang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 19 Agu 2025, 12:22 WIB

Bermula dari Pelanggan yang Ketagihan, Canumer Berkembang Jadi Franchise Pisang Nugget

Cau Nugget Lumer atau dikenal dengan Canumer, brand pisang nugget milik Toni Anggara, kini berkembang pesat dengan sistem franchise. Awalnya, usaha ini dirintis Toni bersama sang istri hanya dari dapu
Outlet Canumer di rumah Toni Anggara. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 19 Agu 2025, 11:03 WIB

Keunikan Sunda: Agama Bisa Apa Saja, Pola Pikirnya Tetap Kirata Basa

Orang Sunda bisa beragam agama, tapi tetap “menganut” kirata basa.
Masyarakat Adat Kampung Cireundeu Kota Cimahi saat menggelar Tradisi Tutup Taun 1957 dan Ngemban Taun 1 Sura 1958, Sabtu 3 Agustus 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 19 Agu 2025, 10:15 WIB

Tas Ransel Anak yang Bisa Bikin Semangat Sekolah

Tas ransel sekolah anak merupakan tas yang didesain khusus untuk kebutuhan anak saat bersekolah. Bentuknya praktis dengan dua tali bahu sehingga beban bisa terbagi rata, membuat anak lebih nyaman saat
Ilustrasi Foto Tas Ransel Anak. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 19 Agu 2025, 08:48 WIB

Kopi Puntang Jadi yang Terbaik di Dunia, Tapi Petaninya Sulit Sejahtera

Kopi asal Jawa Barat selalu mencuri perhatian dunia internasional. Salah satunya adalah Kopi Gunung Puntang yang pernah sukses meraih skor tinggi dalam ajang bergengsi Speciality Coffee Association
Ilustrasi Foto Petani Kopi (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 19 Agu 2025, 07:56 WIB

Kineruku, Tempat Nongkrong Seru bagi Pecinta Buku

Kineruku adalah toko buku sekaligus cafe yang tidak hanya menyediakan makanan tapi juga berbagai koleksi buku.
Menu Cafe Kineruku (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 18 Agu 2025, 20:03 WIB

Setya Novanto dan Jalan Terjal Penegakan Hukum Korupsi di Indonesia

Ia menyebut kejahatan yang dilakukan oleh Setya Novanto cs masuk dalam kategori ekstra ordinary crime, di mana telah membuat kerugian yang berdampak pada suatu bangsa.
Setya Novanto dibebaskan bersyarat dari Lapas Sukamiskin. (Sumber: Dok. Lapas Sukamiskin)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 19:56 WIB

Persib-Bobotoh: Memulai Liga dengan Semangat 'Ka Al-Jasadi Al-Wahid'

Dua tahun lalu, tali ukhuwah Bobotoh dan manajemen Persib sempat beku. Kini keduanya sedikit demi sedikit mulai mencair.
Ketum Viking Persib Club (VPC), Tobias Ginanjar menjadi salah satu model video peluncuran jersey Persib Bandung untuk mengarungi kompetisi Super League 2025/2026. (Sumber: Persib, VPC)
Ayo Biz 18 Agu 2025, 15:01 WIB

Melirik Potensi Bisnis Ikan Gabus Hias yang Punya Harga Jual Jutaan Rupiah

Ikan gabus yang dulu dianggap tak bernilai berubah status menjadi primadona baru di kalangan penghobi ikan hias. Hewan air tawar yang biasa ditemukan di rawa dan sungai ini kini diperdagangkan dengan
Ikan gabus hias. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Jelajah 18 Agu 2025, 14:58 WIB

Sejarah Pertempuran Lengkong Besar, Pasukan Bambu Runcing Dibombardir Tank dan Panser

Sejarah Pertempuran Lengkong Besar di jantung Bandung, pemuda berbekal senjata seadanya melawan tank Gurkha dan pesawat Mustang.
Tank pasukan Gurkha dalam sebuah pertempuran di Asia Tenggara tahun 1945. (Sumber: Imperial War Museums)
Ayo Biz 18 Agu 2025, 13:40 WIB

Rahasia Kesuksesan Kopi Klenteng, Warkop Favorit di Jantung Kota Bandung

Di kawasan Pecinan Bandung, tepatnya di Jalan Kelenteng No. 26, Andir, terdapat sebuah kedai kopi kecil yang selalu ramai oleh pengunjung. Meski ukurannya tidak besar, Kopi Kelenteng berhasil menyedot
Kopi Klenteng (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 11:40 WIB

Semarak Pawai dan Lomba Agustusan 

Agustusan bukan sekadar perayaan, tapi menjadi momen guyub penuh warna, ceria, dan asyik.
Siswa SD Negeri 067 Nilem dengan didampingi guru dan orang tua mengikuti karnaval merah putih saat melintas di Jalan Nilem, Kota Bandung, Kamis 14 Agustus 2025. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 10:47 WIB

Tacit Knowledge: Menyelamatkan Sejarah dari Lupa Kolektif

Pengetahuan yang melekat dalam kesan pribadi, intuisi, pengalaman, tradisi lisan, dan ingatan kolektif disebut tacit knowledge.
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. (Sumber: Dok. Direktorat Jenderal Kebudayaan)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 08:54 WIB

Fenomena Bendera One Piece dari Perspektif Penggemar

Fandom One Piece yang biasanya membahas spoiler dan fan-theory tiba-tiba menjadi sangat ramai dengan tuduhan makar.
Bendera Jolly Roger alias bajak laut Akagami dalam serial One Piece berkibar di permukiman warga Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 20:42 WIB

Ketika Warisan Suci Dikoyak oleh Skandal dan Kekuasaan, Masihkah Ulama sebagai Pewaris Nabi?

Opini ini mempertanyakan kembali kesucian hadist nabi yang bermakna "ulama sebagai pewaris para nabi" melihat realita oknum kiai saat ini.
Nabi-nabi tidak mewariskan harta, tahta, atau kekuasaan. Mereka mewariskan ilmu yang membebaskan, akhlak yang mulia, dan keberanian melawan kezaliman (Sumber: Pexels/Ahmet Çığşar)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 18:06 WIB

Do'a 3 Tahun untuk Mukti-Mukti

Mukti adalah musisi balada unik dan menarik.
Mukti Mukti, musisi balada asal Bandung, wafat 15 Agustus 2022. (Sumber: Facebook/Mukti-Mukti)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 14:13 WIB

80 Tahun Komunikasi Publik Indonesia Beserta Kontras-nya

Tepat 80 tahun Indonesia berusia, Agustus 2025 ini.
Sejumlah siswa SD Negeri 067 Nilem dengan didampingi guru dan orang tua mengikuti karnaval merah putih saat melintas di Jalan Nilem, Kota Bandung, Kamia 14 Aguatus 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)