Ilusi Hijau di Jalan Raya: Sisi Gelap Mobil Listrik di Indonesia

Geraldine Eileen Alexandra
Ditulis oleh Geraldine Eileen Alexandra diterbitkan Rabu 20 Agu 2025, 09:44 WIB
sisi gelap mobil listrik di Indonesia yang masih bergantung batu bara, menimbulkan kerusakan hutan, serta limbah baterai beracun. (Ilustrasi oleh AI)

sisi gelap mobil listrik di Indonesia yang masih bergantung batu bara, menimbulkan kerusakan hutan, serta limbah baterai beracun. (Ilustrasi oleh AI)

Pemanasan global bukan sekedar isu berita, melainkan sebuah kenyataan yang dampaknya semakin kita rasakan. Kesadaran akan hal ini mendorong orang untuk mencari solusi yang lebih ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dengan beralih ke mobil listrik.

Sementara itu, pemerintah juga berusaha mendorong perubahaan kendaraan listrik melalui insentif seperti pembebasan pajak, subsidi pembelian, hingga pembangunan stasiun pengisian daya di berbagai lokasi.

Peningkatan penjualan mobil listrik di Indonesia yang mencapai 40 ribu unit pada 2024 memiliki korelasi kuat dengan motivasi utama para pembelinya. Sebuah survei berjudul “Electric Vehicles in Indonesia: Consumer Insights and Market Dynamics” mengonfirmasi bahwa pendorong utama pembelian mobil listrik adalah faktor lingkungan.

Sebanyak 67% responden menyatakan alasan mereka beralih ke kendaraan listrik adalah karena bebas polusi udara, yang merupakan cerminan langsung dari kesadaran masyarakat terhadap isu kesehatan dan kualitas udara.

Namun, memfasilitasi banyak orang untuk memakai mobil listrik adalah langkah yang keliru, karena ini hanya memindahkan permasalahan lain yaitu polusi udara ke pencemaran lingkungan. 

Ketergantungan pada Sumber Energi yang Belum Bersih

Di tengah popularitasnya, ada sebuah kebenaran pahit yang tersembunyi di balik mobil listrik Indonesia. Masalah mendasar mobil tersebut berakar pada sumber energi yang digunakan untuk mengisi dayanya. Menurut Badan Keahlian Setjen DPR RI, kendaraan listrik di Indonesia masih bergantung pada listrik yang 40,46% berasal dari pembakaran batu bara kotor.

Angka tersebut jauh melampaui kontribusi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia yang hanya sebesar 13,09%. Kesenjangan yang sangat besar menunjukkan bahwa dasar energi untuk kendaraan listrik di Indonesia pada kenyataannya masih ditenagai sumber yang paling mencemari.

Sumber energi listrik yang masih kotor menimbulkan fakta bahwa Indonesia tidak benar-benar menghilangkan polusi, melainkan hanya memindahkan sumber polusi dari jalan raya ke area pembangkit listrik. Menurut Institute for Essential Services Reform (IESR), 81% dari total pembangkit listrik di Indonesia masih ditenagai oleh bahan bakar fosil.

Artinya, setiap kilometer yang ditempuh oleh sebuah mobil listrik turut menyumbang emisi karbon dioksida dan polutan berbahaya lainnya. Emisi tersebut memang tidak keluar dari knalpot mobil di tengah kota, tetapi dilepaskan ke atmosfer dari cerobong-cerobong asap pembangkit listrik.

Produksi Baterai Nikel yang Berlebihan

Kemacetan di Jalan Merdeka, Kota Bandung, Rabu 31 Juli 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Kemacetan di Jalan Merdeka, Kota Bandung, Rabu 31 Juli 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)

Kerusakan lingkungan masif disebabkan oleh bahan baku utama baterai mobil listrik, yaitu nikel di mana Indonesia merupakan salah satu produsen besar di dunia. Ambisi untuk menjadi produsen baterai global harus dibayar dengan biaya lingkungan yang sangat mahal.

Proses penambangan dan pengolahan nikel, terutama di wilayah seperti Sulawesi dan Maluku Utara, telah menyebabkan deforestasi atau penggundulan hutan skala besar dan mencemari ekosistem laut.

Laporan Mighty Earth yang berjudul “The Nickel Pickle” menyatakan bahwa para pemasok nikel untuk perusahaan mobil listrik telah menyebabkan deforestasi lebih dari 75.000 hektar di Indonesia sampai tahun 2024.

Ini menunjukkan bahwa untuk membersihkan udara di kota, kita mengorbankan hutan dan laut yang merupakan paru-paru dunia dan sumber kehidupan masyarakat pesisir.

Tingkat Daur Ulang Baterai Lithium-ion yang Rendah 

Selain itu, baterai mobil listrik akan menjadi limbah setelah digunakan selama 10 hingga 15 tahun. Limbah elektronik tersebut dikategorikan sebagai Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang sangat sulit ditangani. Proses daur ulangnya sangat kompleks, mahal, dan belum ada prosedur yang memadai di Indonesia.

Data dari lembaga riset internasional seperti World Economic Forum menunjukkan bahwa secara global, tingkat daur ulang baterai lithium-ion saat ini masih di bawah 5%.

Target jutaan mobil listrik di Indonesia berisiko menciptakan krisis limbah baterai beracun dalam satu dekade mendatang. Tanpa solusi daur ulang, pencemaran logam berat mengancam tanah dan air secara permanen.

Pada akhirnya, klaim mobil listrik sebagai teknologi ramah lingkungan di Indonesia harus ditinjau kembali dengan kacamata yang lebih kritis. Seperti yang telah diuraikan, jejak karbon kendaraan listrik bukan lenyap, melainkan hanya berpindah dari knalpot ke cerobong asap pembangkit listrik.

Di saat yang sama, ambisi besar Indonesia untuk menjadi produsen baterai global ternyata dibayar dengan pengorbanan hutan melalui praktik penambangan nikel yang destruktif. Untuk mengubah ilusi hijau menjadi solusi sejati, fokus kebijakan tidak boleh hanya berhenti pada insentif pembelian.

Pemerintah dan pelaku industri harus segera menyusun strategi pengelolaan limbah dan pelestarian lingkungan yang bertanggung jawab sebelum terlambat. (*)

DAFTAR PUSTAKA

  • Jannah, M. A. (2025). Kesadaran Lingkungan Dorong Minat Mobil Listrik di Indonesia. [Daring] Tersedia di: https://denpasar.navigasi.co.id/detail/834510/kesadaran-lingkungan- dorong-minat-mobil-listrik-di-indonesia. [Diakses 28 Juli 2025]
  • Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (2022). Buletin APBN: Kebijakan Subsidi dan Kompensasi Energi di Tengah Guncangan Harga Minyak Dunia (Edisi XXII/Juli/2022). [Daring] Tersedia di: https://berkas.dpr.go.id/pa3kn/buletin-apbn/ public-file/buletin-apbn-public-195.pdf. [Diakses 28 Juli 2025]
  • Institute for Essential Services Reform. (2024). Indonesia Energy Transition Outlook 2025. [Daring] Tersedia di: https://iesr.or.id/wp-content/uploads/2024/12/Indonesia-Energy-Transition- Outlook-2025-Digital-Version.pdf. [Diakses 30 Juli 2025]
  • Mighty Earth. (2024). From Forests to EVs: The Hidden Environmental Cost of Nickel for Electric Vehicles. [Daring] Tersedia di: https://mightyearth.org/wp-content/uploads/2024/05/ FromForeststoEVs.pdf. [Diakses 4 Agustus 2025]
  • Marchant, N. (2021). 5 Innovators Making the Electric Vehicle Battery More Sustainable. [Daring] Tersedia di: https://www.weforum.org/stories/2021/05/electric-vehicle-battery- recycling-circular-economy/. [Diakses 7 Agustus 2025]

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Geraldine Eileen Alexandra
Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Agu 2025, 20:18 WIB

Cara Kerja Rezim Algoritma

Opini ini meninjau kembali kebijakan yang putuskan atas pemblokiran rekening bank oleh pemerintah.
Opini ini meninjau kembali kebijakan yang putuskan atas pemblokiran rekening bank oleh pemerintah. (Sumber: Pexels/Defrino Maasy)
Ayo Biz 21 Agu 2025, 18:26 WIB

Demam K-Beauty di Bandung, Klinik Kecantikan Berlomba Hadirkan Perawatan ala Korea

Tren K-beauty berkembang pesat, mendorong lahirnya berbagai klinik kecantikan yang mengusung filosofi dan teknologi Korea sebagai daya tarik utama.
Standar kecantikan Korea Selatan telah menjadi acuan global dalam beberapa tahun terakhir. Kulit wajah sehat, lembap, dan glowing bukan lagi sekadar impian para penggemar K-beauty. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 21 Agu 2025, 17:16 WIB

Investor Rugi, Negara Untung? Menakar Keadilan Pajak Kripto

Menelaah efek kenaikan PPh final pada pasar kripto dan dampaknya untuk investor.
Investor yang merugi tetap dikenakan pajak (Sumber: Ilustrasi oleh AI)
Ayo Biz 21 Agu 2025, 16:38 WIB

Di Kota yang Tak Pernah Kehabisan Gaya, Adi Wardana Menyulap Sneaker Jadi Identitas

Kota Bandung bukan hanya rumah bagi musisi, seniman, dan desainer, tapi juga menjadi ekosistem subur bagi budaya sneaker yang terus tumbuh.
Adi Wardana, seorang disk jockey asal Kota Bandung yang menjadikan sneaker sebagai bagian dari identitas dan narasi hidupnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 21 Agu 2025, 16:07 WIB

Jejak Sejarah Freemason di Bandung, Loji Sint Jan yang Dilarang Soekarno

Jalan Wastukencana dulu bernama Logeweg karena Loji Sint Jan. Kini, jejak sejarah Freemason di Bandung tertutup Masjid Al Ukhuwah.
Loji Sint Jan yang menyimpan sejarah jejak Freemason di Bandung (Sumber: Ayobandung)
Ayo Netizen 21 Agu 2025, 16:00 WIB

Membaca Makna Kemerdekaan Indonesia Timur dari Buku Karya Dian Purnomo

Sejatinya kemerdekaan juga seharusnya menjadi hak bagi mereka yang tinggal di timur Indonesia.
Buku Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 21 Agu 2025, 15:09 WIB

Prof Wanjat Kastolani dan Formula Sederhana untuk Menyelesaikan Sampah dari Akarnya

Wanjat Kastolani tidak sedang menciptakan teknologi revolusioner. Ia justru menantang paradigma lama dengan pendekatan yang nyaris tak terdengar, menyelesaikan sampah dari akarnya.
Wanjat Kastolani tidak sedang menciptakan teknologi revolusioner. Ia justru menantang paradigma lama dengan pendekatan yang nyaris tak terdengar, menyelesaikan sampah dari akarnya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 21 Agu 2025, 14:47 WIB

Ci Geureuh, Sungai yang Bergemuruh

Ketika toponimi itu diberikan pada aliran Sungai Ci Geureuh, keadaan aliran airnya menimbulkan suara bergemuruh yang menggetarkan. 
Ci Genter di dalam Taman Nasional Ujungkulon saat tenang. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Biz 21 Agu 2025, 12:37 WIB

Rahasia Rujak Ciherang Bertahan Bertahan Lebih Satu Abad

Sekilas, Rujak Ciherang terlihat sama seperti rujak buah pada umumnya. Potongan mangga, bengkuang, jambu air, hingga aneka buah segar lain berpadu dengan bumbu kental berwarna cokelat.
Sambal Rujak Ciherang (Foto: GMAPS)
Ayo Jelajah 21 Agu 2025, 11:46 WIB

Pertempuran Ciseupan Subang 1949, Pasukan Siliwangi di Lembah Dua Sungai

Pasukan Divisi Siliwangi berhasil memukul mundur Belanda di Ciseupan, lembah dua sungai Subang, dengan korban besar di pihak lawan.
Pertempuran Ciseupan Subang 1949. (Sumber: Wikimedia)
Mayantara 21 Agu 2025, 11:13 WIB

Ekspresi Kemerdekaan Warganet di Media Sosial

Kemerdekaan Indonesia bukan sekadar peristiwa sejarah yang tercatat pada 17 Agustus 1945.
Dalam konteks modern, makna kemerdekaan tidak hanya muncul melalui upacara atau perayaan formal, melainkan juga melalui interaksi digital yang melintasi ruang dan waktu. (Sumber: Unsplash/ Inna Safa)
Ayo Biz 21 Agu 2025, 10:44 WIB

Pidato Presiden Prabowo Isyaratkan Arah Baru Perlindungan Konsumen di Indonesia

Ketua Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) Wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, Firman Turmantara, menilai pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan Rancangan APBN 20
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. (Sumber: Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia)
Ayo Biz 21 Agu 2025, 09:25 WIB

Baso Saturnus, Kuah Pedasnya Selalu Jadi Andalan

Di Bandung, ada satu warung bakso yang selalu jadi perbincangan karena rasanya juara dan tempatnya luas. Namanya Baso Saturnus, berlokasi di Jalan Saturnus, Margahayu, Rancasari, dengan cabang lain di
Baso Urat Saturnus yang memiliki kuah pedas. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 21 Agu 2025, 08:05 WIB

Rahasia Menjadi Guru yang Dirindukan oleh Murid-muridnya

Tak semua orang mampu menjadi guru yang baik, terlebih guru yang selalu dirindukan kehadirannya.
Gambar buku "Guru yang Dirindu" (Sumber: saya | Foto: Sam)
Ayo Netizen 20 Agu 2025, 20:06 WIB

Haruskah Olahraga Padel Dikenakan Pajak? PBJT Kota Bandung Segera Diterapkan

Esai ini membahas PBJT pada olahraga padel di Kota Bandung sebagai olahraga mewah untuk menambah pendapatan daerah.
Lapangan padel bermunculan di berbagai titik kota, ramai dipadati oleh anak muda dan pekerja yang menjadikan padel sebagai pilihan gaya hidup. (Sumber: Pexels/Ercan Evcimen)
Ayo Netizen 20 Agu 2025, 17:06 WIB

Benjang Masih Jadi Primadona di Pesta HUT RI ke-80

Setiap tanggal 17 Agustus, Ujungberung menjadi panggung hidup bagi tradisi yang telah mengakar di masyarakat, yaitu Benjang.
Fesival Benjang di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Mildan Abdalloh)
Ayo Biz 20 Agu 2025, 14:34 WIB

Menelisik Awal Mula Bisnis Bakso Ikan Sinar Bahari yang Makin Menggurita

Di tengah siang terik Kota Bandung, banyak orang mencari makanan pedas untuk menambah energi sekaligus menyegarkan suasana. Salah satu kuliner yang kini banyak diburu adalah bakso ikan mercon dan jand
Produk Bakso Ikan Bahari (Foto: Dok. Bakso Ikan Bahari)
Ayo Netizen 20 Agu 2025, 14:21 WIB

Bukan Sekadar Hobi, Industri Game Online Jadi Peluang Karier Success Before 30

Dari hobi menjadi profesi, game online membuka jalan baru menuju kesuksesan finansial dan karier di era digital.
gamer yang membuka seluruh peluang karier menuju jenjang ekonomi yang lebih baik (Sumber: Ilustrasi oleh AI)
Ayo Jelajah 20 Agu 2025, 13:58 WIB

Sejarah Es Cendol Elizabeth Bandung, Berawal dari Bon Toko Tas

Dari gerobak sederhana H. Rohman, Es Cendol Elizabeth tumbuh jadi ikon kuliner Bandung yang melegenda hingga kini.
Es Cendol Elizabeth, kuliner legendaris Bandung sejak 1970-an. (Sumber: Instagram @escendolelizabethofficial)
Ayo Biz 20 Agu 2025, 11:25 WIB

Jabar Media Summit 2025 Segera Digelar di Bandung, Cek Tanggalnya

Komunitas media yang diwakili oleh Ayo Bandung.id, Radar Cirebon, dan Suara.com akan menggelar Jabar Media Summit 2025 di Kota Bandung pada Kamis, 11 September 2025.
Jabar Media Summit 2025 (Foto: Logo)