Polemik Tanggal Lahir Persib dan Krisis Kepercayaan Publik terhadap Akademisi

Muhammad Imaduddin
Ditulis oleh Muhammad Imaduddin diterbitkan Minggu 12 Okt 2025, 11:06 WIB
Pengukuhan Hari Jadi Persib Bandung pada akhir 2023 lalu. (Sumber: dok. Persib)

Pengukuhan Hari Jadi Persib Bandung pada akhir 2023 lalu. (Sumber: dok. Persib)

Bagaimana jika sesuatu yang selama ini kita yakini sebagai kebenaran ternyata dianggap keliru oleh sebagian orang? Akankah kita menolaknya, atau justru dengan senang hati menerimanya?

Mungkin perasaan seperti itulah yang dialami Bobotoh—sebutan pendukung Persib Bandung—ketika tim peneliti dari Universitas Padjajaran (Unpad) menyatakan bahwa klub kebanggaan mereka didirikan pada 1919, alih-alih 1933 seperti yang diyakini selama ini.

Awal Mula Polemik

Polemik ini bermula pada akhir 2023, ketika PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) yang dipimpin Glenn T. Sugita merubah hari jadi Persib menjadi 5 Januari 1919 dari yang semula 14 Maret 1933.

Perubahan ini sebenarnya bukan tanpa dasar. PT PBB melakukannya setelah menerima rekomendasi dari Tim Peneliti Hari Jadi Persib yang dipimpin oleh Profesor Kunto Sofianto, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad.

Selama kurang lebih 6 bulan, mereka melakukan kajian dan penulusuran data terkait hari jadi klub sepakbola kebanggaan warga Kota Bandung itu. Sebuah usaha yang tidak mudah, mengingat tidak banyak literatur terkait yang tersedia.

Tim peneliti kemudian menemukan arsip surat kabar Kaoem Moeda yang memuat berita tentang rapat klub-klub sepak bola pribumi di Bandung, di antaranya Zwaluw, BIVC, BVC, KVC, VVC, Visser, NVC, Brom, KBS, BB, STER, Diana dan Pasar Ketjil.

Dalam rapat tersebut, mereka bersepakat untuk membentuk Bandoengsch Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada 5 Januari 1919.

Dua hari kemudian, surat kabar Kaoem Moeda memberitakan bahwa BIVB telah resmi terbentuk. Sebelumnya, pada 30 Desember 1918, surat kabar yang sama mengabarkan rencana pembentukan BIVB akan dirangkai dengan sejumlah pertandingan pada 5, 7, dan 12 Januari 1919.

Dari segi historis, perubahan tersebut juga membuat status Persib sebagai pendiri Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) justru semakin kuat.

Menurut Kunto, jika Persib didirikan pada 1933 seperti yang kita yakini selama ini akan ahistoris apabila terkait dengan pendirian PSSI pada 19 April 1930 di mana BIVB berperan di dalamnya.

CEO PT Persib Bandung Bermartabat Glenn T. Sugita bersama Guru Besar FIB Unpad Kunto Sofianto. (Sumber: dok. Persib)
CEO PT Persib Bandung Bermartabat Glenn T. Sugita bersama Guru Besar FIB Unpad Kunto Sofianto. (Sumber: dok. Persib)

Respons Bobotoh

Seperti yang bisa ditebak, perubahan ini tidak bisa diterima begitu saja oleh para Bobotoh. Salah satu pihak yang menolak adalah M. Achwani, sekertaris umum Persib periode 1982-1994.

Menurut Achwani, Persib yang kita kenal selama ini merupakan hasil fusi antara dua bond di Kota Bandung pada saat itu, yaitu BIVB dengan National Voetball Bond (NVB).

Adapun terkait kenapa Persib tercatat sebagai pendiri PSSI meskipun berdiri sesudahnya, Achwani berpendapat bahwa yang tercatat adalah BIVB yang menjadi salah satu bond pembentuk Persib.

"Persib memang tidak tertulis sebagai pendiri PSSI, tetapi yang ikut mendirikan PSSI itu tertulis BIVB (Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond) bersama 6 bonden kota lainnya mendirikan PSSI," tulis Ichwan di akun Facebook pribadinya.

Sementara itu, banyak bobotoh lain yang menyampaikan keberatannya di media sosial. Termasuk banyak di antara mereka yang menuding para sejarawan Unpad sengaja dibayar oleh PT PBB untuk membuat polemik.

Suasana saat bobotoh Persib Bandung memenuhi Stadion Si Jalak Harupat. (Sumber: Ayobandung)
Suasana saat bobotoh Persib Bandung memenuhi Stadion Si Jalak Harupat. (Sumber: Ayobandung)

Terlepas dari kedua pihak memiliki pijakan yang kuat pada pendapatnya masing-masing, ulah oknum warganet yang menyebut sejarawan yang terlibat penelitian ini sebagai sejarawan berbayar menunjukkan krisis kepercayaan publik terhadap para akademisi.

Meminjam istilah Tom Nichols, fenomena ini bisa diidentifikasi sebagai matinya kepakaran, yaitu berkurang atau bahkan menghilangnya kepercayaan publik terhadap para pakar, ahli, profesional dan akademisi.

Kita mungkin masih ingat bagaimana publik yang marah menyerang Abdul Aziz, seorang dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, karena dalam disertasinya membahas konsep kontroversial, Milk Al Yamin, milik pemikir Suriah, Muhammad Syahrur.

Kita juga mungkin masih ingat bagaimana polisi hendak memroses hukum terhadap para peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) karena dalam penelitiannya menyebut adanya potensi tsunami setinggi 57 meter di Pandeglang, Jawa Barat yang dianggap meresahkan dan menghambat investasi.

Akademisi sendiri bukannya tanpa celah, mereka juga bisa berbuat salah dan bahkan sengaja berbuat salah.

Sejarah mencatat banyak kesalahan yang mereka lakukan. Mulai dari kesalahan 'ringan' sampai kesalahan berat. Mulai dari bahaya telur, sampai urusan ijazah mantan kepala negara. Sehingga kita, sebagai publik memang harus memiliki sikap kritis dan skeptis.

Namun, menyebut para sejarawan Unpad ini sebagai "bayaran" hanya berdasarkan pada ketidaksukaan pada PT PBB bukan lagi merupakan sikap kritis atau skeptis, melainkan sikap sinisme dan keraguan atas objektivitas dan profesionalisme mereka.(*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Imaduddin
Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Bandung dalam Fiksi Sejarah

Ayo Netizen 10 Okt 2025, 18:38 WIB
Bandung dalam Fiksi Sejarah

Int(Earth)Religious Dialogue

Ayo Netizen 12 Okt 2025, 10:32 WIB
Int(Earth)Religious Dialogue

News Update

Ayo Netizen 12 Okt 2025, 20:04 WIB

Canda, Hantu, dan 'Jorang' sebagai Makanan Pokok Orang Sunda

Menentang budaya wibawa yang selalu menjaga batas bercanda, menjaga nalar rasional, dan menegakkan “adab” sensual yang hipokrit.
Camilan di Atas Karpet, Ketika Orang Sunda Kumpul dan Ngobrol (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 14:38 WIB

Pasar Seni ITB sebagai Jembatan antara Dua Wajah Bandung

Pasar Seni ITB bukan hanya sebatas ajang nostalgia, tapi juga bentuk perlawanan lembut,
Konferensi Pers Pasar Seni ITB 2025 di International Relation Office (IRO) ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung, Selasa 7 Oktober 2025. (Sumber: ayobandung.id| Foto: Irfan Al-Farits)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 11:06 WIB

Polemik Tanggal Lahir Persib dan Krisis Kepercayaan Publik terhadap Akademisi

Bagaimana jika sesuatu yang selama ini kita yakini sebagai kebenaran ternyata dianggap keliru oleh sebagian orang?
Pengukuhan Hari Jadi Persib Bandung pada akhir 2023 lalu. (Sumber: dok. Persib)
Ayo Jelajah 12 Okt 2025, 10:58 WIB

Jejak Sejarah Bandung Dijuluki Kota Kembang, Warisan Kongres Gula 1899

Tak cuma karena bunga, julukan Kota Kembang dipoles dengan kisah Kongres Gula 1899 dan para mojang Bandung yang memesona kaum meneer.
Mojang Belanda di Bandung tahun 1900-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 10:32 WIB

Int(Earth)Religious Dialogue

Ide tentang melibatkan alam sebagai subjek aktif dalam dialog lintas agama-iman.
Pohon dan Langit Biru (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 09:07 WIB

Mispersepsi Penggunaan Obat Amoxillin di Masyarakat

Amoxillin merupakan jenis antibiotik yang penggunaannya tidak pernah tepat guna dan sering menimbulkan resistensi antibiotik.
Amoxillin menjadi salah satu jenis antibiotik yang penggunannya sering mengundang miss persepsi di masyarakat. (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 19:27 WIB

Bandung dan Denyut Motorcross Indonesia yang Kian Menggeliat

Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia.
Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia. (Sumber: Ist)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 15:05 WIB

Ketika Mendaki Menjadi Gerakan Ekonomi dan Pelestarian: Menyatukan Langkah Menuju Pariwisata yang Berkelanjutan

Di balik geliat pariwisata, muncul tantangan besar, bagaimana menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi lokal secara berkelanjutan?
Digagas oleh Mahameru, Inisiatif seperti Hiking Fest 2025 menjadi ilustrasi bagaimana kegiatan wisata bisa dirancang untuk membawa dampak positif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 13:45 WIB

Jejak Panjang Perjalanan Bisnis Opey: Membangun Dua Brand Lokal Ikonik Skaters dan Mahameru

Muchammad Thofan atau akrab disapa Opey telah menorehkan jejak panjang sebagai founder sekaligus owner dua brand yang kini menjadi ikon yakni Skaters dan Mahameru.
Muchammad Thofan atau akrab disapa Opey telah menorehkan jejak panjang sebagai founder sekaligus owner dua brand yang kini menjadi ikon yakni Skaters dan Mahameru. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 19:28 WIB

Program Makan Bergizi Gratis dan Ujian Tata Kelola Birokrasi

Insiden keracunan massal pelajar di Jawa Barat mengguncang kepercayaan publik terhadap program makan bergizi gratis.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG). (Sumber: setneg.go.id)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 18:38 WIB

Bandung dalam Fiksi Sejarah

Boleh saja apabila tulisan ini diterima dengan rasa skeptis atau curiga. Karena pandangan dan pembacaan saya sangat mungkin terhalang bias selera.
Buku Melukis Jalan Astana. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yogi Esa Sukma Nugraha)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 16:04 WIB

Mengamankan Momentum Akselerasi Manajemen Talenta ASN

Momentum akselerasi manajemen talenta ASN menjadi tonggak penting transformasi birokrasi Indonesia.
Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai roda penggerak jalannya pemerintahan diharuskan untuk memiliki kompetensi dan kinerja yang optimal. (Sumber: babelprov.go.id)
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:56 WIB

Energi Hijau dan Oligarki: Dilema Transisi di Negeri Kaya Sumber Daya

Banyak daerah di Indonesia memiliki potensi energi terbarukan seperti air, angin, dan biomassa, namun terhambat oleh birokrasi dan minimnya insentif fiskal.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Padjadjaran, Yogi Suprayogi menyoroti lanskap kebijakan energi nasional. (Sumber: dok. IWEB)
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:36 WIB

Membongkar Potensi Energi Terbarukan di Jawa Barat: Antara Regulasi dan Kesadaran Sosial

Dengan lanskap bergunung-gunung, aliran sungai yang deras, dan sumber daya biomassa melimpah, Jawa Barat memiliki peluang untuk menjadi pionir dalam kemandirian energi bersih.
Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri Mengupas potensi Jawa Barat sebagai provinsi dengan potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan.
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:21 WIB

Setahun Pemerintahan Baru: Mampukah Indonesia Mandiri Energi?

Setahun setelah pemerintahan baru berjalan, isu kemandirian energi nasional kembali menjadi sorotan.
Diskusi bertajuk “Setahun Pemerintahan Baru, Bagaimana Kemandirian Energi Nasional?” yang diselenggarakan oleh Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) di Bandung, Jumat (10/10/2025). (Sumber: dok. IWEB)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 14:51 WIB

Islam Pemerintah: Menggeliat Berpotensi Mencederai Keragaman Umat

Inilah Islam Pemerintah selalu menjadi bahasa pengakuan tentang simbol muslim “sah” yang tidak radikal-teroris, tapi juga tidak liberal.
Berbagai Pakaian Muslimah, Pakaian Warga yang Jadi Penumpang Angkot (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 13:45 WIB

Stop Membandingkan karena Setiap Anak Punya Keunikan

Film Taare Zameen Par menjadi kritikan pedas bagi dunia pendidikan dan guru yang sering mengistimewakan dan memprioritaskan anak tertentu.
Setiap anak itu istimewa dan memiliki bakat unik (Sumber: Wikipedia)
Ayo Jelajah 10 Okt 2025, 11:44 WIB

Jejak Pembunuhan Sadis Sisca Yofie, Tragedi Brutal yang Gegerkan Bandung

Kasus pembunuhan Sisca Yofie pada 2013 mengguncang publik karena kekejamannya. Dua pelaku menyeret dan membacok korban hingga tewas di Bandung.
Ilustrasi. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 11:30 WIB

Sapoe Sarebu ala Dedi Mulyadi, Gotong-royong atau Kebijakan Publik yang Perlu Pengawasan?

Gerakan Sapoe Sarebu mengajak warga menyisihkan seribu rupiah sehari untuk membantu sesama.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 10:12 WIB

Jamet Tetaplah Menyala!

Lebay, tapi manusiawi. Eksplorasi dunia rakyat pinggiran sebagai ekspresi identitas dan kreativitas.
Pemandangan Rumah Rakyat dari Balik Jendela Kereta Lokal Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)