Kenaikan Gaji ASN, antara Harapan Dompet dan Reformasi Birokrasi

Guruh Muamar Khadafi
Ditulis oleh Guruh Muamar Khadafi diterbitkan Kamis 20 Nov 2025, 16:10 WIB
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Bagi sebagian besar aparatur sipil negara (ASN), wacana kenaikan gaji adalah kabar baik yang datang lebih cepat dari THR, tapi lebih lama dari kenyataan. Ia selalu muncul menjelang akhir tahun, seperti film lama yang terus diputar, namun penonton tetap penuh harap. ā€œMungkin kali ini ending-nya bahagia.ā€

Beberapa waktu lalu, pemerintah kembali melempar bola wacana kenaikan gaji ASN untuk tahun anggaran mendatang. Alasan resminya, menyesuaikan beban hidup dan menjaga daya beli aparatur negara. Alasan tidak resminya, mungkin saja agar suasana birokrasi tetap ā€œademā€ di tengah gonjang-ganjing politik dan ekonomi. Dalam banyak hal, kenaikan gaji ASN memang lebih mirip episode tahunan dari sinetron ā€œJanji Manis Reformasi Birokrasiā€. Semua tahu arah ceritanya, tapi tetap ditunggu karena berisi harapan.

Mari kita mulai dari sisi manusiawi, ASN juga butuh makan. Mereka juga harus bayar listrik, cicilan, susu anak, dan sesekali kopi susu di kafe agar tak kalah produktif dari pekerja startup. Selama bertahun-tahun, gaji ASN relatif stagnan, sementara inflasi bergerak lebih lincah dari birokrasi itu sendiri.

Maka ketika ada kabar gaji akan naik, wajar bila wajah-wajah di kantor pemerintahan tiba-tiba terlihat lebih cerah dari lampu LED di ruang kerja. Namun, di balik euforia itu, muncul pertanyaan klasik, apakah kenaikan gaji akan otomatis menaikkan kinerja?

Pengalaman menunjukkan, tidak selalu. Gaji yang naik tanpa disertai sistem insentif berbasis kinerja ibarat menambah bensin ke mobil tua tanpa mengganti mesinnya. Suara knalpot mungkin terdengar lebih keras, tapi lajunya tetap pelan.

Kita sering mendengar pepatah ā€œASN bekerja bukan demi uang, tapi demi pengabdian.ā€ Kalimat itu indah, tapi agak berbahaya bila dijadikan kebijakan. ASN, seperti halnya profesi lain, juga manusia yang hidup di dunia nyata, bukan malaikat berseragam khaki.

Kesejahteraan bukan soal kemewahan, tapi soal rasa aman. ASN yang tenang urusan rumah tangga akan lebih siap menghadapi urusan rakyat. Gaji yang layak bukan hanya penghargaan, tapi juga perlindungan moral agar mereka tidak tergoda untuk mencari tambahan ā€œnon-anggaranā€.

Masalahnya, kenaikan gaji sering kali tidak diiringi dengan kejelasan soal tanggung jawab baru. Ketika pendapatan meningkat, seharusnya meningkat pula standar pelayanan publik. Tapi jika tidak ada mekanisme yang mengukur kinerja secara objektif, maka kenaikan gaji hanya akan menjadi upacara simbolik tanpa makna.

Reformasi birokrasi di Indonesia sudah berjalan dua dekade lebih, tapi kadang terasa seperti diet tanpa hasil. Programnya banyak, niatnya mulia, tapi hasilnya tak selalu tampak di timbangan kinerja.

Salah satu sebabnya sederhana, kita lupa bahwa reformator juga manusia. Banyak ASN di lapangan bekerja dalam tekanan ganda seperti target kinerja yang tinggi, sistem yang rumit, dan fasilitas yang minim. Ketika kesejahteraan tidak mengikuti beban kerja, semangat inovasi pun mudah padam.

Kenaikan gaji seharusnya dipahami bukan sebagai ā€œhadiahā€, melainkan investasi. Negara menaruh kepercayaan bahwa dengan kondisi ekonomi yang lebih baik, ASN akan bekerja lebih fokus dan kreatif. Namun, investasi tanpa pengawasan akan berujung pada pemborosan. Di sinilah pentingnya sistem evaluasi yang berbasis hasil, bukan hanya proses.

Mobilitas talenta ASN adalah kunci birokrasi lincah dan merata. (Sumber: Pemprov Maluku Utara)
Mobilitas talenta ASN adalah kunci birokrasi lincah dan merata. (Sumber: Pemprov Maluku Utara)

Menaikkan Gaji Itu Mudah, Menaikkan Kinerja Itu Seni

Mengatur gaji ASN tidak sesulit yang dibayangkan. Pemerintah tinggal menandatangani peraturan, menyesuaikan anggaran, dan sisanya biar BKN dan Kementerian Keuangan yang menghitung. Tapi mengatur kinerja? Itu urusan lain.

Kinerja tidak bisa diperintah, harus diilhami. ASN akan bekerja luar biasa bukan karena angka di slip gajinya, melainkan karena ia merasa dihargai, dipercaya, dan diberi ruang untuk berkembang. Di sinilah pentingnya reformasi yang berbasis talent management dan performance-based pay.

Bayangkan jika setiap ASN dengan kinerja terbaik mendapat insentif tambahan, kesempatan belajar ke luar negeri, atau promosi lebih cepat. Gaji naik, motivasi naik, birokrasi pun bergerak. Sebaliknya, jika semuanya seragam tanpa membedakan capaian, maka kita hanya akan menciptakan birokrasi egaliter dalam mediokritas.

Ada satu hal yang sering dilupakan, gaji bukan hanya alat ekonomi, tapi juga alat psikologis. ASN yang merasa diperhatikan oleh negaranya akan memiliki sense of ownership terhadap pekerjaannya. Ia tidak lagi bekerja sekadar menggugurkan kewajiban, tetapi merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Ketika seorang guru mendapat tambahan tunjangan profesi, ia merasa profesinya dihormati. Ketika perawat di puskesmas menerima insentif pelayanan, ia merasa perjuangannya diakui. Kesejahteraan yang adil dapat menumbuhkan kebanggaan. Dan kebanggaan, dalam birokrasi, sering kali lebih langka daripada kenaikan gaji.

Namun tentu saja, kenaikan gaji tidak boleh menjadi candu politik. Jika setiap menjelang tahun baru atau pemilu muncul janji ā€œgaji ASN akan naikā€, maka kita sedang mengubah kebijakan publik menjadi drama musiman. Publik lebih membutuhkan ASN yang sigap melayani, bukan ASN yang sibuk menghitung tunjangan baru.

Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Diskominfo Depok)
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Diskominfo Depok)

Idealnya, kenaikan gaji ASN harus dikaitkan langsung dengan program besar Reformasi Birokrasi Tematik Berdampak. Misalnya, ASN yang berkontribusi dalam penurunan angka kemiskinan, peningkatan layanan kesehatan, atau efisiensi anggaran mendapat penghargaan nyata. Dengan begitu, kenaikan gaji bukan sekadar seragam, tapi berjenjang sesuai dampak yang dihasilkan.

Dalam jangka panjang, negara perlu berani menata ulang sistem penggajian agar lebih adil dan fleksibel. Tidak semua ASN punya beban dan tanggung jawab yang sama, maka sistem penghargaannya pun tidak bisa seragam. ASN abad ke-21 memerlukan sistem yang mengenali talenta, bukan sekadar masa kerja.

Reformasi birokrasi tidak bisa berjalan dengan perut kosong. ASN yang lapar, baik secara ekonomi maupun penghargaan, tidak akan punya tenaga untuk berlari menuju perubahan. Maka, menaikkan gaji ASN bukanlah pemborosan, asalkan disertai dengan niat yang sama kuat untuk menaikkan kinerja dan integritas.

Karena pada akhirnya, pelayanan publik yang baik tidak datang dari sistem, tetapi dari manusia di balik sistem itu. Dan manusia, sebaik apa pun niatnya, tetap membutuhkan bensin bernama kesejahteraan.

Jadi, ketika wacana kenaikan gaji ASN kembali berembus, mari kita sambut dengan dua perasaan yaitu syukur di dompet dan waspada di hati. Syukur karena negara masih peduli pada pelayannya, dan waspada agar semangat reformasi tidak tenggelam di antara lembaran slip gaji yang baru dicetak. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Guruh Muamar Khadafi
Analis Kebijakan Ahli Muda, Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Talenta ASN Nasional Lembaga Administrasi Negara
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ā€˜Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:10 WIB

Kenaikan Gaji ASN, antara Harapan Dompet dan Reformasi Birokrasi

Kenaikan gaji ASN bukan sekadar soal dompet, tapi ujian sejauh mana birokrasi mampu menukar kesejahteraan menjadi kinerja.
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:00 WIB

Damri dan Wisata Oase Kaum Marjinal di Dalamnya

DAMRI menjadi salah satu transportasi yang menjadi pilihan bagi masyarakat khususnya di Kota Bandung.
Ilustrasi yang menggambarkan suasana dalam bus DAMRI (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 15:52 WIB

Dari Nongkrong di Warung Jadi Komunitas Vespa Solid di Kota Bandung

Komunitas WK Scoot lahir dari tongkrongan anak SMP pada 2021 dan kini berisi 25 anggota.
WK Scoot Bandung terlihat berjejer rapi di Jalan Taman Citarum saat melakukan Sunday Morning Ride, Jumat (27/10/2024). (Sumber: Instagram | Foto: Arlo Aulia)
Ayo Jelajah 20 Nov 2025, 15:52 WIB

Sejarah Priangan Sebelum Kompeni Datang, Hidup Bersahaja di Tengah Hutan dan Sawah

Kisah Priangan sebelum Kompeni, era ketika huma, hutan, dan kepala daerah menentukan ritme hidup masyarakat pegunungan.
Lukisan pemandangan Priangan Abdullah Suriosubroto. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 15:16 WIB

Mahasiswa UIN Bandung Wajib Coba! Matcha and Me, Surga Matcha yang Bikin Nagih di Bandung Timur

Salah satu nama yang mencuri perhatian belakangan ini adalah Matcha and Me.
Authentic Matcha Latte. (Foto: Nadia Ardiyanti)