Malam yang cerah, rembulan bersinar indah. Saat sedang asyik membaca tulisan Mikihiro Moriyama berjudul Bahasa Sunda dalam Berdoa di buku Islam dan Regionalisme, tiba-tiba Aa Akil (10 tahun) pulang dari pengajian dan bertanya,
"Bah, kenapa doa-doa dan keinginan Aa belum dikabulkan, ya?"
Sambil tersenyum, justru balik bertanya, "Emang Aa hoyong naon? Sareng ngadoa naon?"
Dengan polos dan tulus, bocil kelas 5 ini menjawab, "Doanya ingin sehat, pinter, soleh, bikin bangga keluarga. Ya, Bah!"
Menutup obrolan malam dengan lembut, "Muhun. Sing rajin maca, nyerat. Tong hilap salat, ngaji, ngadoa nya."

Negara Paling Religius, Rajin Berdoa dan Beribadah
Indonesia kembali mencatatkan diri sebagai negara paling religius di dunia. Hasil survei Pew Research Center menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menempatkan agama sebagai bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk doa maupun ibadah.
Dalam laporan Pew Research Center yang dirilis tahun 2025, Indonesia menempati posisi teratas sebagai negara dengan tingkat doa harian tertinggi. Sebanyak 95 persen dari total penduduk Indonesia mengaku berdoa setiap hari.
Jika merujuk pada data Bank Dunia, jumlah penduduk Indonesia mencapai 283,4 juta jiwa. Artinya, sekitar 269,3 juta orang menjalankan doa harian secara rutin.
Survei serupa dari Pew Research Center pada 6 Agustus 2024 menempatkan Indonesia di posisi pertama, disusul Nigeria, Senegal, Irak, Niger, Chad, Kamerun, Djibouti, Guatemala, dan Guinea-Bissau.
Laporan ini mencatat doa harian cukup jarang dilakukan di negara-negara Asia Timur dan Eropa. Tak satu pun negara di Asia Timur yang menunjukkan lebih dari 21 persen populasi dewasa berdoa setiap hari, termasuk Hong Kong (13 persen) dan Jepang (19 persen).
Mari kita bandingkan dengan survei majalah CEOWORLD tahun 2024 menempatkan Indonesia di peringkat ketujuh sebagai negara paling religius di dunia, dengan skor religiusitas sebesar 98,7. Posisi tertinggi diduduki oleh Somalia (99,8), diikuti Niger (99,7), Bangladesh (99,5), Ethiopia (99,3), dan Yaman (99,1).
Pew Research Center menegaskan umat Islam merupakan kelompok agama yang paling mungkin berdoa setiap hari, meskipun umat Hindu dan Kristen menunjukkan kecenderungan yang sama.
Dalam ajaran Islam, ibadah salat wajib dilakukan lima kali sehari, yakni Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya. Ini menjadi salah satu faktor tingginya angka doa harian di negara mayoritas Muslim seperti Indonesia.
Dalam survei Pew sepanjang Juni - September 2022 yang dirilis pada 2023, Indonesia menempati posisi pertama dalam hal praktik ibadah harian. Hanya tiga negara yang mayoritas penduduknya mengaku berdoa setiap hari, Indonesia (95 persen), Malaysia (82 persen), dan Sri Lanka (76 persen). 19 persen warga Singapura menyatakan tidak pernah berdoa.
Indonesia berada di atas negara-negara lain dalam daftar itu termasuk Kenya dan Nigeria (84 persen), Malaysia (80 persen), Filipina (79 persen), India (71 persen), Afrika Selatan dan Turki (63 persen), Peru (58 persen), serta Singapura (45 persen). (detikhikmah, 03 Agu 2025 13:00 WIB dan detikNews Minggu, 03 Agu 2025 21:59 WIB).

Kebutuhan Mendasar dan Kekuatan Doa
Doa bukanlah sesuatu yang baru bagi manusia, sebab sudah dipanjatkan sejak manusia pertama, Adam a.s., masih berada di surga. Tatkala Adam a.s. terpedaya oleh bujukan setan untuk melanggar larangan Tuhan, kemudian menyadari serta menyesali perbuatannya, sepanjang masa beliau berdoa terus.
Doa itu sampai sekarang diikuti dan ditirukan oleh kaum Muslimin, sebagaimana tercantum dalam al-Quran:
"Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Bila Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'râf: 23). Adam a.s. dan istrinya, Hawa, harus turun dari surga untuk menjalani kehidupan di dunia yang fana ini.
Doa adalah kebutuhan paling mendasar dari setiap makhluk, karena merupakan bentuk komunikasi langsung antara makhluk dengan Khaliknya.
Pada zaman animisme, manusia menggunakan doa untuk berkomunikasi dengan "kekuatan" yang diyakini mampu mengatur kehidupan mereka.
Doa menjadi semacam media untuk mengantarkan permintaan manusia kepada para dewa. Doa memberikan keyakinan penuh kepada manusia, bahwa para dewa yang diyakini mempunyai kekuatan lebih tinggi itu senantiasa memperhatikan dan mengabulkan permintaan mereka.
Karenanya dalam kebudayaan kuno, sebelum datangnya agama-agama samawi, para pendoa merupakan kelompok-kelompok khusus yang mempunyai status khusus. Adapun kedatangan agama-agama besar memberikan konteks yang lebih luas pada doa.
Doa, jika diperhatikan, kebanyakan lebih dari sekadar formalitas dan kelembagaan keagamaan. Sekalipun disampaikan dengan bahasa (istilah dari agama masing-masing), sifatnya cenderung universal.
Doa bersifat universal karena sesungguhnya secara umum mencerminkan kekerdilan dan kelemahan manusia di hadapan Sang Pencipta, sekaligus pengakuan terhadap kekuatan yang tak tertandingi dari Sang Pencipta.
Dari rasa rendah diri, lemah, serta merasa tidak berarti apa-apa di hadapan Sang Pencipta, timbullah tingkat kepasrahan yang dalam, yang di lain pihak justru dapat menumbuhkan optimisme yang merupakan kekuatan terbesar manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang mendorong manusia untuk melakukan penelitian terhadap esensi dari doa, yang ternyata memberikan efek besar terhadap kehidupan manusia.
Semula doa dianggap milik orang-orang yang berkecimpung dalam urusan keagamaan saja, terpisah dari kelompok saintis. Doa dianggap sebagai bagian dari ritual (upacara-upacara agama), tetapi efeknya terhadap individu mendorong kita untuk lebih mendalami mekanisme psikis maupun fisik yang terjadi pada pelakunya.
Doa biasanya tereksplorasi dalam bentuk ucapan-ucapan, ada yang menyebutnya sebagai mantera-mantera, ataupun sebatas terbersit di dalam hati. Namun bagaimanapun bentuknya, doa akan memberikan stimulus ke dalam pikiran manusia sebagai sebuah informasi yang lambat laun akan tersimpan di dalam memori pikiran bawah sadar.
Terlebih doa yang dipanjatkan dengan melibatkan emosi. Efek optimisme yang ditimbulkannya sangat tinggi. Ini terjadi pada informasi lain yang berupa keinginan, obsesi (cita-cita).
Namun secara religi, doa mengandung nilai moral yang lebih tinggi dibanding sekadar keinginan atau obsesi. Dari sisi psikologis, doa menumbuhkan keyakinan, yang pada gilirannya menimbulkan rasa percaya diri dan motivasi yang tinggi.
Perlu dipahami bahwa yang dimaksud "informasi" dalam arti luas, meliputi memori, pemikiran, gagasan, imajinasi, keinginan, impian, doa, di samping pengetahuan tentang fakta dalam arti sesungguhnya.
Ruh sendiri adalah informasi dalam konteks kosmis yang lebih luas. Sesungguhnya semua hal yang dialami dalam hidup manusia merupakan informasi, termasuk sensasi fisik, aktivitas mental dan emosional, serta pengalaman spiritual.
Doa, seperti informasi-informasi yang lain, memberikan stimulus terhadap pikiran, yang kemudian akan menimbulkan reaksi dalam mekanisme syaraf otak manusia. Psikosibernetik menjelaskan bahwa dalam diri manusia terjadi mekanisme yang menyuplai sendiri daya, kekuatan, atau energi untuk mencapai tujuan (servo mechanism).
Ibarat mesin, yang mempunyai mekanisme servo adalah peluru kendali dan pesawat angkasa luar. Ketika sudah ditetapkan sasarannya, sebuah peluru kendali akan bergerak dengan suplai energi dari dalam dirinya sendiri untuk mencapai sasaran itu.
Doa yang dilakukan dengan benar, dengan keyakinan yang kuat dari si pendoa, Insya Allah akan terkabul, sebagaimana dijanjikan Allah s.w.t. dalam al-Quran, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah: 186).
Yakinlah bahwa janji Allah pasti dipenuhi. Yang menjadi pertanyaan kemudian, doa yang bagaimana yang akan dipenuhi oleh Allah SWT? Apakah orang berdoa harus menggunakan bahasa Arab saja? Atau apakah hanya orang yang menggunakan bahasa al-Quran yang doanya diterima dan dikabulkan Allah SWT? Padahal banyak orang di luar agama Islam berdoa, hatta orang yang mengaku dirinya atheis.
Allah SWT Mahabesar, Maha Mengetahui bahasa makhluk- Nya, karena Dia yang menciptakan mereka. Bahasa apa pun yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan-Nya, Dia Maha Mengerti. (Moehari Kardjono, 2016:1-4).
Dalam buku Menjemput Mimpi, Meraih Cinta dijelaskan ihwal doa ibarat petir yang menyambar secepat kilat. Ketika terucap dari mulut, ia akan secepat kilat menyambar langit menerobos pintu masuk ke langit untuk menemui Sang penjawab doa. Kecepatan doa ibarat panah yang sedang melesat.
Apa pun yang kita lakukan awali dengan doa dan akhiri dengan doa. Selipkanlah doa di awal dan penghujung setiap aktivitas kita. Percayalah, kekuatan doa sangat luar biasa. Selipkanlah doa di setiap ikhtiar kita. Lewat doa-doa yang kita panjatkan, terkadang Allah mendatangkan manusia-manusia berhati malaikat sebagai perantara dari pertolongan-Nya.
Manusia-manusia itu bisa datang kapan saja, di mana saja, tanpa kita sangka-sangka. Bisa jadi pertolongan-Nya datang dari orang-orang di sekitar kita. Bahkan bisa jadi pertolongan-Nya datang dari orang-orang yang tidak kita kenal sekalipun. Ya, sekali lagi atas kuasa dan kehendak-Nya apa pun bisa terjadi.
Selalu sertakan doa di setiap langkah, perjalanan, dan usaha kita. Selalu sertakan nama-Nya. Jika mau sesuatu, bacalah selawat, "Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad". Harapannya, semoga Allah mendengar apa yang kita mau dan segera mengabulkannya. Amin.
Jikalau memang doa kita belum juga terjawab, teruslah berdoa. Doakan setiap kali dan setiap saat. Multiplikasikan doa sebanyak-banyaknya. Mungkin doa kita belum sampai pada Sang pengabul doa atau mungkin Dia ingin melihat kegigihan serta usaha kita.
Berdoa itu ibarat kita menyusun anak tangga menuju pintu langit. Jika doa kita belum juga terjawab, artinya anak tangganya belum sampai. Maka kita harus menyusunnya dengan senantiasa terus melantunkan doa hingga anak tangga itu sampai di depan pintu langit, hingga doa itu sampai pada Sang penerima doa. (Nita Puji, 2020, 47-48)

Agar Doa Terkabul Ikuti 5 Etika dan 7 Tips
Kita harus paham bahwa dalam berdoa ada etikanya. Ada rambu-rambu yang harus kita patuhi sehingga doa yang kita panjatkan bernilai ibadah dan sesuai dengan tuntunan, di antaranya:
- Ikhlas karena Allah semata.
- Berdoa dengan diawali pujian kepada Allah, kemudian dilanjutkan dengan shalawat.
- Berdoa dengan kerendahan hati dan bersungguh-sungguh. - Tidak memohon, kecuali kepada Allah.
- Mengangkat kedua tangan.
Ketika etika dalam berdoa kita perhatikan, insya Allah doa kita akan dikabulkan. Selain etika dalam berdoa, ada hal lain yang harus kita perhatikan agar doa yang kita panjatkan cepat terkabulkan.
Berikut ini 7 tips agar doa-doa kita bisa segera dikabulkan.
1. Memperbanyak istighfar
Dalam Al-Quran Surah Nûh (71) ayat 10-12 Allah berfirman, Maka aku katakan kepada mereka, "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memper- banyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu ke- bun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai."
Ayat ini didukung hadis Rasulullah yang diriwayatkan Abu Dawud, Ibn Majah, dan Ahmad. "Barang siapa senantiasa beristighfar, Allah akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka."
2. Memperbanyak Shalawat
Ustad Yusuf Mansur sering mengatakan dalam ceramahnya, jika kita ingin sesuatu, perbanyaklah membaca shalawat. Allah akan mengabulkan keinginan kita itu dengan cara yang tidak pernah kita sangka sebelumnya. Bahkan, sering di luar nalar kita.
Mari kita mendengar cerita dari Ippho Santosa ketika beliau hendak melamar calon istrinya di Kalimantan. Waktu itu pesawat sedang mengalami masalah sehingga keberangkatan ditunda. Setelah menunggu sekian lama, pesawat tak kunjung berangkat. Para penumpang protes. Sedangkan, pihak maskapai malah menjanjikan penerbangan diganti besok.
Mas Ippho yang waktu itu ada acara penting tidak bisa menunggu hingga besok. Ia terus mendesak pihak maskapai, tetapi tak ada hasilnya. Kemudian, ia ingat untuk bershalawat. Setelah ia shalawat, tak lama kemudian pihak maskapai mendatangi dirinya dan menawarkan untuk naik pesawat lain pada hari itu. Tawaran itu tak berlaku untuk semua penumpang, ke segelintir penumpang saja, termasuk dirinya.
3. Menghindari Barang Haram
Jika hingga saat ini doa-doa kita tak kunjung dikabulkan, kita mesti curiga, jangan-jangan ada barang haram yang masuk ke tubuh dan rumah kita.
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah itu baik dan ti- dak menerima, kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti yang Dia perintah- kan kepada para rasul. Maka, Allah berfirman, 'Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik dan kerjakanlah kebajikan,' dan Allah berfirman, 'Wahai orang-orang yang ber- iman, makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu." Kemudian Rasulullah menyebutkan orang yang lama bepergian, rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, "Wahai Rabb-ku, wahai Rabb- ku," sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi kecukupan dengan yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan? (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Jika ingin agar doa kita cepat terkabul, mari perhatikan apa-apa yang masuk ke perut dan rumah kita. Semua itu harus halal, baik sumbernya maupun cara memperolehnya.
Banyak orang yang tergoda untuk korupsi, entah itu di instansi pemerintah maupun di kantor tempatnya bekerja.
Sering kali hal-hal kecil yang sebenarnya tidak diperbolehkan, karena sudah menjadi kebiasaan dan lumrah dilakukan, banyak orang jadi mengikutinya. Dalam berbisnis, banyak yang tergoda untuk berbuat curang demi memuluskan usahanya. Termasuk di sini adalah memakan riba.
Jangan heran jika harta yang diperoleh menjadi tidak berkah. Istri dan anak susah diatur. Kehidupan tak pernah tenteram meskipun serba-berkecukupan. Mungkin saja itu akibat banyaknya sesuatu yang haram yang masuk ke rumah kita.
4. Tawasul
Ada satu kisah menarik yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim tentang tiga orang yang terjebak dalam gua yang pintunya tertutup batu yang sangat besar. Kemudian, mereka memohon pertolongan dengan bertawasul kepada Allah melalui amal saleh yang pernah mereka lakukan.
Orang pertama mengatakan bahwa dirinya mempunyai orangtua yang sudah lanjut. Sementara dirinya punya istri dan beberapa orang anak yang masih kecil. la biasa memerah susu dan memberikan air susu tersebut kepada kedua orangtuanya sebelum yang lainnya.
Pada suatu ketika, orang ini pulang ke rumah dan didapati kedua orangtuanya sedang tertidur pulas. Lalu, seperti biasa, ia segera memerah susu dan membawanya ke kamar kedua orangtuanya. Ia berdiri di dekat keduanya serta tak membangunkan mereka dari tidur. Akan tetapi, ia juga tak ingin memberikan air susu tersebut kepada anak-anaknya sebelum diminum kedua orangtuanya, meskipun anak-anaknya telah berkerumun di kakinya untuk meminta minum karena sangat lapar. Keadaan tersebut, ia dan anak-anaknya jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar.
Kemudian orang pertama ini pun berdoa, "Ya Allah, jika Engkau tahu bahwasanya saya melakukan perbuatan tersebut hanya untuk mengharap ridha-Mu, bukakanlah suatu celah untuk kami hingga dapat melihat cahaya."
Maka, bergeserlah sedikit batu itu hingga mereka dapat mengintip langit. Tetapi tetap belum bisa keluar. Begitulah, tawasul bisa menjadi sarana agar doa-doa kita bisa dikabulkan. Untuk bisa bertawasul dengan amal saleh, kita harus punya banyak cadangan amal saleh tersebut. Sehingga jika kita ingin bertawasul, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah dengan memperbanyak amal saleh.
5. Memperbanyak Sedekah
Sudah banyak diketahui bahwa sedekah memiliki banyak manfaat, di antaranya memperbanyak rezeki dan menolak bala. Namun, ternyata sedekah juga bisa menjadi sarana dalam mem- percepat terkabulnya doa.
Ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Ustad Yusuf Mansur. Beliau bercerita tentang seorang wanita berusia 37 tahun yang belum menikah mengikuti seminarnya. Setelah mendengarkan faedah sedekah, wanita itu lantas pergi ke masjid terdekat dari rumahnya dan bertanya kepada penjaga masjid itu, "Maaf, Pak, kira-kira masjid ini butuh apa? Barangkali saya bisa bantu?"
"Oh, kebetulan, kami sedang melelang lantai keramik masjid, semeternya 150 ribuan."
Wanita itu menarik sejumlah uang dari sakunya, yang berjumlah 600 ribu. Tanpa pikir panjang ia membeli empat meter persegi lantai tersebut. "Mudah-mudahan hajat saya terkabul," harapnya.
Allah menunjukkan kuasa-Nya. Minggu itu juga datang empat orang melamarnya.
6. Berdoa pada Saat yang Tepat
Ada waktu ketika doa-doa mudah sekali dikabulkan. Maka, dengan memanfaatkan waktu-waktu tersebut, peluang dikabulkannya doa menjadi semakin besar. Waktu-waktu tersebut, di antaranya
- Sepertiga malam terakhir. Sesuai hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim bahwa Allah turun ke langit dunia hingga pada sepertiga malam terakhir, lalu berfirman, "Barang siapa berdoa, Aku akan kabulkan; barang siapa memo- hon, pasti Aku akan perkenankan; dan barang siapa meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya."
- Setelah shalat fardhu. Maka, setelah selesai shalat hendak- nya tidak langsung beranjak, tetapi dilanjutkan dengan zikir terlebih dahulu, kemudian disambung dengan doa.
- Saat sujud dalam shalat.
- Saat hujan turun.
- Antara azan dan iqamah.
- Antara dua khutbah Jumat.
- Saat berbuka puasa.
- Pada bulan Ramadhan.
- Pada hari Jumat.
7. Mendoakan Orang Lain
Pada hakikatnya, mendoakan orang lain sama saja dengan mendoakan diri sendiri. Terkait hal ini Rasulullah bersabda:
"Tidak ada seorang Muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, 'Dan bagimu juga kebaikan yang sama" (HR Muslim).
Di samping itu terdapat hadis yang berbunyi, "Doa seorang Muslim untuk saudaranya (sesama Muslim) dari tempat yang jauh (tanpa diketahuinya), akan dikabulkan" (HR Muslim). (Satria Nova, 2016:40-49)

Demikianlah 5 etika dan 7 tips agar doa-doa kita dikabulkan. Mudah-mudahan kita bisa mengamalkannya dan menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Allah, sehingga harapan dan keinginan kita segera diwujudkan oleh-Nya.
Doa adalah ibadah tertinggi seorang makhluk kepada Khalik, Sang Pencipta. Ya bukan sekadar permintaan, melainkan bentuk ketundukan, harapan, dan pengakuan atas keterbatasan manusia di hadapan Tuhan.
Doa ibarat senjata yang memiliki kekuatan dan ketajamannya bergantung pada siapa yang menggunakannya. Rasulullah saw. bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib r.a. Doa adalah senjata orang mukmin, tiang agama, dan cahaya langit serta bumi."
Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan doa adalah sebab paling kuat untuk menolak musibah dan mendatangkan harapan. Namun, pengaruhnya bisa berbeda-beda. Terkadang doa tidak terkabul karena isinya tidak disukai Allah, misalnya doa yang mengandung kebencian, ketidakadilan.
Bisa pula karena kelemahan hati orang yang berdoa. Tidak khusyuk, tidak sungguh-sungguh, sehingga doanya bagaikan anak panah dari busur yang talinya kendur, lemah dan tak sampai ke tujuan.
Tentunya terdapat penghalang-penghalang doa lainnya mulai dari makanan haram, kezaliman, dosa yang mengotori hati, kelalaian, hawa nafsu, hingga perbuatan sia-sia. Mari terus mendawamkan doa dengan hati yang bersih, penuh harap, dan tulus kepada-Nya. (*)